Sate

hidangan daging tusuk asal Indonesia
Revisi sejak 15 April 2022 03.57 oleh Fiqhi Rizky (bicara | kontrib) (Menambahkan Pranala dan Referensi terpercaya)

Sate atau satai adalah makanan yang terbuat dari daging yang dipotong kecil-kecil dan ditusuk sedemikian rupa dengan tusukan lidi tulang daun kelapa atau bambu, kemudian dipanggang menggunakan bara arang kayu. Sate disajikan dengan berbagai macam bumbu yang bergantung pada variasi resep sate.[9] Daging yang dijadikan sate antara lain daging ayam, kambing, domba, sapi, babi, kelinci, kuda, dan lain-lain.

Sate
Salah satu varian sate, Sate Ponorogo yang berasal dari Ponorogo
Nama lainSatai
SajianMenu utama
Tempat asalIndonesia[1][2][3]
DaerahJawa[2]
Hidangan nasional terkaitIndonesia[1]
Malaysia[4][5][6][7]
Singapura[8]
Suhu penyajianPanas
Bahan utamaBerbagai potongan daging yang ditusuk bambu dengan berbagai bumbu
VariasiVariasi beragam di seluruh Nusantara dan Asia Tenggara
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sate diketahui berasal dari Jawa, Indonesia, dan dapat ditemukan di mana saja di Indonesia dan telah dianggap sebagai salah satu masakan nasional Indonesia.[10] Sate juga populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Singapura, Filipina, dan Thailand. Sate juga populer di Belanda karena dipengaruhi masakan Indonesia yang dulu merupakan koloninya.

Sate adalah hidangan yang sangat populer di Indonesia; dengan berbagai suku bangsa dan tradisi seni memasak (lihat Masakan Indonesia) telah menghasilkan berbagai jenis sate. Di Indonesia, sate dapat diperoleh dari pedagang sate keliling, pedagang kaki lima di warung tepi jalan, hingga di restoran kelas atas, serta kerap disajikan dalam pesta dan kenduri. Resep dan cara pembuatan sate beraneka ragam bergantung variasi dan resep masing-masing daerah. Hampir segala jenis daging dapat dibuat sate. Sebagai negara asal mula sate, Indonesia memiliki variasi resep sate yang kaya.

Biasanya sate diberi saus, bisa berupa bumbu kecap, bumbu kacang, atau yang lainnya, biasanya disertai acar dari irisan bawang merah, mentimun, dan cabai rawit. Sate dimakan dengan nasi hangat atau bisa juga disajikan dengan lontong ataupun ketupat.

Hidangan internasional yang mirip sate antara lain yakitori dari Jepang, shish kebab dari Turki, shashlik dari Kaukasia, chuanr dari Tiongkok, dan sosatie dari Afrika Selatan. Sate terdaftar sebagai peringkat ke-14 dalam World's 50 most delicious foods (50 Hidangan Paling Lezat di Dunia) melalui jajak pendapat pembaca yang digelar oleh CNN Go pada 2011.[11]

Asal mula

 
Pedagang sate di Jawa sekitar tahun 1870

Sate telah menjadi makanan yang populer secara luas di berbagai belahan dunia, hal ini menjadikan orang tertarik untuk mengetahui asal mula hidangan populer ini:

Meskipun Thailand dan Malaysia menganggap hidangan ini adalah milik mereka, tanah air sate yang sesungguhnya di Asia Tenggara adalah Jawa, Indonesia. Di sini sate dikembangkan dari adaptasi kebab India yang dibawa oleh pedagang muslim ke Jawa. Bahkan India tak dapat mengakui sebagai asal mulanya karena hidangan ini merupakan pengaruh Timur Tengah.

