Kabupaten Kaimana

kabupaten di Provinsi Papua Barat, Indonesia
Revisi sejak 10 November 2022 02.17 oleh Envapid (bicara | kontrib) (Suku)


Kabupaten Kaimana adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua Barat, Indonesia. Kabupaten Kaimana berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Kaimana, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Tahun 2002 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4245).[1]

Kabupaten Kaimana
Julukan: 
Kota Senja
Peta
Kabupaten Kaimana di Maluku dan Papua
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana
Peta
Kabupaten Kaimana di Indonesia
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana
Kabupaten Kaimana (Indonesia)
Koordinat: 3°39′39″S 133°46′28″E / 3.66093°S 133.77451°E / -3.66093; 133.77451
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Barat
Tanggal berdiri11 Desember 2002[1]
Dasar hukumUU Nomor 26 Tahun 2002[1]
Ibu kotaKaimana
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 7
  • Kelurahan: 2
  • Kampung: 99
Pemerintahan
 • BupatiFreddy Thie
 • Wakil BupatiHasbulla Furuada, SP
Luas
 • Total18.500,00 km2 (7,142,89 sq mi)
Populasi
 • Total64.762
 • Kepadatan4/km2 (10/sq mi)
Demografi
 • AgamaKristen 57,88%
Protestan 48,80%
Katolik 9,08%
Islam 42,04%
Hindu 0,06%
Lainnya 0,02%[3]
 • BahasaBahasa Indonesia dan Bahasa daerah
 • IPMKenaikan 65,31 (2021) ( Sedang )
Kenaikan 65,00 (2020) ( Sedang )[4]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9102 Edit nilai pada Wikidata
Pelat kendaraanPB xxxx K*
Kode Kemendagri92.08 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 642.471.028.000,- (2020)
Situs webwww.kaimanakab.go.id

Ibukota kabupaten ini terletak di distrik Kaimana. Luas wilayah darat dan laut Kabupaten Kaimana adalah 36.000 km2, terdiri atas luas daratan mencapai 18.500 km2 dan Luas lautan/perairan ± 17.500 km2. Populasi kabupaten Kaimana pada tahun 2021 berjumlah 64.762 jiwa, laki-laki 33.543 jiwa dan perempuan 31.219 jiwa, dan 69,07% penduduknya berada di ibukota kabupaten, Kaimana kota, sekitar 44.676 jiwa.[3]

Geografi

Secara morfologi Kabupaten Kaimana meliputi wilayah datar hingga berbukit-bukit dan bahkan bergunung dengan kemiringan lereng bervariasi mulai dari < 2% hingga di atas 70% dan ketinggian tempat berkisar antara 0 – 2.800 m di atas permukaan laut. Kaimana berada di sepanjang pantai yang berbatasan langsung dengan bukit tinggi yang berbaris memanjang sejajar dengan pantai menjulang seperti yang terihat. Jadi pengembangan kota hanya mungkin mengikuti garis pantai. Sesuai dengan peta kondisi medan, morfologi Kabupaten Kaimana dapat dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu:

Wilayah datar

Wilayah ini mempunyai relief datar dengan kemiringan lereng < 2% dengan ketinggian tempat berkisar antara 0 – 50 m dpl. Daerah ini berada di sepanjang sungai, dataran bergambut dan sebagian kecil di daerah pesisir pantai. Kondisi penutupan lahan ini merupakan hutan rawa, hutan mangrove dan sebagian telah digunakan masyarakat berupa ladang. Luas wilayah areal ini mencapai 2.241 Km2 (12,11%) dengan penyebaran terluas di Kecamatan Teluk Etna.

Wilayah bergelombang

Wilayah bergelombang dengan kemiringan lereng dominan berkisar antara 2 - 8% dan berada pada ketinggian tempat antara 0 – 150 m dpl. Kondisi penutupan lahan ini berupa hutan dataran rendah. Daerah ini tersebar di 4 kecamatan dengan luas areal 3.610 Km² (1,95%).

