Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor (bahasa Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Pusat pemerintahannya adalah Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara; Kabupaten Karawang di timur, Kabupaten Cianjur di tenggara, Kabupaten Sukabumi. Kota Bogor merupakan enklave dari kabupaten ini.
Kabupaten Bogor | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Aksara Sunda | ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ |
Motto: Prayoga, Tohaga, Sayaga-Kuta Udaya Wangsa Bersikap baik, kukuh pendirian, dan siap siaga untuk mewujudkan Bogor sebagai pusat kebangkitan perjuangan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa | |
Koordinat: 6°19′S 106°10′E / 6.32°S 106.17°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Barat |
Tanggal berdiri | 3 Juni 1482 |
Ibu kota | Cibinong |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Ade Yasin |
• Wakil Bupati | Iwan Setiawan |
• Sekretaris Daerah | Burhanudin |
• Ketua DPRD | Rudy Susmanto |
Luas | |
• Total | 2.644 km2 (1,021 sq mi) |
• Luas daratan | 2.115,2 km2 (816,7 sq mi) |
• Luas perairan | 528,8 km2 (204,2 sq mi) |
Populasi (2020) | |
• Total | 5.427.068 |
• Kepadatan | 2.053/km2 (5,320/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 89,14% Kristen 9,58% - Protestan 7,55% - Katolik 2,03% Hindu 0,70% Buddha 0,42% Konghucu 0,16%[1] |
• Bahasa | Bahasa Indonesia Bahasa Sunda (asli) Bahasa Betawi (pendatang) |
• IPM | 74,10 (2021) 70,65 (2019) |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 021 (kecamatan Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Gunung Putri, Cariu, Jonggol, Sukamakmur dan Tanjungsari) 0251 (sebagian besar wilayah kabupaten) |
Kode Kemendagri | 32.01 |
DAU | Rp. 2.083.540.132.000 (2021) |
Semboyan daerah | Tegar Beriman (Tertib, segar, bersih, indah, mandiri, aman, dan nyaman) |
Situs web | www |
Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor.[2]
Sejarah
Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 gabungan kelompok besar antara lain Bogor (wilayah tengah), Djonggol (wilayah timur dan utara), dan Leuwiliang (wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor.
Pada waktu itu, Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Sungai Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalimulya.[3]
Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari bahasa Arab yaitu Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau. Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap ahlinya.
Namun berdasarkan catatan sejarah, pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd van de Negorij Bogor, yang berarti Kepala Kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri yang mulai dibangun pada tahun 1817.
Pada tahun 1908 Kabupaten Bogor memiliki lima distrik atau kawedanan yang dipimpin oleh seorang demang, yaitu (Buitenzorg, Djonggol/Tjibaroesa, Tjibinong, Paroeng, dan Leuwiliang). Kemudian untuk memudahkan tugas distrik dibentuklah sejumlah onderdistrik yang dikepalai oleh asisten demang. Ondedistrik yang baru tersebut adalah Buitenzorg, Kedoengbadak, Tjiawi, Depok, Roempin, Paroengpandjang, Tjimanggis, Tjileungsi dan Rawa jaha (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 29-01-1908). Untuk membantu Asisten Residen yang berkedudukan di Buitenzorg diangkat empat controleur yang berkedudukan di Buitenzorg, Djonggol, Tjitrep dan Leuwiliang.
Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada 4 abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman Kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:
- Kerajaan Tarumanegara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
- Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
- Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333.
- Kerajaan Kawali, diperintah oleh 6 orang raja. Berkuasa sejak tahun 1333 hingga 1482.
- Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan Upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.
Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri. Atas dasar tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengadakan penelitian di beberapa wilayah Kabupaten Bogor untuk dijadikan calon ibukota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Parung, dan Kecamatan Cibinong.
Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibukota adalah Desa Rancamaya wilayah Kecamatan Ciawi. Akan tetapi Pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan Pusat Pemerintahan Kota Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kota Bogor.
