Pelarian Siegfried Lederer dari Auschwitz

Pada malam 5 April 1944, Siegfried Lederer, seorang Yahudi-Ceko, melarikan diri dari kamp konsentrasi Auschwitz. Ia mengenakan seragam Schutzstaffel (SS) yang diberikan oleh Viktor Pestek, seorang SS-Rottenführer. Pestek, seorang Katolik yang taat dan penentang Holocaust, memiliki perasaan mendalam terhadap Renée Neumann, seorang tahanan Yahudi. Dalam pelarian tersebut, Pestek menemani Lederer keluar dari kamp. Keduanya kemudian menuju ke Protektorat Bohemia dan Moravia untuk mendapatkan dokumen palsu bagi Neumann dan ibunya.[1]

Pelarian Siegfried Lederer dari Auschwitz
Gerbang "kamp keluarga" di Auschwitz II–Birkenau
Tanggal5 April 1944 (1944-04-05)
TempatKamp keluarga Theresienstadt di Auschwitz II-Birkenau
LokasiSilesia Hulu Timur, Jerman Nazi
JenisKabur
Peserta/Pihak terlibatViktor Pestek, Siegfried Lederer
Hasil
  • Lederer melapor kepada pemimpin Theresienstadt tentang Auschwitz
  • Pestek dieksekusi karena mendukung narapidana dan desersi

Lederer merupakan seorang mantan perwira Angkatan Darat Cekoslowakia sekaligus anggota perlawanan Ceko. Ia mencoba memperingatkan komunitas Yahudi di Ghetto Theresienstadt mengenai pembantaian massal di Auschwitz, meskipun upayanya tersebut tidak berhasil. Lederer dan Pestek kemudian kembali ke Auschwitz dalam misi berbahaya untuk menyelamatkan Neumann dan ibunya. Namun, rencana ini tidak berjalan mulus. Pestek ditangkap dalam situasi yang masih menjadi perdebatan hingga kini dan kemudian dieksekusiLederer kembali ke wilayah Cekoslowakia yang masih diduduki Jerman dan bergabung kembali dalam gerakan perlawanan. Dalam perjuangannya, Lederer berusaha menyelundupkan laporan mengenai kekejaman di Auschwitz ke Komite Internasional Palang Merah di Swiss. . Setelah perang berakhir, ia tetap tinggal di Cekoslowakia. Kisah pelariannya yang heroik diceritakan ulang oleh Lederer sendiri dan sejumlah penulis, termasuk sejarawan Erich Kulka.[2][3][4]

Siegfried Lederer

 
Sebuah ruangan di Benteng Kecil

Siegfried Lederer [cs] atau Vítězslav Lederer ((1904-03-06)6 Maret 1904 – 5 April 1972) lahir dalam keluarga Yahudi di Písařova Vesce [cs; de], wilayah Sudetenland, Cekoslowakia.[5][6] Wilayah ini mayoritas berbahasa Jerman. Setelah Sudetenland dianeksasi Jerman pada tahun 1938, Lederer pindah ke Plzeň dan bekerja sebagai buruh kasar, termasuk buruh tani serta pekerja di pabrik kaolin.[7] Menurut catatannya, Lederer aktif dalam Asosiasi Persahabatan Uni Soviet dan terpengaruh oleh pemimpin Komunis, Marie Škardová,[note 1] Ia terlibat dalam membantu orang-orang yang hidup dalam persembunyian serta menyebarkan publikasi ilegal. Lederer juga menyatakan dirinya sebagai anggota kelompok perlawanan yang dinamai sesuai Letnan Kolonel Jaroslav Weidmann. Belakangan, ia bergabung dengan Plzeňák 28, sebuah kelompok perlawanan di Zbraslav yang beranggotakan 28 orang, termasuk Josef Pokorný, komandan gendarmerie setempat.[1]

Pada November 1939 dan November 1940, Gestapo menangkap Lederer atas tuduhan keterlibatan dalam aktivitas perlawanan. Namun, kedua penangkapan itu berakhir dengan pembebasan cepat akibat kurangnya bukti.[1][8] Penangkapan ketiga membawa Lederer ke Benteng Kecil Terezín, tempat ia ditahan bersama tahanan politik lainnya. Pada 18 Januari 1942, Lederer dipindahkan ke ghetto Yahudi di dekatnya. Di sana, ia dijadwalkan untuk dideportasi.[9] Namun, Leo Holzer, pemimpin pasukan pemadam kebakaran ghetto yang juga menjadi pusat kegiatan perlawanan,[note 2] mendengar keterlibatan Lederer dalam perlawanan dan merekrutnya sebagai anggota pasukan, sehingga menunda deportasinya.[9] Lederer kemudian mengklaim bahwa ia tetap berkomunikasi dengan Plzeňák 28 selama berada di Theresienstadt. Namun, beberapa penyintas kelompok tersebut membantah pernyataan ini, menyatakan bahwa mereka tidak pernah menerima kabar darinya sampai ia berhasil melarikan diri.[11] Lederer akhirnya dikeluarkan dari pasukan pemadam kebakaran setelah ketahuan merokok, yang menyebabkan hilangnya perlindungan dari deportasi.[3] Pada 18 Desember 1943, ia dideportasi ke kamp konsentrasi Auschwitz. Di sana, ia dipaksa mengenakan segitiga kuning dan merah, simbol bahwa ia adalah seorang Yahudi sekaligus tahanan politik.[6] Tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Lederer dalam gerakan perlawanan di Auschwitz.[3]

