Bahasa Bawean
Bahasa Bawean[3] adalah sebuah ragam geografis bahasa yang dianggap sebagai salah satu dialek dari bahasa Madura[a 1] yang utamanya dituturkan oleh suku Bawean di pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.[4][5] Bahasa ini mulanya merupakan sebuah pijin yang telah mengalami proses kreolisasi, sehingga memiliki beragam kosakata campuran dari bahasa lain, seperti bahasa Jawa (terutama dari wilayah Gresik), Banjar, Bugis, dan Makassar.[6][7]
Bahasa Bawean
bhâsa Phêbiyên | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||
Wilayah | Pulau Bawean, Kabupaten Gresik | ||||
Etnis | Bawean | ||||
Penutur | 20.000 (1984)[1] | ||||
| |||||
Dialek | Daun
Diponggo
Kepuhteluk
Suwari
| ||||
Status resmi | |||||
Diakui sebagai bahasa minoritas di | |||||
Diatur oleh | Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa | ||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
Glottolog | bawe1237 [2] | ||||
Lokasi penuturan | |||||
Wilayah dituturkannya bahasa Bawean
| |||||
Peta yang menunjukkan perkiraan penuturan bahasa Madura Bawean di pulau Bawean yang terletak di utara Jawa Timur |
|||||
Portal Bahasa | |||||
Status kebahasaan
suntingDalam buku Bahasa-Bahasa Indonesia (1984) karya P.W.J. Nababan, bahasa Bawean dicatat sebagai bahasa tersendiri dengan 20.000 penutur di Pulau Bawean.[1] Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Retno Fatmalasari dalam jurnal berjudul Integrasi Kata Bahasa Jawa dan Bahasa Madura ke Dalam Bahasa Bawean yang diterbitkan pada tahun 2020, meskipun banyak yang menyebut bahasa Bawean sebagai salah satu dialek dari bahasa Madura, dalam penelitian ini bahasa Bawean tetap dianggap sebagai sebuah bahasa tersendiri.[8]
Dialek
suntingBahasa Bawean mempunyai beberapa dialek, perbedaan dialek ini bisa ditemukan di beberapa desa yang ada di Pulau Bawean. Mengutip dari Repository Unair, Eva Wijayanti mengungkapkan bahwa terdapat empat desa yang memiliki dialek bahasa yang cukup berbeda, yaitu desa Daun dan Suwari di kecamatan Sangkapura, serta desa Kepuhteluk dan Diponggo di kecamatan Tambak.[7][9]
Ragam dialek dari empat desa tersebut tercermin dalam penyebutan untuk kata 'saya'. Masyarakat desa Daun menyebut 'saya' dengan kata éson, sedangkan masyarakat desa Suwari menyebutnya éhon. Kemudian, masyarakat desa Kepuhteluk akan menyebut 'saya' dengan kata bulâ dan masyarakat Diponggo menyebutnya dengan kata aku.[9]
Variasi dialek ini pun menjadi ciri khas dari masing-masing desa. Oleh karena itu, cukup dengan mendengar dialek yang mereka pakai, orang Bawean lainnya akan dengan mudah mengenali dari desa mana mereka berasal. Dari keempat dialek tersebut, dialek dari desa Diponggo merupakan dialek yang memiliki perbedaan paling mencolok di antara dialek-dialek lainnya. Sebagian besar kosakata dalam dialek Diponggo hampir sama dengan kosakata dalam bahasa Jawa.[9]
Kosakata bahasa Jawa, seperti dé'é, iki, séwu, ayu, saiki, isuk, dan kosakata serapan lainnya juga digunakan oleh masyarakat desa Diponggo. Hal ini terjadi karena kebanyakan masyarakat desa Diponggo merupakan keturunan orang-orang Jawa. Tidak mengherankan jika kemudian dialek Diponggo banyak dipengaruhi oleh bahasa Jawa.[9]
Kreolisasi