Jennifer Brennan (1988), Encyclopaedia of Chinese and Oriental Cookery[12]

Kata "sate" atau "satai" diduga berasal dari bahasa Tamil.[13] Diduga sate diciptakan oleh pedagang makanan jalanan di Jawa sekitar awal abad ke-19, berdasarkan fakta bahwa sate mulai populer sekitar awal abad ke-19 bersamaan dengan semakin banyaknya pendatang dari Arab dan pendatang Muslim Tamil dan Gujarat dari India ke Indonesia. Hal ini pula yang menjadi alasan populernya penggunaan daging kambing dan domba sebagai bahan sate yang disukai oleh warga keturunan Arab. Dalam tradisi Muslim Indonesia, hari raya Idul Adha atau hari raya kurban adalah peristiwa istimewa. Pada hari raya kurban ini daging kurban berlimpah dan dibagikan kepada kaum dhuafa dan miskin. Kebanyakan merayakannya dengan bersama-sama memanggang sate daging kambing, domba, atau sapi.

Teori lain mengusulkan bahwa asal kata sate berasal dari istilah Minnan-Tionghoa sa tae bak (三疊肉) yang berarti tiga potong daging.[butuh rujukan] Akan tetapi teori ini diragukan karena secara tradisional sate terdiri atas empat potong daging, bukan tiga. Dan angka empat dianggap bukan angka yang membawa keberuntungan dalam kebudayaan Tionghoa. Warga Tionghoa Indonesia juga mengadopsi dan mengembangkan sate sesuai selera mereka, yaitu sate babi yang disajikan dengan saus nanas atau kecap yang manis dengan tambahan bumbu-bumbu Tionghoa, sehingga sate Tionghoa memiliki cita rasa seperti hidangan daging panggang khas Tionghoa.

Dari Jawa, sate menyebar ke seluruh Nusantara dan sebagai konsekuensinya, berbagai variasi hidangan telah dikembangkan. Pada akhir abad ke-19, sate telah melintasi Selat Malaka ke negara tetangga Malaysia, Singapura, dan Thailand. Pada abad ke-19, istilah tersebut bermigrasi, mungkin dengan imigran Melayu dari Hindia Belanda, ke Afrika Selatan, di mana ia dikenal sebagai sosatie. Orang Indo Belanda membawa hidangan ini, serta banyak makanan khas Indonesia lainnya, ke Belanda, mempengaruhi masakan Belanda. [14]

Cara memasak

 
Figur pedagang sate keliling tradisional Jawa pada era Hindia Belanda.

Ada banyak resep sate yang ada di dunia. Akan tetapi secara garis besarnya resep sate adalah sebagai berikut. Kunyit atau kecap manis adalah salah satu bumbu penting untuk membumbui daging sate dan memberikan warna. Daging sate sendiri banyak ragamnya, misalnya daging kambing, ayam, sapi, domba, babi, ikan, udang, cumi-cumi, kelinci,telur puyuh atau jeroan. Beberapa daging adalah daging eksotik yang kurang lazim, seperti daging kura-kura, bulus, buaya, kuda, kadal, dan ular. Daging yang sudah ditusuki dan diberi bumbu baluran rendaman ini, kemudian dipanggang dalam bara api arang hingga matang.

Sate dapat disajikan dengan bumbu kacang atau kecap manis, disertai potongan bawang merah dan mentimun. Disajikan dengan nasi putih panas, ketupat, atau lontong. Sate babi biasanya menggunakan saus berbahan dasar nanas, atau kecap manis.

Aneka ragam sate

Indonesia

 
Sate Madura sedang dipanggang
 
Pedagang sate Padang di Batam, Indonesia
 
Sate Padang dengan bumbu kuning
 
Sate buntel,daging kambing cincang dibungkus selaput daging, Solo, Jawa Tengah
 
Nasi campur Bali dengan sate lilit.
 
Pedagang sate kaki lima dekat Borobudur, Jawa Tengah.
 
Sate kuda, Yogyakarta, Indonesia
 
Nasi campur Tionghoa dengan sate babi
 
Sate telur burung puyuh dan sate usus
 
Sate kere daging sapi

Indonesia adalah negeri asal mula sate, dan hidangan ini dikenal luas di hampir seluruh wilayah di Indonesia dan dianggap sebagai masakan nasional dan salah satu hidangan terbaik Indonesia.[15] Sate, adalah hidangan penting dalam masakan Indonesia, dihidangkan di mana-mana, mulai dari gerobak pedagang kaki lima hingga restoran mewah di hotel berbintang, demikian juga di rumah atau dalam berbagai pesta, perayaan, dan kenduri.[16] Hasilnya telah tumbuh berkembang berbagai variasi resep sate di seluruh kepulauan Indonesia. Di Indonesia terdapat beberapa rumah makan yang khusus menghidangkan berbagai macam sate, seperti restoran Sate Ponorogo, Sate Blora, serta gerai Sate Khas Senayan, sebelumnya dikenal sebagai Satay House Senayan.[17] Di Bandung, Jawa Barat, kantor gubernurnya dikenal dengan nama Gedung Sate yang merujuk kepada kemuncak (mastaka) atapnya yang menyerupai sate.