Wilayah bergelombang hingga berbukit kecil

Wilayah ini menempati areal yang sangat sempit yang berada di Kecamatan Teluk Etna bagian utara, yaitu di sekitar Desa Urubika, Yapima dan Desa Ure. Kemiringan lereng daerah ini berkisar antara 9 – 15% (0,40%) dengan ketinggian tempat 20 – 800 m dpl, kondisi penutup lahan berupa kebun dan belukar.

Wilayah berbukit

Wilayah ini berbukit-bukit dengan kondisi lahan terjal dan mempunyai kemiringan lereng antara 15 – 25% dan setempat hingga 40% dengan ketinggian tempat 5 – 600 m dpl. Daerah ini penyebarannya paling luas mulai dari bagian tenggara hingga barat daya, seperti di Kecamatan Buruway dan Kecamatan Kaimana dengan luas areal 1503,9 Km² (8,61%) dengan penutupan lahan berupa hutan sekunder dan hutan primer.

Wilayah berbukit hingga bergunung

Daerah ini mempunyai bentuk wilayah berbukit-bukit hingga bergunung dengan kemiringan lereng > 40% dan setempat bisa mencapai 70%. Ketinggian tempat 100 – 2.800 m dpl. Daerah seperti ini tersebar luas di bagian utara merupakan Gunung Wagura Kote dan sebelah barat merupakan pegunungan Kumawa dengan luas areal 14.415,8 Km² (77,92%).

Wilayah Kabupaten Kaimana sebagian besar berada pada kemiringan lereng > 40%.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Awal menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
Hasan Achmad Aituarauw 2003 2005
1 2005 2010 1 Drs. Matias Mairuma
2 Drs. Matias Mairuma 2010 2015 2 Burhanudin Ombaer
George Yarangga
(Penjabat)
2015 2016 [5]
(2)   Drs. Matias Mairuma 2016 2021 [6] Ismail Sirfefa
3   Freddy Thie 26 April 2021 Petahana [7] Hasbullah Fuarada, Sp


Dewan Perwakilan

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 1   0
Gerindra 1   1
PDI-P 3   6
Golkar 5   4
NasDem 2   2
PPP 0   2
PAN 3   1
Hanura 1   1
Demokrat 4   3
Jumlah Anggota 20   20
Jumlah Partai 8   8

Distrik/Kecamatan

Luas wilayah tersebut secara administratif terbagai dalam distrik, kelurahan dan kampung sebagai berikut:

  1. Distrik Kaimana, Ibu Kota di Kaimana terdiri dari 2 kelurahan, yaitu Kelurahan Kaimana Kota dan Kelurahan Krooy serta 17 kampung;
  2. Distrik Teluk Arguni Atas, Ibu Kota di Funiara dan terdiri dari 29 kampung;
  3. Distrik Teluk Etna, Ibu Kota di Kiruru dan terdiri dan dari 5 kampung;
  4. Distrik Buruway, Ibu Kota di Kambala dan terdiri 10 kampung;
  5. Distrik Teluk Arguni Bawah, Ibu Kota di Tanusan dan terdiri dari 15 kampung;
  6. Distrik Kambrauw, Ibu Kota di Waho terdiri dan terdiri dari 7 kampung; serta
  7. Distrik Yamor, Ibu Kota di Urubika dan terdiri dari 6 kampung.

Kondisi geografis pada umumnya bebatuan, dengan ketinggian rata- rata 600 m di atas permukaan laut dan terletak diantara 02,90”- 04,20” Lintang Selatan dan 132,75” – 135,15” Bujur Timur, tepat di bawah garis katulistiwa dengan ketinggian 0-100 meter dari permukaan laut. Di sebelah Utara Kaimana berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Teluk Wondama, di sebelah Timur dengan Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Mimika, di Selatan dengan Laut Arafura, dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Fakfak.

