Gorontalo

provinsi di Pulau Sulawesi, Indonesia
Revisi sejak 15 Oktober 2018 15.08 oleh Rachmat04 (bicara | kontrib) (Melindungi "Gorontalo": Perlindungan dari perubahan tak diharapkan ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya)))

Gorontalo adalah sebuah Provinsi di Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Desember 2000[6]. Seiring dengan munculnya pemekaran wilayah yang berkenaan dengan Otonomi Daerah di Era Reformasi, provinsi ini kemudian dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2000, tertanggal 22 Desember dan menjadi Provinsi ke-32 di Indonesia.

Provinsi Gorontalo
Hulontalo
Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo
Kantor Gubernur Provinsi Gorontalo
Bendera Provinsi Gorontalo
Julukan: 
"Bumi Serambi Madinah", "Bumi Para Sastrawan" dan "Bumi Maleo"
Motto: 
Aadati hula-hula to Sara', Sara' hula-hula to Kuru'ani (Adat bersendikan Syara', Syara' bersendikan Al-Quran)
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUndang-Undang Nomor 38 Tahun 2000
Tanggal5 Desember 2000; 24 tahun lalu (2000-12-05)[1]
Ibu kotaGorontalo
Kota besar lainnyaKota Gorontalo
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 5
  • Kota: 1
  • Kecamatan: 77
  • Kelurahan: 735
Pemerintahan
 • GubernurRusli Habibie
 • Wakil GubernurIdris Rahim
 • Sekretaris DaerahWinarni Monoarfa
 • Ketua DPRDParis RA. Jusuf
Luas
 • Total12,435 [2] km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 (2016)
 • Total1,133,237 [3]
 • Kepadatan88/km2 (230/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 97.38%
Kristen Protestan 1.94%
Hindu 0.37%
Katolik 0.22%
Buddha 0.08%
Konghucu 0.01%[4]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Gorontalo (utama)
Suwawa, Atinggola, Sangir, Mongondow, Melayu
Kode Kemendagri75 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS75 Edit nilai pada Wikidata
APBDRp1.419.850.510.742,25 [5] (2015)
PADRp318.172.267.527,25 [5]
DAURp845.395.651.000,00 [5]
DAKRp60.343.000.000,00 [5]
Lagu daerahHulontalo Lipu'u
Rumah adatBandayo Poboide
Senjata tradisionalBitu'o, Sabele
Situs webwww.gorontaloprov.go.id

Ibukota Provinsi Gorontalo adalah Kota Gorontalo (sering disebut juga Kota Hulontalo) yang terkenal pula dengan julukan "Kota Serambi Madinah".

Provinsi Gorontalo terletak pada Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) di Pulau Sulawesi, tepatnya di bagian barat dari Provinsi Sulawesi Utara. Luas wilayah provinsi ini 12.435,00 km² dengan jumlah penduduk sebanyak 1.133.237 jiwa (2016), dengan tingkat kepadatan penduduk 88 jiwa/km².[7]

Provinsi Gorontalo dihuni oleh ragam Etnis yang berbentuk Pohala'a (Keluarga), di antaranya Pohala'a Gorontalo (Etnis Hulontalo), Pohala'a Suwawa (Etnis Suwawa/Tuwawa), Pohala'a Limboto (Etnis Limutu), Pohala'a Bolango (Etnis Bulango/Bolango) dan Pohala'a Atinggola (Etnis Atinggola) yang seluruhnya dikategorikan kedalam suku Gorontalo atau Suku Hulontalo. Ditengarai, penyebaran Diaspora Orang Gorontalo telah mencapai 5 kali lipat dari total penduduknya sekarang yang tersebar di seluruh dunia.[8]

Daftar Kota Tua Gorontalo

Meskipun terbilang muda perihal pemekaran daerah, sebenarnya Provinsi Gorontalo telah lebih dahulu dikenal sejak zaman kolonial Belanda dengan kota-kota tua yang dimilikinya selain Kota Gorontalo (Hulontalo), antara lain:

  • Suwawa (asal kata Tuwawa)
  • Limboto (asal kata Limutu)
  • Tapa
  • Tilamuta
  • Kwandang
  • Paguat
  • Marisa
  • Popayato
  • Atinggola

Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo secara keseluruhan memiliki 77 kecamatan serta 735 Desa/Kelurahan.[2] Data ini akan terus mengalami perubahan seiring dengan adanya rencana pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo yang diprediksi akan selesai pada tahun 2020 mendatang.

Julukan Gorontalo

Provinsi Gorontalo menjadi salah satu daerah hasil pemekaran yang terbilang sukses. Seperti halnya daerah lain, Provinsi Gorontalo pun memiliki berbagai julukan, di antaranya:

  • "Bumi Serambi Madinah(الأرض بهو المدينة المنورة)''
  • "Bumi Para Sastrawan"'
  • "Bumi Maleo"
  • "Provinsi Agropolitan"'
  • "The Hidden Paradise"
  • "Bumi 1001 Sultan"

Tokoh Gorontalo

Gorontalo dalam Lensa

Sejarah

Menurut catatan sejarah, Jazirah Semenanjung Gorontalo (Gorontalo Peninsula) terbentuk kurang lebih 1300 tahun lalu, di mana Kerajaan Suwawa telah ditemukan berdiri pada sekitar tahun 700 Masehi atau pada abad ke-8 Masehi.[9] Hal ini diperkuat dengan ditemukannya makam para Raja di tepian hulu sungai Bulawa. Tidak hanya itu, makam Raja Suwawa lainnya dapat kita temukan di hulu sungai Bone, yaitu makam Raja Moluadu (salah seorang Raja di Kerajaan Suwawa) bersama dengan makam istrinya dan anaknya.

Namun, sebagai salah satu jazirah tertua di Sulawesi dan Nusantara, Semenanjung Gorontalo pun tidak hanya memiliki catatan sejarah pada prasasti makam-makam Rajanya dahulu, melainkan pula memiliki situs prasejarah yang telah ditemukan. Situs Oluhuta, merupakan sebuah situs prasejarah dan memiliki makam prasejarah di dalamnya. hal ini dapat menjadi bukti bahwa Gorontalo telah memiliki peradaban yang sangat lampau.[10]

Sementara itu, Kota Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Pulau Sulawesi selain Kota Makassar dan Manado. Diperkirakan, Kota Gorontalo sudah terbentuk sejak kurang lebih 400 tahun yang lalu atau sekitar tahun 1500-an pada abad ke-16. Kota Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Kawasan Timur Indonesia, selain Ternate (sekarang bagian dari Provinsi Maluku Utara).[11]

Seiring dengan penyebaran agama tersebut, Kota Gorontalo akhirnya menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah "Tomini-Bocht" seperti Wilayah Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Wilayah Buol, Wilayah Luwuk, Banggai, Donggala (Sulawesi Tengah) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara. Hal ini dikarenakan, Kota Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis, posisinya menghadap langsung ke Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).[12]

Kerajaan Gorontalo mulanya berada di Kelurahan Hulawa Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut Penelitian, pada tahun 1024 H, kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang. Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota Kerajaan ini dipindahkan dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua kelurahan yaitu Kelurahan Biawao dan Kelurahan Limba B. Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.

Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Gorontalo berbentuk kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo. Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut "Pohala'a". Menurut Haga (1931) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :

  • Pohala'a Gorontalo
  • Pohala'a Limboto
  • Pohala'a Suwawa
  • Pohala'a Bolango kemudian menjadi Pohala'a Boalemo
  • Pohala'a Atinggola

Berdasarkan klasifikasi adat yang dibuat oleh Mr.C.Vollenhoven, maka Semenanjung Gorontalo termasuk kedalam 19 wilayah adat di Indonesia. Antara agama dengan adat di Gorontalo pun menyatu dengan istilah "Adat bersendikan Syara' dan Syara' bersendikan Kitabullah". Pohalaa Gorontalo merupakan pohalaa yang paling menonjol di antara kelima pohalaa tersebut. Itulah sebabnya Gorontalo lebih banyak dikenal. Asal usul nama Gorontalo terdapat berbagai pendapat dan penjelasan antara lain :

  • Berasal dari "Hulontalangio", nama salah satu kerajaan yang dipersingkat menjadi Hulontalo.
  • Berasal dari "Hua Lolontalango" yang artinya orang-orang goa yang berjalan lalu lalang.
  • Berasal dari "Hulontalangi" yang artinya lebih mulia.
  • Berasal dari "Hulua Lo Tola" yang artinya tempat berkembangnya ikan Gabus.
  • Berasal dari "Pongolatalo" atau "Puhulatalo" yang artinya tempat menunggu.
  • Berasal dari Gunung Telu yang artinya tiga buah gunung.
  • Berasal dari "Hunto" suatu tempat yang senantiasa digenangi air

Jadi asal usul nama Gorontalo (arti katanya) tidak diketahui lagi, namun jelas kata "Hulontalo" hingga sekarang masih hidup dalam ucapan orang Gorontalo dan orang Belanda karena kesulitan dalam mengucapkannya diucapkan dengan Horontalo dan bila ditulis menjadi Gorontalo.

