Kabupaten Kotabaru
Kabupaten Kotabaru adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kotabaru yang terletak di Pulau Laut, pulau yang terpisah dari pulau Kalimantan. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten pertama dalam provinsi Kalimantan dahulu. Dan pada masa Hindia Belanda merupakan Afdeeling Pasir en de Tanah Boemboe dengan ibu kota, Kota Baru.
Kabupaten Kotabaru كابوڤاتين كوتابارو | |
---|---|
Motto: Sa-ijaan artinya:Semufakat, satu hati dan se-iya sekata | |
Koordinat: 3°S 116°E / 3°S 116°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Tanggal berdiri | 1 Juni 1950 |
Ibu kota | Kota Kotabaru |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Sayed Jafar Alaydrus, S.H. |
• Wakil Bupati | Andi Rudi Latif, S.H. |
Luas | |
• Total | 9.442,46 km2 (3,645,75 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 329.483 |
• Kepadatan | 35/km2 (90/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Islam 92,20% Kristen 4,60% - Protestan 3,40% - Katolik 1,20% Kaharingan 1,86% Buddha 0,75% Hindu 0,57% Konghucu 0,02%[2] |
• IPM | 69,13 (2021) Sedang[3] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 518 |
Pelat kendaraan | DA xxxx G** |
Kode Kemendagri | 63.02 |
DAU | Rp 659.221.816.000,- (2020) |
Situs web | www |
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 9.442,46 km² dan berpenduduk sebanyak 290.142 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010) dengan nelayan laut sebanyak 15.961 jiwa. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten Kotabaru berjumlah 329.483 jiwa.[1][2] Motto daerah ini adalah "Sa-ijaan" (bahasa Banjar) yang memiliki arti: Semufakat, satu hati dan se-iya sekata.
Geografi
Letak Kotabaru pada 01°21'49" sampai dengan 04°10'14" Lintang Selatan dan 114°19'13" sampai dengan 116°33'28" Bujur Timur. Letak Kotabaru di sebelah timur laut provinsi Kalimantan Selatan:
Batas Wilayah
Batas wilayah kabupaten Kotabaru antara lain;
Utara | Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur |
Timur | Selat Makassar |
Selatan | Kabupaten Tanah Bumbu dan Laut Jawa |
Barat | Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah, Banjar dan Tanah Laut |
Kepulauan
Kabupaten Kotabaru memiliki sekitar 110 pulau kecil, 31 di antaranya belum bernama. Kecamatan Kelumpang Tengah memiliki 21 pulau kecil, Kecamatan Pulau Sebuku memiliki 10 pulau kecil, Kecamatan Pulau Laut Selatan memiliki 23 pulau kecil dan lain-lain.
Pulau-pulau di Kotabaru di antaranya adalah:
- Kepulauan Laut Kecil
- Kepulauan Samber Gelap
- Pulau Laut
- Pulau Sebuku
- Pulau Kerayaan
- Pulau Anak Kerayaan
- Pulau Kerisian
- Pulau Kerumputan
- Pulau Serudung
- Pulau Birah-birahan
- Pulau Semut (Kalimantan Selatan)
- Pulau Kelambau di desa Labuan Barat, Pulau Sembilan, Kotabaru
- Pulau Manti
- Pulau Manti Kecil
- Pulau Keluang
- Pulau Perdamaian Besar
- Pulau Perdamaian Kecil
- Pulau Aur
- Pulau Samber Gelap
- Pulau Nangka Besar
- Pulau Nangka Kecil
- Pulau Tabuan
- Pulau Tanah Merah
- Pulau Tampakan
- Pulau Suwangi
- Pulau Anak Suwangi
- Pulau Pentuan
- Pulau Kunyit
- Pulau Sembilan, Kotabaru
- Pulau Batu Barat
- Pulau Barat
- Pulau Batu Utara
- Pulau Tokong
- Pulau Lari Larian, berjarak 60 mil dari pulau Sebuku dan 80 mil dari Sulawesi Barat, karena itu pulau ini sempat diklaim Sulawesi Barat.
