Flexi

layanan seluler di Indonesia

TelkomFlexi (atau disingkat Flexi) adalah produk telepon tetap nirkabel (fixed wireless/FWA) berteknologi CDMA2000 yang pernah dikeluarkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk.[1] Awalnya, Flexi dikelola oleh Divisi Fixed Wireless Network (Div. FWN),[1] namun sejak 1 Juli 2009 menjadi di bawah divisi tersendiri yaitu Divisi Telkom Flexi (DTF).[1] Flexi berhenti beroperasi sejak 4 Oktober 2014 dan seluruh pengguna kartu Flexi akan berpindah ke Kartu As maupun kartuHalo dari Telkomsel.[2]

Flexi
TipeJasa telekomunikasi
Tahun peluncuran2002
ProdusenTelkom Indonesia
Tahun produksi terakhir4 Oktober 2014
Situs webwww.telkomflexi.com

Sejarah

Kemunculan

Cikal-bakal Flexi dapat ditarik pada layanan yang dihadirkan oleh Telkom (secara spesifiknya Telkom Divisi Regional/Divre V Jawa Timur) untuk wilayah Surabaya dan sekitarnya mulai tahun 1999, bernama C-Phone (Cordless Phone) yang menggunakan teknologi cdmaOne berfrekuensi 1900 MHz. Produk ini diluncurkan seiring keinginan pemerintah menyediakan komunikasi nirkabel yang baik dalam rangka penyelenggaraan PON 2000.[3] C-Phone merupakan salah satu layanan berbasis CDMA pertama di Indonesia,[4] dan menawarkan jaringan tetap nirkabel namun dengan tarif semurah telepon rumah. Tercatat, meskipun layanan ini kurang berkembang, dengan hanya meraup 8.000 pelanggan dan wilayah layanannya terbatas, namun produk ini cukup diminati pengguna kelas menengah ke atas karena kejernihan suara dan keamanannya yang membuat C-Phone masih menguntungkan bagi Telkom.[5][6]

Dalam perjalanannya, selain kurang peminat dan jangkauannya terbatas, layanan cdmaOne C-Phone juga belakangan menemui masalah. Di tahun 2001, kepolisian sempat mengusut dugaan pelanggaran penggunaan frekuensi 1900 MHz oleh Telkom Divre 5 Jawa Timur, karena dirasa layanan C-Phone yang diselenggarakannya tidak berizin. Masalah tersebut tercatat bisa diatasi dengan komunikasi Telkom dengan pihak kepolisian,[7] dan lobi Telkom ke Dirjen Postel yang mengizinkan C-Phone tetap beroperasi hingga 2003, meskipun dilarang menerima pelanggan baru.[8][9] Ditambah dengan kewajiban pemerintah yang menyatakan frekuensi 1900 MHz akan digunakan untuk layanan GSM DCS, membuat pihak Telkom mulai memikirkan rencana baru untuk mengembangkan layanan berbasis CDMA.[5]

Setahun berikutnya, di tahun 2002, Telkom secara resmi mendapatkan izin telepon tetap nirkabel (fixed wireless access) nasional dari pemerintah dengan frekuensi 800 MHz dan 1900 MHz (khusus DKI Jakarta, Jawa Barat dan Banten). Hal ini seiring kenaikan tarif telepon Telkom yang diberlakukan pemerintah, yang dirasa perlu diiringi perluasan cakupan jaringannya.[10] Pada saat itu, layanan FWA sebenarnya ditujukan untuk membantu memperluas jaringan telepon tetap Telkom yang selama ini didominasi PSTN, yang ditargetkan menjadi 1,6 juta sambungan pada 2005.[11] (Namun, karena adanya celah pada regulasi, membuat produk ini kemudian dipasarkan mirip seperti layanan operator seluler oleh operatornya).[12]