 
Sebuah kapal berlayar di Teluk Gorontalo (1870)

Pada tahun 1824 daerah Limo Lo Pohalaa telah berada di bawah kekusaan seorang asisten Residen disamping Pemerintahan tradisonal. Pada tahun 1889 sistem pemerintahan kerajaan dialihkan ke pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah "Rechtatreeks Bestur". Pada tahun 1911 terjadi lagi perubahan dalam struktur pemerintahan Daerah Limo Lo Pohalaa dibagi atas tiga Onder Afdeling yaitu :

  • Onder Afdeling Kwandang
  • Onder Afdeling Boalemo
  • Onder Afdeling Gorontalo

Selanjutnya pada tahun 1920 berubah lagi menjadi lima distrik yaitu :

  • Distrik Kwandang
  • Distrik Limboto
  • Distrik Bone
  • Distrik Gorontalo
  • Distrik Boalemo
 
Gubernur Jenderal De Graeff yang berparade di jalan-jalan Gorontalo (1926)

Pada tahun 1922 Gorontalo ditetapkan menjadi tiga Afdeling yaitu :

  • Afdeling Gorontalo
  • Afdeling Boalemo
  • Afdeling Buol

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia, rakyat Gorontalo dipelopori oleh Bpk H. Nani Wartabone berjuang dan merdeka pada tanggal 23 Januari 1942. Selama kurang lebih dua tahun yaitu sampai tahun 1944 wilayah Gorontalo berdaulat dengan pemerintahan sendiri. Perjuangan patriotik ini menjadi tonggak kemerdekaan bangsa Indonesia dan memberi imbas dan inspirasi bagi wilayah sekitar bahkan secara nasional. Oleh karena itu Bpk H. Nani Wartabone dikukuhkan oleh Pemerintah RI sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.

Pada dasarnya masyarakat Gorontalo mempunyai jiwa nasionalisme yang tinggi. Indikatornya dapat dibuktikan yaitu pada saat "Hari Kemerdekaan Gorontalo" yaitu 23 Januari 1942 dikibarkan bendera merah putih dan dinyanyikan lagu Indonesia Raya. Padahal saat itu Negara Indonesia sendiri masih merupakan mimpi kaum nasionalis tetapi rakyat Gorontalo telah menyatakan kemerdekaan dan menjadi bagian dari Indonesia.

Selain itu pada saat pergolakan PRRI Permesta di Sulawesi Utara masyarakat wilayah Gorontalo dan sekitarnya berjuang untuk tetap menyatu dengan Negara Republik Indonesia dengan semboyan "Sekali ke Djogdja tetap ke Djogdja" sebagaimana pernah didengungkan pertama kali oleh Ayuba Wartabone di Parlemen Indonesia Timur ketika Gorontalo menjadi bagian dari Negara Indonesia Timur.

Sistem Pemerintahan

Pemerintahan di daerah Gorontalo pada masa perkembangan kerajaan-kerajaan adalah bersifat monarki konstitusional, yang pada awal mula pembentukan kerajaan-kerajaan tersebut berakar pada kekuasaan rakyat yang menjelmakan diri dalam kekuasaan Linula, yang sesungguhnya menurutkan asas demokrasi. Organisasi pemerintahan dalam kerajaan terbagi atas tiga bagian dalam suasana kerjasama yang disebut "Buatula Totolu", yaitu :

  • Buatula Bantayo; dikepalai oleh Bate yang bertugas menciptakan peraturan-peraturan dan garis-garis besar tujuan kerajaan.
  • Buatula Bubato; dikepalai oleh Raja (Olongia) dan bertugas melaksanakan peraturan serta berusaha mensejahterakan masyarakat.
  • Buatula Bala; yang pada mulanya dikepalai oleh Pulubala, bertugas dalam bidang pertahanan dan keamanan.

Olongia Lo Lipu (Maha Raja Kerajaan) adalah kepala pemerintahan tertinggi dalam kerajaan tetapi tidak berkuasa mutlak. Ia dipilih oleh Bantayo Poboide dan dapat dipecat atau di mazulkan juga oleh Bantayo Poboide. Masa jabatannya tidak ditentukan, tergantung dari penilaian Bantayo Poboide. Hal ini membuktikan bahwa kekuasaan tertinggi dlm kerajaan berada dalam tangan Bantayo Poboide sebagai penjelmaan dari pd kekuasaan rakyat.

 
Jogugu Gorontalo

salah satu jogugu pada tahun 1870 sebagai penguasa tertinggi dalam kerajaan, terdapat pula jabatan tinggi lainnya yaitu "Patila" (Mangku Bumi) selanjutnya disebut Jogugu. Wulea Lo Lipu (Marsaoleh) setingkat dengan camat. Disamping Olongia dan pembantu-pembantunya sebagai pelaksana pemerintahan seharihari terdapat suatu Badan Musyawarah Rakyat (Bantayo Poboide) yang diketuai oleh seorang Bate. Setiap kerajaan mempunyai suatu Bantayo Poboide yang berarti bangsal tempat bermusyawarah. Di dalam bangsal inilah diolah dan dirumuskan berbagai persoalan negeri, sehingga tugas Bantayo Poboide dapat diperinci sebagai berikut :

  • Menetapkan adat dan hukum adat.
  • Mendampingi serta mengawasi pemerintah.
  • Menggugat Raja.
  • Memilih dan menobatkan Raja dan pembesar-pembesar lainnya.

Bantayo Poboide dalam menetapkan sesuatu, menganut musyawarah dan mufakat untuk menghendaki suatu kebulatan suara dan bersama-sama bertanggung jawab atas setiap keputusan bersama. Demikianlah gambaran singkat tentang sejarah dan pemerintahan pada kerajaan-kerajaan di Daerah Gorontalo yang berlandaskan kekuasaan rakyat atau demokrasi.

Pembentukan Provinsi Gorontalo

Terinspirasi oleh semangat Hari Patriotik 23 Januari 1942, maka pada tanggal dan bulan yang sama pada tahun 2000, rakyat Gorontalo yang diwakili oleh Nelson Pomalingo ditemani oleh Natsir Mooduto sebagai ketua Panitia Persiapan Pembentukan Provinsi Gorontalo Tomini Raya (P4GTR) serta sejumlah aktivis, atas nama seluruh rakyat Gorontalo mendeklarasikan berdirinya Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo terlepas dari Sulawesi Utara. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1964 yang isinya adalah bahwa Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo merupakan wilayah administrasi dari Provinsi Sulawesi Utara. Beberapa bulan setelahnya tepatnya tanggal 16 Februari 2001, Tursandi Alwi sebagai Penjabat Gubernur Gorontalo dilantik.

Provinsi Gorontalo secara resmi disahkan pemerintah pada tanggal 22 Desember tahun 2000 setelah melalui penetapan sidang paripurna DPR RI pada tanggal 5 Desember 2000. Namun sejak awal dibentuk hingga tahun 2015, peringatan Hari Lahir Provinsi Gorontalo diperingati setiap tanggal 16 Februari, ditandai dengan dilantiknya Tursandi Alwi sebagai penjabat Gubernur pertama pada tanggal 16 Februari tahun 2001.[13] Akhirnya setelah melalui perdebatan panjang, Pemerintah Provinsi Gorontalo resmi mengubah Hari Ulang Tahun Provinsi dari sebelumnya tanggal 16 Februari menjadi tanggal 5 Desember setelah disetujui oleh DPRD Provinsi Gorontalo pada sidang paripurna tanggal 19 Agustus 2015.[1]

