Bahasa Melayu Malaysia
Bahasa Melayu Malaysia atau bahasa Malaysia, biasa disebut bahasa Melayu saja adalah bentuk bahasa Melayu yang dibakukan dan digunakan sebagai bahasa kebangsaan resmi di Malaysia menurut baku yang ditetapkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. Bahasa Melayu Malaysia Baku lebih dari 80% kognitif dengan Bahasa Indonesia Baku yang seakar dan dituturkan oleh lebih dari 15 juta orang di Malaysia. Bahasa Melayu ini menjadi bahasa kebangsaan negara Malaysia menurut Pasal 152 Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia, menyebut bahwa: "Bahasa kebangsaan ialah bahasa Melayu".[8][9] Bahasa ini dituturkan oleh sebagian besar penduduk Malaysia meskipun sebagian besarnya mempelajari bentuk bahasa Melayu tempatan atau bahasa asli lain terlebih dahulu.[10] Bahasa Melayu adalah mata pelajaran wajib di sekolah dasar dan menengah.[11]
Bahasa Melayu Malaysia
Bahasa Melayu Bahasa Malaysia Bahasa Melayu Standard بهاس ملايو مليسيا | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Malaysia | ||||||||
Penutur | B1: Sedikit B2: Dituturkan oleh sebagian besar penduduk di Malaysia, walaupun kebanyakannya mempelajari dialek Melayu tempatan atau bahasa ibu lain terlebih dahulu[1] Perincian data penutur Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2]
| ||||||||
| |||||||||
Alfabet Latin Abjad Jawi[5] Braille bahasa Melayu | |||||||||
Kode Tangan Bahasa Malaysia Bahasa Isyarat Malaysia | |||||||||
Status resmi | |||||||||
Bahasa resmi di | Malaysia (disebut juga bahasa Malaysia) | ||||||||
Diatur oleh | Dewan Bahasa dan Pustaka[6] | ||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | zsm | ||||||||
Glottolog | stan1306 [7] | ||||||||
IETF | ms-MY | ||||||||
Lokasi penuturan | |||||||||
Bahasa Melayu Malaysia | |||||||||
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini. | |||||||||
Koordinat: 3°5′24″N 101°42′0″E / 3.09000°N 101.70000°E | |||||||||
Portal Bahasa | |||||||||
Sejarah
Pada era kemerdekaan Malaysia, Tunku Abdul Rahman (Perdana Menteri pertama) memperkenalkan istilah "bahasa Malaysia" sebagai nama untuk bahasa kebangsaan Malaysia karena terpengaruh dengan negara tetangga, Indonesia. Istilah ini kemudian diterima pakai secara meluas. Sebenarnya istilah bahasa Malaysia itu tidak disumbangkan oleh Tuanku Abdul Rahman (Yang Dipertuan Agong Pertama), tetapi timbul secara spontan setelah tragedi 13 Mei 1969. Hal ini terbukti dalam pemberitaan media massa pada saat tersebut. Pada saat itu, ada semacam persetujuan banyak orang terhadap istilah bahasa Malaysia. Namun, Undang-Undang Dasar Malaysia tidak berubah.
Pada tahun 1986, istilah "Bahasa Malaysia" diubah menjadi "bahasa Melayu". Perubahan ini dilakukan selaras dengan apa yang termaktub dalam Pasal 152 Undang-Undang Dasar Perserikatan Malaysia, yaitu: "Bahasa kebangsaan ialah bahasa Melayu".[12][13]
Pada tahun 2007, terjadi kebingungan dalam kalangan masyarakat dan kabinet mengenai istilah bahasa resmi negara apakah "bahasa Melayu" atau "bahasa Malaysia" yang sebenarnya betul. Pada 4 Juni 2007, Kabinet Malaysia telah memutuskan untuk mengubah penggunaan istilah "bahasa Melayu" menjadi "bahasa Malaysia" karena ingin menanamkan semangat persatuan kaum dalam kalangan rakyat (tetapi tidak berhasil)[14][15][16]. Kabinet mengarahkan semua kementerian, universitas, dan pusat pendidikan tinggi untuk memberi tahu departemen serta lembaga terkait untuk menggunakan istilah "bahasa Malaysia" dalam surat-menyurat, pemberitahuan, dan dokumen. Namun, hal itu tidak dapat dilaksanakan karena pasal 152 undang-undang dasar Malaysia jelas mengatakan bahasa rasmi negara adalah bahasa Melayu dan bukannya bahasa Malaysia.