Viktor Pestek

Viktor Pestek [cs, de] ((1924-04-18)18 April 1924 – 8 Oktober 1944) lahir di Czernowitz, Bukovina, yang ketika itu merupakan bagian dari wilayah Rumania. Ia berasal dari keluarga etnis Jerman beragama Katolik.[3][4] Stefan Baretzki, seorang penjaga Auschwitz lainnya, juga dibesarkan di kota yang sama, dan keduanya telah saling mengenal sejak masa kecil. Ayah Pestek bekerja sebagai pandai besi sekaligus petani kecil, sebuah keahlian yang kemudian dipelajari Pestek semasa mudanya.[4] Pestek bergabung dengan Waffen-SS,[3] sebuah organisasi militer Jerman, karena dorongan ibunya maupun karena keinginannya untuk mencari petualangan.[12][4] Selama bertugas, ia terlibat dalam operasi melawan kelompok partisan di dekat Minsk, Belarus. Dalam salah satu misi, unitnya diperintahkan menyerang sebuah desa yang dicurigai menjadi tempat persembunyian para partisan dan membunuh seluruh penduduknya. Namun, serangan itu mendapat perlawanan dari para pemberontak Soviet, yang melukai Pestek di tangan dan kakinya. Terpisah dari unitnya, Pestek bersembunyi di sebuah lumbung bersama seorang rekan SS bernama Werner, yang akhirnya meninggal karena luka-lukanya.[3][4]

Tidak lama kemudian, para pemberontak Soviet menemukan Pestek. Meskipun unit SS sebelumnya telah membantai penduduk desa, para pemberontak memutuskan untuk menyelamatkan nyawanya. Pengalaman ini menjadi titik balik dalam kehidupan Pestek, yang menghidupkan kembali keyakinan Katoliknya dan menumbuhkan perlawanan terhadap kebijakan genosida Jerman.[13] Menurut Siegfried Lederer, yang pernah bertemu Pestek, ia mengungkapkan penyesalan mendalam atas tindakan-tindakannya. Pestek dilaporkan mengatakan, "Aku adalah pembunuh, tetapi seorang pemberontak Soviet tetap menyelamatkan nyawaku."[quote 1] Setelah kembali ke wilayah Jerman, Pestek kehilangan kemampuan pada salah satu tangannya akibat luka yang dideritanya.[14] Karena tidak lagi cocok untuk penugasan garis depan, ia dipindahkan ke kamp konsentrasi Auschwitz sebagai penjaga. Di sana, ia menyandang pangkat Rottenführer, sebuah pangkat junior dalam hierarki non-komisioner SS.[4]

Auschwitz

Latar belakang

 
BIId (merah jambu) dan BIIb (jingga) diperlihatkan pada foto udara Birkenau.

Antara September 1943 hingga Mei 1944, tahanan Yahudi yang diangkut dari Ghetto Theresienstadt ke Auschwitz ditempatkan di blok khusus di Auschwitz II-Birkenau, yang dikenal sebagai kamp keluarga Theresienstadt. Berbeda dari tahanan lainnya, mereka tidak langsung menjalani seleksi saat tiba, tetap diperbolehkan mengenakan pakaian sipil, dan tidak dipaksa mencukur rambut. Keluarga-keluarga diperbolehkan tinggal bersama dan menulis surat kepada kerabat atau teman, sebuah langkah propaganda Nazi untuk menutupi kekejaman Solusi Akhir. Namun, Nazi telah merencanakan eksekusi massal terhadap setiap kelompok tahanan enam bulan setelah kedatangan mereka.[15][16]

Viktor Pestek awalnya ditugaskan mengawasi bagian BIId di Auschwitz II-Birkenau. Meski terkenal sebagai pedagang barang selundupan, Pestek merasa jijik terhadap pembantaian massal yang terjadi di kamp.[12] Ia juga terganggu oleh penghinaan beberapa anggota SS Jerman terhadap Volksdeutsche (etnis Jerman dari luar Jerman),[4] yang merupakan mayoritas penjaga di Auschwitz.[17] Di kamp keluarga, beberapa anggota SS menjalin hubungan dengan perempuan Yahudi, yang tidak dipaksa mencukur rambut mereka.[16] Pestek jatuh cinta pada Renée Neumann, seorang tahanan Yahudi asal Ceko. Meskipun Neumann tidak membalas perasaannya, Pestek mengatur agar Neumann mendapatkan pekerjaan sebagai petugas administrasi blok dan menawarkan rencana pelarian dengan menyamar sebagai perempuan SS. Upaya ini gagal, sebagian karena Neumann menolak meninggalkan ibunya.[4] Menurut sejarawan Ceko, Miroslav Kárný, Pestek membatalkan rencana melarikan diri bersama Neumann dan ibunya karena mereka tidak memiliki jaringan dengan kelompok perlawanan Ceko yang dapat melindungi mereka.[14]