Lambang Daerah

 
Lambang Provinsi Gorontalo
  1. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian luar berbentuk jantung yang memberi makna kesetiaan sebagai pelindung kehidupan rakyat Gorontalo.
  2. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo pada bagian dalam berbentuk bulat lonjong atau bulat telur yang memberi makna adanya gagasan, ide atau cita-cita yang indah, yang kelak menetas menjadi sesuatu kesejahteraan hidup rakyat Gorontalo.
  3. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo dengan bentuk dalam yang menampakkan keserasian formasi gambar yang terdiri dari warna putih di tengah dan diikuti oleh posisi padi-bintang, kapas-rantai memberi makna adanya keteraturan adat, agama, hukum dalam semua pola kehidupan masyarakat.
  4. Lambang Daerah Provinsi Gorontalo memiliki nuansa Global :
    • Warna biru keunguan adalah warna yang memberi makna tenang, setia dan selalu ingin mempertahankan kebenaran dan harapan masa depan yang cerah.
    • Model pohon kelapa yang melengkung memberi makna gerak dinamis dan tidak diam tetapi selalu berbuat untuk masa depan.
    • Sayap maleo yang mengembang memberi makna dinamika siap untuk tinggal landas dan siap bersaing.
    • Buku yang terbuka melambangkan keinginan masyarakat untuk siap meraih prestasi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Iman dan Taqwa secara terus menerus.
    • Bintang mengandung makna global jika dikaitkan dengan cita-cita yang tinggi yaitu "Gantungkan cita-cita setinggi bintang di langit"
    • Pita mempunyai makna keinginan masyarakat Gorontalo untuk menyerap, merekam dan memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi.
  5. Lambang Daerah Gorontalo memiliki nuansa Nasional :
    • Padi dan Kapas yang mengandung makna kemakmuran dan kesejahteraan seperti pada Pancasila.
    • Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
  6. Lambang daerah Gorontalo memiliki nuansa Lokal :
    • Bintang adalah lambang keagamaan, sehingga selaras dengan filosofi "Adat bersendikan syara, syara bersendikan Kitabullah".
    • Benteng bermakna masyarakat Gorontalo teguh dan kukuh mempertahankan Harga diri, Martabat, Adat, Agama dan Negara
    • Rantai mempunyai makna adanya pengakuan persatuan dan kesatuan dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.
  7. Pemaknaan warna dan simbol simbol lainnya dalam lambang
    • Simbol rantai yang memberi makna pada peristiwa patriotik :
      1. Rantai yang berjumlah 23 butir melambangkan tanggal 23 Januari
      2. Kapas yang berjumlah 19 buah dan padi berjumlah 42 butir melambangkan tahun 1942
    • Sayap maleo yang berjumlah 16 helai melambangkan lahirnya Provinsi Gorontalo pada tanggal 16 Februari 2000
    • Warna :
      1. Hijau mempunyai makna kesuburan
      2. Kuning Mempunyai makna keagungan dan Kemuliaan
      3. Putih bermakna Kesucian dan Keluhuran
      4. Merah mempunyai makna keberanian dan perjuangan

Geografi dan Iklim

Letak Geografis

Wilayah Provinsi Gorontalo yang pada zaman kolonial Belanda dikenal dengan sebutan "Semenanjung Gorontalo" (Gorontalo Peninsula) terletak pada bagian utara Pulau Sulawesi, tepatnya pada 0° 19′ 00” - 1° 57′ 00” LU (Lintang Utara) dan 121° 23′ 00” - 125° 14′ 00” BT (Bujur Timur).

Letak Provinsi Gorontalo sangatlah strategis, karena diapit oleh dua perairan, yaitu Teluk Gorontalo atau yang lebih dikenal dengan nama Teluk Tomini di sebelah Selatan dan Laut Sulawesi di sebelah Utara. Dalam catatan sejarah maritim Nusantara, Laut Sulawesi menjadi penting karena merupakan jalur pelayaran dari pulau Sulawesi menuju Filipina yang juga melalui jalur wilayah perairan Kesultanan Sulu di sebelah Timur dari Negara Malaysia.

Sedangkan Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini sejak dahulu kala menjadi sumber kehidupan penduduk Kerajaan-Kerajaan yang bermukim di sekitarnya. Teluk ini pun sejak dahulu ramai oleh lalu lintas pelayaran dan perdagangan, karena menjadi tempat bertemunya Kerajaan yang berada di kawasan "Tomini-Bocht" (wilayah kawasan Teluk Tomini), Ternate, Buton, bahkan menjadi jalur masuknya perantau dari Hokkian (Tiongkok) serta dari Jazirah Arab.

Luas Wilayah

Luas wilayah Provinsi Gorontalo secara keseluruhan adalah 12.435 km². Jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia, luas wilayah provinsi ini hanya sebesar 0,67 persen.

Topografi

Permukaan tanah di Provinsi Gorontalo sebagian besar adalah perbukitan. Oleh karenanya provinsi ini mempunyai banyak gunung dengan ketinggian yang berbeda-beda. Gunung Tabongo yang terletak di Kabupaten Boalemo merupakan gunung yang tertinggi sedangkan Gunung Litu-Litu yang terletak di Kabupaten Gorontalo adalah yang terendah.

Di samping mempunyai banyak gunung, Provinsi Gorontalo juga dilintasi oleh banyak sungai. Sungai terpanjang adalah Sungai Paguyaman yang terletak di Kabupaten Boelemo dengan panjang aliran 99,3 km. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bolontio dengan panjang aliran 5,3 km yang terletak di Kabupaten Gorontalo Utara.

Iklim

Dengan kondisi wilayah Provinsi Gorontalo yang terletak di dekat garis khatulistiwa, menjadikan daerah ini mempunyai suhu udara yang cukup panas. Suhu minimum terjadi di bulan September yaitu 22,8 °C. Sedangkan suhu maksimum terjadi di bulan Oktober dengan suhu 33,5 °C. Pada tahun 2013 suhu rata-rata berkisar antara 26,2 °C sampai dengan 27,6 °C.[2]

Provinsi Gorontalo mempunyai kelembaban udara yang relatif tinggi, rata-rata kelembaban pada tahun 2013 mencapai 86,5% persen. Sedangkan untuk curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Mei yaitu 307,9 mm tetapi jumlah hari hujan terbanyak ada pada bulan Juli dan Desember yaitu sebanyak 24 hari.[2]

Kependudukan

Jumlah penduduk di Provinsi Gorontalo pada tahun 2013 sebesar 1.097.990 jiwa yang terdiri atas 550.004 jiwa laki-laki dan 547.986 jiwa perempuan. Laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Gorontalo tahun 2011 - 2013 mencapai 1,67 persen/tahun. Jumlah penduduk terbanyak berada di wilayah Kabupaten Gorontalo dengan penduduk sebanyak 365.781 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di Kabupaten Gorontalo Utara sebanyak 108.324 jiwa.[2]

Tahun 1971 1980 1990 2000 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Jumlah penduduk   490.521   600.323   715.508   830.184   855.057   881.057   896.004   909.083   941.444   960.335   972.208   983.952   1.040.164   1.062.561   1.080.287   1.097.990
Kependudukan Provinsi Gorontalo
Sumber: [2][14][15][16]

Pemerintahan

 
Kantor Gubernur Gorontalo

Kepala Daerah

Berikut adalah daftar Gubernur Gorontalo secara definitif sejak tahun 2001.

  Gubernur Gorontalo  
Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1 Fadel Muhammad
(lahir 1952)
  Golkar 12 September 2001 17 Januari 2007 5 tahun, 127 hari I
(2001)
Gusnar Ismail [ket. 1]
[17]
17 Januari 2007 21 Oktober 2009 2 tahun, 277 hari II
(2007)
2   Gusnar Ismail
(lahir 1959)
  Demokrat 26 Oktober 2009 16 Januari 2012 2 tahun, 82 hari Tonny Uloli
(2010—2012)
[ket. 2]
3 Rusli Habibie
(lahir 1963)
  Golkar 16 Januari 2012 16 Januari 2017 5 tahun, 0 hari III
(2012)
Idris Rahim
(2012—2022)
12 Mei 2017 12 Mei 2022 5 tahun, 0 hari IV
(2017)
(2) Gusnar Ismail
(Terpilih)
(lahir 1959)
  Demokrat 7 Februari 2025 Belum dilantik V
(2024)
Idah Syahidah Rusli Habibie
akan menjabat

DPRD Provinsi

DPRD Provinsi Gorontalo
2014-2019
Partai Kursi[18][19]
Berkas:Logo GOLKAR.jpg Partai Golkar 12
  PAN 7
Berkas:PDIPLogo.png PDI-P 6
  PKS 5
  Partai Hanura 5
Berkas:DEMOKRAT.gif Partai Demokrat 4
Berkas:PPP.gif PPP 4
  PKB 1
  Partai Gerindra 1
Total 45

DPRD Gorontalo merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah provinsi Gorontalo. Pada Pemilu 2014, DPRD Gorontalo menempatkan 45 orang wakil rakyat yang tersebar ke dalam beberapa fraksi.[20][21][22]

Wilayah Administrasi

Provinsi Gorontalo terbagi menjadi lima kabupaten dan satu kota. Masing-masing wilayah administrasi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa wilayah administrasi di bawahnya, yaitu kecamatan, desa/kelurahan. Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo terdiri dari 77 kecamatan dan 735 desa/kelurahan.