Oleh karena itu atas petunjuk Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah dari hasil penelitian lainnya. Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Bogor tahun 1980, ditetapkan bahwa calon ibukota Kabupaten Bogor terletak di Desa Tengah (Sekarang Kelurahan Tengah), Kecamatan Cibinong.
Penetapan calon ibukota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibukota Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor berkedudukan di Desa Tengah, Kecamatan Cibinong.
Sejak saat itu, dimulailah rencana persiapan pembangunan Pusat Pemerintahan ibukota Kabupaten Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kabupaten Bogor saat itu.
Wilayah Kabupaten Bogor yang luas ditambah cepatnya pertumbuhan penduduk akibat lokasi geografis Kabupaten Bogor sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, muncul beberapa wacana terkait pemekaran berbasis pengembangan wilayah. Pada tahun 1978, Menteri Dalam Negeri Amir Machmud mengusulkan pembentukan Kota Administratif Depok yang mencakup Kecamatan Depok serta kecamatan lainnya yang berbatasan dengan DKI Jakarta khususnya yang terdampak pembangunan Perumnas di wilayah tersebut. Rencananya Kota Administratif Depok akan dijadikan kawasan pemukiman yang tertata bagi para pekerja di DKI Jakarta.
Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi juga mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri Amir Machmud pembentukan wilayah Jonggol sekitarnya sebagai Daerah Tingkat II (DAT II) Kabupaten. Wilayah Jonggol dan sekitarnya dianggap layak, karena wilayahnya cukup luas, memiliki kekayaan alam yang melimpah, serta berpotensi sebagai kawasan pemukiman baru, industri, dan pariwisata. Wilayah yang diusulkan sebagai bagian dari pemekaran meliputi daerah Kecamatan Jonggol (mencakup Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari), Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi (mencakup Klapanunggal), dan Kawasan Cibubur, juga pelimpahan dari luar Kabupaten Bogor, Seperti Kabupaten Bekasi yaitu Kecamatan Cibarusah (mencakup Bojongmangu), serta Kecamatan Pondok Gede (bagian selatan), dan pelimpahan dari Kabupaten Karawang yaitu Kecamatan Pangkalan (mencakup Tegalwaru). Pada tahun 1981 akhirnya Kecamatan Depok ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981, bersama Kecamatan Beji dan pemekaran dari Kecamatan Gunung Putri yaitu Kecamatan Cimanggis. Kota Administratif Depok di pimpin oleh Walikota Administrasi yang bertanggungjawab kepada Bupati Bogor. Sementara itu, gagasan pembentukan Kabupaten Jonggol tidak terlaksana.[4]
Pada tahun 1994, Presiden Soeharto tertarik menjadikan salah satu wilayah Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Jonggol (kala itu termasuk Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari dan Desa Karang Tengah, Babakan Madang) [5] sebagai lokasi ibukota negara baru pengganti DKI Jakarta, karena Jonggol terletak hanya 40 kilometer di sebelah tenggara Jakarta.
Pasca Reformasi seiring dengan kebijakan penghapusan daerah otonom Kota Administratif di seluruh Indonesia. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 meningkatkan status Kota Administrasi Depok menjadi Kotamadya, dengan demikian Depok resmi berpisah dengan Kabupaten Bogor dan menjalankan otonominya sendiri. Sementara, Rencana dan persiapan pemindahan ibukota negara ke Jonggol tenggelam seiring dengan lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998.[5]
Pemerintahan
Daftar Bupati
Berikut merupakan daftar Bupati Bogor.
