Soejitno Koesoemobroto

Revisi sejak 23 Agustus 2022 04.31 oleh RushingBot (bicara | kontrib) (top: hapus templat bendera per MOS:BENDERA, removed: {{negara|Indonesia}} (2), {{negara|Belanda}})

Letnan Satu (Anumerta) Raden Mas Soejitno Koesoemobroto, (4 November 1925 – 15 Januari 1949) adalah pejuang kemerdekaan Indonesia yang berasal dari Kabupaten Bojonegoro. Ia seorang putra dari R.M.A.A Koesumobroto Bupati Tuban ke-37 (1927-1944), yang pada masa itu bapaknya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Tuban. R.M Soejitno Koesoemobroto mengeyam Pendidikan Dasar (ELS) di Tuban kemudian melanjutkan (HOS) nya di Surabaya akan tetapi belum sampai lulus kemudian menyelesaikan pendidikan setingkat SMP nya di Tuban. Setelah itu Soejitno melanjutkan pendidikan di Syodenco (Perwira PETA) di Bogor. Karier Soejitno diawali pada Zaman Penjajahan Jepang sebagai perwira PETA (Syodenco) di Dai Ni Daidan Tuban.[1]

R.M Soejitno Koesoemobroto
Patung Lettu R.M Soejitno Koesoemobroto berdiri berdiri kokoh menghadap ke arah selatan di alun alun Kabupaten Bojonegoro
Informasi pribadi
Lahir(1932-07-18)18 Juli 1932
Tuban, Jawa Timur
Meninggal5 Januari 1949(1949-01-05) (umur 23)
Bojonegoro, Jawa Timur
KebangsaanIndonesia
Karier militer
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1942—1949
Pangkat Letnan Satu
SatuanInfanteri
Pangkat terakhirnya adalah Letnan, tetapi karena gugur dalam tugas, maka diberikan Kenaikan Pangkat Luar Biasa (KPLB) menjadi Letnan Satu (Anumerta).
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kini nama beliau di abadikan menjadi nama sebuah jalan di Kabupaten Bojonegoro (Jl. Lettu Soejitno), dan Patung perunggu Lettu R.M Soejitno Koesoemobroto berdiri berdiri kokoh menghadap ke arah selatan di alun alun Kabupaten Bojonegoro, yang diresmikan oleh Pangdam VIII/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Widjojo Soejono pada tanggal 3 Februari 1975.

Karier Militer

Setelah Indonesia merdeka Soejitno masuk Badan Keamanan Rakyat (BKR), Tentara Keamanan Rakyat (TKR), Tentara Keselamatan Rakyat (TKR), Tentara Republik Indonesia (TRI), dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Batalyon Suharto Resimen 30 Divisi V di Tuban, Lettu Soejitno sempat berpindah ke Batalyon 16 Brigade Ronggolawe dengan Pangkat Letnan Satu dengan jabatan sebagai Perwira Operasi, tepatnya pada awal tahun 1948. Dan ketika kles II tahun 1949 Lettu Soejitno menjadi komandan perlawanan dan pertempuran di Palagan Temayang. pada masa peperangan tepatnya tanggal 15 Januari 1949, Lettu Soejitno Gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Pada tanggal 15 Januari 1949 terjadi pertempuran yang dahsyat dan Lettu Soejitno sebagai komando perlawanan dalam pertempuran di Palagan Temayang, dalam pertempuran tersebut ia Gugur sebagai kusuma bangsa Di Desa Mulyoagung. Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.

Referensi