Indonesia memiliki koleksi jenis sate paling kaya di dunia. Variasi sate di Indonesia biasanya dinamakan berdasarkan tempat asal resep sate tersebut, jenis dagingnya, bahannya, atau proses pembuatannya.[18]

Sate Ambal
Sate dari daerah Ambal, Kebumen, Jawa Tengah. Berbahan daging ayam kampung. Keunikannya adalah bumbunya bukanlah bumbu kacang, melainkan tempe tumbuk yang dicampur cabai dan aneka bumbu lainnya. Daging ayam dibaluri dan direndam bumbu selama dua jam agar rasanya meresap. Sate ini dimakan dengan ketupat.
Sate Ampet
Juga hidangan sate dari Pulau Lombok. Terbuat dari jeroan sapi dan daging sapi. Bumbu sate ampet sangat pedas. Bumbunya adalah campuran santan dan bumbu.
Sate Ati
Sate yang dibuat dari campuran hati, ampela, dan usus. Biasanya ampela diletakkan paling bawah, usus di tengah, dan hati di atas. Setelah dibumbui, jeroan ayam ini tidak digoreng atau dibakar, tetapi direbus hingga matang. Sate ini bukanlah makanan utama, biasanya dijadikan makanan pendamping bubur ayam atau soto.
Sate Babat
Babat yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan soto.
Sate Babi
Populer di kalangan warga Tionghoa Indonesia, yang kebanyakan bukan warga muslim yang mengharamkan daging babi. Hidangan ini lazim ditemukan di Pecinan di perkotaan Indonesia, khususnya Glodok, Pecenongan, dan Senen di Jakarta. Juga populer di Bali yang kebanyakan penganut agama Hindu, juga populer di Belanda.
Sate Banjar
Jenis sate yang populer di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan
Sate Bebek Tambak
Sate daging bebek dari Tambak, Banyumas. Disajikan dengan saus bumbu manis kacang tanah atau bumbu pedas (menurut selera), irisan tomat, serta mentimun.
Sate Bekicot
Bekicot diambil dulu dagingnya biasanya direbus dulu untuk memudahkan mengambil daging bekicot, kemudian daging diurap dengan bumbu setelah itu ditusuk dan dipanggang di atas bara api.
Sate Blora
Sate dari daerah Blora. Sate berbahan daging dan kulit ayam ini lebih kecil dari sate lainnya. Dimakan dengan bumbu kacang, nasi, dan sup dari santan dan bumbu.
Sate Bulus
Juga hidangan sate langka dari Yogyakarta. Terbuat dari daging bulus. (softshell turtle). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis. Daging bulus juga disajikan sebagai tongseng.
Sate Buntel
Khas Kota Solo atau Surakarta, Jawa Tengah. Terbuat dari cincangan daging sapi atau kambing (terutama bagian perut atau iga). Daging kaya lemak ini kemudian dibungkus selaput membran daging dan dililitkan membungkus tusukan bambu. Ukuran sate ini cukup besar, mirip dengan kebab Timur Tengah. Setelah dipanggang di atas bara arang, irisan sate ini kemudian dipisahkan dari tusuknya, diiris-iris, lalu disajikan dengan kecap manis dan merica.
Sate Gorontalo
Sate Gorontalo atau lebih dikenal dengan nama "Sate Tuna" merupakan sebuah varian sate yang berasal dari Gorontalo (Sulawesi, Indonesia). Sate Gorontalo (Sate Tuna) sangat unik karena tidak menggunakan daging ayam, daging sapi, daging kambing ataupun jeroan, melainkan memakai bahan daging ikan Tuna pilihan yang empuk dan segar.[19] Sate Tuna disajikan bersama "dabu-dabu arang" khas masyarakat Gorontalo dan tanpa menggunakan bumbu kacang.
 