Demografi

Suku

Saat ini, penduduk kabupaten Kaimana terdiri dari beragam suku bangsa, baik suku asli Papua dan juga pendatang dari luar kabupaten Kaimana maupun suku lain di Indonesia. Suku asli Papua yang berada di Kaimana termasuk suku Kuripasai, Kambrauw, Miereh, Mairasi, Irarutu, Koiwai, Oburau, Madewana, dan Kuri.[8][9] Sementara penduduk yang berasal dari suku pendatang asal Papua, yakni suku Sentani, Merauke, Serui, Nabire, Fakfak, Raja Ampat, Sorong dan Biak. Kemudian, pendatang dari luar Papua diantaranya suku Minahasa, Bugis, Batak, Buton, Toraja, dan asal Maluku seperti Ambon, Key, Tual, Dobo dan Ternate.[8]

Persebaran suku Irarutu terdapat di daerah Selatan kelurahan Kaimana kota dan suku ini berasal dari Distrik Teluk Arguni. Suku Maerasi berasal dari pedalaman bagian Timur Kaimana dan tersebar di pesisir pantai Utara Timur Distrik Kaimana. Suku Kambrau berasal dari Distrik Teluk Kambrau,Distrik Kaimana dan daerah Teluk Arguni dan tersebar di pesisir pantai selatan dan Utara distrik Kaimana Kota. Suku Koiwai berasal dari daerah Barat Distrik Buruway dan daerah Utara Distrik Kaimana suku ini hampir sebagian besar mendiami daerah-daerah kepulauan.[8]

Penduduk distrik Kaimana lebih beragam suku dan bangsa. Di wilayah kelurahan kaimana kota, seperti kampung Seram dan Kaki Air, penduduk dari luar Kaimana atau Papua di dua kampung ini merupakan migrasi penduduk dari daerah Maluku dan Sulawesi Selatan serta pulau Jawa, yang kemudian bermukim di kawasan ini.[8]

Adat istiadat di Kabupaten Kaimana telah mendapat pengaruh budaya dari luar, sehingga nilai-nilai adat asli daerah ini telah terakulturasi oleh nilai-nilai budaya sekitar. Sementara penduduk yang bermukim di daerah pegunungan pedalaman belum banyak dipengaruhi oleh interaksi dari luar, sedangkan penduduk daerah pesisir telah banyak mendapat pengaruh tersebut melalui perkawinan, seni musik dan tari maupun cara berbusana.[8]

Agama

Persentasi pemeluk agama di Kabupaten Kaimana terlihat cukup beragam, yakni Kristen Protestan, Islam, Katolik, Hindu, dan Budha. Kondisi kerukunan dan toleransi antar umat beragama berjalan cukup baik. Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri tahun 2021, per tanggal 31 Juni 2021, mayoritas penduduk beragama Kekristenan yakni 57,88% dimana Protestan sebanyak 48,80% dan Katolik 9,08% pada dasarnya adalah penduduk asli Papua dan pendatang dari Maluku, Jawa, Nusa Tenggara Timur, Bugis, Makassar, Toraja, orang Minahasa dan Batak. Kemudian yang beragama Islam yakni 42,04% ( umumnya adalah penduduk pesisir dan pendatang dari luar Papua ), sementara pemeluk agama Hindu 0,06% dan beragama Budha serta Konghucu 0,02%.[3]

Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi penduduk wilayah Kabupaten Kaimana umumnya bergerak dalam bidang perikanan dan pertanian yang sifatnya subsistem, perkebunan tradisional, buruh bangunan dan buruh pelabuhan. Sedangkan dunia usaha umumnya ditekuni oleh penduduk asal bugis, jawa dan Warga Negaran Indonesia keturunan. Dengan berhembusnya arus reformasi maka telah pula diberdayakan sejumlah putra daerah asli Kaimana untuk menekuni bidang leveransir dan developer.

Kondisi ekonomi penduduk di kampung-kampung maupun di kota Kabupaten Kaimana bersifat usb-sistem, yaitu sebagai petani maupun nelayan, artinya hasil produksi pertanian maupun perikanan umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara terbatas dan konsumtif, sebagian kecil penduduk lainnya menekuni lapangan pekerjaan sebagai PNS, pedagang, buruh bangunan dan pelabuhan serta sektor informal lainnya.