Untuk merancang strategi pengoperasian jaringan ini, Telkom kemudian membentuk tim khusus bernama T21, dan selanjutnya divisi Fixed Wireless, dimana akhirnya diputuskan untuk menggunakan varian CDMA lainnya yaitu CDMA2000 yang produknya diberi nama Flexi.[5] Salah satu tokoh utama dalam kelahirannya adalah Garuda Sugardo,[13] seorang pejabat tinggi di lingkungan Telkom. Demi membangun proyek ini, Telkom menggandeng sejumlah pihak, seperti PT Industri Telekomunikasi Indonesia,[14] konsorsium Ericsson (untuk wilayah Sumatra dan Jabodetabek), serta Samsung Electronics (untuk wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Indonesia Timur). Sempat juga berusaha bekerjasama dengan Ratelindo demi bisa menggunakan frekuensi 800 MHz di Jabodetabek dan Jawa Barat, namun gagal.[15][16]

Adapun soft launching Flexi dilakukan pada November 2002 oleh Menteri Perhubungan dan Transportasi Agum Gumelar di Hotel Hyatt Regency Surabaya, yang disusul grand launching di Nusa Dua, Bali pada Desember 2002. Wilayah layanan awal Flexi adalah Surabaya dan sekitarnya, daerah yang sebelumnya dilayani C-Phone[17] (khusus pelanggan C-Phone sendiri, kemudian dimigrasikan ke Flexi di tahun 2004).[18] Pada akhir Mei 2003, Flexi resmi beroperasi dan diperkenalkan ke publik,[19][6] dengan sudah memperluas layanannya ke Jabodetabek.[20] Produk awal yang ditawarkan ke publik meliputi Flexi City (untuk telepon genggam) dan Flexi Home (untuk telepon rumah nirkabel),[21] dengan target awal meraih 700.000 pengguna.[22]

Pertumbuhan pesat

Dengan cepat, Telkom Flexi pun berkembang dalam jumlah pelanggan, dengan menawarkan tarif yang lebih murah dibanding operator GSM. Dari awalnya hanya memiliki 7.200 pelanggan pada akhir Juni 2003,[20] jumlah pengguna Flexi naik tajam menjadi 174.541 pada September 2003,[23] dan akhir 2003 sudah mencapai 467.933. Pertumbuhan tersebut bahkan mengalahkan peminat telepon kabel yang selama ini menjadi bisnis utama Telkom.[24] Langkah-langkah pun ditempuh demi meningkatkan penjualan, seperti edukasi ke pelanggan dan pegawai Telkom, penggunaan metode menjual telepon seluler dengan bundling nomor baru,[20] subsidi harga perangkat, kerjasama bagi hasil dengan vendor perangkat telepon genggam,[17] dan tentu saja perluasan jaringan, seperti pada Agustus 2003 ke Jawa Barat[17] dan Medan di tahun yang sama,[25] ditambah rencana perluasan ke Pematang Siantar, Duri, Dumai, Padang, Jambi, Cirebon, Sukabumi, Tasikmalaya, Cianjur, Indramayu, Semarang, Yogyakarta dan beberapa kota lainnya.[26] Ada juga program seperti Flexi Walk yang menawarkan telepon umum namun dapat dijajakan kemana-mana (asongan), Flexi Darling 2 U dan Flexi Darling 4 U yang menawarkan telepon umum dalam sepeda motor dan mobil, dan wartel berjaringan Flexi bernama Flexi Call. Tercatat, inovasi dari Telkom Divre II ini berhasil mencatatkan diri dalam Museum Rekor Indonesia sebagai "Telepon Umum Berjalan Pertama".[27][28][29]