suntingBahasa kreol Bawean
Cakap Boyan Bawean Selat, Bawean Pasar[a 2] | |||||
---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Malaysia dan Singapura | ||||
Wilayah | Johor, Kuala Lumpur, dan Selangor (Malaysia); Lorong Buangkok (Singapura)[10] | ||||
Etnis | Bawean | ||||
Penutur | tidak diketahui | ||||
| |||||
Kode bahasa | |||||
ISO 639-3 | – | ||||
Portal Bahasa | |||||
Dalam bahasa Bawean juga terdapat suatu bentuk bahasa kreol sebagai akibat dari akulturasi budaya dan bahasa yang terjadi pada masyarakat etnis Bawean.[11] Bahasa ini dianggap sebagai proses dari kreolisasi bahasa Madura. Bentuk bahasa kreol ini berbeda dengan bentuk asli bahasa Bawean di pulau asalnya yang dipengaruhi oleh bahasa Madura, Jawa, dan Melayu.[12] Ragam bahasa kreol ini umumnya dituturkan oleh perantau dan keturunan Bawean yang menetap di Malaysia dan Singapura. Penggunaannya bercampur dengan bahasa Melayu standar dan ragam bahasa Inggris di negara tersebut. Contohnya dapat dilihat pada kalimat "Bulâ ni orèng Boyan la, first time ni i ada balik kat kampong halaman" yang berarti "Saya ini orang Bawean lah, untuk pertama kalinya saya pulang ke kampung halaman".[13]
Fonologi
suntingDalam bahasa Bawean terdapat 28 lambang transkripsi fonetik yang terdiri dari 18 konsonan fonem dan 10 dasar-sistem vokal.[7] Berikut merupakan kotak fonem yang terdapat dalam bahasa Madura dialek Bawean, huruf yang berada dalam tanda kurung siku ⟨...⟩ menunjukkan penulisan ortografi fonetik dalam sumber.
Vokal
suntingDalam bahasa Bawean, terdapat 2 fonem vokal yang tidak terdapat dalam dialek utama bahasa Madura (fonem /o/ dan /e/), sehingga menjadikan dialek ini mempunyai 10 fonem vokal secara keseluruhan.[7]
|
|
Konsonan
suntingBerbeda dengan fonem vokalnya yang lebih banyak, fonem konsonan dalam kotak fonem bahasa Madura dialek Bawean lebih sedikit ketimbang dialek utama bahasa Madura. Bahasa Bawean hanya memiliki 18 konsonan dibandingkan dengan bahasa Madura yang memiliki sekitar 27 fonem konsonan.[7][14] Sedikitnya jumlah konsonan pada dialek ini mungkin disebabkan karena ketidakadaan fonem letupan tarik-belakang (/ʈ/ dan /ɖ/) serta pengaspirasian fonem yang seringkali ditemukan dalam dialek utama justru jarang ditemui dalam dialek ini.[14]
Dwibib. | Gigi/ Ronggi. |
Langit- langit |
Lang- bel. |
Celah- suara | ||
---|---|---|---|---|---|---|
Sengau | /m/ ⟨m⟩ |
/n/ ⟨n⟩ |
/ɲ/ ⟨ñ⟩ |
/ŋ/ ⟨ŋ⟩ |
||
Letup | nirsuara | /p/ ⟨p⟩ |
/t/ ⟨t⟩ |
/c/ ⟨c⟩ |
/k/ ⟨k⟩ |
/ʔ/ ⟨?⟩ |
bersuara | /b/ ⟨b⟩ |
/d/ ⟨d⟩ |
/ɟ/ ⟨j⟩ |
/ɡ/ ⟨g⟩ |
||
Geser | /s/ ⟨s⟩ |
/h/ ⟨h⟩ | ||||
Getar | /r/ ⟨r⟩ |
|||||
Hampiran | /l/ ⟨l⟩ |
/j/ ⟨y⟩ |
/w/ ⟨w⟩ |
Kosakata
suntingBerikut merupakan beberapa contoh kosakata khas dalam bahasa Bawean.
- eson atau bule, berarti 'aku'
- bekna, berarti 'kamu'
- kalaaken, berarti 'ambilkan'
- kalaben, berarti 'dengan'
- tak kabessanyo'on atau naddeh nyo'on, berarti 'terima kasih'
- songkan, berarti 'malas'
- pandir, berarti 'bicara'
- odik, berarti 'hidup'
- olo, berarti 'kepala'
- sakotik, berarti 'sedikit'
- kathirik, berarti 'sendiri'
- toghellen, berarti 'kerabat' atau 'saudara'
Contoh kalimat
suntingBerikut ini contoh kalimat yang menggunakan kosakata dalam bahasa Bawean.