Sate Gorontalo (Sate Tuna) dengan dabu-dabu arang
Sate Kambing
Sate yang populer di Jawa, dibuat dari daging kambing atau daging domba. Berbeda dengan sate jenis lainnya, sate kambing biasanya tidak dibumbui terlebih dahulu. Daging kambing mentah biasanya langsung dipanggang di atas bara api arang. Setelah matang disajikan dengan kecap manis, irisan bawang merah, dan tomat. Daging yang digunakan sebaiknya daging kambing muda yang lebih lembut, biasanya berusia 3 sampai 5 bulan.
Sate Kelapa
Sate yang dibuat dari dua atau tiga irisan daging sapi yang ditusuk dan dibalut dengan parutan kelapa muda yang bercampur bumbu, kemudian dikepal sampai berbentuk oval panjang setelah itu sate digoreng dengan minyak goreng sampai balutan parutan kelapa muda berwarna cokelat. Inilah salah satu dari sate yang tidak dipanggang dan merupakan sate tradisional Jawa yang dihidangkan pada acara khusus selamatan tradisi di Jawa Timur.
Sate Kelinci
Sate yang terbuat dari daging kelinci, lazim ditemukan di Jawa. Disajikan dengan irisan bawang merah, bumbu kacang, dan kecap manis. Sate kelinci biasanya ditemukan di kawasan pegunungan di Pulau Jawa tempat penduduk memelihara kelinci sebagai hewan ternak, seperti di Lembang, Jawa Barat, Kaliurang di Yogyakarta, Bandungan dan Tawangmangu di Jawa Tengah, juga Telaga Sarangan di Jawa Timur.
Sate Kerang
Kerang yang dibumbui secara ringan dan direbus, biasanya disajikan sebagai hidangan teman makan lontong kupang dan lontong balap.
Sate Kerbau
Sate dari daerah Kudus, tempat sebagian umat muslim menghindari memakan daging sapi sebagai bentuk tenggang rasa dan toleransi bagi umat Hindu. Daging kerbau dimasak dengan gula jawa, ketumbar, jintan putih, dan bumbu lainnya hingga empuk. Beberapa pedagang menggiling dagingnya dulu agar lebih empuk. Kemudian dipanggang di atas bara arang, disajikan dengan saus bumbu yang terbuat dari santan, gula jawa, dan bumbu lainnya. Secara tradisional sate ini disajikan di atas daun jati.
Sate Kere (sate orang miskin)
Sate vegetarian murah yang dibuat dari tempe giling (lebih dikenal dengan sebutan tempe gembus) dari Kota Solo, disajikan dengan bumbu kacang dan acar. Istilah "kere" dalam bahasa Jawa berarti "miskin"; aslinya untuk menyediakan kesempatan bagi warga miskin untuk menikmati sate karena zaman dahulu daging adalah barang mewah. Kini sate kere juga menyediakan usus, hati, dan daging sapi di samping sate tempe.
Sate Kikil (Sate Cecek)
Sate kikil atau populer dengan nama sate cecek adalah makanan khas dari Jepara, sate ini biasanya untuk lauk Horok-Horok (makanan pokok orang Jepara pada era kolonial).
Sate Kuda
Dikenal sebagi "Sate Jaran" oleh warga setempat di Yogyakarta, terbuat dari daging kuda. Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, kol, dan kecap manis.
Sate Kulit
Ditemukan di Sumatra, sate yang renyah terbuat dari kulit ayam yang dibumbui.
Sate Lembut
Sate yang langka dari masyarakat Betawi. Dapat ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate dibuat dari daging cincang dicampur parutan kelapa dan bumbu-bumbu, dililitkan pada tusukan sate dari bambu yang pipih. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi.
Sate Lilit
Variasi sate dari Bali. Sate ini terbuat dari daging cincang berbahan daging sapi, ayam, ikan, babi, atau kura-kura. Daging cincang ini dicampur kelapa parut, santan kental, jeruk nipis, bawang merah, dan merica. Adonan ini kemudian dibungkus melilit tusukan bambu, batang tebu, atau batang serai, lalu dipanggang di atas bara arang.
Sate Madura
Berasal dari Pulau Madura, sebelah utara Pulau Jawa, sate jenis ini adalah yang paling populer di Indonesia. Bahan dagingnya adalah daging ayam atau kambing, dengan bumbu kecap manis dan gula jawa, dicampur bawang putih, bawang goreng, kacang tanah goreng yang sudah dihaluskan, petis, kemiri, dan garam. Sate ayam biasanya dihidangkan dengan bumbu kacang, sementara sate kambing dihidangkan dengan kecap manis ditambah irisan bawang merah. Sate Madura menggunakan irisan daging yang lebih kecil. Dimakan dengan nasi putih, lontong, atau ketupat. Terkadang ditambahi acar irisan bawang, mentimun, dan cabai rawit. Biasanya penjual sate madura berasal dari suku Madura.