Hingga pertengahan Juni 2004, Telkom Flexi telah memiliki 591 BTS di 81 kota, yang hingga akhir tahun ditargetkan bisa ditingkatkan menjadi 1.179 BTS di 165 kota di Indonesia.[21] Di tahun yang sama, Flexi mencatatkan 1 juta pelanggan,[17] yang pada tahun selanjutnya (2005) sudah menjadi 3,8 juta pelanggan.[30] Jumlah kota yang dijangkaunya pun bertambah, dari 40 kota pada akhir 2003 menjadi 60 kota di tahun 2004[19] dan naik pesat menjadi 200 kota di tahun 2006. Flexi juga meluncurkan layanan baru seperti Flexi Combo pada 2006 yang diklaim mampu mengatasi masalah kode area layanan FWA dengan memiliki fitur menambahkan tiga nomor kode area dari daerah-daerah yang berbeda ke nomor penggunanya (meskipun layanan ini sempat dipermasalahkan BRTI),[31] dan menambahkan fitur layanan konten berbasis SMS dan WAP dengan banyak kategori, seperti astrologi, info/berita, permainan, jajak pendapat, kuis, religi, misteri dan lain sebagainya.[6] Dengan pertumbuhan yang baik, pada September 2006 Flexi mencatatkan pendapatan Rp 1,8 triliun bagi Telkom, yang diharapkan naik lagi di tahun selanjutnya sebesar 40-50% menjadi lebih dari Rp 2 triliun.[32]

Tercatat dua peristiwa penting terjadi dalam kinerja Flexi selanjutnya. Peristiwa pertama adalah perpindahan jaringan Flexi dari sebelumnya beroperasi di frekuensi 1900 MHz menjadi 800 MHz, di Jabodetabek, Banten dan Bandung. Adapun proses ini sudah direncanakan sejak 2005, namun menunggu persiapan, termasuk setting ulang 650 BTS yang ada di daerah-daerah tersebut, persiapan pendataan, pelayanan dan kompensasi ke pelanggan yang sudah ada, dan menunggu kebijaksanaan pemerintah terkait frekuensi penggantinya.[33][34] Setelah mundur dari rencana awal pada Juni 2006,[35] pada 18 Juni 2007-22 Juli 2007,[36] proses tersebut dimulai dengan membuka layanan konversi di Plasa Telkom, Flexi Center, dan beberapa gerai temporer yang dibuka Telkom di beberapa wilayah. Meskipun ada sekitar 1,3 juta pengguna Telkom Flexi di tiga daerah tersebut, namun pihak Telkom mengklaim kurang dari 1% pelanggan yang sinyalnya hanya menerima frekuensi 1900 MHz. Adapun proses migrasi jaringan diterapkan sejak September 2007,[37][38] dan efektif sejak awal 2008, Flexi hanya menggunakan jaringan 800 MHz di seluruh wilayah layanannya.[39]

Peristiwa kedua adalah pemisahan Flexi menjadi sebuah divisi sendiri dalam internal PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, yang ditargetkan di masa depan akan dipisahkan menjadi anak usaha tersendiri milik Telkom. Setelah diundur sejak April 2007,[40] pada 1 Juli 2009 Flexi resmi ditangani oleh Divisi Telkom Flexi, dari sebelumnya oleh Divisi Fixed Wireless. Adapun pemisahan divisi ini ditargetkan mampu meningkatkan efisiensi dan fleksibilitas ekspansi layanan Telkom Flexi. Saat itu, rencananya Telkom juga akan mengundang partner strategis dari Tiongkok atau Korea Selatan yang dianggap memiliki pengalaman banyak di bidang jaringan CDMA2000.[41][42]