Perkara 152. Bahasa kebangsaan
(1) Bahasa kebangsaan ialah bahasa Melayu dan hendaklah dalam tulisan yang diperuntukkan melalui undang-undang oleh Parlimen: Dengan syarat bahawa- (a) tiada seorang pun boleh dilarang atau dihalang daripada menggunakan (selain bagi maksud rasmi), atau daripada mengajarkan atau belajar, apa-apa bahasa lain; dan (b) tiada apa-apa jua dalam Fasal ini boleh menjejaskan hak Kerajaan Persekutuan atau hak mana-mana Kerajaan Negeri untuk memelihara dan meneruskan penggunaan dan pengajian bahasa mana-mana kaum lain di dalam Persekutuan.
[Terjemahan: Pasal 152. Bahasa nasional (1) Bahasa nasional adalah bahasa Melayu dan hendaklah ditulis dalam aksara yang ditetapkan melalui hukum oleh parlemen.
Dengan ketentuan-
(a) Tidak seorang pun boleh dilarang atau dicegah untuk menggunakan (selain untuk tujuan resmi), atau untuk mengajarkan atau belajar bahasa lain; dan
(b) Tidak ada apa pun dalam ayat ini yang dapat memengaruhi hak Pemerintah Federasi atau hak Pemerintah Negara Bagian mana pun untuk melestarikan dan melanjutkan penggunaan dan pengkajian bahasa ras lain di dalam Federasi]
Pada tahun 2022, perdana menteri Malaysia yang ke-9 yaitu Ismail Sabri mendapat kritik dari Indonesia karena berhasrat ingin menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi kedua ASEAN dengan memasukkan jumlah penutur bahasa Indonesia sebagai penutur bahasa Melayu[17][18]. Menteri Indonesia Nadiem Makarim dengan tegas menolak usulan Malaysia untuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa kedua ASEAN karena menurutnya bahasa Indonesia lebih layak[19][20][21][22]. Menurut Wakil Ketua Majelis Guru Besar Nasional (MPN), Profesor Dr Kamaruddin M. Said berkata " selagi Malaysia bersikeras menamakan bahasa resmi negara adalah bahasa Melayu dan bukannya bahasa Malaysia selagi itu Indonesia akan menolak kita"[23][24]. Perbincangan ini sekaligus memengaruhi status nama bahasa resmi Malaysia yang jelas menyebut bahasa Melayu.[25][26][27]
Sistem penulisan
Penulisan bahasa Melayu telah mengalami beberapa perubahan dan menggunakan beberapa jenis sistem penulisan yang saling berganti. Sistem yang pertama dipakai adalah aksara Pallawa yang berasal dari India. Kemudian aksara Kawi dan aksara Rencong juga pernah digunakan. Dengan penyebaran agama Islam, penggunaan sistem tulisan Jawi berkembang di negeri-negeri Melayu sejak abad ke-15. Pada pengujung abad ke-19, sistem aksara Romawi mulai digunakan dalam penulisan bahasa Melayu.
Pada zaman pascamodern, bahasa Melayu biasanya ditulis dalam aksara Romawi. Aksara Romawi merupakan sistem penulisan resmi bahasa Melayu seperti yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar Malaysia. Abjad Jawi kini sangat jarang digunakan tetapi tetap sebagai sistem tulisan alternatif terutama untuk upacara keagamaan.
Bahasa Melayu Malaysia kini menggunakan sistem Ejaan Rumi Baharu Bahasa Melayu yang telah diisytiharkan penggunaannya pada 16 Agustus 1972 oleh Perdana Menteri Malaysia, Tun Abdul Razak dan Presiden Indonesia, Suharto. Dengan persetujuan ini, bahasa Melayu di Malaysia dan bahasa Indonesia menggunakan sistem ejaan yang sama untuk sistem aksara Romawi untuk kedua bahasa tersebut.
