Sri Mulyani

ekonom Indonesia, Menteri Keuangan Republik Indonesia
Revisi sejak 21 Mei 2022 02.06 oleh Yahya Tamrin (bicara | kontrib) (merapikan artikel)

Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D (lahir 26 Agustus 1962) adalah Menteri Keuangan Republik Indonesia saat ini.

Sri Mulyani
Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan (2019)
Menteri Keuangan Indonesia ke-26
Mulai menjabat
27 Juli 2016
PresidenJoko Widodo
Wakil PresidenJusuf Kalla
Ma'ruf Amin
Sebelum
Pengganti
Petahana
Sebelum
Masa jabatan
7 Desember 2005 – 20 Mei 2010
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Wakil PresidenJusuf Kalla
Boediono
Direktur Pelaksana Bank Dunia
Masa jabatan
1 Juni 2010 – 27 Juli 2016
PresidenRobert B. Zoellick
Jim Yong Kim
Sebelum
Pendahulu
Juan Jose Daboub
Pengganti
Kyle Peters (Plt.)[1]
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
Pelaksana Tugas
Masa jabatan
13 Juni 2008 – 20 Oktober 2009
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Wakil PresidenJusuf Kalla
Sebelum
Pendahulu
Boediono
Pengganti
Hatta Rajasa
Sebelum
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional Indonesia ke-8
Masa jabatan
21 Oktober 2004 – 7 Desember 2005
PresidenSusilo Bambang Yudhoyono
Wakil PresidenJusuf Kalla
Sebelum
Pendahulu
Kwik Kian Gie
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Sri Mulyani Indrawati

26 Agustus 1962 (umur 62)
Indonesia Tanjungkarang, Lampung, Indonesia
Kebangsaan Indonesia
Partai politikIndependen
Suami/istriTonny Sumartono
Anak3
AlmamaterUniversitas Indonesia
University of lllinois Urbana Champaign
PekerjaanEkonom
Tanda tangan
Facebook: smindrawati Instagram: smindrawati Modifica els identificadors a Wikidata
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sri Mulyani adalah orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Jabatan ini diembannya mulai 1 Juni 2010 hingga dia dipanggil kembali oleh Presiden Joko Widodo untuk menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Bambang Brodjonegoro, dia mulai menjabat lagi sejak 27 Juli 2016. Sebelumnya, dia menjabat Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Bersatu. Ketika ia menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia maka ia pun meninggalkan jabatannya sebagai menteri keuangan saat itu.

Pada tahun 2004, dia pernah menjabat sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dari Kabinet Indonesia Bersatu. Pada 5 Desember 2005, ketika Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan perombakan kabinet, Sri Mulyani dipindahkan menjadi Menteri Keuangan menggantikan Jusuf Anwar. Sejak tahun 2008, ia menjabat Pelaksana Tugas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, setelah Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.

Sri Mulyani sebelumnya dikenal sebagai seorang pengamat ekonomi di Indonesia. Ia menjabat sebagai Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) sejak Juni 1998.

Ia dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2006 di sela Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura.[2] Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes tahun 2008[3] dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia versi majalah Globe Asia bulan Oktober 2007.

Kehidupan awal

Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung), Provinsi Lampung, tanggal 26 Agustus 1962. Dia adalah anak ketujuh dari seorang dosen universitas, Prof. Satmoko dan Retno Sriningsih. Namanya bercorak bahasa Jawa dan berhuruf Sansekerta.[4] Sri berarti sinar atau cahaya yang bersinar,[5] yang merupakan nama yang umum bagi perempuan Jawa. Mulyani berasal dari kata mulya, juga berarti berharga.[6] Indrawati berasal dari kata Indra dan akhiran feminin -wati.