Sate Makassar
Dari Sulawesi Selatan, sate ini terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang dibumbui saus yang terbuat dari belimbing. Rasanya khas asam dan pedas. Tidak seperti sate lainnya, sate Makassar dihidangkan tanpa bumbu.
Sate Manis
Juga masakan khas Betawi. Dapat ditemukan di Jalan Kebon Kacang, Jakarta Pusat. Sate ini dibuat dari daging has dalam (tenderloin) bagian yang paling lembut dari daging sapi, direndam dalam bumbu yang manis. Biasanya dimakan dengan ketupat laksa Betawi.
Sate Maranggi
Sate khas Sunda yang lazim ditemukan di Purwakarta, Cianjur, dan Bandung, Jawa Barat. Bumbu sate ini dibuat dari bumbu khusus, yaitu pucuk bunga kecombrang (Nicolaia speciosa) dan tepung ketan. Kecombrang memberikan aroma dan rasa yang seperti mentol. Dihidangkan dengan ketan (jadah) atau nasi putih.
Sate Padang
Hidangan dari Padang dan daerah sekitarnya di Sumatra Barat yang terbuat dari jeroan sapi atau kambing yang direbus dengan bumbu, lalu dipanggang. Ciri utamanya adalah saus kuah kuning yang terbuat dari tepung beras yang dicampur kaldu daging dan jeroan, kunyit, jahe, bawang putih, ketumbar, lengkuas, jintan putih, bubuk kari, dan garam. Sate Padang terbagi atas dua jenis, Sate Padang Pariaman dan Padang Panjang, yang berbeda dalam cita rasa saus bumbu kuningnya.
Sate Ponorogo
Jenis sate yang berasal dari Kota Ponorogo, Jawa Timur. Terbuat dari potongan daging ayam yang direndam dalam bumbu kecap, disajikan dengan bumbu kacang dan sambal dengan irisan bawang merah dan cabai rawit serta jeruk nipis. Variasi ini unik karena dalam setiap tusuknya hanya terdapat satu potong daging ayam yang diiris memanjang, berbeda dengan sate biasanya yang terdiri atas empat potong daging. Daging ayam sebelumnya direndam dalam kecap manis dan bumbu dan melalui proses "bacem" agar bumbunya masuk meresap. Kemudian dihidangkan dengan lontong. Panggangannya terbuat dari tanah liat yang dilubangi satu sisinya untuk mengipasi arang.
Sate Pusut
Hidangan dari Pulau Lombok. Terbuat dari campuran daging cincang (sapi, ayam, atau ikan), kelapa parut, dan bumbu. Campuran ini kemudian dililitkan membungkus tusukan dan dipanggang dengan bara arang.
Sate Susu
Dapat ditemukan di Jawa dan Bali, dibuat dari brisket sapi dengan cita rasa susu, disajikan dengan sambal.
Sate Taichan
Sate daging ayam polos yang langsung dibakar, disajikan dengan sambal dan jeruk nipis.
Sate Tegal
Sate kambing muda yang baru berumur di bawah lima bulan; julukannya di Tegal adalah sate "balibul" singkatan dari "baru lima bulan". Dipanggang dalam satuan kodi, yang terdiri atas dua puluh tusuk, dan tiap tusuk terdapat empat potong dua potong daging, satu potong lemak dan satu lagi potongan daging. Dipanggang di atas bara arang dari hampir matang atau matang sekali; dapat juga diminta dimasak tidak terlalu matang. Kadang kala potongan lemak dapat diganti hati, jantung, atau ginjal kambing. Daging ini tidak dibumbui sebelum dipanggang. Saat disajikan, disertai kecap manis yang diencerkan dengan air panas, ditambah irisan cabai, bawang merah, tomat hijau, dan nasi putih, ditaburi bawang goreng.
Sate Telur Puyuh
Beberapa telur puyuh yang direbus dan ditusuk sate, dibumbui dan direbus lebih lanjut, biasanya disajikan sebagai hidangan makan.
Sate Telur Muda
Sate yang dibuat dari telur yang belum jadi (uritan) diambil dari ayam betina yang disembelih. Telur muda ini ditusuk sate, dibumbui, dan dibakar.
Sate Torpedo
Sate yang dibuat dari testis kambing, dibumbui dalam kecap manis, dan dibakar. Disajikan dengan bumbu kacang, kecap manis, acar, dan nasi putih.
Sate Ular
Sate eksotik dan langka yang biasanya disajikan di rumah makan atau warung yang menyediakan daging unik seperti daging ular dan kadal, misalnya di dekat Stasiun Gubeng di Surabaya, atau daerah Mangga Besar dan Stasiun Tebet di Jakarta. Biasanya menggunakan daging ular sendok, kobra, atau ular sanca). Disajikan dengan irisan bawang merah, merica, acar, dan kecap manis.
Sate Usus
Usus yang dibumbui secara ringan dan digoreng, biasanya juga untuk teman makan bubur ayam atau soto.