Pada tahun 2009, tercatat Flexi dilayani oleh 4.540 BTS di seluruh Indonesia dan mencatatkan 13 juta pelanggan (59% pangsa pasar operator CDMA), yang berkontribusi pada 14% pendapatan Telkom.[41][42] Upaya meningkatkan penjualan terus dilakukan, seperti tarif murah Rp 49 untuk menelepon, layanan "Flexi Mesra" yang menawarkan telepon sepuasnya selama 30 hari dengan harga Rp 5.000,[43] layanan "Flexi Cerdas" yang ditujukan bagi pelajar,[44] dan paket telepon bundling (umumnya berupa feature phone) berharga murah.[45] Di tahun tersebut, Flexi mendapatkan penghargaan The Best Operator CDMA pada ajang Indonesia Cellular Award 2009 (ICA 2009) pada 14 Juni 2009.[46] Pengembangan teknologi dan layanan terus dilakukan, dimana pada Agustus 2009 telah diluncurkan FlexiNet Unlimited[47] yang menawarkan internet murah dengan perangkat murah, bekerjasama dengan sejumlah vendor perangkat seperti ZTE, IVIO, Huawei, Olive dan Data Card. Dipromosikan dengan program Gebyar Sejuta FlexiNet, pada Desember 2010 layanan ini mencatatkan 400.000 pengguna,[48][49] yang menjadi 1 juta pengguna pada Juni 2011.[50] Di tahun yang sama (2011), juga mulai dikembangkan jaringan baru berbasis EV-DO Rev. A dan Rev. B yang selanjutnya resmi diluncurkan pada Oktober 2011 di 10 kota, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Banjarmasin, Pekanbaru, Makassar, Denpasar, dan Medan. Dibantu dengan 1.300 BTS EV-DO, diharapkan teknologi baru ini dapat membuat Flexi bisa bersaing di pasar jaringan internet broadband.[51][52][53]

Dalam periode yang sama, juga dilakukan perubahan image dalam hal logo, positioning dan slogan. Pada tanggal 16 Mei 2010 (saat peluncuran program Flexi Irit Mingguan), slogannya resmi diubah dari "Bukan Telepon Biasa" menjadi "Lebih Irit Kan" sebagai bentuk penegasan posisi Flexi yang menjadi penyedia layanan terdepan dalam soal harga dibanding kompetitornya.[54] Slogan baru tersebut sejalan dengan positioning-nya sejak tahun sebelumnya, yaitu "Competitive Price with Value" yang bermakna Flexi akan tetap memberikan tarif kompetitif sambil memberikan nilai tambah, baik pada produk maupun bagi pelanggan.[46] Lalu, pada 19 Juni 2011, Flexi resmi menggunakan logo baru yang didominasi warna biru, sebagai simbol air yang bening dan menjadi sumber kehidupan manusia serta merepresentasikan karakter Flexi yang fleksibel, ramah, jujur, dan transparan. Perubahan logo dilakukan sebagai bentuk kesiapan Flexi mengubah produknya dari didominasi jasa telepon menjadi layanan komunikasi data.[55] Diperkirakan, pada tahun ini, dengan dibantu 6.000 BTS di seluruh Indonesia, Flexi telah merengkuh 18,5 juta pengguna.[50]

Upaya konsolidasi dan penutupan

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa periode selanjutnya bukanlah masa emas bagi operator CDMA2000. Terutama setelah perang tarif murah yang dilancarkan operator GSM mulai tahun 2008, kinerja Flexi mulai tersendat. Belum lagi perkembangan teknologi tersebut yang dirasa kurang berkembang.[5] Maka, mulai Desember 2009,[56] isu merger dan akuisisi dengan Flexi pun mulai berhembus. Yang pertama muncul adalah rumor merger dengan Bakrie Telecom yang memiliki layanan Esia dan AHA. Rencananya, pada saat itu Flexi dijadikan dahulu sebagai sebuah PT terpisah lalu sahamnya dijual ke Bakrie Telecom untuk dimerger. Sahamnya akan dimiliki bersama oleh Telkom dan Bakrie. Khusus yang menjadi pengendalinya, pada saat itu masih belum dipastikan.[57][58] Menurut Telkom, upaya ini disebabkan karena perusahaan tidak boleh punya operator GSM dan CDMA sekaligus, padahal Telkom pada saat itu memiliki Telkomsel, ditambah keterbatasan spektrum dan keinginan mengurangi risiko. Namun, merger yang awalnya direncanakan selesai pada akhir 2010 ini batal karena adanya protes dari karyawan Telkom.[59][60][61]