Sri Mulyani mendapatkan gelar sarjana dari Universitas Indonesia pada 1986. Ia kemudian memperoleh gelar Master dan Doctor di bidang ekonomi dari University Illinois at Urbana-Champaign pada 1992. Tahun 2001, ia pergi ke Atlanta, Georgia, untuk bekerja sebagai konsultan untuk USAID (US Agency for International Development) demi tugas untuk memperkuat otonomi di Indonesia. Ia juga mengajar dalam ekonomi Indonesia sebagai professor di Andrew Young School of Policy Studies di Georgia State University.[7] Dari tahun 2002 sampai 2004 ia menjabat sebagai direktur eksekutif IMF mewakili 12 negara Asia Tenggara. Pada tahun 2004, ia ditunjuk sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada Kabinet Indonesia Bersatu.

Ia menikah dengan Tony Sumartono yang juga seorang ekonom dan kemudian mempunyai tiga anak.[8][9] Ia tidak pernah mempunyai hubungan dengan partai politik mana pun.[10]

Menteri Keuangan pada Kabinet Indonesia Bersatu (2005–2010)

Sri Mulyani ditunjuk untuk menjadi menteri keuangan pada tahun 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Salah satu kebijakan pertamanya sebagai menteri keuangan ialah memecat petugas korup di lingkungan depertemen keuangan. Ia berhasil meminimalisir korupsi dan memprakarsai reformasi dalam sistem pajak dan keuangan Indonesia,[11][12] dan mendapat reputasi sebagai menteri yang berintegritas.[13] Dia berhasil meningkatkan investasi langsung luar negeri di Indonesia. Pada tahun 2004 disaat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mulai menjabat, Indonesia mendapat $4,6 miliar dari investasi langsung luar negeri. Tahun berikutnya berhasil meningkat menjadi $8,9 miliar.[14]

Tahun 2006, hanya satu tahun setelah menjabat menteri, ia disebut sebagai Euromoney Finance Minister of the Year oleh majalah Euromoney.[15]

Selama masa jabatannya pada tahun 2007, Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 6.6%, tertinggi sejak krisis finansial di Asia tahun 1997. Namun pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi menurun menjadi 6,%[11] akibat perlambatan dalam ekonomi global. Pada Juli 2008, Sri Mulyani menjabat sebagai Menteri Koordinator bidang Ekonomi, menggantikan Boediono, yang akan mengambil jabatan di Bank Indonesia.[16]

Pada Agustus 2008, Sri Mulyani disebut majalah Forbes sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia,[17] yang juga sekaligus wanita paling berpengaruh di Indonesia. Saat ia menjabat sebagai Menteri Keuangan, cadangan valuta asing negara mencapai nilai tertinggi sebesar $50 miliar.[17] Ia mengatur pengurangan utang negara hampir 30% dari GDP dari 60%,[11] membuat penjualan utang negara ke institusi asing semakin mudah. Ia mengubah struktur pegawai pemerintah di lingkup pemerintahannya dan menaikkan gaji petugas pajak untuk mengurangi sogokan di departemen keuangan.[18]

Tahun 2007 dan 2008, majalah Emerging Markets memilih Sri Mulyani sebagai Asia's Finance Minister of The Year.[19][20]

Setelah Susilo Bambang Yudhoyono dipilih kembali menjadi presiden tahun 2009, ia kembali ditunjukmenjadi Menteri Keuangan. Tahun 2009 ekonomi Indonesian tumbuh 4.5% disaat banyak negara-negara di dunia mengalami kemunduran. Indonesia adalah satu dari tiga negara dengan pertumbuhan ekonomi diatas 4% pada tahun 2009 disamping China dan India.[11] Dibawah pengawasannya pemerintah berencana meningkatkan angka pembayar pajak penghasilan dari 4,35 juta orang hingga sebesar 16 juta di lima tahun terakhir. Penerimaan pajak tumbuh dari sekitar 20% setiap tahun hingga lebih dari Rp 600 trilliun pada tahun 2010.[21]

