Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦑꦸꦛꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ) adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubawana dan Adipati Paku Alam. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk.
Kota Yogyakarta
ꦑꦸꦛꦔꦪꦺꦴꦒꦾꦏꦂꦠ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Mangayu Hayuning Bawana ꦩꦔꦪꦸꦲꦪꦸꦤꦶꦁꦧꦮꦤ Cita-cita untuk menyempurnakan masyarakat Slogan: Berhati Nyaman "Bersih, Sehat, Asri dan Nyaman" (umum) Istimewa (pariwisata) | |
Koordinat: 7°48′5″S 110°21′52″E / 7.80139°S 110.36444°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Daerah Istimewa Yogyakarta |
Tanggal berdiri | 7 Oktober 1756 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Drs. H. Haryadi Suyuti |
Luas | |
• Total | 32,5 km2 (12,5 sq mi) |
Populasi (2012) | |
• Total | 636.660 |
• Kepadatan | 20,000/km2 (51,000/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 274 |
Kode Kemendagri | 34.71 |
Kode SNI 7657:2023 | YYK |
DAU | Rp597.212.209.000,00 |
Flora resmi | Kelapa gading |
Fauna resmi | Burung tekukur |
Situs web | www |
Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara kurun tahun 1575-1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram.
Etimologi
Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau '''Ayodhya''' yang berarti "kedamaian" (atau tanpa perang, a "tidak", yogya merujuk pada yodya atau yudha, yang berarti "perang"), dan Karta yang berarti "baik". Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India dimana wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri (riwayat oral) telah berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya[1].
Pusaka dan Identitas Daerah
- Tombak Kyai Wijoyo Mukti
Merupakan Pusaka Pemberian Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tombak ini dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Senjata yang sering dipergunakan para prajurit ini mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun, yakni jenis kayu yang sudah lazim digunakan untuk gagang tombak dan sudah teruji kekerasan dan keliatannya.
Sebelumnya tombak ini disimpan di bangsal Pracimosono dan sebelum diserahkan terlebih dahulu dijamasi oleh KRT. Hastono Negoro, di dalem Yudonegaran. Pemberian nama Wijoyo Mukti baru dilakukan bebarapa hari menjelang upacara penyerahan ke Pemkot Yogyakarta, pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah kota Yogyakarta tanggal 7 Juni 2000. Upacara penyerahan dilakukan di halaman Balaikota dan pusaka ini dikawal khusus oleh prajurit Kraton ”Bregodo Prajurit Mantrijero”.
Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kondisi Wijoyo Wijayanti. Artinya, kemenangan sejati pada masa depan, dimana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir bathin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.
Geografi
Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung - Semarang - Surabaya - Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.
Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.
Batas administrasi
Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya, sehingga batas-batas administrasi sudah tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua hal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan).
Adapun batas-batas administratif Yogyakarta adalah:
Utara | Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok |
Timur | Kecamatan Depok dan Kecamatan Banguntapan |
Selatan | Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Banguntapan |
Barat | Kecamatan Gamping dan Kecamatan Kasihan |
Pembagian administratif
Kota Yogyakarta terdiri atas 14 kecamatan[2]. Berikut adalah daftar kecamatan di Yogyakarta :
Demografi
Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010 [3]., berjumlah 388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara.
Islam merupakan agama mayoritas yang dianut masyarakat Yogyakarta, dengan jumlah penganut Kristen dan Katolik yang relatif signifikan. Seperti kebanyakan dari Islam kebanyakan di kota-kota pedalaman Jawa, mayoritas masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.
Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta.
Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Transportasi
Kota Yogyakarta sangat strategis, karena terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yogyakarta - Semarang, yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu, angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat dan udara, sedangkan karena lokasinya yang cukup jauh dari laut (27 - 30 KM) menyebabkan tiadanya transportasi air di kota ini.
Dalam kota
Bus kota
Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang tidak mengenal istilah angkutan kota (angkot dengan armada minibus). Transportasi darat di dalam Yogyakarta dilayani oleh sejumlah bus kota. Kota Yogyakarta punya sejumlah jalur bus yang dioperasikan oleh koperasi masing-masing (antara lain Aspada, Kobutri, Kopata, Koperasi Pemuda Sleman, dan Puskopkar) yang melayani rute-rute tertentu[4]:
- Jalur 2
- Jalur 3
- Jalur 4
- Jalur 5
- Jalur 6
- Jalur 7
- Jalur 8
- Jalur 9
- Jalur 10
- Jalur 11
- Jalur 12
- Jalur 15
- Jalur 16
- Jalur 17
- Jalur 19
Trans Jogja
Sejak Maret 2008, sistem transportasi bus yang baru, bernama Trans Jogja hadir melayani sebagai transportasi massal yang cepat, aman dan nyaman. Trans Jogja merupakan bus 3/4 yang melayani berbagai kawasan di Kota, Sleman dan sebagian Bantul. Hingga saat ini (Tahun 2014), telah ada 8 (delapan) trayek yang melayani berbagai sarana vital di Yogyakarta, yaitu[5]:
- Trayek 1A dan Trayek 1B, melayani ruas protokol dan kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan, seperti Stasiun Yogyakarta, Malioboro, Istana Kepresidenan Yogyakarta.