Lingkup penggunaan
Bahasa Melayu dijadikan bahasa resmi tunggal Perserikatan dan negara-negara bagian di Semenanjung Malaya pada 1968, sedangkan di Sabah dan Sarawak, bahasa Melayu diakui sebagai bahasa resmi di samping bahasa Inggris.
Kata serapan
Sebagian besar kata bahasa Melayu Malaysia diserap dari bahasa Sanskerta, Tamil, Hindustan, Persia, Portugis, Belanda, rumpun bahasa Sinitik, Arab, dan belakangan ini, bahasa Inggris (khususnya banyak istilah ilmiah dan teknologi). Bahasa Melayu Malaysia juga telah dipengaruhi secara leksikal oleh bahasa Indonesia, sebagian besar melalui kepopuleran drama, sinetron, dan musik Indonesia.[28]
Penggunaan saat ini
Frasa sederhana
Di Malaysia, biasanya masyarakat Melayu bertegur sapa sesama sendiri dengan ucapan salam, tetapi ucapan formal seperti "Selamat pagi" atau "Selamat sejahtera" turut digunakan untuk penutur bukan Islam. Ucapan "Hai" juga sering digunakan ketika bertegur dengan sesama teman-teman, sebagaimana kata "Bye-bye" (Indonesia: dadah) ketika pamit untuk pergi.
Frasa bahasa Melayu | IPA | Tulisan Jawi |
---|---|---|
Selamat datang | /səlamat dataŋ/ | سلامت داتڠ |
Selamat jalan | /səlamat dʒalan/ | سلامت جالن |
Selamat tinggal | /səlamat tiŋgal/ | سلامت تيڠڬل |
Terima kasih | /tərima kasih/ | تريما كاسيه |
Sama-sama | /sama sama/ | سام-سام |
Selamat pagi | /səlamat pagi/ | سلامت ڤاڬي |
Selamat petang | /səlamat pətaŋ/ | سلامت ڤتڠ |
Selamat sejahtera | /səlamat sədʒahtəra/ | سلامت سجهترا |
Selamat malam | /səlamat malam/ | سلامت مالم |
Jumpa lagi | /dʒumpa lagi/ | جومڤا لاڬي |
Siapakah nama awak?/Nama awak siapa? | /siapakah nama awak/ atau /nama awak siapa/ | سياڤاكه نام اوق؟/نام اوق سياڤا؟ |
Nama saya ... | /nama saja/ (diikuti dengan nama) | نام ساي ... |
Apa khabar? | /apa kabar/ | اڤ خبر؟ |
Khabar baik | /kabar baik/ | خبر باءيق |
Saya sakit | /saja sakit/ | ساي ساكيت |
Ya | /ja/ | يا |
Tidak (tidak formal: "tak") | /tidak/ atau /tak/ | تيدق |
Ibu sayang engkau/kamu (awak) | /ibu sajaŋ əŋkau/ | (ايبو سايڠ اڠكاو/كامو (اوق |
Aku (Saya) cinta pada mu (awak) | /aku tʃinta pada mu/ | (اكو (ساي) چينتا ڤد مو (اوق |
Saya benci awak | /saja bentʃi awak/ | ساي بنچي اوق |
Saya tidak faham (tidak formal: "tak faham") | /saja tidak faham/ | ساي تيدق فهم |
Saya tidak tahu (tidak formal: "tak tau" ataupun "sik tau" di Sarawak) | /saja tidak tahu/ | ساي تيدق تاهو |
(Minta) maaf | /minta ma'af/ | مينت) معاف) |
Tumpang tanya | /tumpaŋ taɲa/ | تومڤڠ تاڽ |
(Minta) tolong | /toloŋ/ | مينت) تولوڠ) |
Apa | /apa/ | اڤ |
Tiada | /tiada/ | تياد |
Bahasa pasar serta penggunaan kontemporer
Bahasa Melayu Pasar turut termasuk sejumlah kata bahasa gaul (slang), terbentuk dari pengubahsuaian kata-kata dalam bahasa Melayu Baku Malaysia ataupun dicomot dari bahasa lain, sering digunakan terutama di kalangan masyarakat kota, yang mungkin sukar dipahami di kalangan generasi terdahulu, contohnya awek (gadis); balak (jejaka); usha (memperhatikan); skodeng (intip); cun (cantik); poyo/slenge (buruk) dll. Kata ganti yang baru turut direka dengan menggunakan gabungan kata ganti yang sudah ada dengan kata orang, contohnya kitorang (kita + orang, menggantikan kata kami); korang (kau + orang, untuk merujuk kepada banyak orang dan menggantikan kata kalian); diorang atau derang (dia + orang, menggantikan kata mereka).