Kabupaten dan Kota

Pada awal berdirinya Provinsi Gorontalo, daerah otonom ini hanya terdiri dari 2 kabupaten dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, maka Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5 kabupaten dan 1 kota, yaitu sebagai berikut :

Kabupaten/Kota Ibu kota Dasar Hukum Luas (km2) Persentase
Kabupaten Boalemo[23] Tilamuta UU No.50 Tahun 1999 1.736,61 13,97%
Kabupaten Bone Bolango[24] Suwawa UU No.6 Tahun 2003 1.891,49 15,21%
Kabupaten Gorontalo[23] Limboto UU No.29 Tahun 1959 2.143,48 17,24%
Kabupaten Gorontalo Utara[24] Kwandang UU No.11 Tahun 2007 2.141,86 17,22%
Kabupaten Pohuwato[25] Marisa UU No.6 Tahun 2003 4.455,60 35,83%
Kota Gorontalo[23] Gorontalo UU No.38 Tahun 2000 65,96 0,53%

Kecamatan dan Desa/Kelurahan

Wilayah administrasi Provinsi Gorontalo terdiri atas 77 kecamatan dan 735 desa/kelurahan yang tersebar di semua kabupaten/kota sebagai berikut.

Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan
Kabupaten Boalemo 7 86
Kabupaten Bone Bolango 18 165
Kabupaten Gorontalo 19 207
Kabupaten Gorontalo Utara 11 123
Kabupaten Pohuwato 13 104
Kota Gorontalo 9 50
Total 77 735

Rencana pemekaran daerah otonom baru

Saat ini, pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo menunggu keputusan sidang paripurna DPR RI pada akhir bulan Mei 2014. Hal ini terkait pengesahan daerah pemekaran baru Kabupaten Panipi, Kabupaten Boliyohuto dan Kabupaten Gorontalo Barat oleh DPD RI. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi juga sedang merencanakan pembentukan daerah otonom baru yang akan berstatus sebagai kotamadya, yaitu: kecamatan Marisa di kabupaten Pohuwato, kecamatan Anggrek di Kabupaten Gorontalo Utara dan kecamatan Limboto di kabupaten Gorontalo.

Ketiga daerah ini akan diusahakan menjadi daerah otonom karena memiliki potensi yang besar di Provinsi Gorontalo. Kecamatan Marisa dinilai memiliki kegiatan ekonomi masyarakat yang maju dan terus berkembang dengan sumber pendapatan pada Hasil Pertambangan. Sementara itu, Kecamatan Anggrek dinilai layak menjadi Kota dengan adanya Pelabuhan. Pelabuhan Anggrek sekarang sedang berada pada tahap pengerjaaan proyek pengembangan pelabuhan sesuai yang direncanakan dalam MP3EI. Pelabuhan Anggrek dalam perencanaan MP3EI akan menjadi Pelabuhan Nusantara berskala Internasional. Demi mendukung pengembangan kecamatan Anggrek, Depo Pertamina yang terletak di Kota Gorontalo sekarang sedang dalam proses pemindahan ke kawasan Pelabuhan Anggrek. hal ini demi mempercepat arus ditribusi Pertamina dari yang sebelumnya harus berputar menuju Teluk Tomini, kini dapat langsung menuju pelabuhan di Laut Sulawesi.

Sedangkan kecamatan Limboto dari aspek historis dan perkembangan memenuhi syarat menjadi Kota Madya karena selain daerah ini menjadi bagian dari kejayaan Kerajaan kembar bersaudara Gorontalo-Limboto atau Limboto-Gorontalo yang diikat oleh perjanjian kekerabatan "Duluwo Limo Lo Pohala'a", wilayah ini juga menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan di Provinsi Gorontalo. Hal ini tentunya akan membuat ketiga daerah ini sudah sangat layak untuk dijadikan Kota Madya (daerah otonom baru) di Provinsi Gorontalo.

Jika pembentukan daerah otonom baru terwujud paling cepat pada tahun 2017 mendatang, maka Provinsi Gorontalo akan terbagi atas Kota Gorontalo, Kota Limboto, Kota Marisa, Kota Anggrek, Kabupaten Gorontalo (Ibukota: Isimu), Kabupaten Bone Bolango (Ibukota: Suwawa), Kabupaten Boalemo (Ibukota: Tilamuta), Kabupaten Pohuwato (Ibukota: Paguat), Kabupaten Gorontalo Utara (Ibukota: Kwandang), Kabupaten Panipi (Ibukota: Tabongo), Kabupaten Boliyohuto (Ibukota: Tolangohula) dan Kabupaten Gorontalo Barat (Ibukota: Lemito). Total nantinya Provinsi Gorontalo akan terbagi dalam 12 wilayah Kota dan Kabupaten.

Pergeseran Ibukota Kabupaten akan terjadi jika benar adanya pembentukan daerah otonom baru seperti yang telah disebutkan sebelumnya di atas. Daerah yang mengalami pergeseran Ibukota yaitu Kabupaten Gorontalo, di mana ibukotanya akan berada di Kecamatan Isimu. Sedangkan ibukota Kabupaten Pohuwato akan berada di Kecamatan Paguat.

Perwakilan di DPR RI dan DPD RI

Berdasarkan hasil Pemilu 2014, Provinsi Gorontalo memiliki tiga orang perwakilan di DPR dan empat orang di DPD. Ke tiga orang perwakilan di DPR tersebut adalah Fadel Muhammad dan Roem Kono dari Partai Golkar serta Elnino M Husein Mohi dari Partai Gerindra. Sedangkan perwaikilan di DPD adalah Hanah Hasanah Fadel Muhamad, Rahmijati Jahja, Abdurahman Abubakar Bachmid dan Dewi Sartika Hemeto.[26]

Ekonomi

Semenanjung Gorontalo merupakan salah satu jalur perdagangan di Indonesia sejak zaman dahulu.

 
Gorontalo sudah menjadi salah satu wilayah yang menjadi jalur perdagangan di Indonesia sejak zaman dulu. Potret aktivitas perdagangan di pelabuhan Provinsi Gorontalo pada zaman dulu.
 
Pelabuhan Gorontalo yang selalu ramai sejak dahulu

Perekonomian di Provinsi Gorontalo sekarang ini menjadi salah satu perekonomian yang paling pesat perkembangannya di Indonesia. Sektor pertanian, perikanan dan jasa adalah sektor yang di andalkan di Provinsi ini karena memiliki kontribusi yang besar bagi pendapatan asli daerah.

Dalam rangka mewujudkan Provinsi Gorontalo sebagai Provinsi Agropolitan, maka berbagai upaya terus dilakukan. Pemerintah Provinsi melakukan berbagai macam program pembangunan, di antaranya melalui perbaikan infrastruktur sebagai pilar pemacu pembangunan, penyediaan sarana produksi pertanian, penyediaan dana penjamin, peningkatan SDM pertanian, memperlancar pemasaran dengan jaminan harga dasar dan lain lain, serta dengan menyusun berbagai program, seperti:

  1. Pengembangan tanaman pangan, di versifikasi pangan dan ketahanan pangan daerah;
  2. Pengembangan agropolitan menuju satu jutaan ton jagung;
  3. Pengembangan agro bisnis;
  4. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan petani melalui pembedayaan masyarakat pertanian.

Dalam mengembangkan potensi dan keanekaragaman sumber daya alam di Provinsi Gorontalo, terdapat beberapa peluang investasi untuk dikembangkan, seperti: investasi di bidang agro bisnis (pertanian dan perkebunan), termasuk juga agro industri (nata de coco, minyak kelapa dan Dubuk santan) serta di bidang pertambangan (emas, granit, dll.).

Prioritas pengembangan selama lima tahun ke depan diproyeksikan pada komoditi jagung dengan luas areal produksi jagung tahun 2004 seluas 35.692,450 ha, dengan jumlah produksi sebanyak 323,065 ton dan untuk jagung louning sendiri telah berhasil di ekspor sebesar 9.148 ton. Dari luas wilayah Provinsi Gorontalo seluas 1.221.544 ha, untuk areal potensial pertanian seluas 463.649,09 ha atau 37,95%, tetapi yang baru di manfaatkan seluas 148.312,78 ha (32%) atau masih terdapat peluang pengembangan lahan 315.336,31 ha.