Pada 8 Maret 1944, tepat enam bulan setelah kedatangan kelompok Yahudi pertama dari Theresienstadt, semua tahanan tersebut dibunuh di kamar gas tanpa proses seleksi untuk tenaga kerja.[3][18] Pestek berhasil menyelamatkan Neumann dan ibunya sementara waktu dengan memindahkan mereka ke blok lain.[12] Pada bulan yang sama, Siegfried Lederer diangkat menjadi Blockältester (tetua blok) dari Blok 14 di kamp keluarga. Alfred Cierer, seorang industrialis Yahudi asal Ceko, dan putranya, Jakov Tsur, pindah ke blok itu karena mengenal Lederer.[19] Menyadari bahwa tindakan cepat diperlukan untuk menyelamatkan Neumann, Pestek mencoba meyakinkan tahanan lainnya,[6][12] termasuk Rudolf Vrba dan Alfred Wetzler, untuk melarikan diri. Namun, mereka menolak tawaran tersebut, curiga bahwa itu adalah jebakan. Vrba dan Wetzler juga memperingatkan tahanan lain agar tidak mempercayai Pestek. Kecurigaan ini diperkuat oleh pengalaman sebelumnya dengan seorang SS asal Slowakia bernama Dobrovolný, yang menawarkan bantuan kepada seorang teman masa kecilnya yang Yahudi, tetapi kemudian mengkhianatinya. Akibatnya, tahanan tersebut dieksekusi secara brutal, sementara Dobrovolný menerima hadiah dari Nazi.[6][20][21] Menurut Wetzler, Pestek pernah berkata kepadanya, "Aku benci diriku sendiri karena harus menyaksikan perempuan dan anak-anak dibunuh. Aku ingin melakukan sesuatu untuk melupakan bau daging manusia yang terbakar dan merasa sedikit lebih bersih."[quote 2] Pestek juga mendekati Josef Neumann,[12] seorang kapo di Leichenkommando (unit pengelolaan jenazah), untuk menawarkan bantuan, tetapi Neumann menolak.[14]

Pelarian

 
Yahudi Hungaria berjalan menuju kamar-kamar gas di Birkenau, 1944

Menurut Jakov Tsur, Viktor Pestek membawa Alfred Cierer ke Gestapo untuk diinterogasi dan memberikan tawaran kepadanya. Cierer kemudian mengklaim bahwa tawaran tersebut hanyalah pemindahan ke bagian kamp lain, bukan pelarian sepenuhnya. Dengan tiga anaknya yang juga ditahan di kamp keluarga, Cierer menolak tawaran itu. Namun, ia menyarankan agar Pestek bekerja sama dengan Siegfried Lederer.[23][24] Dalam percakapan mereka, Cierer dan Pestek menggunakan bahasa Prancis untuk menghindari pemahaman dari pihak lain.[12][14] Setelah keputusan itu, Cierer memberikan kontak penting kepada Lederer, berharap pelarian ini akan berhasil. Lederer dan Pestek kemudian merancang rencana untuk mengabarkan kondisi Auschwitz kepada dunia luar. Rencana ini dirahasiakan dari Pestek sampai pelarian benar-benar terlaksana.[25] Beberapa sumber lain menyatakan bahwa Viktor Pestek justru membawa Siegfried Lederer ke Gestapo.[14][26]

Sebagai tahanan politik di kamp keluarga, Lederer merasa tidak ada lagi yang bisa ia pertaruhkan. Ia meyakinkan Pestek bahwa dirinya memiliki koneksi di jaringan bawah tanah yang dapat membantu mereka,[26] termasuk menyelamatkan Renée Neumann. Lederer akan melarikan diri dengan menyamar sebagai seorang anggota SS. Setelah mendapatkan dokumen palsu di Protektorat Bohemia dan Moravia, Lederer dan Pestek akan kembali ke Auschwitz sebagai "perwira SS" dan menggunakan surat perintah palsu dari Gestapo untuk membawa Neumann dan ibunya. Staf Auschwitz akan menyediakan mobil dan sopir, yang kemudian akan dibunuh di perjalanan menuju kantor Gestapo. Setelah itu, mereka akan membuang jasad sopir tersebut dan melanjutkan perjalanan dengan kereta ekspres ke Protektorat. Rencana ini berdasarkan pemahaman Pestek tentang protokol resmi, berkat pengalamannya di kantor angkutan umum.[6]

Sebagai prajurit yang pernah terluka, Pestek berhak atas cuti panjang dan mengajukan permintaan untuk tanggal 6 April 1944.[26] Sebelumnya, pada 3 April, ia mencuri seragam SS, pistol, dan buku pembayaran untuk Lederer, yang kemudian disembunyikan di dinding ganda baraknya. Pada malam 5 April, Pestek memberikan sinyal kepada Lederer dengan meninggalkan sepeda di luar baraknya. Ia meyakinkan penjaga lain bahwa Lederer sedang menjalankan tugas khusus, sehingga keduanya dapat bersepeda keluar melalui gerbang depan tanpa hambatan.[27] Mereka menuju stasiun kereta api di luar Auschwitz dan berhasil menaiki kereta menuju Praha, menyamar sebagai pemeriksa bagasi untuk menghindari kontrol perbatasan.[26] Ketiadaan Lederer diketahui pada pagi hari 6 April ketika seorang penjaga SS melihat seorang wanita keluar dari barak Lederer dan menemukan bahwa Lederer telah melarikan diri.[28] Pada pukul 11:30, SS-Sturmbannführer Friedrich Hartjenstein, komandan Auschwitz II-Birkenau, mengirim telegram ke kepolisian Jerman[note 3] bahwa Lederer kemungkinan telah melarikan diri dengan menyamar sebagai SS-Rottenführer. Empat jam kemudian, telegram tambahan menyebutkan bahwa seorang penjaga SS, yang diduga adalah Pestek, juga dicurigai membantu pelarian tersebut.[5] Cierer dan individu lain yang diduga memiliki hubungan dengan Pestek atau Lederer segera diinterogasi.[29]