- Trayek 2A dan Trayek 2B, melayani kawasan perkantoran Kotabaru dan Sukonandi.
- Trayek 3A dan Trayek 3B, melayani kawasan selatan, termasuk juga kawasan sejarah Kotagede.
- Trayek 4A dan Trayek 4B, melayani kawasan pendidikan, seperti UII, APMD, UIN Sunan Kalijaga, dan Stasiun Lempuyangan.
Trans Jogja sangat diminati selain karena aman dan nyaman, tarif yang saat ini diterapkan juga terjangkau, yaitu Rp 3.600,- untuk sekali jalan, dengan dua sistem tiket: sekali jalan dan berlangganan. Bagi tiket berlangganan, dikenakan potongan sebesar 50% untu pelajar dan 15% untuk umum.
Taksi
Taksi mudah dijumpai di berbagai ruas jalan di Yogyakarta, terutama di ruas protokol dan kawasan pusat ekonomi dan wisata. Ada berbagai perusahaan taksi yang melayani angkutan ini, dari yang berupa sedan hingga minibus.
Luar kota
Kereta api
Transportasi ke Yogyakarta dapat menggunakan kereta api dari Jakarta, Bandung, Surabaya atau Malang, pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA) kelas eksekutif dan bisnis dilayani Stasiun Yogyakarta, juga dikenal sebagai Stasiun Tugu sedangkan KA kelas ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Ada pula kereta api komuter cepat yang menghubungkan Kutoarjo dengan Surakarta melewati stasiun Lempuyangan, kereta tersebut bernama Prameks.
Bus
Bus AKAP tersedia dari dan ke semua kota di Pulau Jawa, datang dan berangkat dari Terminal Penumpang Yogyakarta, yang berada di Jalan Imogiri Timur, Giwangan, berada di tepi Jalan Lingkar Luar Selatan Yogyakarta, di batas wilayah antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul.Terminal lain yang lebih kecil seperti Terminal Jombor yang melayani antara lain rute Magelang dan Semarang dan Terminal Condong Catur ke arah Kaliurang.
Pesawat udara
Transportasi udara dari dan ke Yogyakarta dilayani oleh Bandara Internasional Adisutjipto yang terletak di tepi Jalan Adisucipto KM 9, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Bandara ini melayani penerbang domestik ke kota-kota besar di Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Surabaya), Sumatra (Batam), Bali, Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan), dan Sulawesi (Makassar).
Selain itu, bandara ini juga melayani penerbangan harian ke Singapura dan Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines dan Singapore Airlines.
Pendidikan
- SD Negeri Serayu
- SD Negeri Jetis
- SD Negeri Demangan
- SD Muhammadiyah Kauman
- SD Muhammadiyah Sagan
- SD Kristen Kalam Kudus
- SMP Negeri 1 Yogyakarta
- SMP Negeri 2 Yogyakarta
- SMP Negeri 3 Yogyakarta
- SMP Negeri 4 Yogyakarta
- SMP Negeri 5 Yogyakarta
- SMP Negeri 6 Yogyakarta
- SMP Negeri 7 Yogyakarta
- SMP Negeri 8 Yogyakarta
- SMP Negeri 9 Yogyakarta
- SMP Negeri 10 Yogyakarta
- SMP Negeri 11 Yogyakarta
- SMP Negeri 12 Yogyakarta
- SMP Negeri 13 Yogyakarta
- SMP Negeri 14 Yogyakarta
- SMP Negeri 15 Yogyakarta
- SMP Muhammadiyah 1 Yogyakarta
- SMP Muhammadiyah 2 Yogyakarta
- SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta
- SMP Bopkri 1 Yogyakarta
- MTs Negeri Yogyakarta I
- MTs Negeri Yogyakarta II
- SMP Stella Duce 1 Yogyakarta
- SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta
- SMA Negeri 1 Yogyakarta
- SMA Negeri 2 Yogyakarta
- SMA Negeri 3 Yogyakarta
- SMA Negeri 4 Yogyakarta
- SMA Negeri 5 Yogyakarta
- SMA Negeri 6 Yogyakarta
- SMA Negeri 7 Yogyakarta
- SMA Negeri 8 Yogyakarta
- SMA Negeri 9 Yogyakarta