No. | Potret | Bupati | Mulai menjabat | Akhir menjabat | Partai | Wakil Bupati | Periode | Referensi | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Ipik Gandamana | 1948 | 1949 | Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia | N/A | 1 | [ket. 1] | ||
2 | Abdoellah Natadipoera | 1950 | 1958 | Non Partai | N/A | 2 | |||
3 | Raden Kahfi | 1958 | 1960 | Majelis Syuro Muslimin Indonesia | N/A | 3 | |||
1960 | 1961 | 4 | |||||||
4 | Suprayogi | 1961 | 1969 | N/A | 5 | ||||
5 | Wissatya Sasemita | 1969 | 1973 | N/A | 6 | ||||
6 | Raden Mochamad Muchlis | 1973 | 1976 | N/A | 7 | ||||
7 | Ayib Rughby | 1976 | 1978 | Militer | N/A | ||||
1978 | 30 Desember 1983 | 8 | [ket. 2] | ||||||
8 | Soedardjat Nataatmadja | 30 Desember 1983 | 30 Desember 1988 | N/A | 9 | ||||
9 | Eddie Yoso Martadipura | 30 Desember 1988 | 30 Desember 1993 | • Moh. Masduki (1994–?) |
10 | ||||
30 Desember 1993 | 30 Desember 1998 | 11 | |||||||
10 | Agus Utara Effendi | 30 Desember 1998 | 30 Desember 2003 | N/A | 12 | [ket. 3] | |||
30 Desember 2003 | 30 Desember 2008 | Laode Albert Pribadi | 13 (2003) |
||||||
11 | Rahmat Yasin | 30 Desember 2008 | 30 Desember 2013 | Partai Persatuan Pembangunan | Karyawan Faturahman | 14 (2008) |
|||
30 Desember 2013 | 25 November 2014 | Nurhayanti | 15 (2013) |
||||||
12 | Nurhayanti | 16 Maret 2015 | 30 Desember 2018 | Non Partai | N/A | [ket. 4] | |||
13 | Ade Yasin | 30 Desember 2018 | 28 April 2022 | Partai Persatuan Pembangunan | Iwan Setiawan | 16 (2018) |
[ket. 5] | ||
14 | Iwan Setiawan | 28 April 2022 | 30 Desember 2023 | Partai Gerakan Indonesia Raya | N/A | [7] |
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Bogor dalam tiga periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | |||
---|---|---|---|---|
2014–2019[8] | 2019–2024[9] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 2 | 6 | |
Gerindra | 6 | 14 | 12 | |
PDI-P | 7 | 6 | 5 | |
Golkar | 9 | 6 | 7 | |
NasDem | 3 | 0 | 4 | |
PKS | 5 | 9 | 7 | |
Hanura | 3 | 1 | 0 | |
PAN | 3 | 5 | 2 | |
Demokrat | 4 | 6 | 6 | |
PPP | 7 | 6 | 6 | |
Jumlah Anggota | 50 | 55 | 55 | |
Jumlah Partai | 10 | 9 | 9 |
Kecamatan
Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 19 kelurahan, dan 416 desa. Pada tahun 2019, jumlah penduduk mencapai 5.965.410 jiwa dengan luas wilayah 2.663,85 km² dan sebaran penduduk 2.236 jiwa/km².[10]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bogor, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Ibu kota | Kelurahan | Desa | Kodepos[11] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|---|
32.01.05 | Babakan Madang | Babakan Madang | 9 | 16861-16869 | Desa | ||
32.01.13 | Bojonggede | Bojonggede | 1 | 8 | 16921-16929 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.27 | Caringin | Cimande Hilir | 12 | 16731-16739 | Desa | ||
32.01.08 | Cariu | Cariu | 10 | 16841-16849 | Desa | ||
32.01.15 | Ciampea | Bojong Rangkas | 13 | 16621-16629 | Desa | ||