Buntut Pelarian

Menerima surat-surat palsu

 
 
Auschwitz
 
Zbraslav
 
Plzeň
Slovakia
 
Písařova Vesce
 
Theresienstadt
 
Prague
Perjalanan Pestek dan Lederer

Setibanya di Praha, Viktor Pestek dan Siegfried Lederer menjual perhiasan yang diperoleh Lederer dari pasar gelap di Auschwitz. Uang hasil penjualan tersebut mereka gunakan untuk membeli pakaian sipil dan menyesuaikan seragam mereka agar menyerupai seragam prajurit Waffen-SS, bukan penjaga kamp konsentrasi.[30] Dari Praha, mereka melanjutkan perjalanan ke Plzeň dan berlindung di rumah Josef Černík, seorang mantan perwira Angkatan Bersenjata Cekoslowakia yang sebelumnya membantu Lederer mendapatkan pekerjaan. Kepolisian Jerman menyebarkan foto Lederer untuk mempermudah penangkapannya, tetapi tidak menawarkan hadiah sebagai imbalan.[31] Brigitta Steiner, putri seorang teman Lederer, membantu dengan menyediakan dokumen sipil palsu untuknya. Steiner, yang merupakan Mischling (keturunan campuran Jerman dan Yahudi), berhasil menghindari deportasi berkat sebagian garis keturunan Jermannya.[32] Ia juga mengenalkan Lederer dan Pestek kepada Faltys, seorang Yahudi yang bersembunyi di Praha. Faltys mampu memalsukan berbagai dokumen, termasuk kartu identifikasi perwira SS, yang diperlukan Pestek dan Lederer untuk mengklaim otoritas menangkap Renée Neumann dan ibunya. Meskipun Faltys menuntut bayaran tinggi, ia menawarkan potongan harga jika mereka mampu menyelundupkan seorang wanita lain dari Auschwitz.[26][33]

Selama musim panas 1944, beberapa individu membantu menyembunyikan Lederer. Pada Mei 1944, ia tinggal di Praha bersama Bedřich dan Božena Dundr di alamat Vinohrady, Mánesova No. 16. Setelah itu, ia berpindah ke rumah Adolf Kopřiva, saudara laki-laki Božena Dundr, di daerah Na Závisti, Zbraslav, pinggiran kota Praha.[34] Keluarga Černík, Dundr, dan Kopřiva bekerja sama erat untuk memastikan keselamatan Lederer. Mereka menyediakan kebutuhan dasar dan menghadapi ancaman besar dari pihak Nazi. Josef Černík dan istrinya diawasi serta diinterogasi oleh Kriminalpolizei (polisi kriminal Jerman). Pada Juni 1944, Josef Plzák, seorang anggota perlawanan yang mengenal Lederer, ditangkap atas dugaan keterlibatan dalam menyembunyikannya. Meskipun ditahan, Plzák tetap membantu mereka yang melindungi Lederer tanpa mengkhianati rahasia persembunyian tersebut.[35] Upaya Pestek dan Lederer mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yang mempertaruhkan nyawa mereka. Selain Steiner, Ludwig Wallner, seorang pegawai bank Jerman yang ipar Yahudinya telah dideportasi ke Auschwitz, juga memberikan bantuan. Namun, Steiner, Wallner, dan tiga individu lainnya akhirnya diadili oleh otoritas Nazi atas tuduhan menyembunyikan Pestek dan Lederer serta menyediakan dokumen palsu untuk mereka.[32]

Pembocoran informasi di Theresienstadt

Pada 20 April, Lederer membuat kunjungan pertama dari empat kunjungan atau lima kunjungan ke Ghetto Theresienstadt.[30][36] Tanpa sepengetahuannya, ia bukanlah orang pertama yang melarikan diri dari Auschwitz untuk menyampaikan kabar tentang eksekusi massal melalui gas beracun. Rabi Leo Baeck, salah satu pemimpin pemerintahan mandiri Yahudi, telah menerima informasi serupa dari seorang pelarian anonim pada Agustus 1943.[note 4] Dalam perjalanan pertamanya, Lederer pergi ke desa terdekat, Travčice. Di sana, ia bertemu dengan Václav Veselý, seorang tukang cukur yang rutin masuk ke ghetto untuk mencukur para penjaga Ceko. Veselý, yang telah mengenal Lederer dan sebelumnya membantu orang-orang Yahudi, memberinya petunjuk untuk menghindari pengawasan penjaga. Ia menyarankan agar Lederer memanfaatkan celah pengamanan di sekitar rumah sakit yang terletak di luar batas ghetto. Lederer berhasil melintasi area terbuka ketika penjaga sedang mengawasi ke arah lain, lalu masuk melalui celah pagar.[30]

 
Perbentengan Theresienstadt (1910)