Pada November 2013, surat kabar Inggris The Guardian merilis artikel disertai laporan berisi bocoran dari Edward Snowden, seorang karyawan CIA, yang menunjukkan bahwa intelijen Australia diduga keras meretas telepon genggam beberapa petinggi politik Indonesia pada tahun 2009. Termasuk Sri Mulyani yang menjabat sebagai menteri saat itu. Perdana Menteri Australia Tony Abbot membela dengan mengatakan bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut bukanlah mata-mata melainkan akan digunakan untuk “penelitian” dan ia bermaksud hanya akan menggunakan setiap bentuk informasi untuk hal baik.[22]

Pindah Ke Bank Dunia

Pada tanggal 5 Mei 2010, Sri Mulyani ditunjuk menjadi salah satu dari tiga Direktur Pelaksana Bank Dunia.[23][24] Ia menggantikan Juan Jose Daboub, yang menyelesaikan empat tahun masa jabatannya pada 30 Juni, mengatur dan bertugas atas 74 negara di Amerika Selatan, Karibia, Asia Timur, dan Pasifik, Timur Tengah dan Afrika Utara.[25]

Pengunduran dirinya berdampak negatif pada situasi ekonomi di Indonesia, seperti stock exchange yang menurun sebesar 3,8%. Nilai rupiah turun hampir 1% dibandingkan dolar.[18] Merupakan penurunan saham Indonesia yang paling tajam dalam 17 bulan.[26] Kejadian ini disebut sebagai "Indonesia’s loss, and the World’s gain (Kerugian Indonesia, dan keuntungan dunia)".[27][28][29]

Beredar isu bahwa pengunduran dirinya saat itu disebabkan oleh tekanan dari pihak lain,[10][30][31] terutama dari pengusaha dan ketua Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie.[32][33] Aburizal Bakrie diduga mempunyai ketidaksukaan terhadap Sri Mulyani[34] akibat penyelidikan oleh Sri Mulyani terhadap penggelapan pajak dalam jumlah besar pada Bakrie Group, penolakan Sri Mulyani untuk mendukung kepentingan Bakrie terkait batu bara dengan menggunakan dana negara,[10] dan penolakan Sri Mulyani untuk menyatakan bahwa semburan lumpur Sidoarjo, yang secara luas dipercaya disebabkan dari pengeboran oleh perusahaan Bakrie, adalah bencana alam.

Pada 20 Mei, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengumumkan penggantinya, yaitu Agus Martowardojo, CEO dari Bank Mandiri.[35]

Pada 2014, ia disebut oleh majalah Forbes sebagai wanita paling berpengaruh di dunia urutan ke-38.[36]

Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju (2016–sekarang)

Pada 27 Juli 2016, Sri Mulyani dipulangkan oleh Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi Menteri Keuangan. Kembalinya Sri Mulyani merupakan kejutan bagi banyak pihak dan dianggap sebagai salah satu langkah terbaik yang pernah diambil oleh Joko Widodo selama dia menjabat.[37] Belum setahun menjabat, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik se-Asia 2017 oleh majalah Finance Asia yang berkedudukan di Hong Kong. Pemberian penghargaan tersebut dinilai karena keberhasilannya mengurangi target defisit fiskal dari yang dikhawatirkan menembus angka 3 persen menjadi 2,5 persen dari PDB. Ia juga dianggap mampu memperbaiki sistem perpajakan Indonesia lewat program pengampunan pajak (tax amnesty) yang mana realisasi pembayaran tebusannya jauh melebihi proyeksi Bank Indonesia.[38]

Di era Sri Mulyani, Pemerintah Pusat untuk pertama kalinya dalam sejarah memperoleh opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun Anggaran 2016 dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).[39] Sri Mulyani juga menjadi sorotan dengan berhasil menagihkan pajak perusahaan raksasa Google dan Facebook.[40] Pada tanggal 11 Februari 2018 dalam acara World Government Summit[41] di Uni Emirat Arab, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Terbaik di Dunia (Best Minister Award). Penghargaan diserahkan oleh Sheikh Mohammed bin Rashid yang merupakan Wakil Presiden UAE, Perdana Menteri dan Penguasa Dubai.