- SMA Negeri 10 Yogyakarta
- SMA Negeri 11 Yogyakarta
- SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
- SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta
- SMA Bopkri 2 Yogyakarta
- MA Negeri Yogyakarta I
- MA Negeri Yogyakarta II
- MA Negeri Yogyakarta III
Media
Televisi
Televisi terestrial
Kota Yogyakarta memiliki 19 buah stasiun televisi (15 siaran nasional & 4 siaran lokal) seperti:
Kanal | Kuat sinyal | Frekuensi | Nama | Jaringan | Nama perusahaan | Pemilik | Status | Negara |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
22 | 479.250 MHz | UHF | TVRI Nasional | TVRI | LPP Televisi Republik Indonesia | Pemerintah Indonesia | Nasional | Indonesia |
TVRI Yogyakarta | Pemerintah Yogyakarta | Lokal | ||||||
24 | 495.250-MHz | Trans TV | PT Televisi Transformasi Indonesia | Trans Corp | Nasional | |||
26 | 511.250-MHz | MNCTV | PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia | MNC | ||||
28 | 527.250-MHz | Indosiar | PT Indosiar Visual Mandiri | Surya Citra Media | ||||
30 | 566.250-MHz | ANTV | PT Cakrawala Andalas Televisi | VIVA | ||||
32 | 559.250-MHz | RCTI | PT Rajawali Citra Televisi Indonesia | MNC | ||||
34 | 575.250-MHz | SCTV | PT Surya Citra Televisi | Surya Citra Media | ||||
36 | 591.250-MHz | Global TV | PT Global Informasi Bermutu | MNC | ||||
38 | 607.250-MHz | tvOne | PT Lativi Media Karya | VIVA | ||||
40 | 623.250-MHz | Kompas TV | PT Gramedia Media Nusantara | Kompas Gramedia | ||||
42 | 639.250-MHz | MetroTV | PT Media Televisi Indonesia | Media Group | ||||
44 | 655.250-MHz | ADiTV | City TV Network | PT Arah Dunia Televisi | Mahaka Media | Lokal | ||
46 | 671.250-MHz | Trans7 | PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh | Trans Corp | Nasional | |||
48 | 687.250-MHz | Jogja TV | Bali TV/Indonesia Network | PT Yogyakarta Tugu Televisi | Kelompok Media Bali Post | Lokal | ||
50 | 703.250-MHz | TATV Solo | PT Terang Abadi Televisi | TA Group | ||||
54 | 735.250-MHz | iNews TV Magelang | MNC | Nasional | ||||
55 | 743.250-MHz | Rajawali Televisi[6] | PT Metropolitan Televisindo | Rajawali Corpora | ||||
57 | 759.250-MHz | NET. | PT NET Mediatama Indonesia | Indika Group |
Televisi berlangganan
Kota Yogyakarta juga memiliki beberapa televisi berlangganan seperti:
- Aora TV
- Astro Nusantara (Tidak Beroperasi)
- BiG TV
- Centrin TV (Tidak Beroperasi)
- Groovia TV/UseeTV
- Indovision/Top TV
- Max3
- Nexmedia
- OkeVision
- OrangeTV/Skynindo
- TransVision/YesTV
- Topas TV
- Viva+
- MyRepublic
- Innovate
Koran
Kota Yogyakarta memiliki 11 koran yang terbit antara lain:
Radio
Kota Yogyakarta juga memiliki 34 buah stasiun radio bersiaran lokal seperti:
Frekuensi | Signal | Nama | Stasiun |
---|---|---|---|
774-KHz | AM | Radio Suara Yogyakarta | |
1062-KHz | Radio Erbe | ||
1107-KHz | Radio Programma 4 | RRI | |
1152-KHz | Radio Suara Istana | ||
1188-KHz | Radio Anak Yogyakarta | Suara Edukasi | |
1251-KHz | Radio Pendidikan Yogyakarta | Suara Edukasi | |
87,7-MHz | FM | Radio Karbol | |
87,9-MHz | Radio Arma Sebelas | Radio Dangdut Indonesia | |
88,7-MHz | I-Radio Yogyakarta | I-Radio | |
89,1-MHz | Bantul Radio | ||
89,5-MHz | Radio Jiz FM | Gen FM Jakarta | |
90,3-MHz | Radio Sasando | ||
90,5-MHz | Elshinta News And Talk Yogyakarta | Elshinta News and Talk | |
90,7-MHz | Radio UTY Medari | ||
91,1-MHz | Radio Programma 1 | RRI | |