Setelah masuk ke ghetto, Lederer memberi tahu Leo Holzer tentang apa yang ia saksikan di Auschwitz. Dalam kesaksiannya kemudian, Lederer juga menyebutkan bahwa ia memberi informasi kepada Jirka Petschauer, kapten polisi Yahudi di ghetto, dan Otto Schliesser, anggota Dewan Tetua.[41] Holzer meneruskan informasi ini kepada Rabi Baeck dan Paul Eppstein, kepala pemerintahan mandiri Yahudi. Namun, Eppstein, Baeck, dan Holzer memutuskan bahwa informasi tentang kekejaman Auschwitz harus dirahasiakan. Mereka khawatir bahwa penyebaran berita ini dapat memicu "malapetaka" bagi sekitar 35.000 tahanan di Theresienstadt.[42] Meskipun desas-desus tentang nasib yang menanti mereka di Auschwitz telah tersebar luas, banyak tahanan enggan mempercayainya.[43] Hampir semua orang Yahudi yang dideportasi ke kamp keluarga pada Mei 1944 tidak mengetahui kunjungan Lederer sebelumnya ke Theresienstadt.[44] Bahkan anggota perlawanan dalam brigade pemadam kebakaran menolak gagasan perlawanan bersenjata, berharap kunjungan Palang Merah Juni 1944 akan menjamin keselamatan para tahanan.[41]

Sejarawan dan penyintas Israel, Jakov Tsur, menjelaskan bahwa tidak ada seorang pun yang benar-benar memahami kekejaman Auschwitz hingga mereka tiba dan menjalani seleksi.[45] Miroslav Kárný, seorang sejarawan Ceko, mengatakan bahwa ia dan teman-temannya mengetahui keberadaan kamar gas di Auschwitz sebelum deportasi mereka pada 28 September 1944. Namun, ia menambahkan bahwa "tidak ada manusia yang dapat menerima fakta ini sebagai kebenaran".[quote 3] Pada Mei 1944, Lederer kembali melakukan dua atau tiga kunjungan ke ghetto Theresienstadt. Ia berhasil menyelundupkan senjata dan bagian-bagian pemancar radio yang ia peroleh dari Josef Pokorný untuk mendukung jaringan perlawanan.[47]

Rencana kembali ke ke Auschwitz

Antara akhir April dan Juni 1944, Viktor Pestek dan Siegfried Lederer kembali ke Auschwitz dengan misi berbahaya[note 5] untuk menyelamatkan Renée Neumann, ibunya, dan kerabat Faltys. Namun, apa yang terjadi setelah itu menjadi subjek perdebatan. Pestek diketahui ditangkap oleh SS, sementara Lederer berhasil melarikan diri.[26] Menurut sejarawan Miroslav Kárný, Pestek dicurigai karena terlalu lama absen dari tugasnya dan diduga membantu pelarian Lederer sebelumnya, sehingga peluang keberhasilan misi ini menjadi mustahil. Lederer kemudian bersaksi bahwa Pestek telah meninggalkan beberapa barang berharga pada seorang perempuan Polandia di Myslowitz, dan perempuan tersebut melaporkannya ketika Pestek mencoba mengambil barang-barang itu kembali. Kárný meragukan klaim ini, karena Lederer mengaku tetap berada di stasiun kereta Auschwitz saat Pestek melanjutkan perjalanan ke Myslowitz. Perbedaan versi ini membuat kebenaran peristiwa sulit dipastikan, dan Kárný menyatakan bahwa kesaksian Lederer kemungkinan tidak sepenuhnya akurat.[48]

Josef Neumann, seorang kapo di Auschwitz, mengaku telah didekati oleh seorang SS yang tak dikenal—kemungkinan Pestek—yang menawarkan bantuan pelarian. Sebelum rencana itu dapat dijalankan, alarm berbunyi dan memicu kedatangan penjaga SS. Neumann dan Pestek akhirnya tertangkap, diborgol bersama, dan dibawa ke Blok 11, tempat keduanya diinterogasi dan disiksa.[49][50] Stefan Baretzki, seorang penjaga SS yang mengenal Pestek dengan baik, bersaksi bahwa ia melihat Pestek ditangkap di Birkenau dan dipukuli oleh penjaga SS lainnya.[49] Kesaksian lain dari Ryszard Henryk Kordek, seorang tahanan, menyebutkan bahwa Baretzki adalah orang yang membunyikan alarm atas kembalinya Pestek.[48] Bahkan Perry Broad, seorang SS lainnya, mendengar para kapo membual tentang mengejar dan menangkap Pestek di hutan sekitar kamp.[49] Menurut Kárný, kemungkinan besar Pestek menyadari bahwa ia telah dikenali dan memutuskan untuk mengubah rencana awal menyelamatkan Neumann dan ibunya, kemudian menawarkan pelarian kepada Josef Neumann sebagai alternatif.[48] Pestek akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh regu tembak di Kattowitz dengan tuduhan membantu tahanan dan membelot dari tugasnya. Ia dieksekusi di Międzybrodzie Bialskie pada 8 Oktober 1944 pukul 07:04.[49] Para anggota unit Pestek dilaporkan diperintahkan untuk menyaksikan eksekusi tersebut sebagai peringatan.[51] Pada likuidasi kedua kamp keluarga pada Juli 1944, Renée Neumann dan ibunya tidak dimasukkan dalam daftar untuk eksekusi tetapi justru dipilih untuk kerja paksa di wilayah Hamburg. Beruntung, keduanya berhasil selamat hingga perang berakhir.[52]

