Fariz RM

penyanyi dan pemusik Indonesia
Revisi sejak 24 Oktober 2023 14.09 oleh Corypight (bicara | kontrib) (Banyak artikel Wikipedia yang lupa menggunakan koma serial, contohnya artikel ini.)

Fariz Roestam Moenaf (ER, EYD: Fariz Rustam Munaf) (lahir 5 Januari 1959), lebih dikenal sebagai Fariz RM, adalah seorang penyanyi, pemusik, dan penulis lagu berkebangsaan Indonesia keturunan Belanda, Betawi, dan Minangkabau, Sumatera Barat. Ia dikenal atas lagu-lagu ciptaannya, seperti "Barcelona" dan "Sakura", pada awal dekade 1980-an.

Fariz RM
LahirFariz Roestam Moenaf
5 Januari 1959 (umur 65)
Jakarta, Indonesia
Nama lainFariz RM
PendidikanSMA Negeri 3 Jakarta
AlmamaterInstitut Teknologi Bandung
Pekerjaan
Tahun aktif1971–sekarang
Suami/istri
Oneng Diana Riyadini
(m. 1989; c. 2018)
Anak3
Kerabat
Karier musik
Genre
Instrumen
Artis terkait
Musicbrainz: c68779be-69e8-4af9-b782-86148f348fd6 Discogs: 3675544 Modifica els identificadors a Wikidata

Kehidupan Awal

Fariz lahir dari keluarga pemusik, pasangan Rustam Munaf asal Minangkabau[1] dan Hj. Anna Reijnenberg seorang campuran Belanda-Betawi. Ayahnya adalah seorang penyanyi di RRI Jakarta, sedangkan ibunya adalah seorang pelatih piano. Sejak kecil ia telah diperkenalkan kepada dunia musik. Selain pada ibunya, Fariz belajar piano pada Sunarto Sunaryo dan Prof. Charlotte Sutrisno JP.

Perjalanan Karier

Karier bermusiknya dimulai sebagai pemain gitar melodi pada usia 12 tahun, saat berteman dengan Debby Nasution dan Odink Nasution, membentuk "Young Gipsy" yang membawakan musik blues dan rock. Selanjutnya, Fariz bekerja sama dengan Addie M.S., Adjie Soetama, dan Iman R.N., membuat operet pada acara perpisahan dan grup vokal sekolahnya.

Jalan ke dunia musik profesional mulai terbuka pada tahun 1977. Bersama Adjie Soetama, Raidy Noor, Addie MS, dan Ikang Fawzi yang merupakan teman sekolahnya di SMA Negeri 3 Jakarta, ia mengikuti Lomba Cipta Lagu Remaja yang diadakan oleh Radio Prambors Jakarta. Meski hanya meraih juara III, namun tawaran dari berbagai grup band mulai berdatangan.

Fariz melanjutkan kuliah di Institut Teknologi Bandung jurusan Seni Rupa pada tahun 1978. Fariz pun mencoba untuk mengembangkan dan menimba ilmu serta menambah pengalaman dengan bergabung di dua grup musik beraliran rock, Giant Step dan The Rollies. Fariz menjadi musisi pengganti untuk posisi keyboard Giant Step untuk penampilan panggung, dan menggantikan posisi pada drum untuk karya-karya pentas The Rollies. Fariz juga pernah membantu mengiringi kelompok musik dari Bandung pimpinan Harry Roesli, Harry Roesli Kharisma, pada tahun 1979.

Pada tahun 1980, Fariz merilis album keduanya yang bertajuk Sakura. Di album ini, dengan sistem rekam overdubbed, Fariz memainkan berbagai instrumen, seperti drum, kibor, gitar, bas, perkusi, sendirian. Bisa jadi Fariz terinsiprasi Stevie Wonder atau Mike Oldfield, pemusik yang bermain tunggal dalam sejumlah album rekamannya.[2] Warna musiknya pun fresh dan groovy. Album ini sukses besar. Fariz kemudian merilis album perdananya yang belum sempat dirilis.

Di saat tren musik di negeri ini masih terbuai dalam balada yang mendayu-dayu, Fariz malah menawarkan konsep musik yang danceable ala Earth Wind & Fire dengan penonjolan pada aransemen brass section sebagai aksentuasi dan teknik bernyanyi falsetto. Setahun kemudian, Fariz R.M. membentuk grup Transs, yang personelnya antara lain Erwin Gutawa, pemusik yang sekarang banyak dikaitkan dengan aransemen berbau orkestral. Dengan Transs, Fariz menawarkan konsep musik fusion, yang akhirnya membuat sejumlah grup musik terinspirasi untuk menggarap musik fusion, yang memadukan jazz dan rock. Transs adalah grup yang maunya beridealisme tinggi. Ini terlihat dari kalimat yang tertera pada sampul album Transs, Hotel San Vicente (1981): "pembaharuan musik Indonesia dalam warna, personalitas, dan gaya". Boleh jadi kalimat itu berkonotasi gagah-gagahan belaka. Namun patut diakui, sejak pemunculan Transs, mulailah muncul grup-grup fusion seperti Krakatau, Karimata, Emerald, dan lain-lain