32.01.24 | Ciawi | Bendungan | 13 | 16721-16729 | Desa | ||
32.01.01 | Cibinong | Cirimekar | 13 | - | 16911-16919 | Kelurahan | |
32.01.16 | Cibungbulang | Cimanggu 2 | 15 | 16631-16639 | Desa | ||
32.01.38 | Cigombong | Cigombong | 9 | 16741-16749 | Desa | ||
32.01.22 | Cigudeg | Cigudeg | 15 | 16661-16669 | Desa | ||
32.01.28 | Cijeruk | Warung Menteng | 9 | 16781-16789 | Desa | ||
32.01.07 | Cileungsi | Cipenjo | 12 | 16821-16829 | Desa | ||
32.01.29 | Ciomas | Pagelaran | 1 | 10 | 16611-16619 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.25 | Cisarua | Leuwimalang | 1 | 9 | 16751-16759 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.33 | Ciseeng | Cibentang | 10 | 16381-16389 | Desa | ||
32.01.03 | Citeureup | Puspanegara | 2 | 12 | 16811-16819 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.30 | Dramaga | Dramaga | 10 | 16681-16689 | Desa | ||
32.01.02 | Gunung Putri | Wanaherang | 10 | 16961-16969 | Desa | ||
32.01.11 | Gunungsindur | Gunungsindur | 10 | 16341-16349 | Desa | ||
32.01.19 | Jasinga | Pamagersari | 16 | 16671-16679 | Desa | ||
32.01.06 | Jonggol | Jonggol | 14 | 16831-16839 | Desa | ||
32.01.12 | Kemang | Kemang | 1 | 8 | 16311-16319 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
32.01.32 | Klapanunggal | Kembang Kuning | 9 | 16871-16879 | Desa | ||
32.01.14 | Leuwiliang | Leuwiliang | 11 | 16641-16649 | Desa | ||
32.01.39 | Leuwisadeng | Leuwisadeng | 8 | 16281-16288 | Desa | ||
32.01.26 | Megamendung | Sukamaju | 12 | 16771-16779 | Desa | ||
32.01.21 | Nanggung | Parakan Muncang | 11 | 16651-16659 | Desa | ||
32.01.17 | Pamijahan | Gunung Sari | 15 | 16691-16699 | Desa | ||
32.01.10 | Parung | Warujaya | 9 | 16331-16339 | Desa | ||
32.01.20 | Parung Panjang | Parung Panjang | 11 | 16361-16369 | Desa | ||
32.01.34 | Rancabungur | Rancabungur | 7 | 16251-16256 | Desa | ||
32.01.18 | Rumpin | Rumpin | 14 | 16351-16359 | Desa | ||
32.01.35 | Sukajaya | Pasir Madang | 11 | 16291-16299 | Desa | ||
32.01.09 | Sukamakmur | Sukamakmur | 10 | 16881-16889 | Desa | ||
32.01.04 | Sukaraja | Cimandala | 13 | 16711-16719 | Desa | ||
32.01.37 | Tajurhalang | Tajurhalang | 7 | 16931-16937 | Desa | ||
32.01.31 | Tamansari | Sirnagalih | 8 | 16261-16268 | Desa | ||
32.01.36 | Tanjungsari | Tanjungsari | 10 | 16851-16859 | Desa | ||
32.01.23 | Tenjo | Singabraja | 9 | 16371-16379 | Desa | ||
32.01.40 | Tenjolaya | Tapos 1 | 7 | 16271-16276 | Desa | ||
TOTAL | 19 | 416 |
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 40 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 tahun 2002 saat ini wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan, 410 desa dan 16 kelurahan.
Kampung Ramah Lingkungan
Kampung Ramah Lingkungan (KRL) adalah sebuah program pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor kepada pemerintahan daerah yang tadinya kumuh dan kotor menjadi daerah yang bersih dan hijau.