Wilayah Provinsi Gorontalo merupakan daerah agraris dengan keadaan topografi datar, berbukit-bukit sampai dengan bergunung sehingga berbagai jenis tanaman pangan dapat tumbuh dengan baik di daerah ini. Luas lahan kering adalah 215.845,00 ha. Sedangkan rawa-rawa (tegalan) seluas 1.580,00 ha, Luas areal produksi padi pada tahun 2006 yaitu 45.027 ha dengan jumlah produksi tahun 2006 sebanyak 197.600,94 ton dan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2005 yang mempunyai luas areal 37.831 ha dengan jumlah produksi sebanyak 164.168 ton.

Luas areal produksi kedelai pada tahun 2006 adalah 5.217 ha dengan jumlah produksi 6.767,21 ton, mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2005 yang mempunyai luas areal produksi 2.677 ha dengan jumlah produksi 3.738 ton. Luas areal produksi kacang tanah pada tahun 2006 adalah 2.825 ha dengan jumlah produksi 3.316,79 ton meningkat jika dibandingkan pada tahun 2005 yang mempunyai luas areal 4.335 ha dengan jumlah produksi mencapai 5.371 ton. Luas areal produksi ubi kayu pada tahun 2006 adalah seluas 853 ha dengan jumlah produksi mencapai 9.742,0 ton. Luas areal produksi Singkong dan umbi-umbian seluas 894,70 dengan jumlah produksi sebanyak 10.041 ton. Luas areal produksi sayur-sayuran pada tahun 2006 adalah 3.674 ha dengan jumlah produksi mencapai 74,44 ton/ha.

Jika dilihat dari data luas kawasan hutan Provinsi Gorontalo pada tahun 2004 berdasarkan TGHK (Tata Guna Hutan Kesepakatan), maka luas kawasan hutan Provinsi Garontalo seluas 826.378,12 ha, yang terdiri dari: hutan lingdsing seluas 165.488,67 ha, hutan konservasi seluas 20.135,60 ha, hutan produksi terbatas seluas 342.449,55 ha, dan hutan produksi seluas 100.684,45 ha. Dari seluruh luas hutan tersebut hasil kayu yang di dapat mencapai total 14.808.000 m³.

Kawasan laut di Provinsi Gorontalo, terutama di Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini, menyimpan banyak potensi alam karena merupakan satu satu teluk yang dilalui garis khatulistiwa. Perikanan dan kelautan merupakan sektor unggulan bagi Provinsi Gorontalo yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Garis pantai wilayah Utara dan Selatan masing masing memiliki panjang sekitar 270 kilometer dan 320 kilometer. Potensi sumber daya perikanan di Provinsi Gorontalo berada di tiga perairan, yakni Teluk Tomini (Teluk Gorontalo), Laut Sulawesi, dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Sulawesi. Sayangnya, tingkat pemanfaatan perikanan tangkap baru 24,05% atau 19.771 ton per tahun.

Potensi kelautan lainnya yang menjadi unggulan, yaitu budi daya rumput laut yang didukung program Gerakan Menanam Rumput Laut (Gemar Laut), sementara pemanfaatan lahannya baru mencapai sekitar 850 ha dengan produksi 4.250 ton/ha/tahun.

Provinsi Gorontalo memiliki letak geografi yang strategis untuk perekonomian nasional, kerana memiliki jalur perdagangan yang langsung berhadapan dengan negara-negara tetangga seperti Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan. Selain itu Provinsi Gorontalo juga merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu masuk jalur perdagangan dari benua Amerika ke negara - negara di Asia Pasifik, seperti Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Tidaklah berlebihan jika Pemerintah Pusat menilai bahwa Provinsi Gorontalo menjadi salah satu tulang punggung penggerak roda ekonomi, pendidikan dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia.

Kebudayaan

Silat Gorontalo

Sebagai daerah Adat, Gorontalo pun memiliki Seni bela diri tradisional yang bernama "Langga" atau bisa disebut pula dengan nama Silat Gorontalo. Pada dasarnya Langga merupakan seni bela diri sejenis Silat yang dikenal sebagai salah satu kekayaan budaya Gorontalo. Langga adalah seni bela diri yang mengandalkan pertahanan serta kekuatan tangan dan kaki.[27]

 
Pendekar "Langga" atau yang dikenal pula dengan nama Silat Gorontalo

Simbol Daerah

Seperti halnya daerah lain di Nusantara, Provinsi Gorontalo pun memiliki simbol pemaknaan harkat dan martabat, baik itu melalui Hewan ataupun Tumbuhan. Adapun Simbol atau Lambang Khas daerah Gorontalo yaitu:

  • Sayap Burung Maleo
  • Ukiran Bambu berkepala Buaya
  • Pohon Pinang

Arsitektur

Ciri khas Suku Gorontalo (Hulontalo) dapat diidentifikasi melalui desain arsitektur yang masih bisa kita jumpai melalui dekorasi atap rumah maupun ukiran khas seperti di daerah lain di Indonesia. kita dapat mengidentifikasi karakter/lambang khas arsitektur Gorontalo melalui:

  • Bentuk Atap menyerupai "Pelana", di mana ciri khas dari Rumah Gorontalo (Bele) adalah atap segitiga bersusun dua. Pada atap bagian pertama (bagian atas) lebih kecil daripada atap kedua (di bawah dari atap pertama). Atap yang paling atas melambangkan keteguhan Orang Gorontalo terhadap keesaan Tuhan dan menempatkan agama di atas segalanya. Sedangkan atap kedua, melambangkan keteguhan Orang Gorontalo terhadap Adat Istiadat serta Budaya yang mengalir deras di dalam darah dan kesehariannya.
  • Bentuk Rumah Panggung (Bele), Rumah orang Gorontalo pada dasarnya sama dengan daerah lain di pulau Sulawesi yakni berbentuk Rumah Panggung. Filosofi dari Rumah Panggung Orang Gorontalo dianalogikan seperti bentuk tubuh manusia yang terdiri dari kepala, badan dan kaki. Jumlah Kamar biasanya hanya terdiri dari Kamar Anak Laki-laki yang berada di paling depan, Kamar Utama berada di tengah Rumah dan kamar anak perempuan berada di belakang. Dalam menerima tamu pun bila tamu laki-laki yang bukan mahramnya hanya diperbolehkan bertamu di beranda/teras rumah, sedangkan bila tamu perempuan yang bukan mahramnya harus diterima di dalam ruang pada ruang keluarga yang berada di tengah Rumah. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari fitnah dari pertemuan laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya.
  • Tiang Pelaminan yang memiliki batok kelapa bersusun-susun, tiang ini sangat identik dengan suku Gorontalo karena bentuknya yang unik dan mudah diingat. Bila melihatnya kita dapat langsung mengasosiasikannya dengan Adat Pernikahan Suku Gorontalo. Tiang khas Gorontalo ini sekarang dapat kita jumpai di bundaran Tugu Bandar Udara Djalaludin, Bundaran Selamat Datang (Hulontalo Indah) bahkan adapula yang menggunakannya sebagai ornamen pagar rumah dan pagar gedung instansi pemerintah.
  • Gapura Gorontalo (Alikusu), Gapura Gorontalo atau dalam bahasa daerah disebut Alikusu merupakan salah satu arsitektur khas Gorontalo yang dapat kita jumpai di gerbang masuk kantor instansi pemerintah maupun swasta. di gerbang masuk rumah ibadah (Masjid), Rumah Dinas Pemerintah serta di gerbang masuk jalan raya. Bentuknya yang khas dulunya dibuat dari bambu, namun seiring perkembangan zaman "Alikusu" (Gapura Gorontalo) telah dibuat dari bahan baku besi maupun alumunium agar tahan lama dan bisa digunakan setiap hari.

Lambang/identitas/karakter Suku Gorontalo yang tercermin dari gaya arsitektur lokal menjadi nilai budaya yang sangat tinggi dan luhur untuk dilestarikan. Adanya gaya arsitektural yang khas ini akan jauh lebih baik bila diserap kedalam perencanaan tata bangunan instansi pemerintah maupun tata bangunan masyarakat agar tidak punah ditelan derasnya gaya arsitektur minimalis dewasa ini.

Rumah adat

Dulohupa

 
Rumah Adat Dulohupa

Rumah adat Dulohupa merupakan sebuah Rumah Adat Gorontalo yang berbentuk panggung dengan bentuk atap yang artistik dan pilar-pilar kayu sebagai hiasannya. kedua tangganya terletak di sisi kiri dan kanan merupakan gambaran tangga adat di sebut totihu. Di mana Rumah Adat ini berfungsi sebagai Balai Musyawarah Adat Bandayo Dulohupa. Nama Dulohupa berarti mufakat untuk memprogramkan rencana pembangunan daerah dan mengatasi setiap permasalahan. Di dalam Rumah Adat ini digelar perlengkapan upacara adat perkawinan berupa pelaminan, busana adat pengantin dan hiasan lainnya.