Pada tahun 1983, Fariz bergabung dengan Iwan Madjid dan Darwin B Rachman membentuk kelompok musik Wow!. Mereka bertiga, Iwan (vokal, piano, keyboard), Darwin (bas), dan Fariz (drum) kemudian merilis album bertajuk Produk Hijau. Wow! tetap menghadirkan nuansa rock progresif lewat lagu-lagu seperti "Pekik Merdeka", "Armageddon", hingga "Purie". Dhewayani. Setelah debut album dirilis, Fariz RM mengundurkan diri dari formasi Wow! karena alasan sakit. Saat itu, selain bergabung dengan Wow!, Fariz juga aktif di kelompok Symphony hingga Jakarta Rhythm Section, serta beberapa proyek album solonya.[3][rujukan rusak]

Setelah itu, Fariz terus menelurkan karya-karyanya, baik di Indonesia maupun internasional. Selama 25 tahun kariernya sejak tahun 1978 hingga 2003, Fariz telah menghasilkan 20 album solo, 72 album kolaborasi, 18 album soundtrack, 27 album produksi di mana dia berperan sebagai produser, serta 13 album internasional yang dirilis di Eropa dan Asia Pasifik.[4][rujukan rusak] Di antara lagu-lagu ciptaannya yang terkenal hingga sekarang adalah "Barcelona", "Nada Kasih" (duet dengan Neno Warisman), "Susie Bhelel", "Menggapai Bintang" (Symphony), "Selamat Untukmu" (Jakarta Rhythm Section), dan "Renungan" (Dibayang Dewasa) yang menampilkan duet Fariz RM dengan Marissa Haque.

Fariz pernah 'menghilang' sekitar 10 tahun dari panggung musik Indonesia. Untuk membuktikan eksistensinya, Fariz menggelar konser terbesarnya, yaitu Pagelaran Zaman Emas Fariz RM, 21 Agustus 2003 di Plenari Hall, JCC Jakarta. Konser tersebut menghadirkan pula keponakannya Sherina Munaf, Reza Artamevia, Titi DJ, Katon Bagaskara, Warna, /rif, dan Syaharani. Tak hanya itu, Dwiki Dharmawan ditunjuk untuk menggarap komposisi lagu dalam konser tersebut. Meski Fariz tetap memperlihatkan kepiawaiannya, konser tersebut dinilai gagal karena jumlah penonton yang hadir terbilang cukup sedikit (hanya 2000 orang dari kapasitas 5000). Selain itu, Fariz dinilai terburu-buru, karena setelah menghilang sekian tahun, tiba-tiba muncul dengan konser akbarnya.[5][rujukan rusak]

Usai menjalani masa hukuman, Fariz menggelar konser tunggal yang bertajuk Anthology Live Concert, di Rolling Stone Live Stone, Jln. Ampera Raya No.16, Cilandak Timur, Jakarta Selatan, 25 Juli 2008. Pada konser tunggalnya tersebut Fariz berkolaborasi dengan artis-artis muda antara lain adalah Sherina Munaf, Koil, dan White Shoes & The Couples Company.[6]

Di bulan Oktober, Fariz RM bersama Dian Permana Putra meluncurkan sebuah karya baru di album baru yaitu Fariz RM & Dian Permana Putra in Collaboration. Di album ini, Fariz dan Dian berkolaborasi dengan Sandhy Sondoro, Fatin Shidqia, Angel Pieters, 3 Composer, dan lain lain dialbum ini. Di album ini berisikan 11 lagu, yang diluncurkan pada Oktober dan dijual direstoran KFC seluruh Indonesia.

Kasus

Fariz mengaku pernah kecanduan alkohol dan mengonsumsi narkoba. Bahkan akibat kebiasaannya itu, Fariz divonis menderita liver pada tahun 1996. Penyakit itu pula yang membuat tubuh Fariz sekarang terlihat kurus sekali dan dokter menyatakan tubuhnya tak mungkin gemuk lagi.[7] [rujukan rusak]

Tahun 2001, Fariz berurusan dengan polisi dengan tuduhan terlibat kasus peledakan bom di Asrama Mahasiswa Iskandar Muda, Manggarai, Jakarta. Fariz dicurigai lantaran ditemukan surat yang dibuatnya dan ditujukan kepada Panglima GAM di lokasi ledakan bom.[8] 6 tahun kemudian Fariz berurusan lagi dengan polisi. Pada dini hari 28 Oktober 2007 ia ditahan polisi dalam sebuah razia di Jakarta. Ia ditemukan memiliki 1,5 linting ganja seberat 5 gram yang disimpan dalam bungkus rokok. Setelah melalui tes urine, Fariz dinyatakan positif menggunakan narkoba jenis ganja. Dan terancam UU Narkotika dengan hukuman penjara di atas 5 tahun.[9] Dia akhirnya divonis 8 bulan penjara potong masa hukuman. Hukuman ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut 1 tahun penjara. Selain itu, sisa hukuman Fariz juga bakal dihabiskan di Rumah Sakit Melia Cibubur untuk rehabilitasi.[10]