Pada tanggal 23 Oktober 2019, Sri Mulyani kembali dilantik dan dipercaya untuk membantu presiden Joko Widodo sebagai Menteri Keuangan Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Skandal Bank Century

Sebelum pengunduran dirinya sebagai menteri pada tahun 2010, anggota DPR mencurigai Sri Mulyani terlibat tindak pidana penalangan dana Bank Century pada 2008. Dana talangan Century yang awalnya sebesar 1,6 triliun rupiah menjadi 6,7 triliun rupiah.[42] Mantan wakil presiden Jusuf Kalla mengkritik kebijakan-kebijakan Sri Mulyani, termasuk penalangan dana tersebut.[43]

Pendidikan

Spesialisasi penelitian

  • Ekonomi Moneter dan Perbankan
  • Ekonomi Tenaga Kerja

Pengalaman kerja

  • Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI), Juni 1998–Sekarang
  • Narasumber Sub Tim Perubahan UU Perbankan, Tim Reformasi Hukum – Departemen Kehakiman RI, Agustus 1998 s.d. Maret 1999.
  • Tim Penyelenggara Konsultan Ahli Badan Pembinaan Hukum Nasional Tahun 1999–2000, Kelompok Kerja Bidang Hukum Bisnis, Menteri Kehakiman Republik Indonesia, 15 Mei 1999–Sekarang
  • Anggota Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan RI, Juni 1998–sekarang.
  • Dewan Juri Lomba Karya Ilmiah Remaja LIPI-TVRI XXXI, Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Kebudayaan dan Kemanusiaan, terhitung 1 April 1999–Sekarang
  • Redaktur Ahli Majalah bulanan Manajemen Usahawan Indonesia, Agustus 1998–Sekarang
  • Anggota Komisi Pembimbing mahasiswa S-3 atas nama Sdr. Andrianto Widjaya NRP. 95507 Program Doktor (S-3) Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian, Institute Pertanian Bogor, Juni 1998
  • Ketua I Bidang Kebijakan Ekonomi Dalam dan Luar Negeri serta Kebijaksanaan Pembangunan, PP Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), 1996–2000
  • Kepala Program Magister Perencanaan Kebijakan Publik-UI, 1996–Maret 1999
  • Wakil Kepala Bidang Penelitian LPEM FEUI, Mei 1995–Juni 1998
  • Wakil Kepala Bidang Pendidikan dan Latihan LPEM FEUI, 1993–Mei 1995
  • Research Associate, LPEM FEUI, 1992–Sekarang
  • Pengajar Program S-1 & Program Ekstensi FEUI, S-2, S-3, Magister Manajemen Universitas Indonesia, 1986–Sekarang
  • Anggota Kelompok Kerja – GATS Departemen Keuangan, RI 1995
  • Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk Menteri Negara Kependudukan – BKKBN, 1995
  • Anggota Kelompok Kerja Mobilitas Penduduk, Asisten IV Menteri Negara Kependudukan, BKKBN, Mei–Desember 1995
  • Staf Ahli Bidang Analisis Kebijaksanaan OTO-BAPPENAS, 1994–1995
  • Asisten Profesor, University of lllinois at Urbana, Champaign, USA, 1990–1992
  • Asisten Pengajar Fakultas Ekonomi – Universitas Indonesia, 1985–1986