Kampung Ramah Lingkungan bertujuan untuk mendorong Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat setempat untuk memahami permasalahan lingkungan dan dampaknya, serta melakukan tindakan nyata secara proaktif yang berkontribusi kepada upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Beberapa cara yang dilakukan:
- Pengendalian kekeringan, banjir dan longsor melalui kegiatan penghijauan, pengelolaan sampah dan pembuatan lubang biopori
- Penyediaan bank sampah dan kreasi sampah daur ulang
- Penyediaan tanaman vertikultur dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah demi terciptanya Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
- Edukasi lingkungan kepada masyarakat
Kampung Ramah Lingkungan memiliki beberapa program, yaitu :
- Pembentukan Pengurus Kampung Ramah Lingkungan'
- Sebagai program yang bersifat terstruktur dan berkelanjutan, KRL harus dikelola secara tersistem dalam suatu wadah organisasi yang memiliki nilai hukum sesuai dengan Surat Keputusan (SK) dari Pemerintah Desa. Struktur organisasi KRL secara umum terdiri dari Ketua/ Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara serta Kelompok Kerja (Pokja) Pengelolaan Sampah, Penghijauan, Sanitasi dan Biopori.
- Dengan terbentuknya struktur kepengurusan KRL, diharapkan ke depannya KRL akan dijalankan secara mandiri dan dimotori oleh kader-kader lingkungan yang loyal dan integratif.
- Pengelolaan Sampah
- Sebagai salah satu masalah terbesar bagi lingkungan, masyarakat diupayakan sadar akan pentingnya mengelola sampah secara mandiri maupun secara struktural. Dalam aspek ini, masyarakat akan diedukasi mengenai pengelolaan sampah secara benar mulai dari pentingnya pemilahan sampah dari rumah, pembentukan bank sampah, komposting hingga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi.
- Konservasi atau Penghijauan
- Untuk mewujudkan bumi tegar beriman yang hijau dan bersih, program konservasi harus dilaksakan secara rutin dan masiv. Program ini mengupayakan masyarakat untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan baik lahan umum maupun lahan pekarangan rumah. Upaya ini juga bertujuan untuk menciptakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
- Sanitasi
- Kelayakan sanitasi menjadi salah satu indikator kualitas hidup sehat di masyarakat. Dalam kegiatan KRL, pengelolaan sanitasi layak secara menyeluruh diupayakan melalui edukasi, himbauan, juga pendataan sebagai data yang potensial untuk penerapan program pemerintah yang tepat sasaran. Ruang lingkup sanitasi meiputi alur pembuangan air limbah rumah tangga, limbah rumah usaha, serta aliran air hujan.
- Lubang Resapan Biopori (LRB)
- Di tengah masalah krisis air bersih yang menimpa sebagian wilayah di Kabupaten Bogor, Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai inovasi yang solutif berupaya untuk diterapkan di lokasi Kampung Ramah Lingkungan. Setiap rumah di lokasi KRL diwajibkan memiliki lubang biopori minimal 3 lubang. LRB sangat bermanfaat untuk menyimpan cadangan air dan melakukan komposting sampah organik.
Demografi
Saat ini populasi penduduk di Kabupaten Bogor mencapai hampir 7.000.000 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, membuat Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten dengan penduduk terbanyak di Indonesia.
Suku Bangsa
Penduduk di Kabupaten Bogor merupakan penduduk asli Suku Sunda dengan berkembangnya Kabupaten Bogor banyak pendatang dari suku lain di Indonesia terutama Suku Betawi.
- Suku Sunda 70%
- Suku Betawi 4%
- Suku lainnya 21%
Bahasa
Bahasa Sunda merupakan bahasa mayoritas dan bahasa asli dituturkan penduduk di kabupaten Bogor bagian barat, bagian timur, dan bagian selatan yang berbatasan dengan Kota Bogor, Kabupaten Tangerang serta Kabupaten Cianjur.
Sementara Bahasa Betawi merupakan bahasa pendatang yang dituturkan hampir seluruh kecamatan yang berbatasan dengan Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota Tangerang Selatan.
