Kejadian 1:3

Revisi sejak 15 Maret 2016 17.21 oleh Wagino Bot (bicara | kontrib) (Daftar pustaka: minor cosmetic change)

Kejadian 1:3 adalah ayat ketiga dari pasal pertama Kitab Kejadian, yaitu kitab pertama dalam Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen. Memuat catatan penciptaan terang oleh Allah. Dalam Alkitab bahasa Indonesia ayat ini ditampilkan sebagai kalimat kedua dalam Kitab Kejadian, setelah berakhirnya kalimat pertama pada ayat 2.

Kejadian 1:3
Pasal pertama kitab B'reshit, atau Kitab Kejadian, ditulis pada sebutir telur, koleksi Museum Israel.
KitabKitab Kejadian
KategoriTaurat
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
1
ayat 2
ayat 4

Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Kejadian 1:3 (Terjemahan Baru)

Bahasa Kuno

 
Creation of Light ("Penciptaan Terang"), karya Gustave Doré

Teks Masoret

(dari kanan ke kiri): :ויאמר אלהים יהי אור ויהי־אור׃

Transliterasi

(dari kiri ke kanan): wa-yō-mer ’ĕ-lō-hîm yə-hî ’ō-wr way-hî-’ō-wr.

Terjemahan harfiah:

Dan berkatalah Allah 'ada terang' dan ada terang.

Bahasa Yunani

Septuaginta

καὶ εἶπεν ὁ θεός γενηθήτω φῶς καὶ ἐγένετο φῶς

Transliterasi

kai eipen o deos genetheto fos kai egeneto fos

Bahasa Latin

Vulgata (abad ke-4 M)

dixitque Deus fiat lux et facta est lux

Bahasa Indonesia

 
Kejadian 1 yang pertama kali diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu oleh Pdt. Daniel Brouwerius (1662)
Versi Kejadian 1:3
Terjemahan Baru (1974) Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.[1]
BIS (1985) Allah berkata, "Jadilah terang!" Lalu ada terang.[2]
Terjemahan Lama (1958) Maka firman Allah: Hendaklah ada terang. Lalu terangpun jadilah.[2]
AYT Draft Kemudian, berkatalah Allah, “Jadilah terang!” Maka, terang mulai bersinar.[2]
MILT (2008) Lalu Allah berfirman, "Jadilah terang." Dan terang itu jadi.[2]
FAYH (1989) Lalu Allah berfirman, "Jadilah terang." Maka terang pun jadilah.[2]
KS (Revisi Shellabear 2011) Berfirmanlah Allah, "Jadilah terang." Lalu terang pun jadi.[2]

Bahasa asing

Bahasa Inggris

Versi Raja James (1610)

And God said, Let there be light: and there was light.

Analisis

Frasa "Jadilah terang" dalam berbagai bahasa sering dijadikan motto, terutama versi bahasa Latin, fiat lux, bagi banyak institusi pendidikan di mana "terang" digunakan sebagai kiasan untuk "pengetahuan", misalnya pada University of California.[3] Frasa ini juga dipakai dalam nyanyian, antara lain refrain nyanyian rohani karya John Mar­i­ott mengenai Penciptaan, "Thou, Whose Almighty Word."[4]

Dengan satu kata

Augustinus dari Hippo, dalam tulisannya City of God, memandang ayat ini mengindikasikan "tidak hanya Allah menciptakan dunia, tetapi juga Ia menciptakannya dengan Firman." (Firman = kata)[5] Frasa "jadilah terang" merupakan Firman Allah pertama dalam Alkitab.[6] Dalam Bahasa Latin frasa "jadilah terang" adalah "fiat lux," dan gambaran penciptaan dengan perintah menghasilkan frasa teologi "creation by fiat" ("Penciptaan dengan fiat").[7] Peter Kreeft menulis bahwa Allah "hanya berfirman (=berkata)... dan terjadilah."[8]

Gerhard von Rad melihat implikasi ini sebagai "perbedaan paling radikal antara Pencipta dan ciptaan. Penciptaan sama sekali tidak dapat dipandang sebagai suatu "emanasi" dari Allah; bukan merupakan suatu aliran atau cerminan hakekat-Nya, yaitu hakekat keilahian-Nya, melainkan hasil dari kehendak pribadi-Nya."[9]

Terang

Kata Ibrani untuk "terang" (= sinar, cahaya) ialah אור (o·wr [or]) yang menunjuk kepada gelombang-gelombang energi terang yang mula-mula mendatangi bumi. Allah kemudian menempatkan "benda-benda penerang" (bahasa Ibrani: מָאוֹר, ma'or, bentuk jamak: מארת, mə·’ō·rōṯ, secara harafiah, "pembawa terang", (Kejadian 1#Ayat 14Kejadian 1:14) di cakrawala sebagai pembangkit dan pemantul cahaya secara tetap dari gelombang-gelombang cahaya. Maksud utama dari benda-benda penerang itu ialah menjadi tanda-tanda musim, hari, dan tahun (ayat Kejadian 1:5,14).[10]