Kegiatan penelitian

  • Research Demand for Housing, World Bank Project, 1986
  • Kompetisi Perbankan di Jakarta/Indonesia, BNI 1946, 1987
  • Study on Effects on Long-term Overseas Training on Indonesia Participant Trainees. OTO Bappenas – LPEM FEUI, 1998
  • Penyusunan Study Dampak Ekonomi Sosial Kehutanan Indonesia . Departemen Kehutanan – LPEM FEUI, 1992
  • Survei Pemasaran Pelumas Otomotif Indonesia. Pertamina – LPEM FEUI, 1993
  • The Prospect of Automotive Market and Factors Affecting Consumer Behavior on Purchasing Car. PT Toyota Astra – LPEM FEUI, 1994
  • Inflasi di Indonesia: Fenomena Sisi Penawaran atau Permintaan atau keduanya. Kantor Menko Ekuwasbang – Bulog – LPEM FEUI, 1994
  • Restrukturisasi Anggaran Daerah. Departemen Dalam Negeri – LPEM FEUI, 1995
  • The Evaluation of Degree and non degree training – OTO Bappenas, 1995
  • Fiscal Reform in Indonesia: History and Perspective, 1995
  • Potensi Tabungan Pelajar DKI Jakarta. Bank Indonesia – LPEM FEUI, 1995
  • Studi Rencana Kerja untuk Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, Departemen Pariwisata, Pos & Telekomunikasi – LPEM FEUI, 1996
  • Interregional Input-Output (JICA Stage III), 1996
  • Studi Kesiapan Industri Dalam Negeri Memasuki Era Perdagangan Bebas, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, LPEM FEUI, 1997
  • Penyusunan Rancangan Repelita VII. Departemen Perindustrian dan Perdagangan, 1997
  • Indonesia Economic Outlook 1998/1999. Indonesia Forum 1998
  • Country Economic Review for Indonesia. Asian Development Bank, 1999