Geografi
Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 2.664 km². Secara geografis terletak di antara 6°18'0"–6°47'10" Lintang Selatan dan 106°23'45"–107°13'30" Bujur Timur, dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relative rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, dataran rendah sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan kategori ekologi hilir. Dataran bergelombang sekitar 43,62% berada pada ketinggian 100–500 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan kategori ekologi tengah. Sekitar 19,53% daerah pegunungan berada pada ketinggian 500-1.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu. Daerah pegunungan tinggi sekitar 8,43% berada pada ketinggian 1.000–2.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl, merupakan kategori hulu.[12]
BERDASARKAN data yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, ternyata Kabupaten Bogor yang masuk wilayah metropolitan Jabodetabek ini menjadi yang terbanyak populasinya.[13]
Pendidikan
Sebagai Kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi dan memiliki wilayah yang luas, membuat Kabupaten Bogor memiliki kualitas pendidikan yang cukup senjang. Kualitas pendidikan yang terbilang baik hanya didapatkan dibeberapa kecamatan yang sudah maju, seperti Cibinong, Gunung Putri, Jonggol, Cileungsi, Bojonggede, Sukaraja dan Dramaga. Sementara, di Kecamatan lainnya kualitas pendidikan bisa dibilang sangat terbatas, terutama beberapa Kecamatan yang terbilang tertinggal seperti, Sukajaya, Jasinga, Nanggung, Rumpin, Pamijahan dan Sukamakmur. Dalam wilayah Kabupaten Bogor berdiri salah satu Perguruan Tinggi Negeri favorit, yaitu Institut Pertanian Bogor yang memiliki kampus di Dramaga, Jonggol dan Baranangsiang (diluar Kabupaten Bogor). Selain itu, terdapat beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) setingkat yang terbilang favorit, seperti SMA Negeri 2 Cibinong, SMA Negeri 1 Cileungsi, SMA Negeri 1 Jonggol, SMA BPK Penabur Kota Wisata Ciangsana, SMA Regina Pacis Bogor, SMA Global Mandiri dan SMA Citra Berkat Jonggol.[14]
Transportasi
Kabupaten Bogor dilintasi Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Jalan tol ini adalah jalur wisata utama dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini melewati rute Jalan Tol Jagorawi-Puncak-Cianjur-Bandung. Jalur Ciawi-Puncak merupakan salah satu yang terpadat pada musim libur, karena kawasan tersebut merupakan tempat berlibur warga Jakarta dan sekitarnya.[15]
Apabila jalur wisata utama tersebut macet, yang biasanya terjadi pada hari-hari libur, maka dapat menggunakan rute alternatif melewati Cibubur-Cileungsi-Jonggol-Cariu-Cianjur-Bandung. Untuk angkutan kereta api, Kabupaten Bogor dilalui oleh Jalur KA Manggarai-Padalarang.
Untuk angkutan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), biasanya terdapat di Terminal Cileungsi. Ada beberapa PO Bus AKAP diantaranya:
- PO. Sumber Alam
- PO. Rosalia Indah
- PO. Ramayana
- PO. Santoso
- PO. Maju Lancar
- PO. Sinar Jaya
- PO. Harapan Jaya
- PO. New Shantika
- PO. Haryanto
- PO. Bejeu
- PO. Kramat Jati
- PO. Rukun Jaya
- PO. Dedi Jaya
- PO. Dewi Sri
- PO. Agra Mas
- PO. Gunung Harta