Bantayo Po Boide

Rumah adat Gorontalo yang satu ini bisa dijumpai berdiri gagah di depan rumah dinas Bupati Gorontalo. Dalam artian harfiah, kata Bandayo berarti gedung atau juga bisa diartikan sebagai bangunan. Sementara kata Pomboide atau Po Boide berarti sebagai tempat untuk bermusyawarah. Jadi, meski merupakan dua bangunan berbeda, namun Doluhapa dan Bandayo Pomboide memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Dahulu, Bandayo Pomboide ini digunakan sebagai tempat pelaksanaan pagelaran budaya khas Gorontalo. Berbeda dari Doluhapa, bagian dalam si Bandayo Pomboide ini memiliki banyak sekat sehingga ada beragam ruangan dengan fungsi yang juga beragam.

Rumah Adat Gobel

Rumah adat Gobel adalah salah satu rumah adat yang berlokasi di Tapa, Bone Bolango.

Falsafah Hidup

Selain menjadi salah satu suku tertua di Nusantara, Suku Gorontalo pun menjadi salah satu dari 19 daerah adat di Nusantara. Oleh karenanya, pasti memiliki kearifan lokal yang luhur. Seperti peradaban lainnya, Masyarakat Gorontalo memiliki falsafah hidup yang di pegang erat dan diyakini teguh dalam kehidupan sampai sekarang, di antaranya adalah:

  • Aadati hula-hula to Sara', Sara' hula-hula to Kuru'ani (Adat bersendikan Syara', Syara' bersendikan Al-Quran)
  • Mohuyula (Bahu membahu atau Bergotong royong)
  • Mopotuwawu Kalibi, Kauli, wawu Pi'ili (Menyatukan Hati, Perkataan, dan Perbuatan)
  • Batanga Pomaya, Nyawa Podungalo, Harata Potombulu (Jasad membela tanah air, Jiwa dipertaruhkan, Harta bagi kemaslahatan orang banyak)
  • Lo Iya Lo Ta Uwa, Ta Uwa Loloiya, Bo'odila Polusia Hilawo (Pemimpin itu penuh dengan Kewibawaan, Maka tidaklah dirinya Sewenang-wenang)

Bahasa daerah

Pada dasarnya terdapat banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa yang cukup dikenal masyarakat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa (disebut juga Bahasa Bonda), dan Bahasa Atinggola (Bahasa Andagile). Dalam proses perkembangannya Bahasa Gorontalo lebih dominan sehingga menjadi lebih dikenal oleh masyarakat di seantero Gorontalo. Saat ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu Manado, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh dalam penuturan Orang Gorontalo.

Demi menjaga kelestarian bahasa daerah, maka diterbitkanlah Kamus Bahasa Gorontalo-Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Suwawa-Bahasa Indonesia serta Kamus Bahasa Atinggola-Bahasa Indonesia. Selain itu, telah berhasil diterbitkan dan disetujui oleh Kementerian Agama Republik Indonesia perihal penerbitan Al-Qur'an yang dilengkapi terjemahan bahasa Gorontalo (Al-Qur'an terjemahan Hulontalo). Disamping itu, pendidikan muatan lokal Bahasa Gorontalo masih terus dipertahankan untuk dijadikan bahan ajar di Sekolah Dasar. Meskipun Catatan Buku Tua Gorontalo yang ada di masyarakat sepenuhnya ditulis menggunakan Aksara Arab Pegon (Aksara Arab Gundul) akibat dari afiliasi agama Islam dengan Adat Istiadat, Gorontalo sebenarnya memiliki aksara lokal sebagai identitas kesukuan yang sangat tinggi nilainya, yaitu "Aksara Suwawa-Gorontalo".

Adapun contoh penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari yang harus tetap dilestarikan:

  • Permisi.... = Tabi' ....
  • Silahkan... = Toduwolo ....
  • Terima Kasih... = Odu'olo ...
  • Iya ... = Jo ... (Kata Jo digunakan oleh laki-laki saat menjawab sesuatu)
  • Iya ... = Saaya ... (huruf 'a' diawal dibaca panjang, kata Saaya digunakan oleh perempuan saat menjawab sesuatu)

Kerajinan Tangan

Setiap daerah pasti memiliki ciri khasnya masing-masing. begitu pula dengan jazirah semenanjung Gorontalo. Masyarakat Gorontalo memiliki ciri khas "sandang" atau pakaian bersama aksesoris yang melengkapinya. Adapun kerajinan tangan khas masyarakat Gorontalo yaitu:

  1. Upiya Karanji atau Songkok Gorontalo, songkok ini terbuat dari anyaman rotan dan sangat nyaman digunakan karena memiliki sirkulasi udara yang sangat baik. Presiden RI ke-4, Bapak Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gusdur pun setia menggunakan Songkok Gorontalo ini.
  2. Sulaman Karawo atau Sulaman Kerawang, Sulaman khas Gorontalo ini menjadi kekayaan budaya tersendiri dan bernilai seni tinggi. Kini sulaman Karawo tidak hanya diminati di dalam negeri namun juga di luar negeri.
  3. Batik Gorontalo, Batik Gorontalo pada dasarnya sama dengan Batik pada umumnya, yang membedakannya hanya pada motif atau corak yang dimuat pada kain batik itu sendiri.

Senjata tradisional

  • Wamilo
  • Bitu'o (sejenis Keris)
  • Sabele (sejenis Parang atau Lilang)
  • Travalla

Pakaian Adat

  • Bili'u
  • Makuta

Alat Musik Tradisional

  • Polopalo
  • Gambusi

Tradisi

  • Walima / Dikili
  • Malam Tumbilotohe (Malam Pasang Lampu di 3 hari terakhir bulan Ramadhan)
  • Me'raji /Isra'-Mi'raj

Tarian Adat

  • Tari Dana - dana
  • Tari Saronde
  • Tari Langga
  • Tari Tulude
  • Tari Elengge
  • Tari Tanam Padi
  • Tari Sabe
  • Tari Mopohuloo / Modepito

Pariwisata

Provinsi Gorontalo sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang membentang dari utara ke selatan provinsi ini. Panorama Pegunungan Gorontalo sangat menakjubkan. Gunung-gunung dan hutan adalah rumah-rumah bagi flora dan fauna unik. Anoa, Tarsius, Maleo senkawor, dan Babirusa adalah salah satu spesies langka yang dapat Anda ditemukan di sini. Maleo, misalnya, adalah spesies burung yang telurnya lebih besar dari tubuhnya sendiri. Sementara Tarsius adalah primata terkecil di dunia, tetapi memiliki panjang sekitar 10 cm. Di hutan Gorontalo terdapat Pohon Eboni, Pohon lingua, nantu, meranti, dan Rotan. Di bagian selatan laut Gorontalo, yaitu di Teluk Tomini, ada beberapa pulau kecil yang tersebar. Pulau-pulau belum berpenghuni dan pasir putih sangat indah mengelilingi. Teluk Tomini dilintasi oleh garis khatulistiwa dan secara alami ditinggali oleh beragam jenis hewan laut. Karena itu, Teluk Tomini adalah surga bagi para penyelam. Berikut adalah beberapa obejek wisata ternama yang ada di Provinsi Gorontalo:

Pulo Cinta

Wisata Internasional andalan Indonesia di Provinsi Gorontalo yang terletak di Kabupaten Boalemo. Pulau yang bentuknya menyerupai hati ini dilengkapi dengan beberapa resort terapung yang sangat ekslusif, serta tentunya memperlihatkan eksotisme lautan bening yang menawan. Pulo Cinta Gorontalo sudah mahsyur di telinga para traveler mancanegara, hingga sering dijuluki "Maldives van Gorontalo".[28]

Pulau Saronde

Pulau Saronde juga merupakan Wisata Internasional andalan Indonesia di Provinsi Gorontalo yang terletak di kecamatan Ponelo, Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara. Pulau Saronde terkenal dengan keindahan pantai pasir putihnya, air yang sangat jernih serta keindahan terumbu karang di sekitarnya. Setiap tahun, pulau ini menjadi tempat persinggahan kapal pesiar dan yachts dari seluruh dunia. Selain Saronde, terdapat 3 pulau lain yang berdekatan, yaitu pulau Bogisa, Mohinggito, dan pulau Lampu.[29]