Publikasi

  • Teori Moneter, Lembaga Penerbitan UI, 1986
  • Measuring the Labour Supply effect of Income Taxation Using a Life Cycle Labour Supply Model: A Case of Indonesia (Disertasi), 1992
  • A Dynamic Labour Supply Model for Developing Country: Consequences for Tax Policy (co author: Jane Leuthold) BEBR – University of lllinois Urbana-Champaign, U.S.A., 1992
  • " Ekonom dan Masalah Lingkungan ", Kompas, 4 Desember 1992
  • " Prospek dan Masalah Ekspor Indonesia", Suara Pembaharuan, April 1993
  • The Cohort Approach of a life Cycle Labour Supply, EKI, Desember 1993
  • " Tantangan Ekspor non Migas Indonesia ", DPE 1994
  • "Perkembangan Ekonomi Sumber Daya Manusia – Proceding " Seminar LP3Y – Jogya, Dalam Sumber Daya Manusia dalam Pembangunan, 1995
  • "Dilema Hutang Luar Negeri dan PMA", Warta Ekonomi 26, 1995
  • "Prospek Ekonomi", Gramedia, 1995
  • Tantangan Transpormasi Sumber Daya Manusia Indonesia Menghadapi Era Globalisasi" (co dengan Dr. Ninasapti Triaswati) dalam: Alumni FEUI dan Tantangan Masa Depan, Gramedia, 1995.
  • "Liberalisasi dan Pemeratan dalam Liberalisasi Ekonomi, Pemerataan dan Kemiskinan, Tiara Wacana, 1995
  • Tinjauan Triwulan Perekonomian (Sri Mulyani dan Thia Jasmania), Ekonomi Keuangan Indonesia, Januari–April 1995
  • Performace of Indonesia State owned Enterprises, Seminar World Bank, April 1995
  • "Ability to Pay minimum wage and Workers Condition in Indonesia", Seminar World Bank Seminar, April 1995.
  • Workers in an integrating World, Discuss Panel World Development Report, 1995
  • Mungkinkah Ekonomi Rakyat ? Diskusi Series Bali – Post – Ekonomi Rakyat, 25 November 1995
  • "Tumbuh Tinggi dengan Uang Ketat", Warta Ekonomi, 5 Februari 1996
  • Inpres 2/1996 dan Pembangunan Industri Nasional, Dialog Pembangunan CIDES, 28 Maret 1996 "Kijang Tetap Jadi Pilihan", Jawa Pos, 29 Maret 1996
  • "Sumber – sumber institusional dalam mewujudkan Demokrasi Ekonomi", Seminar Persadi, 18 Januari 1996
  • "Indonesia: Sustaining Manufactured Export Growth", Seminar Bappenas – ADB, 11 April 1996
  • Consistent Macroeconomic Development and its Limitation (Sri Mulyani dan Ari Kuncoro), Indonesia Economy Toward The Twenty First Century – IDE 1996
  • "Menggantung Harapan pada Tax Holiday", Majalah SWA, 16 Agustus 1996
  • "Globalisasi dan Kemandirian Ekonomi", Simposium Nasional Cendikiawan Indonesia Ke-III, Jakarta 28 Agustus 1996
  • "Kesiapan Jawa Timur dalam mendukung pembangunan Industri Nasional", Seminar Kajian Industri: Tantangan Internasional dan Respon Industri di Jawa Timur Refreksi dan Prospektif, 2 November 1996
  • "Strategi Pembangunan Pasar Dalam Negeri dan Luar Negeri – Usaha Kecil Menengah dan Koperasi" Seminar Yayasan Dana Bakti Astra, Jakarta 12 Maret 1997
  • "Kebijakan Harga dan Ketahanan Pangan Nasional", memperingati HUT Bulog, April 1997
  • "Pemerintah Versus Pasar", memperingati 70 Tahun, Prof. Widjojo Nitrisastro, Mei 1997
  • "Liberalisasi Challenges", Seminar ASEAN/ISI-Keijai Koho Center, Tokyo, 8 Juli 1997
  • "Isu Mobnas Dalam Dinamika Kebijakan Industri Nasional: Sebuah Tinjauan Ekonomi Politik", 21 Visi, 1997
  • "Tantangan Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Millenium Baru: Mempertahankan Pertumbuhan Dan Meletakkan Fundamental Yang Kokoh", Disampaikan Dalam Orasi Ilmiah Pada Acara Wisuda Lulusan STAN Dan PRODIP Keuangan, Plenary Hall – Jakarta Hilton Convention Center, 2 September 1997.
  • "Implikasi Bagi Dunia Bisnis Dari Gejolak Mata Uang", Diskusi BBD, 10 September 1997
  • "Economic Profile and Performance of ASEAN Countries" Konfrensi Federation of ASEAN Economic Association, Denpasar – Bali, 24–25 Oktober 1997
  • "Indonesia Economic Outlook 1998 (Challenger & Oportunities)" One Day seminar Radison Hotel, 27 November 1997
  • "Analisis Krisis Nilai Tukar dan Prospek Perekonomian Indonesia ke Depan", Seminar KBRI Singapura, 4 Desember 1997
  • "Small Industry Profiles and Policies", Two Day Seminar USAID-LPEM, Aryaduta Hotel, 17–18 Desember 1997
  • "Kesehatan Bank dan Lingkungan Makro Ekonomi", Dialog Bank Umum Nasional, 16 Januari 1998
  • "Evaluasi Ekonomi 1997 dan Tantangan Ekonomi 1998", Seminar LIPI, 20 Januari 1998
  • "Revisi RAPBN", Gatra, 24 Januari 1998
  • "Krisis Ekonomi Indonesia dan Langkah Reformasi", Orasi Ilmiah Universitas Indonesia, Balairung UI, 7 February 1998.
  • "APBN 1998/1999 dimasa Resesi dan Dimensi Revisi RAPBN 1998/1999", Diskusi HUT FKP DPR RI, 12 Februari 1998
  • Forget CBS, Get Serious About Reform, Indonesia Business, April 1998