Dan untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Terminal Cileungsi ada beberapa PO Bus, diantaranya:
Sarana transportasi lain di wilayah Kabupaten Bogor adalah Angkutan Kota (Angkot), Angkutan Pedesaan (Angkudes), Ojek Motor, Becak Kayuh dan Delman.[16]
Angkutan Kota
- A03: Bitung-Parungpanjang PP
- C02: Sukasari-Bubulak PP
- C03: Baranangsiang-Bubulak PP
- C14: Laladon-Sukasari PP
- C17: Baranangsiang-Pomad PP
- C21: Baranangsiang-Ciawi PP
- C22: Bubulak-Cilebut PP
- D03: Depok-Parung PP
- D05: Depok-Bojonggede PP
- D05A: Citayam-Jatijajar PP
- D07: Depok-Citayam PP
- D20: Serpong-Cicangkal PP
- D25: Parung-Rumpin PP
- D26: Citayam-Sawangan PP
- D27: Parung-BSD PP
- D29: Parung-Ciputat PP
- D41: Citeureup-Pekayon PP
- D68: Leuwinanggung-Cibinong PP
- D71: Cibinong-Kampung Bulak PP
- D72: Cibinong-Kampung Sawah PP
- D106: Parung-Lebak Bulus PP
- D111: Citayam-Sasakpanjang PP
- D111A: Parung-Sasakpanjang PP
- D117: Parung-Bojonggede PP
- D121: Cileungsi-Kampung Rambutan PP
- D121A: Ciangsana-Kampung Rambutan PP
- F02: Sukasari-Cicurug PP
- F02A: Sukasari-Cisarua PP
- F02B: Sukasari-Cibedug PP
- F02C: Ciawi-Pasir Muncang PP
- F03: BTM-Ciapus PP
- F04A: BTM-Cihideung PP
- F05: Laladon-Ciampea PP
- F05A: Ciomas-Merdeka PP
- F05C: Jasinga-Laladon PP
- F06: Parung-Merdeka PP
- F06A: Merdeka-Ciampea PP
- F07: Pasar Anyar-Bojonggede PP
- F08: Citeureup-Pasar Anyar PP
- F11: Leuwiliang-Ciampea PP
- F12: Ciampea-Bojonggede PP
- F17: Laladon-Kampus Dalam PP
- F18: Laladon-Neglasari PP
- F19: Laladon-Cibeureum Petir PP
- F23: Ciampea-Putat Nutug PP
- F26: Parung-Prumpung PP
- F28: Parung-Kuripan PP
- F31: Bojonggede-Ciluar PP
- F32: Cibinong-Taman Pagelaran PP
- F34: Bambu Kuning-Cibinong City Mall PP
- F35: Cibinong-Bambu Kuning PP
- F38: Citeureup-Simpang Nagrak PP
- F40: Cileungsi-Serang PP
- F40A: Cileungsi-Griya Alam Sentosa PP
- F42: Cileungsi-Situsari PP
- F43: Citeureup-Sukamakmur PP
- F44: Citeureup-Babakan Madang PP
- F45: Cileungsi-Graha Prima PP
- F49: Cileungsi-Bojong Kulur PP
- F50: Laladon-Tenjolaya PP
- F53: Laladon-Segog PP
- F54: Leuwiliang-Parabakti PP
- F55: Leuwiliang-Segog PP
- F56: Leuwiliang-Nanggung PP
- F57: Leuwiliang-Puraseda PP
- F59: Leuwiliang-Gunung Bunder PP
- F60: Cileungsi-Pasir Tanjung PP
- F64: Cibinong-Jonggol PP
- F66: Citeureup-Gunung Putri PP
- F73: Citeureup-Lulut PP
- F74: Citeureup-Nambo PP
- F83: Parungpanjang-Griya PP
- F90: Leuwiliang-Hamaro PP
- F90A: Leuwiliang-Cisaranten PP
- F92: Cileungsi-Bantar Gebang PP
- K02B: Cileungsi-Pondok Gede PP
- K56: Cileungsi-UKI PP
- Colt Elf L-300
- : Bogor-Cianjur PP
- : Bogor-Sukabumi PP
- P01: Cileungsi-Cisalak PP
- T02: Cileungsi-Ciawi PP
- T02A: Ciawi-Citeureup PP
- T05: Cileungsi-Laladon PP
Angkutan Pedesaan
- Leuwiliang-Barengkok PP
- Cibatok-Segog PP
- Laladon-Ciherang PP
Transportasi Lain
- KRL Commuter Line
- Red Line ( )
- Yellow Line ()
- KA Pangrango
- KA Lokal Merak
- LRT Jabodebek
- Trans Pakuan
- 3A: Cidangiang - Sentul City PP
- Layanan Bus Bandara Internasional Soekarno-Hatta
- DAMRI: Sentul City-Bandara Soekarno-Hatta
- Angkutan Kota wilayah Kabupaten Bogor dan beberapa rute yang menghubungkan Kota Bogor dengan Kota Sukabumi.