Sejumlah penutur bahasa Melayu Malaysia, terutama di Kuala Lumpur, juga sering berganti bahasa (beralih kode) antara bahasa Melayu dengan bahasa Inggris, yang kemudian membentuk bahasa rujak (bahasa gado-gado). Contoh pinjaman kata yang digunakan adalah: Bestlah tempat ni (Bagus ya tempat ini); kau ni terror lah (Kamu ini hebat sekali). Akibatnya, fenomena ini melahirkan rasa kurang senang di kalangan pencinta bahasa di Malaysia, yang sering memperjuangkan penggunaan bahasa kebangsaan dengan betul.
Berikut merupakan beberapa kependekan yang sering digunakan oleh remaja Melayu Malaysia:
Kata tidak formal | Kata formal | Tulisan Jawi | Arti |
---|---|---|---|
bleh | boleh | بوليه | bisa/boleh |
ko | engkau | اڠکاو | - |
nape | kenapa/mengapa | کناڤ | - |
gi/pi | pergi | ڤرݢي | |
kat | dekat/di | دکت/د | - |
ne | mana | مان | - |
tau | tahu | تاهو | - |
je | sahaja | سهاج | - |
awek | gadis | ݢاديس | gadis/cewek |
balak | pemuda | ڤمودا | - |
skodeng | mengintai | مڠينتاي | mengintip |
cun | cantik | چنتيک | - |
jom | mari | ماري | - |
poyo/selenge | berlagak | برلاݢق | berlagak/sok |
blah | beredar | برايدر | pergi/berpindah tempat |
meh | mari | ماري | - |
apsal | apa pasal | اڤ ڤأسل | ada apa/kenapa |
tak yah | tidak payah | تيدق ڤايه | tidak usah |
pastu | selepas itu | سلڤس ايت | setelah itu |
ambik | ambil | امبيل | - |
Lihat juga
Rujukan
- ^ Ethnologue report for language code: zsm. Ethnologue.com. Diakses pada 19-10-2010.
- ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790, diakses tanggal 23 April 2022
- ^ Adelaar, K. Alexander (2000). "Malay: A Short History". Oriente Moderno. 19 (2): 234. JSTOR 25817713.
- ^ Mukhlis Abu Bakar (2019). "Sebutan Johor-Riau dan Sebutan Baku dalam Konteks Identiti Masyarakat Melayu Singapura" [Sebutan Johor-Riau and Sebutan Baku in the Context of the Singapore Malay Identity]. Issues in Language Studies (dalam bahasa Melayu). 8 (2): 61–78. doi:10.33736/ils.1521.2019 .
- ^ "Kedah MB defends use of Jawi on signboards". The Star. 26-8-2008. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25-10-2012. Diakses tanggal 19-11-2010.
- ^ Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Melayu Malaysia". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Teks PDF oleh Jabatan Pengajian Tinggi, Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia-Perkara 152. Bahasa kebangsaan.
- ^ Steinhauer, Hein (2005). "Colonial History and Language Policy in Insular Southeast Asia and Madagascar". Dalam Adelaar, Alexander; Himmelamnn, Nikolaus. The Austronesian languages of Asia and Madagascar. London: Routledge. hlm. 65–86. ISBN 9780700712861.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamae25
- ^ "Soalan Lazim Berkaitan Dasar Memartabatkan Bahasa Malaysia Memperkukuh Bahasa Inggeris (MBMMBI)" [Frequently Asked Questions Related to the Policy to Uphold Bahasa Malaysia and to Strengthen the English Language (MBMMBI)]. Portal Rasmi Kementerian Pendidikan Malaysia (dalam bahasa Melayu). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-11. Diakses tanggal 3 November 2013.