Catatan kaki

  1. ^ Surat Presiden Bank Dunia Soal Sri Mulyani 'Pulang Kampung' detikfinance
  2. ^ Syahrul, Yura (15 September 2006). "Sri Mulyani, Menteri Keuangan Terbaik se-Asia". Tempointeraktif. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-09-15. 
  3. ^ Qomariyah, Nurul (28 Agustus 2008). "Kalahkan Hillary, Sri Mulyani Masuk 100 Wanita Paling Berpengaruh". Detik. 
  4. ^ "Sanskrit Dictionary for Spoken Sanskrit". Cologne Digital Sanskrit Lexicon project. Diakses tanggal May 15, 2010. 
  5. ^ Turner, Sir Ralph Lilley; Dorothy Rivers Turner (January 2006) [1962]. A comparative dictionary of the Indo-Aryan languages (edisi ke-Accompanied by three supplementary volumes: indexes, compiled by Dorothy Rivers Turner: 1969. – Phonetic analysis: 1971. – Addenda et corrigenda: 1985.). London: Oxford University Press,. hlm. 736. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-15. Diakses tanggal 22 Apr 2010. 
  6. ^ Das, Dr. Srivaishnav Ayodhya (June 30, 2005), Contemplation on the structure and meaning of ‘Mulya’ (Value), Lucknow Journal of Humanities 
  7. ^ "Who's Who". Jakarta: The Jakarta Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-02-24. Diakses tanggal May 13, 2010. 
  8. ^ "Sri Mulyani Ekonom Pasar Yang Kian Mapan". Berita Sore. October 22, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-12. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  9. ^ "Keluarga Menkeu Sri Mulyani di Tengah Terpaan Kasus Century". Jawa Pos. Surabaya. December 15, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  10. ^ a b c Allard, Tom (May 6, 2010). "Indonesia reels from corruption fighter's departure for World Bank". Sidney Morning Herald. 
  11. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama newsweek
  12. ^ Budi, Chandra (May 6, 2010). "Sri Mulyani dan Modernisasi Pajak". Jawa Pos. Surabaya. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-10-23. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  13. ^ "United Indonesia Cabinet 2009–2014". The Jakarta Post. Jakarta. 2009-10-22. hlm. 3. 
  14. ^ "A Reformer Leaves Jakarta". Wall Street Journal. May 13, 2010. 
  15. ^ Leahy, Christ (September 2006). "Minister of Finance of the year 2006: Dr Sri Mulyani Indrawati". Euromoney. 
  16. ^ "Sri Mulyani named coordinating minister". The Jakarta Post. Jakarta. July 6, 2008. 
  17. ^ a b "The 100 Most Powerful Women – #23 Sri Mulyani Indrawati". Forbes. August 27, 2008. 
  18. ^ a b Barta, Patrick (May 6, 2010). "Reformer Resigns, Rattling Indonesia". Wall Street Journal. 
  19. ^ "Mulyani, Asia's best finance minister two years in a row". The Jakarta Post. Jakarta. October 14, 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-25. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  20. ^ Parson, Nick (October 10, 2008). "Finance Minister of The Year, Asia 2008". Emerging Markets. 
  21. ^ Bayuni, Endy M. (May 14, 2010). "Commentary: Wanted: Big Foot for finance minister". The Jakarta Post. Jakarta. 
  22. ^ Revealed: Australia tried to monitor Indonesian president's phone, The Guardian, 18 November 2013 
  23. ^ Unditu, Aloysius; Sandrine Rastello (May 5, 2010). "Indonesia's Sri Mulyani Given Top World Bank Role". BusinessWeek. 
  24. ^ Mealey, Elizabeth; Carl Hanlon (May 4, 2010). "World Bank Group President Zoellick Appoints Indonesian Finance Minister, Sri Mulyani Indrawati, as Managing Director". World Bank Group – Press Release. 