- "eson terro ka bekna", berarti "aku sayang kamu" (kata eson terkadang juga yang menyebutnya ehon)
- "buk, bede berrus?", berarti "bu, ada sikat?" (kata berrus berasal dari bahasa Inggris 'brush')
- "mak, pamelleaken pellem", berarti "bu, belikan mangga" (terdapat pengaruh bahasa Jawa Kuno di akhiran -aken)
- "silling na se bucor la mare e pabender", berarti "langit-langitnya yang bocor sudah diperbaiki" (kata silling dalam bahasa Bawean berasal dari bahasa Inggris 'ceiling'; 'langit-langit' dalam bahasa Bawean adalah sentek)
- "araa, mak ghik bede edinnak? ekowa la alajer ka Singgapur", berarti "kenapa, kok masih disini? katanya sudah pergi berlayar ke Singapura" (kata araa berasal dari kata 'arapah' dalam bahasa Madura, sedangkan kata alajer yang berarti 'berlayar' untuk menunjukkan bahwa orang tersebut pergi keluar dari pulau Bawean)
Lihat juga
suntingReferensi
suntingSumber primer
sunting- ^ a b Nababan, P.W.J. (1984). Bahasa-Bahasa Indonesia (PDF). repository.unp.ac.id. Padang, Indonesia: Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Padang. hlm. 558. Diakses tanggal 11-02-2024.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bawean". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Dialect: Bawean" [Dialek Bawean] (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia].
- ^ a b Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Madurese" [Bahasa Madura] (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia].
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Maduresic" (dalam bahasa Inggris). Jena, Germany: Max Planck Institute for the Science of Human History [Kota Jena, negara Jerman: Institut Max Planck untuk Ilmu Sejarah Manusia].
- ^ M, Rizka Nur Laily. Muallifa, Rizka, ed. "3 Hal Menakjubkan yang Hanya Bisa Dijumpai di Pulau Bawean Jawa Timur". Merdeka.com. Diakses tanggal 2020-05-07.
- ^ a b c d e Wijayanti, Eva Dwi (2016). "Skripsi Variasi Dialek Bahasa Bawean di Wilayah Pulau Bawean Kabupaten Gresik: Kajian Dialektologi". 123dok.com. Surabaya, Indonesia: Universitas Airlangga: 165. Diakses tanggal 11-02-2024.
- ^ Fatmalasari, Retno (2020). "Integrasi Kata Bahasa Jawa dan Bahasa Madura ke Dalam Bahasa Bawean". ejournal.unesa.ac.id. Surabaya, Indonesia: Universitas Negeri Surabaya. 6: 11. Diakses tanggal 10 Februari 2024.
- ^ a b c d Fajri Kurnia (22 Maret 2021). "Istimewa! Pulau Kecil Ini Punya Dialek Bahasa yang Beragam". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 18 April 2022.
- ^ Iksan, Ashadi (6 April 2019). "Kampung Lorong Buankok, Desa Komunitas Keturunan Bawean di Singapura". daerah.sindonews.com (dalam bahasa Melayu). Sindonews. Diakses tanggal 14 Februari 2024.
- ^ Utami, S.W.B.; Anggraini, Bea (2019). "Tribes in Bawean as "the miniature of Indonesia"" [Suku-suku di Bawean sebagai "miniatur Indonesia"]. scholar.unair.ac.id (dalam bahasa Inggris). Surabaya, Indonesia: Universitas Airlangga. 35: 12. Diakses tanggal 14 Februari 2024.
- ^ Andayani, S. (2022). "Tipologi Bahasa Bawean Sebagai Kreolisasi Bahasa Madura Dalam Identitasnya Sebagai Bahasa Hibrida". kimli.mlindonesia.org. Probolinggo, Indonesia: Universitas Panca Marga. Diakses tanggal 14 Februari 2024.
- ^ "Bahasa Bawean - Facebook". www.facebook.com (dalam bahasa Melayu). Suara Komuniti Bawean (SKB). 14 Juli 2014. Diakses tanggal 14 Februari 2024.
- ^ a b Davies, W. D. (2010). A Grammar of Madurese. Berlin: De Gruyter Mouton.
Catatan
sunting- ^ Menurut Glottolog 4.8, bahasa Madura terbagi menjadi 6 dialek yang terdiri dari: Bawean, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, dan Sapudi.[4]
- ^ Nama alternatifnya dikutip dari perkataan penutur aslinya.
Pranala luar
sunting- Kamus Bahasa Bawean Trilingual – Arul Chandrana