Setelah rumor akuisisi oleh Esia, di tahun 2011 hal serupa muncul, namun kali ini sebaliknya dimana Esia (Bakrie Telecom) yang diakuisisi oleh Telkom akibat kerugian operator milik keluarga Bakrie tersebut. Namun, rumor tersebut kemudian menghilang, dan digantikan rumor lain dimana Telkom akan mengakuisisi layanan StarOne milik PT Indosat Tbk. Konon, hal tersebut terjadi setelah Indosat berpindah tangan ke perusahaan Qatar, Qtel yang ingin memfokuskan Indosat ke bisnis GSM, jaringan dan data,[62] belum lagi jumlah penggunanya yang terbilang kecil. Adapun pihak Telkom kemudian mengonfirmasi kabar rencana akuisisi tersebut,[63] dan telah menyiapkan dana hingga Rp 1 triliun.[64] Belakangan, Menteri BUMN Dahlan Iskan ikut memberikan restu kepada Telkom untuk mengakuisisi StarOne untuk disinergikan dengan usaha sejenis Flexi, karena dianggapnya baik demi mengembangkan dan memajukan perseroan.[65] Namun, lagi-lagi kemudian kabar tersebut menghilang begitu saja.

Kegagalan rencana akuisisi tersebut membuat Telkom berusaha mencari cara lain demi mengembangkan Flexi dan divisinya. Pada tahun 2012, Telkom mulai melirik rencana tender pemerintah pada frekuensi untuk jaringan 3G, tepatnya pada blok 5 MHz dan frekuensi 2,1 Ghz, yang didasari janji pemerintah memberikan blok khusus pasca perpindahan frekuensi yang dilakukan pada 2007 untuk Flexi.[66] Di tahun yang sama, Divisi Telkom Flexi (DTF) diubah namanya menjadi Divisi Wireless Broadband (DWB) yang berarti ikut melayani jasa Wi-Fi dengan nama wifi.id. Selain itu, rencana transformasi Flexi juga dicanangkan, dari sebelumnya fokus ke wireless narrow broadband menjadi broadband. Dalam periode inilah (2012-2013), jumlah pelanggan Flexi mulai menunjukkan stagnasi dan penurunan, dengan pada 2012 turun sedikit menjadi 17,87 juta[67] dan awal 2013 menjadi 15,5 juta.[68] Di kuartal ketiga 2013, jumlah pelanggannya merosot lagi menjadi 11,6 juta, dan BTS yang melayaninya tersisa 4.000 buah.[69] Dapat diamati kemudian bahwa teknologi CDMA kalah saing dengan GSM dan dari segi frekuensi telah mentok.[70]

Akhirnya, Telkom memutuskan untuk tidak mengembangkan lagi Flexi dan memfokuskan kinerja operator selulernya pada Telkomsel. Mulanya, ketika isu tersebut muncul pada pertengahan 2013, pihak Telkom berkomitmen untuk mempertahankan jaringan Flexi yang sudah ada, dengan pelanggan yang ada di daerah berjaringan kurang baik disarankan pindah ke Telkomsel.[71] Kemudian direncanakan Flexi akan digabungkan operasionalnya dengan Telkomsel (konsolidasi),[72] atau ditutup namun pelanggannya dialihkan ke Telkomsel.[73] Akhirnya, pada 27 Juni 2014, Telkomsel resmi mengakuisisi unit usaha Flexi dari induknya, Telkom Indonesia.[74] Dalam pelimpahan tanggungjawab ini, pihak Telkomsel menyetorkan uang sebesar Rp 2,828 triliun kepada pihak Telkom. Selain itu, sejak 2013, BTS Flexi juga dijual ke Telkomsel, dan frekuensi 850 MHz yang telah digunakan oleh Flexi selanjutnya akan dikembalikan ke pemerintah untuk kemudian digunakan kembali sebagai pendukung perluasan GSM (Extended GSM) milik Telkomsel, khususnya di kawasan Timur Indonesia.[2]