Mata pencaharian penduduk di wilayah Kabupaten Kaimana umumnya pada sektor pertanian, perikanan, perdagangan, jasa. Sektor pertanian dan perikanan masih bersifat tradisional. Sedangkan dunia usaha umumnya ditekuni oleh penduduk asal Bugis, Jawa dan Warga Negara Indonesia Keturunan. Dewasa ini telah diberdayakan sejumlah putera daerah untuk menekuni bidang leveransir dan developer.

kondisi ekonomi penduduk pedesaan hingga saat ini masih bersifat tradisional (pertanian dan perikanan), artinya hasil produksi pertanian dan perikanan umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga secara terbatas, sedangkan penduduk perkotaan di Kabupaten Kaimana sebagian lainnya menekuni lapangan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil, pedagang, buruh bangunan dan pelabuhan serta sektor informal lainnya.

Transportasi

Saat ini untuk mencapai Kaimana, dapat dilakukan melalui jalur laut dan udara. Kapal Penumpang Nggapulu dengan kapasitas 2000 penumpang berlayar dari Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Soekarno Hatta (Makassar), Baubau, Ambon, Banda, Tual, Dobo, Kaimana, Fakfak dua kali dalam sebulan. Sementara maskapai penerbangan yang singgah di Kaimana yaitu: Lion (wings) air dengan pesawat ATR-72 pada hari: Selasa, Kamis, Sabtu dan Minggu; Ekspress Air dengan pesawat Dornier Torbo Prop pada tiap hari kecuali hari minggu; Merpati dengan Twin Otter pada hari Rabu dan Sabtu; Trigana Air dengan Pesawat Twin Otter pada hari Selasa. Seluruh penerbangan telah terkoneksi dengan pesawat berbadan lebar untuk melanjutkan penerbangan ke kota-kota lain di Indonesia.[10]

Pariwisata

Potensi pariwisata di Kaimana tergolong sangat baik dan layak untuk dipromosikan. Objek wisata yang dimaksud antara lain: Pulau Venu (pantai, diving, sunset, melihat langsung penyu bertelur), Pulau Kilimala (pantai, diving), Pulau Karawatu (spot diving), Tanjung Kinara (bird watching, sunset view, diving), Pulau Adi (agrowisata), Teluk Triton (best spot diving), Tanjung Bicari (lukisan kuno di tebing, wisata Hiu Paus), Jembatan KM 14 (bird watching), Pantai Bantemi (sunset view), Air Terjun Kiti-kiti, Air Terjun Karawawi, Air Terjun Werifi, Jembatan Usaha Mina (pancing mania, sunset view), suasana hari Raya Lebaran (hadrat pesta rebana), dll.

Referensi

  1. ^ a b c "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 29 Oktober 2021. 
  2. ^ a b "Kabupaten Kaimana Dalam Angka 2021" (pdf). www.kaimanakab.bps.go.id. BPS Kaimana. hlm. 6. Diakses tanggal 22 April 2021. 
  3. ^ a b c d "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 29 Oktober 2021. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021" (pdf). www.bps.go.id. Diakses tanggal 3 Maret 2022. 
  5. ^ "Gubernur Lantik Caretaker Bupati Sorsel, Raja Ampat, Kaimana dan Bintuni". Cahaya Papua. 27 November 2015. Diakses tanggal 29 September 2018. [pranala nonaktif permanen]
  6. ^ Rachman, Taufik (19 Desember 2015). "Pasangan Matias Mairuma - Isamail Sirefa Menangi Pilkada Kaimana". Republika. Diakses tanggal 29 September 2018. 
  7. ^ https://kaimanakab.go.id/pelantikan-bupati-kabupaten-kaimana.html
  8. ^ a b c d e "Kondisi Masyarakat Kaimana". 15 Augustus 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-01. Diakses tanggal 5 Desember 2021. 
  9. ^ "Profil Kabupaten Kaimana, Provinsi Papua Barat". kaimanakab.go.id. Diakses tanggal 5 Desember 2021. 
  10. ^ "Profil Singkat Kaimana". 15 August 2012. 

Lihat pula

Pranala luar