Tanjung yang terdapat di Kotabaru:[4]
- Tanjung Ayun
- Tanjung Langadei
- Tanjung Berlayar
- Tanjung Batu
- Tanjung Dewa
- Tanjung Pamukan
- Tanjung Lolak
- Tanjung Pengujan
- Tanjung Kandang Haur
- Tanjung Urang
- Tanjung Kemuning
- Tanjung Pemancingan
- Tanjung Kurang
- Tanjung Alangalang
- Tanjung Kapal Pecah
- Tanjung Seloka
- Tanjung Layar
- Tanjung Kalidupan
- Tanjung Karambu
- Tanjung Semisir
- Tanjung Kiwi
- Tanjung Kunangkunang
- Tanjung Serdang
Sejarah
Menurut Hikayat Banjar pada abad ke-17, daerah-daerah di tenggara Kalimantan yang takluk kepada kerajaan Banjar di antaranya Pamukan dan Laut Pulau. Pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (Marhum Panembahan), ia menyuruh Kiai Martasura ke Makassar/Gowa untuk menjalin hubungan bilateral kedua negara pada masa I Mangadacinna Daeng Bakle Karaeng Pattingalloang Sultan Mahmud yaitu Raja Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja Gowa ke-XV [1638-1654], di mana Karaeng Pattingalloang telah memohon izin untuk meminjam kawasan Pasir (termasuk Kabupaten Kotabaru) kepada Marhum Panembahan sebagai tempat berdagang dan ia telah bersumpah apabila anak cucunya hendak menganiaya negeri Banjar maka akan dibinasakan Allah.
Maka diberikanlah daerah-daerah yang ada di sepanjang kawasan tenggara dan timur pulau Kalimantan sebagai tempatnya berdagang. Peristiwa pada abad ke-17 ini menunjukkan pengakuan Makassar (Gowa-Tallo) mengenai kekuasaan Kesultanan Banjar terhadap daerah di sepanjang tenggara dan timur pulau Kalimantan. Pada masa itu Sultan Makassar lebih terfokus untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di kawasan timur Nusantara.
Kerajaaan Pamukan yang terletak di sungai Cengal merupakan pemukiman pertama di daerah ini yang didiami suku Dayak Samihim/Dusun Maanyan yang dihancurkan oleh serangan dari laut. Suku Dayak kemudian meminta Sultan Banjar untuk mengirim seorang Pangeran yang akan memimpin mereka di wilayah bekas kerajaan Pamukan. Pangeran Dipati Tuha bin Sultan Saidullah kemudian diutus ke daerah ini dan ia menetap di sungai Bumbu (anak sungai Sampanahan). Kerajaan ini kemudian dikenal sebagai kerajaan Tanah Bumbu yang wilayahnya meliputi Cengal, Sampanahan, Manunggul, Bangkalaan, Cantung, Buntar Laut, dan Batulicin.[5] Mr. J. C. M. Radermacher dalam ekspedisi tahun 1780 melaporkan seorang Pangeran yang berkuasa di Sampanahan.[6] Pangeran ini diidentifikasi sebagai Pangeran Prabu/Sultan Sepuh bin Daeng Malewa/Pangeran Dipati yang menguasai daerah Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal.
Raja Tanah Bumbu[7]
- Pangeran Dipati Tuha (1660-1700) - anak atau ipar Sultan Saidullah Raja Banjar.
- Pangeran Mangu bin Pangeran Dipati Tuha (1700-1740) - saudara Pangeran Tjitra Sultan Kelua
- Ratu Mas binti Pangeran Mangu (1740-1780)[8]
- Kerajaan Tanah Bumbu berakhir karena wilayahnya dibagi menjadi wilayah kerajaan kecil sejak 1780 setelah mangkatnya Ratu Mas. Ratu Intan I anak Ratu Mas mewarisi daerah Cantung dan Batulicin, Pangeran Prabu mewarisi Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal, sedangkan Pangeran Layah mewarisi daerah Buntar-Laut (Pamukan Selatan).
Raja Bangkalaan[9]
- Pangeran Prabu/Sultan Sepuh-anak tiri Ratu Mas (1780-1800), Raja Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul dan Cengal.
- Pangeran Nata bin Pangeran Prabu (1800-1820), Raja Sampanahan, Bangkalaan, Manunggul.