Pelanggan Flexi pada periode ini hanya menyisakan sekitar 4,1 juta saja.[74] Akhirnya, mulai 30 September 2014, setelah mendapat persetujuan dari Kemenkominfo, layanan Flexi resmi dihentikan, dengan pelanggannya disarankan berpindah ke Telkomsel.[75] Penanganan teknis pemindahan dengan pelanggan dilakukan dengan cara menghimbau pelanggan untuk menatar (upgrade) nomor Flexi yang lama ke nomor Telkomsel.[76] Dengan melakukan penataran, pelanggan akan mendapatkan layanan yang setara dengan pelanggan Telkomsel, yaitu kecepatan akses internet hingga 14,4 Mbps (Flexi up to 3,1 Mbps), bahkan memperoleh layanan seluler 4G/LTE.[76] Pelanggan yang mendapatkan nomor baru Telkomsel tidak akan kehilangan nomor Flexi yang lama karena panggilan tetap diterima di nomor terbaru meskipun menggunakan nomor lama pelanggan.[76] Pembaruan pun dapat dilakukan di Plasa Telkom.[76] Adapun proses pemindahan layanan Flexi ke Telkomsel (khususnya KartuAs) selesai pada akhir 2015.[77]

Operasional

Jaringan

Flexi menggunakan jaringan berfrekuensi 800 MHz untuk seluruh wilayah Indonesia.[78] Untuk wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat yang sebelumnya menggunakan frekuensi 1900 MHz, sudah dimigrasi ke 800 MHz sejak 31 Juli 2007 hingga 31 Desember 2007.[78] Sejalan dengan pengaturan ulang frekuensi di Indonesia, frekuensi 1900 MHz akan digunakan sebagai frekuensi operator jaringan generasi ke-3 dan 3,5.[79]

Sedangkan untuk teknologi selulernya, Flexi menggunakan sistem CDMA2000 1x dan CDMA2000 1x EV-DO Rev. A.[80] Flexi berlisensi Fixed Wireless Access (Telepon Tetap Nirkabel),[1] yang artinya penomoran Flexi hanya berlaku untuk satu kota saja (diawali kode telepon per daerah) dan nomor pengguna tidak dapat dibawa-bawa ke kota lain.[81] Untuk dapat mengakses layanan Flexi jika berada di luar area kode telepon, penggunanya dapat meregistrasi layanan Flexi Combo[82] atau membeli kartu baru.

Wilayah jangkauan

Kota yang dapat dilayani oleh jaringan CDMA2000 1x EV-DO Flexi (sebelum ditutup), yaitu:

Produk

 
Kartu TelkomFlexi

Terdapat dua produk utama yang dikeluarkan Flexi, yaitu Flexi Prabayar (sebelumnya bernama Flexi Trendy) dan Pascabayar (sebelumnya bernama Flexi Classy). Kedua produk ini diklaim memberikan kemudahan, kenyamanan, dan kecepatan berkomunikasi melalui Voice, SMS, dan Data/Internet serta fitur-fitur menarik lainnya.[83] Produk turunan dari Flexi prabayar, diantaranya:

  • Flexi Dahsyat (CDMA 1X) - seri kartu 32K
  • Flexi Irit (CDMA 1X) - seri kartu 32K
  • Flexi Irit Internasional (CDMA 1X) - seri kartu 32K
  • FlexiNet (UnZip, Non EVDO - CDMA 1X)- seri kartu 32K
  • Flexi Mobile Broadband (UnZip, EVDO - CDMA 1X dan EV-DO Ready) - seri kartu 64K