- ^ Perlembagaan Persekutuan Malaysia, Perkara 152
- ^ Teks PDF oleh Jabatan Pengajian Tinggi, Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia-Perkara 152. Bahasa kebangsaan.
- ^ https://www.bharian.com.my/kolumnis/2015/12/109757/kaum-cina-wajib-kuasai-bahasa-melayu
- ^ https://www.utusan.com.my/rencana/2020/09/cakap-melayu-pun-masih-pelat/
- ^ https://www.kosmo.com.my/2020/11/28/tidak-fasih-bahasa-melayu-memalukan/
- ^ https://www.hmetro.com.my/mutakhir/2019/04/443334/bahasa-melayu-boleh-jadi-bahasa-kedua-dalam-asean
- ^ https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2022/04/941497/sokongan-indonesia-tingkat-peluang-bahasa-melayu-sebagai-bahasa-rasmi
- ^ https://www.bharian.com.my/dunia/asean/2022/04/942658/menteri-indonesia-tolak-bahasa-melayu-jadi-bahasa-rasmi-kedua-asean
- ^ https://www.sinarharian.com.my/article/196438/GLOBAL/Menteri-Indonesia-tolak-cadangan-bahasa-Melayu-bahasa-rasmi-kedua-ASEAN
- ^ https://www.utusan.com.my/luar-negara/2022/04/menteri-indonesia-bantah-bahasa-melayu-dijadikan-bahasa-asean/
- ^ https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2022/04/948112/bantah-bahasa-melayu-jadi-bahasa-kedua-asean-bersifat-politik
- ^ https://www.astroawani.com/berita-malaysia/indonesia-akan-tolak-selagi-malaysia-guna-istilah-bahasa-melayu-357992
- ^ https://www.bharian.com.my/berita/nasional/2022/04/948219/guna-bahasa-melayu-supra-untuk-bahasa-rasmi-kedua-asean
- ^ https://www.bharian.com.my/amp/berita/nasional/2022/05/958132/sejarah-bahasa-melayu-akan-lenyap-jika-diganti-nama-lain
- ^ https://www.bharian.com.my/amp/berita/nasional/2022/04/942682/pada-asasnya-bahasa-indonesia-adalah-bahasa-melayu
- ^ https://www.astroawani.com/berita-malaysia/bukan-bahasa-malaysia-tapi-bahasa-melayu-sebagai-bahasa-pengantar-asean-pm-362536
- ^ Sneddon, James N. (2003). The Indonesian Language: Its History and Role in Modern Society (dalam bahasa Inggris). Sydney: UNSW Press. ISBN 0-86840-598-1.
Pranala luar
- Kamus Bahasa Melayu Malaysia Daring - Dewan Bahasa dan Pustaka
- Dewan Bahasa dan Pustaka (Institute of Language and Literature Malaysia, in Malay only)
- Malay Online Web Application with 40 Interactive Free Lessons
- Malay - English Online Dictionary (from Malay to English only) Diarsipkan 2010-05-27 di Wayback Machine. from Webster's Dictionary Diarsipkan 2013-06-29 di Wayback Machine.
- Malay - English - Chinese Online Dictionary (cari.com.my) Diarsipkan 2010-05-29 di Wayback Machine.
- Online Malay Text-to-Speech Demo Diarsipkan 2009-02-20 di Wayback Machine.
- The Malay Spelling Reform Diarsipkan 2010-07-06 di Wayback Machine., Asmah Haji Omar, (Journal of the Simplified Spelling Society, 1989-2 pp. 9–13 later designated J11)
- Pogadaev, V.A., Rott, N. V. Kamus Bahasa Russia - Bahasa Melayu Malaysia. Lebih kurang 30.000 perkataan. Moscow: Russky Yazik, 1986