- Pangeran Seria bergelar Ratu Agung bin Pangeran Prabu (1800-?) Raja Cengal
- Gusti Ali bergelar Pangeran Mangku bin Pangeran Prabu (1800-?) Raja Sampanahan
- Raja Gusti Besar binti Pangeran Prabu (1820-1830), Raja Cantung, Batulicin, Bangkalaan, Manunggul, Sampanahan, Cengal. Ratu Intan 1 menunjuk Gusti Moeso mengepalai daerah Cantung (Sub-Raja) dan menunjuk Gusti Kamir mengepalai daerah Bangkalaan (Sub-Raja). Pangeran Haji Muhammad mengepalai Sela Selilau (Batulicin)
- Gusti Kamir bergelar Pangeran Muda bin Pangeran Prabu (ditunjuk oleh Ratu Intan 1 sebagai Sub-Raja Bangkalaan 1830-1838)
- Pangeran Haji Musa bin Pangeran Haji Muhammad (Raja Bangkalaan 1838-1840), merangkap Raja Batulicin (1832-1840), kemudian keturunannya:
- Pangeran Jaya Sumitra bin Pangeran Musa (Raja Pulau Laut)
- Pangeran Panji (Raja Batulicin)
- Pangeran Muhammad Nafis (Raja Kusan dan Batulicin)
- Pangeran Abdul Kadir Kasuma bin Pangeran Musa (Raja Kusan, Batulicin dan Pulau Laut, belakangan tahun 1861 daerah Kusan diserahkan kepada Raja Pagatan La Paliweng Arung Abdul Rahim)
- Pangeran Berangta Kasuma bin Pangeran Abdul Kadir Kasuma (Raja Pulau Laut), menikah dengan Putri Intan Jumantan binti Pangeran Kasuma Indra bin Pangeran Kassir)
- Pangeran Amir Husin Kasuma bin Pangeran Berangta Kasuma (Raja Pulau Laut)
- Pangeran Aminullah Kasuma bin Pangeran Amir Husin Kasuma(Raja Pulau Laut)
- Pangeran Abdurrahman Kasuma bin Pangeran Berangta Kasuma (Penjabat Raja Pulau Laut)
- Raja Aji Jawa, putera Raja Gusti Besar, menjadi Raja Bangkalaan (1840-1841). Ia sebagai raja untuk 6 daerah sekaligus yaitu sebagai Raja Bangkalaan, Manunggul, Sampanahan, Cengal, Cantung, Buntar Laut. Belakangan Sampanahan diberikan kepada pamannya Gusti Ali bin Pangeran Prabu yang bergelar Pangeran Mangku Bumi.
- Aji Tukul/Ratu Agung/Ratu Intan II binti Aji Jawi (1845), Raja Bangkalaan, Manunggul, dan Cengal. Sedangkan Raja Aji Mandura bin Aji Jawi sebagai Raja Cantung dan Buntar Laut. Pangeran Panji bin Pangeran Haji Musa yang menikah dengan Aji Landasan binti Aji Jawi mendapatkan daerah Batulicin.
- Aji Pati/Pangeran Agung, suami Aji Tukul (1845-1846), Raja Bangkalaan, Manunggul, Cengal
- Aji Samarang/Pangeran Muda Muhammad Arifillah bin Aji Pati (1846-1883), Raja Bangkalaan, Manunggul, dan Cengal.