Malaysia

 
Lemak dari sate membuat sate membara saat dibakar
 
Sate juga makanan populer di Malaysia
 
Seorang perempuan tengah membakar sate di pantai Tanjung Aru, Sabah

Sate dapat ditemukan di berbagai negara bagian di Malaysia, baik di rumah makan maupun di kedai pinggir jalan, pedagang sate menjual dagangannya di pusat jajan ataupun di pasar malam. Jenis sate yang populer di Malaysia adalah sate sapi dan sate ayam, beberapa wilayah mengembangkan resepnya sendiri. Sate biasanya dikaitkan dengan masyarakat muslim Melayu.

Jenis sate yang paling terkenal di Malaysia adalah sate Kajang, Selangor, yang disebut sebagai kota sate di Malaysia. Sate Kajang adalah nama generik untuk merujuk pada sate yang potongan dagingnya cukup besar dengan saus kacang manis yang ditaburi sambal. Sate Kajang tersedia di berbagai kota di Malaysia. Jenis daging yang ditawarkan bukan hanya sapi dan ayam yang sudah lazim, tetapi juga daging lainnya seperti ampela ayam, hati, daging kambing, daging kelinci, ikan, dan lain-lain.

Variasi lainnya adalah sate lok-lok dari Penang dan sate celup dari Malaka. Keduanya adalah variasi paduan cita rasa Tionghoa Malaysia antara hotpot Tionghoa dengan sate Melayu. Potongan daging mentah, tahu, telur pitan, telur puyuh, bakso ikan, jeroan, dan sayuran, semuanya disajikan dalam tusuk sate. Sate ini kemudian dicelup dalam air kaldu panas hingga matang. Kemudian dimakan dengan saus kehitaman yang manis dapat ditambahkan sambal. Jika disajikan dengan saus sate (saus kacang) maka sate ini disebut sate lok-lok. Jika dimasak dalam saus kacang mendidih, disebut sate celup. Sate jenis ini tersedia di kedai pinggir jalan maupun di restoran, kebanyakan adalah nonhalal. Pelanggan menggunakan tungku panci rebusan bersama untuk memasak sate mereka sendiri.