91,5-MHz | Radio Best | CPP RadioNet | |
91,9-MHz | Radio Amega | ||
92,7-MHz | Radio MBS | RB Media | |
93,2-MHz | Radio Argo Sosro | ||
93,8-MHz | Radio Soman | Voice of Soman | |
94,6-MHz | Radio Kota Perak | ||
95,4-MHz | Radio Yasika | CPP RadioNet | |
95,8-MHz | Radio Prambors Yogyakarta | Radio Prambors | |
96,2-MHz | Radio Istakalisa | ||
97,0-MHz | Radio SINDO Trijaya FM Yogyakarta | Radio SINDO Trijaya FM | |
97,4-MHz | Radio Sonora Yogyakarta | Radio Sonora | |
97,8-MHz | Radio EMC Thomson Radio | ||
98,2-MHz | Radio Pop FM | CPP RadioNet | |
98,6-MHz | Radio GCD FM | ||
99,4-MHz | Radio Retjo Buntung | RB Media | |
100,3-MHz | Radio Swadesi | ||
100,5-MHz | Radio Impact FM | ||
101,3-MHz | Radio Star Jogja | Solopos | |
101,7-MHz | Radio Swaragama | Swaragama Group | |
102,1-MHz | Radio Eltira | Sonora Network | |
102,5-MHz | Radio Programma 2 | RRI | |
102,9-MHz | Radio Programma 3 | RRI | |
103,7-MHz | Radio Delta | Radio Delta | |
104,5-MHz | Radio Unisi | ||
105,3-MHz | Radio Rakosa | RB Media | |
105,7-MHz | Radio Petra | ||
106,1-MHz | Radio Geronimo | ||
107,2-MHz | Radio KR | KR Media |
Walikota Yogyakarta
Nomor urut | Wali kota | Potret | Partai | Awal | Akhir | Masa jabatan | Wakil | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Mohammad Enoch (1893–1965) |
Penugasan Pemerintah | 21 Mei 1947 | 3 Juli 1947 | 43 hari | |||
2 | Soedarisman Poerwokoesoemo (1913–1988) |
PNI | 22 Juli 1947 | Januari 1966 | 18 tahun, 6 bulan | |||
3 | Soedjono A. Y. | ABRI–Angkatan Darat | Januari 1966 | November 1975 | 9 tahun. 11 bulan | |||
4 | H. Ahmad | ABRI–Angkatan Darat | November 1975 | Mei 1981 | 5 tahun, 6 bulan | |||
5 | Soegiarto | ABRI–Angkatan Darat | 1981 | 1986 | 6 tahun | |||
6 | Djatmikanto Danumartono (lahir 1944) |
ABRI–Angkatan Darat | 13 Mei 1986 | 17 September 1991 | 5 tahun, 5 bulan | |||
7 | R. Widagdo (1942–2018) |
ABRI–Angkatan Darat | 1991 | 1996 | 5 tahun | |||
1996 | 2001 | 5 tahun | ||||||
8 | Herry Zudianto (lahir 1955) |
PAN | 20 Desember 2001 | 20 Desember 2006 | 5 tahun | Syukri Fadholi 2001-2006 | ||
20 Desember 2006 | 20 Desember 2011 | 5 tahun | Haryadi Suyuti 2006-2011 | |||||
9 | Haryadi Suyuti (lahir 1964) |
Golkar | 20 Desember 2011 | 20 Desember 2016 | 5 tahun | Imam Priyono 2011-2016 | ||
Sulistyo (Penjabat) |
Penugasan Pemerintah | 20 Desember 2016 | 22 Mei 2017 | 5 bulan, 3 hari | ||||
(9) | Haryadi Suyuti (lahir 1964) |
Golkar | 22 Mei 2017 | 22 Mei 2022 | 5 tahun | Heroe Poerwadi 2017-2022 | ||
Sumadi (Penjabat) (lahir 1963) |
Penugasan Pemerintah | 22 Mei 2022 | 22 Mei 2023 | 1 tahun | ||||
Singgih Raharjo (Penjabat) (lahir 1965) |
Penugasan Pemerintah | 22 Mei 2023 | Petahana | 1 tahun, 219 hari |
Kota kembar
Referensi
- ^ Surjomihardjo, Abdurracham. 2008. Kota Yogyakarta Tempoe Doeloe, Sejarah Sosial 1880-1930. Jakarta: Komunitas Bambu.
- ^ "Yogyakarta Dalam Angka" (PDF). BPS Kota Yogyakarta. Diakses tanggal 2012-12-19.
- ^ BPS, 2010.
- ^ (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah kota Yogyakarta. "Jalur bus" (pdf). Diakses tanggal 21 Juni.
- ^ http://gudeg.net/id/directory/53/3547/Trans-Jogja-.html
- ^ Ternyata NUSATV atau b-channel siaran di desa Ngoro-Oro, Jogja
Lihat pula
Pranala luar
- Situs resmi Pemerintah Kota Yogyakarta
- Panduan Pariwisata Kota Yogyakarta
- Direktori Info Kota Yogyakarta
- Wisata Jogja / Yogyakarta
- Portal Pelajar dan Mahasiswa Jogja