Menyeludupkan laporan ke Swiss

Pada awal Juni, Siegfried Lederer berupaya menyelundupkan laporan mengenai kekejaman Auschwitz ke Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Swiss, sebuah negara netral. Di Plzeň, ia menemui Eduard Kotora, seorang wartawan Ceko, dan mengungkapkan rencananya. Kotora menemani Lederer ke Stasiun Křimice, tempat Lederer menaiki kereta api menuju perbatasan. Lederer menggunakan dokumen palsu yang disediakan oleh Steiner dan izin kerja palsu yang diberikan oleh kelompok perlawanan Zbraslav. Dengan dokumen tersebut, ia melakukan perjalanan ke Stasiun Škodovák, yang sering digunakan warga Ceko untuk melintasi perbatasan dan bekerja di Škoda Works, wilayah Sudetenland. Menurut kesaksiannya, Lederer kemudian dibawa ke Constance, sebuah kota di dekat perbatasan Swiss. Selama perjalanan, ia berganti-ganti antara pakaian sipil dan seragam perwira SS. Di Constance, Lederer bertemu dengan janda Werner, seorang kolega SS Viktor Pestek yang gugur dalam tugas di Belarus. Ia menyerahkan barang-barang pribadi Werner yang sebelumnya berada di tangan Pestek. Nyonya Werner kemudian mengenalkan Lederer kepada kapten perahu di Danau Constance. Kapten tersebut setuju untuk menyelundupkan laporan Lederer melintasi perbatasan menuju Swiss dan mengirimkannya ke ICRC.[53]

Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa laporan Lederer benar-benar mencapai tujuan atau dikirim sesuai dengan deskripsinya. Miroslav Kárný, seorang sejarawan, menyatakan bahwa kemungkinan besar laporan tersebut dihancurkan oleh pengirim pesan untuk menghindari masalah dengan kontrol perbatasan.[53] Sejarawan Ceko, Erich Kulka juga mengemukakan bahwa laporan tersebut kemungkinan besar tidak pernah diterima oleh ICRC.[54] Pada tahun 1967, Lederer mengungkapkan bahwa ia memiliki kesempatan untuk melarikan diri ke Swiss. Namun, ia memutuskan untuk tidak melakukannya karena keluarganya telah dibunuh oleh Nazi. Ia merasa berkewajiban untuk terus berjuang melawan rezim tersebut. Menurut Kárný, Lederer menganggap melarikan diri ke Swiss sebagai tindakan pengecut dan bentuk pembelotan. Meskipun demikian, Kárný berpendapat bahwa kesaksian Lederer tentang Auschwitz akan lebih kredibel jika ia menyampaikannya secara langsung di Swiss.[55]

Akibat

 
Partisan Slowakia pada pemberontakan

Menurut kesaksian Lederer, ia bergabung dengan kelompok pemberontak Kriváň dan berusaha melintasi perbatasan untuk berpartisipasi dalam Pemberontakan Nasional Slowakia yang berlangsung pada Agustus hingga Oktober 1944. Dalam upaya tersebut, ia mengalami luka-luka.[56] Pada November 1944, Lederer melakukan kunjungan terakhirnya ke Ghetto Theresienstadt. Ia tinggal di sana selama sekitar delapan hari untuk menyusun laporan mendetail mengenai Benteng Kecil, ghetto, dan barak-barak Sudeten. Barak-barak ini telah dijadikan tempat penyimpanan arsip Kantor Utama Keamanan Reich oleh Jerman pada 1943.[47] Menurut sejarawan Miroslav Kárný, laporan Lederer berisi informasi yang sangat berharga, hingga "setiap badan rahasia Sekutu akan memberikan apa saja"[quote 4] untuk mendapatkannya. Namun, tidak ditemukan bukti bahwa Lederer mencoba mengirimkan laporan tersebut kepada pihak Sekutu.[57]

Setelah kunjungan tersebut, Lederer menyatakan bahwa ia kembali ke Zbraslav dan bergabung dengan kelompok pemberontak yang dinamai sesuai dengan S. P. Vezděněv. Ia juga melanjutkan aktivitasnya bersama kelompok perlawanan Plzeňák 28. Menurut Kárný, peran Lederer dalam Plzeňák 28, yang pada 1944 berfokus pada sabotase pabrik kapasitor Roderstein dan instalasi Wehrmacht lokal tidak sepenuhnya jelas.[56] Namun, sejarawan Erich Kulka membantah pandangan ini. Ia menyatakan bahwa laporan mengenai kegiatan Lederer dalam Plzeňák 28 mendukung kesaksiannya "sampai pada detail terkecil."[54] Setelah pengambilalihan Komunis di Cekoslowakia pada 1948, Lederer tetap tinggal di negara tersebut dan menikah.[58] Ia menghabiskan sisa hidupnya di Praha dan meninggal pada tahun 1972 dalam usia 68 tahun.[43]