- Aji Mas Rawan/Raja Arga Kasuma bin Aji Samarang (1883-1905), Raja Bangkalaan, Manunggul, Cengal
Pada tahun 1844, distrik-distrik dalam onderafdeeling van Tanah Boemboe yaitu Pagatan, Kusan, Batulicin, Cantung dengan Buntar Laut, Bangkalaan, Sampanahan, Manunggul dan Cengal. Pada waktu itu distrik Pulau Laut belum dibentuk. Tahun 1845, Pulau Laut dan Batulicin berada di bawah pemerintah Kusan.[10] Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan berada di Teluk Kelumpang, sedangkan Sampanahan, Manunggul dan Cengal berada di Teluk Pamukan atau Cengal.[11] Wilayah kabupaten Kotabaru hari ini merupakan gabungan wilayah bekas distrik (swapraja) pada masa kolonial Hindia Belanda, yaitu Poelau Laoet, Sampanahan, Tjangtoeng, Bangkalaan, Tjingal dan Manoenggoel.[12]
Pemerintahan
Daftar Bupati
No | Bupati | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
M. Yamani | ||||||||
Abdul Rasjid | ||||||||
Ibrahim Sedar | ||||||||
H. Abdul Muluk |
||||||||
H. A. Hudari |
||||||||
Basrindu | ||||||||
- | H.M. Zain Yunan | 1969 | 1969 | - | ||||
H. Gusti Syamsir Alam |
||||||||
N. Sutejo | ||||||||
H. M. R. Husein |
||||||||
Tata M. Anwar | ||||||||
M. B. A. Bektam |
||||||||
Drs. H. Sjachrani Mataja M.B.A., M.M. |
Akhmad Rizali | |||||||
Fatizanolo Saoiagö B.A. | ||||||||
H. Irhami Ridjani Rais S.Sos., M.Si. |
S.Sos., M.M.Pd. | |||||||
Drs. H. Suriansyah |
||||||||
Dr. Ir. H. Isra |
[13] | |||||||
H. Sayed Jafar Al-Idrus S.H. |
[14] |
Burhanuddin | ||||||
Muhammad Syarifuddin M.Pd. |
[15] | |||||||
H. Sayed Jafar Al-Idrus S.H. |
Burhanuddin | |||||||
Drs. H. Said Akhmad Assegaf M.M. |
[16] |
|||||||
Muhammad Syarifuddin M.Pd. |
[17] | |||||||
H. Sayed Jafar Al-Idrus S.H. |
S.H. | |||||||
|
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kotabaru dalam dua periode terakhir.[19][20]
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||
---|---|---|---|
2014-2019 | 2019-2024 | ||
PKB | 3 | 4 | |
Gerindra | 2 | 2 | |
PDI-P | 4 | 7 | |
Golkar | 4 | 5 | |
NasDem | 6 | 2 | |
PKS | 4 | 2 | |
Perindo | (baru) 1 | ||
PPP | 4 | 4 | |
PAN | 2 | 3 | |
Hanura | 2 | 3 | |
Demokrat | 3 | 1 | |
PBB | 1 | 1 | |
Jumlah Anggota | 35 | 35 | |
Jumlah Partai | 11 | 12 |
Kecamatan
Kabupaten Kotabaru terdiri dari 22 kecamatan, 4 kelurahan dan 198 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 318.853 jiwa dengan luas wilayah 9.422,46 km² dan sebaran penduduk 34 jiwa/km².[21][22]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kotabaru, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
63.02.14 | Hampang | 9 | Desa | ||
63.02.18 | Kelumpang Barat | 6 | Desa | ||
63.02.17 | Kelumpang Hilir | 9 | Desa | ||
63.02.08 | Kelumpang Hulu | 10 | Desa | ||
63.02.07 | Kelumpang Selatan | 9 | Desa | ||
63.02.09 | Kelumpang Tengah | 13 | Desa | ||
63.02.10 | Kelumpang Utara | 7 | Desa | ||
63.02.19 | Pamukan Barat | 5 | Desa | ||
63.02.11 | Pamukan Selatan | 11 | Desa | ||
63.02.13 | Pamukan Utara | 13 | Desa | ||
63.02.02 | Pulau Laut Barat | 11 | Desa | ||
63.02.20 | Pulau Laut Kepulauan | 9 | Desa | ||
63.02.03 | Pulau Laut Selatan | 8 | Desa | ||
63.02.21 | Pulau Laut Tanjung Selayar | 10 | Desa | ||
63.02.16 | Pulau Laut Tengah | 7 | Desa | ||
63.02.04 | Pulau Laut Timur | 14 | Desa | ||
63.02.06 | Pulau Laut Utara | 1 | 9 | Desa | |
Kelurahan | |||||
63.02.22 | Pulau Laut Sigam | 3 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
63.02.05 | Pulau Sebuku | 8 | Desa | ||
63.02.01 | Pulau Sembilan | 5 | Desa | ||
63.02.12 | Sampanahan | 10 | Desa | ||
63.02.15 | Sungai Durian | 7 | Desa | ||
TOTAL | 4 | 198 |
Lambang Daerah
Arti Lambang Daerah Kabupaten Kotabaru adalah sebagai berikut:
- Lambang daerah berbentuk perisai segi lima, melambangkan ketuhanan dan pertahanan rakyat.
- Lima buah sudut pada perisai, melambangkan kelima sila dari Pancasila.