  25. ^ "World Bank appoints Sri Mulyani managing director". The Jakarta Post. Jakarta. May 5, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-08. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  26. ^ Moestafa, Berni (May 5, 2010). "Indonesia Stocks Slump Most in 17 Months as Minister Resigns". Bloomberg. 
  27. ^ "Editorial: Indonesia's Loss, the World Bank's Gain". The Jakarta Globe. May 5, 2010. 
  28. ^ Rieffel, Lex (May 13, 2010). "Sri Mulyani: Indonesia's Loss, the World's Gain". The Brookings Institution. 
  29. ^ McBeth, John (May 8, 2010). "Sri Mulyani: World's gain, Jakarta's loss". Asia News Network. 
  30. ^ Suharmoko, Aditya (May 5, 2010). "Politics makes Mulyani move". The Jakarta Post. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-16. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  31. ^ Siahaan, Armando; Irvan Tisnabudi; Anita Rachman (May 21, 2010). "Indonesia's Ruthless Politics Dog Sri Mulyani to End". Jakarta Globe. Jakarta. 
  32. ^ Witular, Rendi A.; Arghea Desafti Hapsari (May 5, 2010). "SBY political deal may be behind Mulyani's exit". The Jakarta Post. Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-09. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  33. ^ Gelling, Peter (March 2, 2010). "Fight Erupts Over Inquiry Into Jakarta Bank Bailout". The New York Times. 
  34. ^ "Indonesia Loses Its Stellar Reformer". Asia Sentinel. May 5, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-22. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  35. ^ "President names Agus Martowardojo new finance minister". The Jakarta Post. Jakarta. January 9, 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-03-05. Diakses tanggal 2016-10-23. 
  36. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Forbes14
  37. ^ "Direktur Bank Dunia Kaget Sri Mulyani Kembali ke Indonesia". Pikiran Rakyat. Bandung. July 27, 2016. 
  38. ^ Sri Mulyani Didapuk Jadi Menteri Keuangan Terbaik se-Asia
  39. ^ BPK Beri Opini LKPP 2016 Wajar Tanpa Pengecualian
  40. ^ "Usai Google, Sri Mulyani Langsung Kejar Pajak Facebook Cs - Berita Kekinian Banget". Berita Kekinian Banget (dalam bahasa Inggris). 2017-12-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-12. Diakses tanggal 2017-12-12. 
  41. ^ "Home". World Government Summit - Home (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-02-13. 
  42. ^ Tempomedia (2014-05-12). "Penunggang Gelap di Balik Century". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 16 Oktober 2020. 
  43. ^ "Kalla: Dulu Saya yang Usulkan Sri Mulyani Jadi Menkeu". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2010-05-21. Diakses tanggal 16 Oktober 2020. 
  44. ^ https://www.viva.co.id/siapa/read/14-sri-mulyani-indrawati

Pranala luar

Jabatan politik
Didahului oleh:
Bambang Brodjonegoro
Menteri Keuangan Indonesia
2016–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Jusuf Anwar
Menteri Keuangan Indonesia
2005–2010
Diteruskan oleh:
Agus Martowardojo
Didahului oleh:
Boediono
Pelaksana Tugas Menteri Koordinator
Bidang Perekonomian Indonesia

2008–2009
Diteruskan oleh:
Hatta Rajasa
Didahului oleh:
Kwik Kian Gie
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
2004–2005
Diteruskan oleh:
Paskah Suzetta
Jabatan Organisasi Internasional
Didahului oleh:
Juan José Daboub
Direktur Pelaksana Bank Dunia
2010–2016
Diteruskan oleh:
Kyle Peters (Plt.)

Kuotasi

  • "Jangan pernah lelah mencintai negeri ini."—Seminar Kebijakan Publik dan Etika Publik (18/05/2010) [1]
  1. ^ Kompasiana.com. "Sri Mulyani Indrawati: "Saya Menang" oleh Nufransa Wira Sakti - Kompasiana.com". www.kompasiana.com. Diakses tanggal 2017-11-26.