Stasiun
Kabupaten Bogor memiliki 9 stasiun KRL, 2 stasiun KA Pangrango, 4 stasiun LRT Jabodebek yang masih beroperasi, diantaranya:
- Stasiun Cilebut
- Stasiun Bojonggede
- Stasiun Nambo
- Stasiun Cibinong
- Stasiun Cilejit
- Stasiun Tenjo
- Stasiun Parungpanjang
- Stasiun Cigombong
- Stasiun Parayasa
- Stasiun Tigaraksa Podomoro
- Stasiun Maseng
- Stasiun LRT Gunung Putri
- Stasiun LRT Cibinong
- Stasiun LRT Sentul
- Stasiun LRT Sentul City
Selain itu, Kabupaten Bogor juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:
Terminal
Pariwisata
Objek Wisata
- Puncak
- Taman Safari
- Gunung Gede Pangrango
- Gunung Salak
- Gunung Batu Jonggol
- Gunung Kencana
- Gunung Munara
- Gunung Pancar Sentul
- Sirkuit Sentul
- Stadion Pakansari
- Taman Wisata Mekarsari
- Taman Wisata Matahari
- Situ Rawa Gede Jonggol
- Curug Ciherang
- Curug Cipamingkis
- Curug Cisarua Jonggol
- Curug Leuwi Hejo Jonggol
- Curug Mariuk
- Setu Lebak Wangi
Referensi
- ^ "Statistik Kabupaten Bogor". bogorkab.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021.
- ^ Profil Daerah Kabupaten Bogor Diarsipkan 2015-06-08 di Wayback Machine. regionalinvestment.bkpm.go.id
- ^ Sejarah Kabupaten Bogor kemendagri.go.id
- ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981". peraturan.go.id. Diakses tanggal 2020-10-12.
- ^ a b "Tempointeraktif.Com - Pemindahan Ibu Kota ke Jonggol Lebih Realistis". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-08. Diakses tanggal 2019-08-11.
- ^ "Ade Yasin Resmi Jadi Bupati Bogor". www.republika.co.id.
- ^ Mahendra, Rizky Adha (4 September 2023url=https://news.detik.com/berita/d-6911786/iwan-setiawan-resmi-dilantik-jadi-bupati-bogor-gantikan-ade-yasin). "Iwan Setiawan Resmi Dilantik Jadi Bupati Bogor Gantikan Ade Yasin". news.detik.com.
- ^ DPRD Kabupaten Bogor Didominasi Wajah Baru.Kompas
- ^ Gerindra Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Bogor Periode 2019-2024 .Kompas
- ^ "Kabupaten Bogor Dalam Angka 2020". bogorkab.bps.go.id.
- ^ Kode Pos Kabupaten Bogor
- ^ "Gambaran Umum Kabupaten Bogor". bogorkab.go.id.
- ^ "Populasi Terbanyak di Indonesia". buliran.com.
- ^ "Pendidikan". bogorkab.go.id.
- ^ Jalur Puncak Macet tempo.co
- ^ "Rute Angkot Jabodetabek". web.trafi.com. Diakses tanggal 2021-10-30.
Pranala luar
- (Indonesia) Situs Web Resmi Kabupaten Bogor Diarsipkan 2013-09-11 di Wayback Machine.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "ket.", tapi tidak ditemukan tag <references group="ket."/>
yang berkaitan