- Sisi atas berbentuk busur, gambaran dinamika dan stamina rakyat.
- Sisi samping berbentuk tegak lurus, menggambarkan sifat gotong royong, kejujuran dan keadilan.
- Sisi bawah perisai berbentuk lancip, menggambarkan suatu tujuan untuk membina masyarakat adil dan makmur.
- Garis tebal berwarna kuning emas pada sisi dalam sekeliling perisai, melambangkan persatuan rakyat.
- Dasar perisai berwarna merah, menggambarkan sifat keberanian.
- Garis kuning tebal yang membagi dua lukisan bagian atas dan bawah, menggambarkan bidang agraris pertanian (padi).
- Ikan todak, menggambarkan hasil tradisianal dari sektor perikanan kelautan.
- Lautan dengan garis gelombang, menggambarkan panorama alam dan gelora semangat rakyat.
Pemilihan Umum Kepala Daerah
Pilkada 2005
Sejak reformasi 1998 dan pemberlakuan otonomi daerah, Kabupaten Kotabaru pertama kali menggelar pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah pada tahun 2005.
Nama Pasangan | Perolehan Suara[23] |
---|---|
Sjachrani Mataja–Fatizanolo | 36.977 suara (32,06%) |
Irhami–Dulman | 26.759 suara (23,20%) |
Tata M Anwar–Sabaruddin | 23.685 suara (20,54%) |
Suriatinah–Saidi Noor | 14.001 suara (12,40%) |
Firdaus Mansyori–Gerilyansyah Basrindu | 13.901 suara (12,05%) |
Sesuai dengan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara pilkada di KPUD Kotabaru tanggal 8 Juli 2005, dari 18 kecamatan dan 190 desa yang ada di Kotabaru, pasangan Sjachrani Mataja–Fatizanolo ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati Kotabaru terpilih untuk masa jabatan 2005–2010.
Pilkada 2010
Pada tanggal 2 Juni 2010, Kotabaru kembali menggelar pilkada yang bersamaan dengan Pilgub Kalimantan Selatan dan pilkada lainnya di kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Empat pasangan ditetapkan sebagai kandidat calon pemimpin Kabupaten Kotabaru. Namun dengan persentase yang tipis antara pasangan nomor 1 dan nomor 2, maka pasangan nomor 2, yakni Alamsyah-Abdul Haris menggugat ke Mahkamah Konstitusi[24] karena menduga terjadinya kecurangan dalam pilkada Kotabaru. Namun, gugatan itu akhirnya ditolak oleh MK dalam sidang keempat kalinya karena tidak terbukti adanya pelanggaran sistematis dan terstruktur.[25]
Dengan demikian, pasangan Irhami-Rudy resmi menjadi bupati dan wakil bupati Kotabaru terpilih. Pelantikan dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2010 oleh gubernur Rudy Ariffin di gedung Mahligai Pemuda, Kotabaru.[26]
No. | Nama Pasangan | Perolehan Suara[27][28] |
---|---|---|
1 | Irhami Ridjani–Rudy Suryana | 43.358 suara (33,38%) |
2 | Alamsyah–Abdul Haris | 42.392 suara (32,64%) |
3 | Bahruddin–Mursyid Arsyad | 20.021 suara (15,41%) |
4 | Abdul Hakim–Sugiannor | 24.111 suara (18,56%) |
Demografi
Suku Bangsa
Suku bangsa yang mendiami daerah ini antara lain:
- Suku Banjar
- Suku Bugis
- Suku Makassar
- Suku Mandar
- Suku Bajau
- Suku Dayak Bukit
- Suku Dayak Samihim
- Suku Jawa
- Suku Tionghoa-Indonesia
Kultur masyarakat di sini cukup beragam, sebagai dampak pembauran suku-suku di sini.[29]
Seni Budaya
Lagu Daerah
Lagu daerah dari kabupaten Kotabaru adalah:
Upacara Adat
Upacara adat di Kabupaten Kotabaru antara lain:
- Pawanangan, upacara suku Dayak Dusun di Sungai Durian, Kotabaru
- Papande Wanua/Papande Sasi, upacara suku Mandar di pulau Kerayaan
- Leut, upacara suku Bajau di Pulau Laut Utara, Kotabaru
Referensi
- ^ a b c "Kabupaten Kotabaru Dalam Angka 2022" (pdf). www.kotabarukab.bps.go.id. hlm. 8, 47, 109. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2020-2021". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-27. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ (Indonesia) Songo, Edi. Genius Senior. WahyuMedia. hlm. 94. ISBN 9797950921. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-05-25.ISBN 978-979-795-092-7
- ^ "Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, Lembaga Kebudajaan Indonesia, Tijdschrift voor Indische taal-, land-, en volkenkunde, Jilid 1, Lange & Co., 1853". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2010-12-14.