Evaluasi

Viktor Pestek adalah salah satu dari sedikit penjaga Auschwitz yang mempertaruhkan nyawanya untuk membantu tahanan melarikan diri. Menurut Hermann Langbein, seorang sejarawan Austria sekaligus penyintas Auschwitz, tindakan Pestek menunjukkan adanya batasan dalam hierarki totalitarian absolut yang diberlakukan oleh pemimpin SS.[59] Langbein memandang tindakan Pestek lebih terhormat dibandingkan penjaga SS lainnya yang membantu tahanan melarikan diri pada saat evakuasi kamp Januari 1945, yang dilakukan semata-mata untuk menghindari hukuman atas kejahatan mereka.[51] Seorang penyintas menggambarkan Pestek sebagai "orang yang baik dan tidak pernah memukuli tahanan". Sementara itu, Yehuda Bacon, seorang seniman sekaligus penyintas Holocaust, mengatakan bahwa Pestek lebih manusiawi dibandingkan penjaga SS lainnya. Para tahanan Ceko di kamp keluarga bahkan menjulukinya miláček, yang berarti "sayang" dalam bahasa Ceko.[4] Bacon juga menyebut bahwa Pestek menjaga hubungan kepercayaan dengan Fredy Hirsch, pemimpin kamp keluarga hingga kematiannya dalam likuidasi kamp pada 8 Maret 1944.[60] Menurut psikolog Ruth Linn, Pestek mungkin membantu Lederer sebagai upaya untuk menjauhkan dirinya dari kejahatan Nazi, terutama setelah kampung halamannya di Bukovina diduduki oleh Tentara Merah.[43] Meski begitu, Pestek tidak diakui sebagai "Righteous Among the Nations" oleh Yad Vashem.[61]

Pelarian Lederer dari Auschwitz digambarkan oleh sejarawan Alan J. Levine sebagai "salah satu pelarian paling mencengangkan" dalam Perang Dunia II.[62] . Namun, pelarian tersebut tidak begitu dikenal karena dua hari kemudian,[63] Rudolf Vrba dan Alfred Wetzler melarikan diri dan menghasilkan laporan Vrba–Wetzler yang lebih luas pengaruhnya.[64] Beberapa penulis, termasuk Levine,[52] berpendapat bahwa laporan Lederer mungkin memengaruhi keputusan untuk menyelamatkan tahanan yang mampu bekerja pada likuidasi kedua kamp keluarga. Namun, Miroslav Kárný menyatakan bahwa keputusan tersebut lebih dipengaruhi oleh kekurangan tenaga kerja yang meningkat.[55] Kárný juga menemukan bahwa Lederer dan Eduard Kotora, wartawan Ceko yang mempublikasikan tindakannya, cenderung melebih-lebihkan kisah pelarian Lederer. Distorsi ini kemudian diulang oleh penulis-penulis lain tanpa kritik. Salah satu catatan yang berpengaruh[note 6] tetapi dianggap tidak sepenuhnya akurat[note 7] adalah buku semi-fiksi karya Erich Kulka pada tahun 1966, Escape from Auschwitz.[67] Dalam pengantar bukunya, sejarawan Israel kelahiran Ceko Yehuda Bauer menulis bahwa "cerita yang dituturkan oleh Erich Kulka bukanlah fiksi".[68] Namun, meskipun Kulka mengklaim bahwa karyanya didasarkan pada sejarah yang akurat, ia juga menyebutnya sebagai "novel sejarah".[69]

Catatan

  1. ^ Karena kegiatan pemberontakannya, Škardová dihukum mati dan dieksekusi pada 1943. Dakwaan tersebut tak menyebutkan Lederer.[2]
  2. ^ Setelah perang, Holzer memperkirakan bahwa separuh pasukan dalam brigade kebakaran berada dalam pemberontakan.[10]
  3. ^ Telegram tersebut dikirim ke Kantor Utama Keamanan Reich, Kantor Ekonomi dan Administratif Utama SS, Kriminalpolizei, Gestapo, dan kepolisian perbatasan.[5]
  4. ^ Menurut pengakuan Baeck usai perang, seorang Mischling yang tak diketahui telah dideportasi langsung ke Auschwitz dan kemudian dipindahkan untuk penugasan, dari situ ia melarikan diri. Dengan bantuan gendarme Ceko, ia menyeludupkan dirinya sendiri ke ghetto untuk memperingatkan seorang teknisi yang menjadi temannya, mungkin Julius Grünberger. Baeck mendengar laporan dari Grünberger pada Agustus 1943.[37][38] Baeck tak menceritakannya kepada siapapun.[39][40] Dalam memoirnya, ia menulis: "Hidup dalam ancaman kematian dengan cara digas hanya akan menjadi lebih sulit. Dan kematian ini belum tentu untuk semuanya—terdapat penyaringan untuk pekerja budak; mungkin tak semuanya orang dibawa datang ke Auschwitz. Sehingga datang keputusan berat untuk tak membicarakannya kepada siapapun."[40] Laporan Grünberger tersebar sebagai rumor melalui Theresienstadt namun banyak orang enggan meyakininya.[40]
  5. ^ (Langbein 2005, hlm. 445) menyebut tanggalnya adalah 23 Mei. (Levine 2000, hlm. 218) menyebut tanggalnya adalah 26 Mei. Menurut (Kárný 1997, hlm. 177), tanggalnya adalah seawal-awalnya akhir April (menurut Ryszard Henryk Kordek) atau seakhir-akhirnya Juni (menurut Lederer), yang berujar bahwa ia mendatangi Constance mula-mula.[41] Josef Neumann memberikan penuturan berseberangan soal kapan peristiwa kembalinya terjadi, menyebutnya terjadi pada tanggal 25 Mei dan akhir April pada waktu berbeda.[48][49] Menurut (Tsur 1994, hlm. 135), tanggal Juni nampak kurang masuk akal; peristiwa kembalinya mungkin terjadi pada akhir Mei.
  6. ^ Escape from Auschwitz mula-mula diterbitkan pada 1966 dalam bahasa Ceko (dengan judul Útěk z tábora smrti, Praha) dan Inggris (Pergamon Press, Amerika Serikat). Pada 1986, karya tersebut diterbitkan ulang dan dijadikan karya pilihan Dewan Buku Yahudi. Publishers Weekly menyebut buku tersebut sebagai "penjelasan membara dari kengerian rezim Nazi".[65]
  7. ^ Contohnya, catatan Kulka soal perjalanan ke Swiss disangkal oleh seluruh saksi mata, dan tak didukung oleh bukti dokumenter.[66]