Singapura

 
Sate di Singapura disajikan dengan saus kacang, mentimun, dan bawang

Sate adalah salah satu makanan yang diasosiasikan dengan Singapura sejak tahun 1940-an.[butuh rujukan] Awalnya dijual di kaki lima dan gerobak dorong. Perhatian akan kesehatan umum serta pembangunan kota menjadikan pedagang sate berhimpun dalam satu kawasan pedagang sate di Beach Road pada tahun 1950-an, yang saat itu disebut Satay Club. Dipindahkan ke Esplanade Park pada tahun 1960-an, gerai sate ini menjadi tujuan wisata populer di Singapura.

Dipindahkan beberapa kali kini menempati tempat tetap di Clarke Quay pada tahun 1990-an karena tempat yang lama tergusur teater Esplanade.

Beberapa kawasan penjual sate lainnya adalah Sembawang di sebelah utara kota. Kedai sate yang dibuka di Lau Pa Sat juga populer di antara wisatawan. Tempat lainnya antara lain Newton Food Centre, East Coast Park Seafood Centre, dan Toa Payoh. Sate yang umum dijual di Singapura antara lain Satay Ayam, Satay Lembu, Satay Kambing, Satay Perut (sate usus), dan Satay Babat.

Maskapai penerbangan nasional Singapura, Singapore Airlines, juga menyajikan sate sebagai hidangan pembuka untuk penumpang kelas satu Raffles Class.

Thailand

 
Sate ayam Thai

Sate adalah hidangan yang populer di Thailand.[20] Biasanya dihidangkan dengan saus kacang, sate Thailand memiliki beberapa variasi, misalnya sate ayam, sapi, babi, hingga sate vegetarian yang terbuat dari lembar protein kedelai atau tahu. Sate dapat ditemukan di berbagai restoran Thailand di seluruh dunia. Karena masakan Thailand lebih awal terkenal dan dipasarkan serta dipromosikan secara gigih secara internasional dan telah menarik perhatian dunia lebih awal dari seni kuliner Indonesia, telah terjadi kekeliruan pemahaman terutama di luar negeri yang beranggapan sate berasal dari Thailand. Akibatnya sate sering kali dikaitkan dengan masakan Thai.[21]

Filipina

 
Satti hidangan Filipina selatan disajikan bersama Ta'mu (ketupat).

Filipina memiliki dua macam tradisi dalam memanggang daging sate. Hidangan yang dipengaruhi kebudayaan Spanyol di Luzon dan Visayas, umumnya dari daging babi dan sebagian kecil ayam, direndam dan dibaluri saus manis kental berwarna merah yang merupakan campuran kecap dan saus pisang. Karena pengaruh Amerika hidangan jenis ini disebut Barbikyu.

Jenis yang kedua disebut Satti, adalah makanan khas bangsa Moro di Filipina Selatan (Mindanao, Kepulauan Sulu, Palawan selatan, dan Tawi-Tawi). Satti ini paling mirip dengan sate dari Indonesia dan Malaysia. Satti disajikan dalam kuah kacang kental. Campuran sausnya adalah kacang, bawang putih, jahe, bawang merah, jintan, terasi, cabai, dan santan. Karena penduduknya mayoritas muslim, daging yang digunakan adalah daging halal seperti sapi, ayam, kambing, dan domba.

Belanda

 
Sate ayam di belanda disajikan dengan saus kacang, kentang goreng, kerupuk udang, dan mayonaise; disajikan di sebuah pub di Amsterdam

Disebut saté atau sateh di Belanda, hidangan ini telah teradaptasi ke dalam hidangan Belanda sehari-hari. Sate babi dan sate ayam biasanya disajikan dengan saus kacang, yang banyak tersedia di berbagai toko makanan ringan dan pasar swalayan. Sate kambing dengan kecap manis tersedia di rumah makan Indonesia dan makanan kedai siap saji lainnya. Sate babi dan sate ayam dalam saus kacang, dengan salad dan kentang goreng adalah hidangan populer di pub yang disebut eetcafes.

Favorit lainnya di kedai makanan ringan adalah satékroket, kroket yang dibuat dari saus kacang dan daging cincang (ragout).