Kemudian, pada bulan Agustus 2018 Fariz RM ditangkap lagi terkait kasus narkobanya yang ketiga yakni kepemilikan sabu seberat 900 miligram.[11]

Kehidupan Pribadi

Fariz menikah dengan Oneng Diana Riyadini, mantan peragawati asal Semarang, Jawa Tengah pada akhir tahun 1989. Tak terlalu lama menunggu, Fariz-Oneng pun segera dikaruniai momongan. Namun sayang, putri pertama mereka, Ramanitya Khadifa hanya 15 detik menghirup udara dunia karena paru-parunya tidak berkembang. 2 tahun kemudian, pasangan ini pun dikaruniai putri kembar, Ravenska Atwinda Difa dan Rivenski Atwinda Difa yang lahir 26 Oktober 1991. Kemudian si kembar memiliki adik, Syavergio Avia Difaputra lahir 11 September 1998.[12]

Diskografi

Album Solo

Duet & Kolaborasi

Album Grup

Album Kompilasi

Album bersama yang belum dirilis

Filmografi

Film

Tahun Judul Dikreditkan sebagai Catatan
Komponis
1979 Sakura dalam Pelukan Ya
1990 Lupus IV: Anak Mami Sudah Besar Ya
1991 Olga dan Sepatu Roda Ya
Ojek Ya
Lupus V: Iiih Syereeem! Ya
1992 Tiga dalam Satu Ya
Gadis Metropolis Ya
1993 Perempuan di Persimpangan Jalan Ya
Lembaran Biru Ya
Selir Sriti II Ya
1994 Selir Durgaratih III Ya
Di Balik Cinta Eva Ya
Suami, Istri dan Kekasih Ya
Kepuasan Ya
Tergoda Ya
Setetes Noda Manis Ya
Catatan Harian Tante Sonya Ya
Gadis Metropolis II Ya
1995 Limbah Dosa Ya

Prestasi dan Pengakuan

  • Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008

Penghargaan dan Nominasi

Penghargaan Tahun Kategori Karya yang dinominasikan Hasil Ref.
BASF Awards 1989 Penjualan Album Terbanyak "Living in the Western World" Menang [13]
Anugerah Musik Indonesia 2013 Artis Solo Pria Pop Terbaik "Fenomena" Nominasi [14]
2015 Kolaborasi Pop Terbaik "Barcelona" (bersama Maliq & D'Essentials) Nominasi [15]
2017 Lifetime Achievement Award Penerima [16]

Referensi

  1. ^ Marthias Dusky Pandoe, A nan Takana (Apa yang Teringat): Memoar Seorang Wartawan, Kompas, 2001
  2. ^ http://dennysak.multiply.com/journal/item/21/SANG_KOLABORATOR[pranala nonaktif permanen] SANG KOLABORATOR, diakses 17 September 2008
  3. ^ Iwan Madjid, Menautkan Rock dan Klasik Diarsipkan 2022-05-04 di Wayback Machine., diakses 29 Oktober 2007
  4. ^ Fariz RM; Pasang Surut Seorang Musisi di Blantika Musik Diarsipkan 2003-08-25 di Wayback Machine., diakses 29 Oktober 2007
  5. ^ Konser Zaman Emas Fariz RM; Kembalinya si Anak Hilang[pranala nonaktif permanen], diakses 29 Oktober 2007
  6. ^ Fariz RM Kolaborasi Bareng Sherina Diarsipkan 2009-09-08 di Wayback Machine., diakses 12 September 2008
  7. ^ Fariz RM, TUJUH TAHUN HIDUP BERSAMA KANKER LIVER Diarsipkan 2007-12-02 di Wayback Machine., diakses 29 Oktober 2007
  8. ^ Fariz RM Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Diarsipkan 2008-02-12 di Wayback Machine., diakses 29 Oktober 2007
  9. ^ Positif Pakai Ganja, Fariz Terancam 5 Tahun Penjara Diarsipkan 2009-05-25 di Wayback Machine., diakses 29 Oktober 2007
  10. ^ Fariz RM Divonis 8 Bulan Diarsipkan 2009-09-29 di Wayback Machine., diakses 12 September 2008
  11. ^ Hampir 2 Tahun Nyabu, Fariz RM Pesan Barang Seminggu Dua Kali[pranala nonaktif permanen]. Diakses 27 Agustus 2018.
  12. ^ Oneng Diana Riyadini - Fariz Roestam Moenaf Tak Ada Masalah Diarsipkan 2023-07-17 di Wayback Machine., diakses 29 Oktober 2007
  13. ^ "BASF Awards (1989)". BASF Awards. 
  14. ^ "16th AMI AWARDS (2013)". Anugerah Musik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-08. Diakses tanggal 2022-05-17. 
  15. ^ "18th AMI AWARDS (2015)". Anugerah Musik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-06-04. Diakses tanggal 2022-05-17. 
  16. ^ "20th AMI AWARDS (2017)". Anugerah Musik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-16. Diakses tanggal 2022-05-17. 

Pranala luar