Kutipan asli

  1. ^ bahasa Jerman: Ich war ein Mörder, und mir, dem Mörder, hat ein sowjetischer Partisan das Leben geschenkt.[14]
  2. ^ bahasa Ceko: Nenávidím sám sebe za to, že se musím dívat na to, jak jsou zabíjeny ženy a děti. Chtěl bych něco udělat, abych zapomněl na zápach pálícího lidského se masa a mohl se cítit trošku čistší.[22]
  3. ^ bahasa Jerman: daß kein Mensch imstande wäre, diese Tatsachen als Wahrheit anzunehmen[46]
  4. ^ bahasa Jerman: Für ein Dokument dieser Art hätte jeder alliierte Geheimdienst mehr als alles gegeben.[57]

Referensi

Kutipan

  1. ^ a b c Kárný 1997, hlm. 160.
  2. ^ a b Kárný 1997, hlm. 178.
  3. ^ a b c d e f g Kárný 1997, hlm. 162.
  4. ^ a b c d e f g h i Langbein 2005, hlm. 442.
  5. ^ a b c Kárný 1997, hlm. 157.
  6. ^ a b c d e Levine 2000, hlm. 216.
  7. ^ Kárný 1997, hlm. 160–161.
  8. ^ Czech, Długoborski & Piper 1995, hlm. 99.
  9. ^ a b Kárný 1997, hlm. 161.
  10. ^ Kárný 1997, hlm. 179.
  11. ^ Kárný 1997, hlm. 161–162.
  12. ^ a b c d e f Tsur 1994, hlm. 139.
  13. ^ Langbein 2005, hlm. 442, 446.
  14. ^ a b c d e f Kárný 1997, hlm. 163.
  15. ^ Kulka 1965, hlm. 199.
  16. ^ a b Tsur 1994, hlm. 137.
  17. ^ Langbein 2005, hlm. 280.
  18. ^ Levine 2000, hlm. 215.
  19. ^ Tsur 1994, hlm. 140.
  20. ^ Langbein 2005, hlm. 442–443.
  21. ^ Linn 2004, hlm. 15–16.
  22. ^ Cílek & Moulis 2018, 177.
  23. ^ Kárný 1997, hlm. 163, 179–180.
  24. ^ Tsur 1994, hlm. 139–140.
  25. ^ Tsur 1994, hlm. 139–141.
  26. ^ a b c d e f Langbein 2005, hlm. 445.
  27. ^ Levine 2000, hlm. 216–217.
  28. ^ Tsur 1994, hlm. 141.
  29. ^ Tsur 1994, hlm. 141, 143.
  30. ^ a b c Levine 2000, hlm. 217.
  31. ^ Kárný 1997, hlm. 164–165.
  32. ^ a b Kárný 1997, hlm. 166.
  33. ^ Kárný 1997, hlm. 165.
  34. ^ Kárný 1997, hlm. 164.
  35. ^ Kárný 1997, hlm. 165–166.
  36. ^ Kárný 1997, hlm. 167.
  37. ^ Kárný 1997, hlm. 180–181.
  38. ^ Adler 2017, hlm. 127.
  39. ^ Adler 2017, hlm. 128.
  40. ^ a b c Housden 2013, hlm. 129.
  41. ^ a b c Kulka 1965, hlm. 192.
  42. ^ Kárný 1997, hlm. 168.
  43. ^ a b c Linn 2004, hlm. 16.
  44. ^ Tsur 1994, hlm. 144–145.
  45. ^ Tsur 1994, hlm. 145.
  46. ^ Kárný 1995, hlm. 16.
  47. ^ a b Kárný 1997, hlm. 169.
  48. ^ a b c d Kárný 1997, hlm. 175.
  49. ^ a b c d e Langbein 2005, hlm. 446.
  50. ^ Kárný 1997, hlm. 174–175.
  51. ^ a b Langbein 2005, hlm. 447.
  52. ^ a b Levine 2000, hlm. 219.
  53. ^ a b Kárný 1997, hlm. 171.
  54. ^ a b Kulka 1965, hlm. 193.
  55. ^ a b Kárný 1997, hlm. 172.
  56. ^ a b Kárný 1997, hlm. 177.
  57. ^ a b Kárný 1997, hlm. 170.
  58. ^ Kulka 1986, hlm. 143.
  59. ^ Langbein 2005, hlm. 63, 442, 448.
  60. ^ Langbein 2005, hlm. 444.
  61. ^ Yad Vashem 2018.
  62. ^ Levine 2000, hlm. 213.
  63. ^ Linn 2004, hlm. 16–17.
  64. ^ Kárný 1998, hlm. 558, 564, n. 5.
  65. ^ Publishers Weekly 1986.
  66. ^ Kárný 1997, hlm. 181.
  67. ^ Kárný 1997, hlm. 159, 167.
  68. ^ Kulka 1986, hlm. xvii.
  69. ^ Kulka 1986, hlm. xi–xii.

Sumber cetak

Sumber web

Pranala luar

50°02′09″N 19°10′42″E / 50.03583°N 19.17833°E / 50.03583; 19.17833