Bahasa Bawean
Dialek Bawean (bahasa Madura: Bhânta Bhâbiyân)[2] adalah sebuah dialek dari bahasa Madura[a 1] yang umumnya dituturkan oleh suku Bawean yang mayoritas mendiami pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.[3][4] Dialek ini mulanya merupakan sebuah pijin yang telah mengalami kreolisasi, sehingga memiliki beragam kosakata campuran dari bahasa lain seperti bahasa Jawa (utamanya dari wilayah Gresik), bahkan Banjar, Bugis, maupun Makassar.[5][6]
Bahasa Bawean
Bhânta Bhâbiyân | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||
Etnis | Bawean | ||||
Penutur | ± 107.000 penutur (di Indonesia) | ||||
| |||||
Status resmi | |||||
Diatur oleh | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa | ||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
Glottolog | bawe1237 [1] | ||||
Lokasi penuturan | |||||
Wilayah dituturkannya dialek Bawean
| |||||
Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini. | |||||
Koordinat: 5°46′S 112°40′E / 5.767°S 112.667°E | |||||
Portal Bahasa | |||||
Kosakata
Berikut merupakan beberapa contoh kosakata dalam dialek Bawean :
- èson atau èhon artinya "aku"
- kala'aken artinya "ambilkan"
- ta' kabâssa nyo'on/ naddhâ nyo'on artinya "terima kasih"
- olo artinya "kepala"
- sakoti' artinya "sedikit"
- katiri' artinya "sendiri"
- toghellân artinya "kerabat/saudara"
Contoh kalimat dalam dialek Bawean:
- Èson terro ka bâ'na artinya "Saya sayang kamu" (di Bawean ada juga yang menyebutnya Èhon)
- Bu', bâdâ berrus? artinya "Bu, ada sikat?" (berrus dari kata brush)
- Ma', pamellèaken pellem artinya "Mak, belikan mangga" ( ada pengaruh Jawa Kuno di akhiran -aken).
- Silling na sè bhucor la marè è pabhender artinya "Langit-langitnya yang bocor sudah diperbaiki" (Silling bahasa Bawean dipengaruhi bahasa Melayu (Bahasa Inggris: ceiling), langit-langit dalam bahasa Bawean adalah " Sèntè' " )
- Araa, ma' ghi' bâdâ èdinna', èkowa la alajâr ka Singgapur artinya "Kenapa, kok masih disini, katanya sudah pergi berlayar ke Singapura" (kata "araa" dari kata "arapah" dalam dialek Madura baku)
Subdialek
Dialek Bawean mempunyai beberapa subdialek, perbedaan subdialek ini bisa ditemukan di beberapa desa yang ada di Pulau Bawean. Mengutip dari Repository Unair, Eva Wijayanti mengungkapkan bahwa terdapat empat desa yang memiliki subdialek yang cukup berbeda, yaitu Desa Daun dan Desa Suwari di Kecamatan Sangkapura serta Desa Kepuhteluk dan Desa Diponggo di Kecamatan Tambak.
Ragam subdialek dari empat desa tersebut tercermin dalam penyebutan kata "saya". Masyarakat Desa Daun menyebut "saya" dengan kata "éson" sedangkan masyarakat Desa Suwari menyebutnya "éhon". Kemudian, masyarakat Desa Kepuhteluk akan menyebut "saya" dengan kata "bulâ" dan masyarakat Diponggo menyebutnya dengan kata "aku".
Variasi subdialek ini pun menjadi ciri khas dari masing-masing desa. Oleh karena itu, cukup dengan mendengar subdialek yang mereka pakai, orang Bawean lainnya akan dengan mudah mengenali dari desa mana mereka berasal. Sebenarnya, subdialek dari Desa Diponggo lah yang paling mencolok di antara subdialek lain dalam dialek Bawean. Sebagian besar kosakata dalam subdialek Diponggo hampir sama dengan bahasa Jawa.
Kosakata bahasa Jawa, seperti "dé’é", "iki", "séwu", "ayu", "saiki", "isuk", dan lainnya juga digunakan oleh warga Desa Diponggo. Hal ini terjadi karena kebanyakan warga Diponggo merupakan keturunan orang-orang Jawa. Tidak mengherankan jika kemudian subdialek Diponggo banyak dipengaruhi oleh bahasa Jawa.[7]
Referensi
Sumber primer
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bawean". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Dialect: Bawean" [Dialek Bawean] (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia].
- ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Madurese" [Bahasa Madura] (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia].
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Maduresic" (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia].
- ^ M, Rizka Nur Laily. Muallifa, Rizka, ed. "3 Hal Menakjubkan yang Hanya Bisa Dijumpai di Pulau Bawean Jawa Timur". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ Wijayanti, Evadwi (2016). "Variasi Dialek Bahasa Bawean di Pulau Bawean". Universitas Airlangga.
- ^ Fajri Kurnia (22 Maret 2021). "Istimewa! Pulau Kecil Ini Punya Dialek Bahasa yang Beragam". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 18 April 2022.