Sate fusion

Salah satu kekeliruan yang telah berkembang di dunia internasional adalah menyamakan istilah "sate" dengan bumbu kacang. Secara tradisional sate berarti potongan daging yang ditusuk tusukan bambu dalam aneka bumbu, tidak harus selalu bumbu kacang. Akan tetapi karena jenis paling populer adalah sate ayam berbumbu kacang (Sate Madura di Indonesia, Sate Kajang di Malaysia, dan sate ayam Thai semuanya menggunakan bumbu kacang); dalam istilah masakan fusion istilah "satay" telah bergeser menjadi merujuk kepada bumbu kacang.

Misalnya, "burger sate" merujuk kepada hamburger yang disajikan dengan apa yang disebut sebagai "saus sate", yang utamanya adalah bumbu kacang bercita rasa manis yang kerap diganti selai kacang botolan.[22][23] Hidangan Singapura sate bihun adalah bihun dengan bumbu kacang semata. Hidangan Thailand filet ikan dalam saus sate juga menunjukkan tren yang sama. Masakan Prancis fusion Cuisses de Grenouilles Poelees au Satay, Chou-fleur Croquant adalah kaki kodok (swikee) disiram bumbu kacang.[24] Mi instan Indomie juga tersedia dengan varian rasa sate, yang sesungguhnya hanya menambahkan paket berisi saus kacang.[25][26]

Referensi

  1. ^ a b Sara Schonhardt (25 February 2016). "40 Indonesian foods we can't live without". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2017. Diakses tanggal 13 April 2017. 
  2. ^ a b Bruce Kraig; Colleen Taylor Sen Ph.D. (9 September 2013). Street Food around the World: An Encyclopedia of Food and Culture: An Encyclopedia of Food and Culture. ABC-CLIO. hlm. 183. ISBN 978-1-59884-955-4. 
  3. ^ O'Neill, Molly (2000-07-02). "Food; The Stick Shift". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 July 2020. Diakses tanggal 2020-04-13. 
  4. ^ Michael Specter (December 2, 1984). "IN MALAYSIA, SPICY SATAY". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 December 2018. Diakses tanggal 27 August 2020. 
  5. ^ Shalini Ravindran (June 28, 2018). "Five places for great satay". The Star. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 October 2020. Diakses tanggal 27 August 2020. 
  6. ^ Erickson, Joan (1982). Southeast Asia Sunset travel guides. Lane Publishing Company. hlm. 78. ISBN 978-037-606-764-7. 
  7. ^ Eliot, Joshua (1994). Indonesia, Malaysia & Singapore Handbook. New York: Trade & Travel Publications. hlm. 352. 
  8. ^ Rachel Bartholomeusz (June 28, 2018). "So much more to satay than peanut sauce". SBS. Diakses tanggal 12 February 2021. 
  9. ^ "Grilled Beef Satay". Food Reference.com. Diakses tanggal 2010-07-06. 
  10. ^ Indonesian Regional Food and Cookery By Sri Owen. Diakses tanggal 2010-07-07. 
  11. ^ CNN Go Your pick: World's 50 most delicious foods 7 September 2011. Retrieved 2011-10-11
  12. ^ Alan, Davidson (2006). The Oxford Companion to Food (edisi ke-2nd). Oxford: OUP. ISBN 9780191018251. OCLC 862049879. 
  13. ^ The Free Dictionary: Satay
  14. ^ "Satay". Wikipedia (dalam bahasa Inggris). 2021-03-24. 
  15. ^ CNNGO: 40 of Indonesia's best dishes
  16. ^ "Satay Junction, Indonesian Cuisine". Satay Junction. Diakses tanggal 2010-07-06. 
  17. ^ Kompas: Sate Khas Senayan Tidak Sekadar Jualan Sate
  18. ^ Cooking Without Borders: Satay
  19. ^ Media, Kompas Cyber (2013-01-23). "Serba Tuna di Gorontalo". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2022-04-15. 
  20. ^ Satay
  21. ^ What is Satay?
  22. ^ Peanut Satay Burger
  23. ^ Australian Satay chicken burgers
  24. ^ "Cuisses de Grenouilles Poelees au Satay, Chou-fleur Croquant". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-07. Diakses tanggal 2012-01-24. 
  25. ^ Mie Goreng Rasa Sate
  26. ^ Mie Goreng Satay