Promosi

Slogan

  • Bukan Telepon Biasa (2003-2009)
  • Flexi, Makin Oke! (2004-2005)
  • Flexi Trendy, Jelas OK (2005, versi promo Bombardir Bonus)
  • Anak Gaul? Pasti Pakai Flexi! (2007, versi Alexandra Asmasoebrata)
  • CDMA Hemat & Terbesar (2008)
  • Cuma Flexi yang bisa begini (2008-2009)
  • Lebih Irit Kan! (2010-2014)

Bintang iklan

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c d (Indonesia) Jurnal Unika Atmajaya. "Profil Telkom Flexi" (PDF). 
  2. ^ a b Telkom Flexi Resmi Ditutup
  3. ^ EVALUASI DAN PERUMUSAN STRATEGI TELKOM FLEXI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL DAVID
  4. ^ Gamma, Volume 1,Masalah 23-27
  5. ^ a b c d Kisah Perjalanan C-Phone Berubah Nama Menjadi TelkomFlexi dan Migrasi ke Telkomsel
  6. ^ a b c Akses Lokal di Mana-mana
  7. ^ Kadivre Nyatakan Rampung, Polisi Belum
  8. ^ Panji masyarakat, Bagian 4
  9. ^ PENCCUNAAN ANALlSlS SWOT SEBACAI SUATU ASAR DALAM PERUMUSAN STRATECI PEMASARAN...
  10. ^ Mengatasi sumber daya...
  11. ^ Telkom dan Indosat Jajaki Kerjasama Frekuensi dengan Ratelindo
  12. ^ Bye-bye seluler, bye?
  13. ^ Indonesia News Service, Volume 22,Masalah 13-25
  14. ^ PT Telkom Tandatangani Dua Perjanjian Kerjasama dengan PT INTI
  15. ^ Telkom dan Indosat Jajaki Kerjasama Frekuensi dengan Ratelindo
  16. ^ Konsorsium Ericsson Berpeluang Menangkan Tender CDMA Paket 1
  17. ^ a b c d Indonesian Commercial Newsletter, Volume 29,Masalah 395-402
  18. ^ Tempo, Volume 31,Masalah 48-52
  19. ^ a b Warta ekonomi (Jakarta, Indonesia: 1989)., Volume 16,Masalah 1-8
  20. ^ a b c LANGKAH BAGUS PEMASARAN TELKOM FLEXI
  21. ^ a b Setelah Flexi City, Kini Telkom Gencarkan Flexi Home
  22. ^ Eksekutif, Masalah 281-286
  23. ^ Yearbook of Asia-Pacific Telecommunications
  24. ^ Industri telekomunikasi Indonesia, 2004-2007: catatan jurnalis
  25. ^ Gatra, Volume 11,Masalah 20-24
  26. ^ TelkomFlexi Perluas Jaringan Pada 2004
  27. ^ Rekor-rekor Muri
  28. ^ 45 kisah bisnis top pilihan
  29. ^ Layanan Telepon Umum Berjalan dari Telkom
  30. ^ Telecommunications Development in Asia
  31. ^ Telkom Diultimatum Soal Flexi Combo
  32. ^ Pendapatan Flexi Diproyeksi Naik Jadi Rp 2 T
  33. ^ 2006, Telkom Harap Sudah Pindah ke 800 Mhz
  34. ^ 2006, Flexi Sudah Bisa ke 800 Mhz
  35. ^ Telkom Incar 3 Juta Pelanggan Baru Telkom Flexi
  36. ^ Telkom Terima Registrasi Flexi Mulai 18 Juni
  37. ^ Telkom Siapkan Pendataan Flexi
  38. ^ Migrasi Frekuensi Flexi nan Menguntungkan
  39. ^ Flexi Nasional Beroperasi Penuh di 800 MHz Mulai 2008
  40. ^ Unit Telkom Flexi Beroperasi April
  41. ^ a b Telkom Targetkan Divisi Flexi Terwujud Akhir Juni 2009