 
Monumen Nani Wartabone di Lapangan Taruna Remaja, Pusat Kota Gorontalo

Taman Laut Olele

Taman Laut Olele merupakan salah satu Surga Bawah Laut Internasional unggulan para penyelam mancanegara yang ada Kabupaten Bone Bolango, Indonesia. Taman laut ini bahkan sudah sangat mahsyur di telinga para penyelam Eropa. Taman Laut Olele terkenal karena keunikan Salvador Dali Sponge, sebuah bunga karang hidup yang tidak dimiliki oleh taman laut lainnya di dunia, bahkan taman laut di Pulau Bunaken pun tidak memiliki jenis sponge yang satu ini. Bunga karang ini diberi nama Salvador Dali karena bentuk tampilan fisiknya yang mirip sebuah lukisan karya pelukis ternama Salvador Dalí.[30]

 
Pulau Saronde di Kabupaten Gorontalo

Benteng Otanaha

 
Benteng Otanaha di Kota Gorontalo

Pada masa lalu ini berupa peninggalan bekas penjajahan portugis. Benteng Otanaha, digunakan para Raja Gorontalo ini sebagai tempat perlindungan dan pertahanan. Keunikan benteng terlihat adalah material yang digunakan untuk membangun benteng campuran pasir, plester, dan putih telur Maleo. Pemandangan Danau Limboto dapat dilihat jelas dari sini, karena letaknya di atas dataran tinggi. Tepatnya, di Dembe I, Kota Barat, sekitar 8 km dari pusat kota Gorontalo. Ada dua benteng lagi yang terletak di daerah yang sama, yaitu Otahiya dan Istana Ulupahu. Pengunjung harus melewati 345 anak tangga untuk mencapainya.

Wisata Hiu Paus

Pantai Botu Barani di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo menjadi sangat terkenal di kalangan wisatawan lokal dan mancanegara karena keberadaan sekolompok Hiu paus di pesisir pantai. Tak hanya wisatawan lokal, namun keberadaan Hiu jinak tersebut berhasil menyedot perhatian Wisatawan Internasional.[31]

Monumen Nani Wartabone

Monumen Nani Wartabone. Ini adalah monumen sejarah pahlawan lokal Gorontalo, bernama Nani Wartabone. Ia berperan penting dalam perjuangan rakyat Gorontalo. Monumen ini terletak di tengah Taman Taruna Remaja Gorontalo.

Masjid Hunto Sultan Amai

Masjid Hunto Sultan Amai adalah salah satu masjid tertua di Gorontalo (300 tahun). Masjid ini terletak di desa Siendeng di kota Gorontalo. Di masjid ini, ada sumur dan beduk yang memiliki umur sama seperti Masjid itu sendiri.

Berkas:Masjid hunto gorontalo.jpg
Masjid Hunto, Masjid pertama umat muslim di Kota Gorontalo

Pasir Putih Leato

Pasir Putih Leato memiliki pantai berpasir putih yang akan memberikan kesan meyegarkan untuk Anda. Di sini Anda pun dapat melihat langsung proses perbaikan perahu kayu dengan cara tradisional. Kehidupan bawah air di tempat ini cukup menarik. Karang-karang yang indah, dan kapal ikan yang unik telah menjadi daya tarik bagi para penyelam. Pantai ini terletak di Leato Utara, sekitar 12 km dari pusat kota.

Danau Limboto

Danau Limboto. Desa bernama Iluta, berjarak 10 km dari pusat kota, menandai jalan masuk ke pula ini. Karakteristik unik danau ini terletak karena memiliki berbagai jenis ikan air tawar yang hanya dapat ditemukan di danau ini. Selain itu, di danau ini ada sebuah lapangan pendaratan pesawat amfibi bernama Katelina, dahulu membawa Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno.

Menara Pakaya Limboto

Berkas:Menara kota limboto.jpg
Menara Keagungan Limboto

Menara Pakaya Limboto merupakan sebuah menara dengan ketinggian 60 meter. Pada bagian atas menara ini terdapat teleskop untuk gunakan menjelajahi pemandangan yang indah dari Danau Limboto. Di dalam menara ini Anda bisa melihat banyak cendera mata yang ditampilkan dan beberapa restoran. Menara Pakaya Limboto dijuluki pula dengan nama "Menara Eiffel van Gorontalo".[32]

Pemandian Air Panas Alami Lombongo

Pemandian Air Panas Alam Lombongo terletak di desa Lombongo, Suwawa, sekitar 20 km dari pusat kota. Memiliki pemandian air panas alami, arena bermain, dan panggung untuk pertunjukan seni. Mata air panas mengandung belerang yang dapat menyembuhkan penyakit kulit.

Tangga 2000 dan Jejak Kaki Lahilote

Di objek wisata Tangga 2000 dan Jejak Lahilote ini. Anda akan menikmati keindahan Teluk Tomini. Di lokasi ada fasilitas toko dan tempat rekreasi. Pohon-pohon kelapa rindang memberikan suasana dingin di malam hari. Melihat sebuah batu besar yang terlihat seperti jejak kaki manusia, "Lahilote", terletak di Pantai Indah Pohe, Kota Selatan. Secara historis, Lahilote adalah jejak kaki dari seorang pria yang menikah dengan seorang malaikat yang jatuh ke bumi.

Berkas:Danau Limboto.jpg
Danau Limboto di Kabupaten Gorontalo

Air Terjun Ayuhulalo

Air terjun Ayuhulalo ini terletak di desa Ayuhulalo (Ayuhulalo berarti hutan bulan), Tilamuta. Berada sekitar 5 km dari Kabupaten Boalemo. Lingkungannya segar karena terdapat hutan hijau yang teduh dengan air segar disekitarnya.

Pantai Indah Boalemo

Pantai Indah Boalemo memiliki pantai pasir putih dengan air yang tenang dan jernih. Di sini Anda dapat merasa nyaman dan rileks, berenang, berperahu, atau menyelam. Di sepanjang pantai, terdapat kelapa dan pohon pinus. Selain itu, panati ini memiliki beberapa resort mewah.

Taman Laut Bitila

Taman Laut Bitila memiliki beberapa tempat menyelam dengan pemandangan bawah laut yang luar biasa indah. Tempat ini hanya 15 menit dari Pantai Boalemo Indah.

Pantai Bolihutuo

Sebagian besar Pantai Bolihutuo ditumbuhi pohon pinus raksasa, pohon ini menciptakan suasana yang sejuk dan tenang di sekitar pantai. Pasir putihnya yang tersebar di sekitar pantai membuat keindahan pantai lebih lengkap. Tersedia juga beberapa cottage di sini.

Desa Suku Bajo

Desa Suku Bajo (Tilamuta, Torosiaje, Popayato) di huni oleh suku Bajo yang tinggal berkelompok dan memiliki budaya dan tradisi yang unik. Mereka selalu membuat kerajinan di atas kapal dan bekerja sebagai nelayan. Suku Bajo yang masih tinggal di perahu disebut "Bangau", mereka pergi dari satu pulau ke pulau lain pada akhirnya kembali ke Pulau Pantai Toro untuk budidaya mutiara dan rumput laut.

Berkas:Karawo.jpg
Sulaman Karawo

Pusat Karawo

Kabupaten Gorontalo adalah salah satu pusat industri kain tenun tradisional khas Gorontalo yang bernama Karawo. Sulaman Karawo adalah kerajinan menghias berbagai jenis kain dengan berbagai motif sulaman menggunakan benang polos maupun warna-warni. Proses pembuatan sulaman karawo yaitu dengan cara mengiris dan mencabut benang dari serat kain yang sudah jadi kemudian disulam dengan beraneka ragam benang sesuai rancangan motif yang diinginkan secara manual. Kerajinan karawo merupakan kerajinan khas Gorontalo yang sudah berkembang sejak lama sejak abad ke-16.[33]

Pemakaman Suci Ju Panggola

Pemakaman suci Ju Panggola dibangun abad ke-14 terletak di Kecamatan Dembe I, 8 km dari pusat Kota Barat di kota Gorontalo. Orang Gorontalo yang tinggal di sekitar kuburan menganggap pemakaman ini sebagai tempat suci karena memiliki karakteristik yang unik, terkait dengan budaya Islam. Oleh karena itu, tidak mengherankan untuk mengetahui bahwa banyak pengunjung melakukan meditasi di sekitar daerah pemakaman.

Rumah Adat Gorontalo

Rumah Adat Gorontalo merupakan rumah tradisional terletak di pusat sub-distrik Limboto, Gorontalo. Secara harafiah “Bantayo” berarti bangunan dan “Poboide” berarti tempat pertemuan. Bantayo Poboide diambil selain sebagai budaya Gorontalo yang juga berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan seni dan budaya Gorontalo. Bantayo Poboide memiliki banyak ruangan dan setiap ruangan memiliki fungsi yang berbeda. Ornamen yang di dinding menyimbolkan setiap segi aktivitas penghuninya.