- ^ "(Inggris) The New American encyclopaedia: a popular dictionary of general knowledge, Volume 2, D. Appleton, 1865". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2010-12-14.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-09-18. Diakses tanggal 2010-01-11.
- ^ "Ratu Mas dari Tanah Bumbu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-11-25. Diakses tanggal 2010-01-11.
- ^ Truhart P., Regents of Nations. Systematic Chronology of States and Their Political Representatives in Past and Present. A Biographical Reference Book, Part 3: Asia & Pacific Oceania, München 2003, s. 1245-1257, ISBN 3-598-21545-2.
- ^ (1853)Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-05-27.
- ^ (Belanda) (1853)Verhandelingen en Berigten Betrekkelijk het Zeewegen, Zeevaartkunde, de Hydrographie, de Koloniën. 13. hlm. 354. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-10. Diakses tanggal 2011-05-27.
- ^ "Native states (zelfbesturen) in Dutch Borneo, 1900". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-11. Diakses tanggal 2011-06-24.
- ^ Didik Triomarsidi, ed. (13-08-2015). "Caretaker Lantik Caretaker". Tribunnews.com. Diakses tanggal 18-05-2022.
- ^ "PELANTIKAN BUPATI-WAKIL BUPATI DAN WALIKOTA-WAKIL WALIKOTA SE-KALIMANTAN SELATAN". bappeda.kotabarukab.go.id. 17 Februari 2016. Diakses tanggal 18 Mei 2022.
- ^ "Syarifuddin Jadi Pjs Bupati Kotabaru, Bernhard Jadi Pjs Walikota Banjarbaru". riliskalimantan.com. 26 September 2020. Diakses tanggal 27 September 2020.
- ^ Puja Mandela, ed. (17-02-2021). "Sah! Mulai Hari Ini, Said Akhmad Resmi Jabat Plh Bupati Kotabaru". apahabar.com. Diakses tanggal 18-05-2022.
- ^ "Dua Figur Pejabat Pemprov Kalsel Jabat Pj Walikota Banjarmasin-Pj Bupati Kotabaru". starbanjar.com. 03-04-2021. Diakses tanggal 18-05-2022.
- ^ Suherni, Nani (26-04-2021). Nani Suherni, ed. "Pj Gubernur Kalsel Lantik Bupati dan Wakil Bupati Kotabaru". inews.id. Diakses tanggal 23-05-2021.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kotabaru 2014-2019
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kotabaru 2019-2024
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Suara Karya - Sudah Lima Pasangan Hasil Pilkada Lapor ke Gubernur Diarsipkan 2020-09-27 di Wayback Machine.. Diakses 15 Agustus 2010
- ^ Tribun News - Pasangan Alam-Haris Ajukan Gugatan ke MK Diarsipkan 2010-08-03 di Wayback Machine.. Diakses 17 Juni 2010
- ^ Radar Banjarmasin - Gugatan Alamsyah Kandas. Diakses 3 Juli 2010
- ^ Radar Banjarmasin - Irhami Disambut Demo. Diakses 11 Agustus 2010
- ^ TvOne - KPU Tetapkan Irhami-Rudy Menang di Kotabaru Diarsipkan 2010-06-15 di Wayback Machine.. Diakses 17 Juni 2010
- ^ Finroll News - KPU Siap Hadapi Gugatan Alam-Haris di MK[pranala nonaktif permanen]. Diakses 17 Juni 2010
- ^ Arcana, Putu Fajar (23 Desember 2018). "Gipsi Laut Pemberani". Kompas. Hlm.21
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Diarsipkan 2006-12-17 di Wayback Machine.
- (Indonesia) Bappeda Kotabaru - Sejarah Kabupaten Kotabaru Diarsipkan 2010-05-28 di Wayback Machine.