  42. ^ a b Telkom Bikin Divisi Khusus Flexi
  43. ^ Flexi Mesra Genjot 8 Juta Pelanggan di Akhir 2008
  44. ^ Flexi Cerdas Jangkau Siswa, Orang Tua
  45. ^ Telkom tawarkan tarif murah...
  46. ^ a b Sudah di Puncak, Telkom Flexi Makin Agresif
  47. ^ FlexiNet Unlimited Tawarkan Akses Internet Tanpa Batas Rp 2.500 Per Hari
  48. ^ Internet Sejuta Umat Jadi Incaran Flexinet
  49. ^ Flexinet Jaring Pelanggan dengan Modem Rp 200 Ribu
  50. ^ a b Telkom perkenalkan logo baru Flexi
  51. ^ Telkom Flexi Siap Rebut Persaingan Pasar "Broadband"
  52. ^ Flexi Mobile Broadband rambah 10 kota
  53. ^ Telkom Flexi luncurkan teknologi "EvDO" pada Oktober
  54. ^ Flexi Proklamirkan "Lebih Irit Kan"
  55. ^ Siapkan Broadband EVDO, Flexi Ganti Logo
  56. ^ Telkom Jajaki Merger Flexi dengan Esia
  57. ^ Merger Flexi-Esia, Flexi di bawah Esia
  58. ^ Telkom Jajaki Merger Flexi dan Bakrie Telecom[pranala nonaktif permanen]
  59. ^ Alasan Telkom Flexi Meminang Bakrie Telecom
  60. ^ Merger Telkom Flexi-Bakrie Telecom Rampung Akhir 2010
  61. ^ Telkom Mulai Buka Peluang Batalkan Merger Flexi & Esia
  62. ^ Star One dan Esia akan Dijual ke Telkom?
  63. ^ Telkom Tetap Berminat Akuisisi Layanan StarOne
  64. ^ Telkom Masih Minat Beli StarOne
  65. ^ Dahlan persilahkan Telkom akuisisi StarOne
  66. ^ Telkom siapkan Telkom Flexi di tender 3G
  67. ^ Pelanggan Flexi Tumbuh 25,5%
  68. ^ Telkom menyerahkan Flexi ke Telkomsel
  69. ^ Telkom Kaji Pindahkan Flexi ke Telkomsel
  70. ^ Mundur dari Industri CDMA, Telkom Putuskan "Bunuh" Flexi
  71. ^ GM PT Telkom: Pelanggan Telkom Flexi Didorong Pindah ke Telkomsel
  72. ^ Telkom Akan Konsolidasi Flexi dan Telkomsel
  73. ^ Telkom Kaji Pindahkan Flexi ke Telkomsel
  74. ^ a b Telkom menyerahkan Flexi ke Telkomsel
  75. ^ Telkom Flexi Ditutup, Pelanggan Dipaksa ke Telkomsel
  76. ^ a b c d "Baca! Ini Peringatan buat Pelanggan Telkom Flexi". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-30. Diakses tanggal 2015-05-13. 
  77. ^ Akhir 2015, Migrasi Flexi Ditargetkan Selesai
  78. ^ a b "Masa Pendaftaran Kompensasi Handset Flexi Diperpanjang Hingga 15 Agustus 2007". Telkom. 31 Juli 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-06-26. Diakses tanggal 2015-06-25. 
  79. ^ "Flexi Keluar dari Frekuensi 3G: Konsekuensi dari Penataan yang Mulai Dilakukan Pemerintah (koran Jumat, hal, 17)". Kompas. 22/07/2015. 
  80. ^ Telkom Gelar Mobile Broadband EVDO Rev. A, Okezone.com, diakses pada hari Kamis, 20 Oktober 2011
  81. ^ SERBUAN HANDPHONE CDMA...
  82. ^ Anggapan yang Salah CDMA Sama dengan PSTN
  83. ^ Flexi Prabayar

Pranala luar