 
Patung Garuda di Museum Pendaratan Bung Karno, pesisir Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo

Objek wisata lainnya

  • Taman Nasional Bogani Nani Wartabone
  • Kawasan Cagar Alam Panua / Burung Maleo
  • Kawasan Hutan Lindung Mangrove
  • Kawasan Hutan Lindung Nantu
  • Kawasan Cagar Alam Otangale
  • Air Terjun Taludaa
  • Panorama Alam Sungai Bone / Jembatan Talumolo II
  • Panorama Alam Jembatan Soeharto Tilamuta, Boalemo
  • Panorama Alam Gunung Tilongkabila
  • Kawasan Cagar Alam Pulau Mas , Pulau Popaya dan Pulau Raja
  • Benteng Oranye Kwandang (peninggalan Portugis)
  • Danau Perintis
  • Air Terjun Lombongo
  • Pantai Kelapa Dua dan Pohon Cinta
  • Masjid Jami' Baiturrahim
  • Pentadio Resort
  • Lokasi Pendaratan Presiden Pertama Soekarno
  • Pacuan Karapan Sapi dan Lapangan Golf Yosonegoro
  • Pantai Monano Kwandang
  • Pulau Huha
  • Pantai Logpon
  • Torosiaje / Perkampungan Buku Bajo
  • Pantai Molotabu
  • Pantai Botutonuo
  • Taman Laut Olele
  • Puncak Botu
  • Puncak Meranti
  • Makam Auliya Male Ta' Illayabe
  • Pemandian Sungai Tupa
  • Air Terjun "Bontula" Asparaga Kab. Gorontalo
  • "Pulau Lahe" Marisa Pohuwato

Makanan Khas

Fasilitas Olahraga

  • Lapangan Taruna Remaja
  • Gelanggang Remaja / Stadion Merdeka Nani Wartabone
  • Gelanggang Olahraga 23 Januari Telaga
  • Stadion Pemuda Boalemo
  • Sport Center / GOR David-Tonny Kabupaten Gorontalo
  • Stadion Pohuwato

Media

Media Online

Degorontalo.co

Televisi

Stasiun televisi nasional yang mengudara di Gorontalo yaitu:

  1. TVRI
  2. RCTI
  3. SCTV
  4. O Channel
  5. Indosiar
  6. Metro TV
  7. TV One
  8. ANTV
  9. Trans TV
  10. Trans7
  11. MNCTV
  12. Global TV
  13. iNews TV
  14. NET
  15. RTV
  16. Kompas TV
  17. BeritaSatu
  18. CNN Indonesia

Stasiun televisi lokal yang mengudara di Gorontalo yaitu:

  1. TVRI Gorontalo
  2. O Channel Gorontalo
  3. Gorontalo TV
  4. Civica TV
  5. Mimoza TV (TV Kabel)
  6. GP TV

Radio

Adapun stasiun radio yang mengudara di Gorontalo yaitu:

  1. Kosmonita 87,6 Fm
  2. SBCFM 88,4 Mhz
  3. Kharisma 90,0 FM
  4. Nada 90,8 FM
  5. S.A Radio (Sultan Amai) 91.6 FM
  6. RRI Pro 2 92,4 FM
  7. Sajadah 93.2 FM
  8. Be 94.3 FM
  9. SMEK (Suara Menara Keagungan) 95.5 FM
  10. Cerya 95.9 FM
  11. BPKB Radio 94,7 FM
  12. Pro 3 Jakarta Pusat 96.7 FM
  13. Go Radio 97,5 FM
  14. S.K (Swara Karya) 99.1 FM
  15. Suara R.H (Rakyat Hulondhalo) 99.9
  16. Selebes 101 FM
  17. RRI Pro 1 Gorontalo 101,8 FM
  18. Poliyama 103,0 FM
  19. Cek 107.7 FM
  20. SMEK 95,5 FM
  21. Memora Gorontalo 104.2 FM

Surat Kabar

Gorontalo memiliki beberapa surat kabar seperti :

  1. Gorontalo Post
  2. Tribun Gorontalo
  3. Antara Gorontalo
  4. Radar Gorontalo

Referensi

  1. ^ a b ANTARA Gorontalo: HUT Provinsi Gorontalo Ditetapkan 5 Desember
  2. ^ a b c d e f Gorontalo Dalam Angka 2014
  3. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Gorontalo Dalam Angka 2016
  4. ^ "Provinsi Gorontalo Dalam Angka 2016"
  5. ^ a b c d Lampiran I Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 15 Tahun 2014
  6. ^ Administrator. "5 Desember HUT Provinsi Gorontalo - Website Resmi Pemerintah Provinsi Gorontalo". Diakses tanggal 2016-12-11. 
  7. ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo". gorontalo.bps.go.id. Diakses tanggal 2016-12-11. 
  8. ^ INDIGO (Institut Diaspora Gorontalo)
  9. ^ N. S. Bisht; T. S. Bankoti (2004-03). Encyclopaedia of the South East Asian Ethnography. Global Vision. hlm. 235–. ISBN 978-81-87746-96-6. 
  10. ^ http://www.arkeologisuluttenggo.org/galeri/101211/kerangka_situs_oluhuta_gorontalo
  11. ^ Genootschap, Nederlandsch Aardrijkskundig (1931-01-01). Tijdschrift (dalam bahasa Belanda). E.J. Brill. 
  12. ^ Genootschap, Nederlandsch Aardrijkskundig (1931-01-01). Tijdschrift (dalam bahasa Belanda). E.J. Brill. 
  13. ^ LEGAL DRAFTING Naskah Akademik by Sarah Bouty
  14. ^ [gorontalo.bps.go.id Jumlah Penduduk Gorontalo
  15. ^ http://www.gorontalprov.go.id Gorontalo Dalam Angka
  16. ^ http://www.bi.go.id Kependudukan Provinsi Gorontalo Tahun 2005
  17. ^ Hari (Februari 2008). "Wawancara Gubernur Gorontalo Fadel Muhammad: Ide Brilian Yayasan Damandiri" (PDF). Gemari. Gorontalo: Gemari. Diakses tanggal 8 Maret 2016. [pranala nonaktif permanen]
  18. ^ aktual.co : Golkar masih memimpin di Gorontalo dengan meraih 12 kursi
  19. ^ gorontalotoday.com : Golkar Raih Kuris Terbanyak di DPRD Provinsi Gorontalo
  20. ^ Antara Gorontalo: 45 Anggota DPRD Provinsi Gorontalo Dilantik, diakses 3 Agustus 2015
  21. ^ JPNN: DPP PDIP belum tetapkan pimpinan DPRD Gorontalo, diakses 3 Agustus 2015
  22. ^ AntaraNews: Penikaman Ketua DPRD Kota Gorontalo diduga terkait konflik partai, diakses 3 Agustus 2015
  23. ^ a b c Kabupaten Induk
  24. ^ a b Pemekaran Kabupaten Gorontalo
  25. ^ Pemekaran Kabupaten Boalemo
  26. ^ simomot.com Fadel, Roem Kono, dan Elnino wakil rakyat Gorontalo di DPR RI – Caleg Terpilih Pemilu 2014
  27. ^ Gorontalo, KNPI Kota. "Olah raga bela diri tradisional". KNPI Kota Gorontalo. Diakses tanggal 2016-12-11. 
  28. ^ "PuloCinta". www.pulocinta.com. Diakses tanggal 2016-12-11. 
  29. ^ "Pulau Saronde". Pulau Saronde. Diakses tanggal 2016-12-11. 
  30. ^ "Dive Gorontalo, Sulawesi, Indonesia with Miguel's Diving". Sulawesi Diving with Miguel's Diving in Gorontalo, Indonesia's hidden paradise (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2016-12-11. 
  31. ^ "Wisata Hiu Paus Jadi Daya Tarik Wisata Gorontalo". BALIPOST.com. Diakses tanggal 2016-12-11. 
  32. ^ deliknews (2013-11-23). "Menara Keagungan Limboto Bakal Ganti Nama "Pakaya Tower"". deliknews.com. Diakses tanggal 2016-12-11. 
  33. ^ "Industri Kreatif Kain Karawo | Badan Penanaman Modal dan PTSP". bpmptsp.gorontaloprov.go.id. Diakses tanggal 2016-12-11. 

Pranala luar

0°41′N 122°21′E / 0.683°N 122.350°E / 0.683; 122.350
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "ket.", tapi tidak ditemukan tag <references group="ket."/> yang berkaitan