St Basil menekankan peranan terang dalam membuat alam semesta ini indah,[11] sebagaimana St Ambrose, yang menulis: "Tetapi sang Pengarang yang baik mengucapkan kata 'terang' supaya Ia dapat menyatakan dunia ini melalui suntikan kecerahan di dalamnya sehingga membuat aspeknya indah."[12]

Terang ini digambarkan diciptakan sebeleum matahari, bulan dan bintang-bintang, yang baru muncul pada hari penciptaan keempat (Kejadian 1:14–19).[13] Dalam sejumlah tafsiran Yahudi, terang yang diciptakan di sini adalah "terang purba" (primordial light), yang sifatnya berbeda (dan lebih terang) daripada matahari.[14] The light has also been interpreted metaphorically,[15] dan dihubungkan dengan Mazmur 104 (suatu "puisi penciptaan" ("poem of creation")[16]), di mana Allah digambarkan membungkus diri-Nya dalam terang.[17][18]

Sejumlah penulis telah melihat hubungan antara ayat ini dengan Dentuman Dahsyat ("Big Bang") dalam kosmologi fisika.[13][19][20][21]

Tradisi Yahudi

Ayat ini merupakan bagian dari Bacaan Taurat Mingguan yang dinamai Bereshit (Kejadian 1:1–6:8).

Tradisi Inggris

Frasa ilahi "fiat lux" dalam ayat ini telah "menghasilkan pengaruh kuat pada tradisi puisi bahasa Inggris."[11] Contoh-contohnya termasuk baris-baris karya John Dryden

"Thus Britain's Basis on a Word is laid, / As by a word the World itself was made."[11]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Kejadian 1:3
  2. ^ a b c d e f SabdaWeb Kejadian 1:3
  3. ^ Situs web University of California, diakses 25 Agustus 2012.
  4. ^ Morgan, Robert J., Near to the Heart of God: Meditations on 366 Best-Loved Hymns, Revell, 2010, ISBN 0800733959, p. 141.
  5. ^ Augustine, City of God, Book XI, Chapter 21.
  6. ^ Worthington, Jonathan D., Creation in Paul and Philo: The Beginning and Before, Mohr Siebeck, 2011, ISBN 3161508394, p. 79.
  7. ^ Hamilton, Victor P., The Book of Genesis: Chapters 1-17, 7th ed., Eerdmans, 1990, ISBN 0802825214, p. 119.
  8. ^ Kreeft, Peter, Catholic Christianity: A Complete Catechism of Catholic Beliefs Based on the Catechism of the Catholic Church, Ignatius Press, 2001, ISBN 0898707986, p. 48.
  9. ^ von Rad, Gerhard, Genesis: A Commentary, Westminster John Knox Press, 1973, ISBN 0664227457, pp. 51–52.
  10. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  11. ^ a b c Jeffrey, David L., A Dictionary of Biblical Tradition in English Literature, Eerdmans, 1992, ISBN 0802836348, pp. 275–278.
  12. ^ Ambrose, Hexameron, Paradise, and Cain and Abel (tr. John J. Savage), CUA Press, 1961, ISBN 0813213835, p. 39.
  13. ^ a b Albl, Martin C., Reason, Faith, and Tradition: Explorations in Catholic Theology, Saint Mary's Press, 2009, ISBN 0884899829, p. 82.
  14. ^ Schwartz, Howard, Tree of Souls: The Mythology of Judaism, Oxford University Press, 2004, ISBN 0199879796, p. lxxii.
  15. ^ Reno, R. R., Genesis, Brazos Press, 2010, ISBN 1587430916, p. 46.
  16. ^ Phillips, John, Exploring Psalms: An Expository Commentary, Volume 2, Kregel Academic, 2002, ISBN 0825434939, p. 131.
  17. ^ Zorn, Walter D., Psalms, Volume 2, College Press, 2004, ISBN 0899008887, p. 266.
  18. ^ Schwartz, Howard, Tree of Souls: The Mythology of Judaism, Oxford University Press, 2004, ISBN 0199879796, p. 85.
  19. ^ Cootsona, Gregory S., Creation and Last Things: At the Intersection of Theology and Science, Westminster John Knox Press, 2002, ISBN 0664501605, p. 49.
  20. ^ Gasperini, Maurizio, The Universe Before the Big Bang: Cosmology and String Theory, Springer, 2008, ISBN 3540744193, p. 195.
  21. ^ Jammer, Max, Einstein and Religion: Physics and Theology, Princeton University Press, 2011, ISBN 069110297X, p. 255.

Daftar pustaka

Pustaka tambahan

  • Jewish Publication Society. The Torah: The Five Books of Moses (3rd ed). Philadelphia: 1999.

Pranala luar

Didahului oleh:
Kejadian 1:2
Kitab Kejadian Diteruskan oleh:
Kejadian 1:4