Bandar Udara Internasional Minangkabau
00°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E
Bandar Udara Internasional Minangkabau Minangkabau International Airport باندارو اينتيرنسيونل مينڠكاباو | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Indonesia | ||||||||||
Pengelola | PT Angkasa Pura II | ||||||||||
Melayani | Padang, Pariaman | ||||||||||
Lokasi | Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Indonesia | ||||||||||
Dibuka | 22 Agustus 2005 (operasional) 25 Agustus 2005 (diresmikan) | ||||||||||
Maskapai utama | |||||||||||
Ketinggian dpl | 5 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 00°47′12″S 100°16′50″E / 0.78667°S 100.28056°E{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman | ||||||||||
Situs web | http://www.minangkabau-airport.co.id | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Sumatera daerah di Indonesia | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2017) | |||||||||||
| |||||||||||
Bandar Udara Internasional Minangkabau (bahasa Inggris: Minangkabau International Airport, bahasa Minangkabau: Bandar Udaro Internasional Minangkabau) (IATA: PDG, ICAO: WIPT) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional utama di provinsi Sumatera Barat yang melayani penerbangan untuk Kota Padang. Bandara ini berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.[3]
Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2002 dan dioperasikan secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.[4] BIM merupakan bandara satu-satunya di dunia yang memakai nama etnis.[5]
Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatera Barat, Bengkulu dan sebagian Jambi. Sejak 1 Januari 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT Angkasa Pura II hingga pukul 00.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul 21.00 WIB.[6]
Pembangunan
Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah 34 tahun lamanya digunakan.[3] Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001 dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6 miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB). Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya dari Indonesia.[4]
Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter.[7] Penerbangan domestik dan internasional dilayani oleh terminal seluas 20.568 m², yang berkapasitas sekitar 2,3 juta penumpang setiap tahunnya.[8] Pada tahun 2017, bandara ini akan diperluas dua tahap hingga mencapai 49.000 m². Dengan pengembangan itu nantinya akan bisa menampung sekitar 5,9 juta penumpang per tahun.[8]
Bandar udara ini adalah bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang pembangunannya dilakukan dari awal. Rencana induk pembangunan bandara ini dilakukan dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai pengerjaannya, panjang landasan bandara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang juga dilengkapi dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.[9]
Transportasi Darat
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari Kota Padang dan kota-kota lain di sekitarnya.[4] Selama tahun 2015, jumlah penumpang di bandara ini telah mencapai 3,1 juta penumpang.[8] Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah daerah telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk menuju bandara, yang disusul dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas jalan Padang—Bukittinggi.[4]
Bus
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan Kota Padang.
Operator | Rute | Lokasi |
---|---|---|
Damri | Pasar Raya | Padang |
Tranex Mandiri | Lubuk Begalung | Padang |
Kereta api
Untuk menuju Kota Padang, PT (Persero) Kereta Api telah membangun jalur kereta api baru sepanjang 4,2 km dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau.[10] Proyek ini menjadikan Bandar Udara Internasional Minangkabau tercatat sebagai bandara kedua di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api.[11] Tertunda dari rencana semula, angkutan kereta api yang akan menghubungkan Stasiun Simpang Haru, Padang ini ditargetkan selesai pada Agustus 2016.[12] Kereta Bandara Minangkabau akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Mei 2018,[13] dengan tarif dari Stasiun Padang ke Stasiun Bandara Internasional Minangkabau hanya Rp10.000,00.[14]
Maskapai dan tujuan
Sejumlah penerbangan yang dilayani bandara ini sama seperti bandara sebelumnya, yaitu Bandar Udara Tabing. Untuk penerbangan domestik, antara lain dengan Jakarta, Surabaya, Batam, Medan, Bengkulu, Sungaipenuh, Sipora dan Bandung. Sementara untuk penerbangan internasional yaitu dengan Kuala Lumpur. Penerbangan ke Singapura yang dilayani oleh Tigerair Mandala ditutup setelah beberapa bulan beroperasi karena rendahnya tingkat isian penumpang.
Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat menampung Pesawat Airbus A300, Airbus A319, Airbus A320, Airbus A330, Airbus A340, Airbus A350, ATR 72, Boeing 747, Boeing 777, dan McDonnell Douglas MD-11. Kelengkapan fasilitas yang jauh berbeda dengan Bandar Udara Tabing, terbukti menggairahkan aktivitas penerbangan di bandara ini. Hingga saat ini tercatat sebanyak lima maskapai penerbangan nasional dan satu maskapai penerbangan asing yang telah beroperasi di bandara ini, antara lain adalah sebagai berikut.[15]
Berikut daftar penerbangan langsung melalui Bandara Internasional Minangkabau:
Penumpang
- ^ Transit ke Thiruvananthapuram
- ^ Transit ke Thiruvananthapuram
Kargo
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Cardig Air | Jakarta—Halim Perdanakusuma |
Fasilitas
Bandara ini memiliki empat garbarata yang menghubungkan terminal dengan pesawat. Fasilitas pendukung yang dimiliki bandara ini adalah area bermain anak, toko yang menjual aneka suvenir, serta makanan seperti California Fried Chicken, Kiosk, Roti O dan Minang Mart.
Referensi
- ^ Informasi bandar udara World Aero Data untuk WIPT
- ^ Informasi bandar udara untuk WIPT di Great Circle Mapper. Sumber: DAFIF.
- ^ a b "Profil di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26.
- ^ a b c d "Info di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26.
- ^ "Sumatera Barat". Situs web resmi mengenai informasi pariwisata dan perjalanan Indonesia. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Diakses tanggal 2012-06-26.
- ^ "Jam Operasional Empat Bandara Diperpanjang". VIVAnews. 2012-07-03. Diakses tanggal 2012-07-03.
- ^ "Bandara Internasional Minangkabau Tambah Landasan Pacu". Okezone.com. 2012-07-20. Diakses tanggal 2012-06-26.
- ^ a b c "AP II Investasi Rp61 Miliar untuk BIM". Diakses tanggal 2016-07-30.
- ^ "Fasilitas di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26.
- ^ Febrianti (4 Januari 2013). "Sumatera Barat Buat Railbus ke Bandara". Tempo.co. Diakses tanggal 31 Januari 2013.
- ^ "Bandara Minangkabau Akan Diperluas dan Dilengkapi Akses Kereta". Detik.com. 2016-05-21. Diakses tanggal 2016-07-30.
- ^ "Kereta Bandara Minangkabau Ditargetkan Beroperasi Tahun Ini". Tempo.co. Diakses pada 30 Juli 2016.
- ^ Agustiyanti (2018-05-22). "Tiket Kereta Bandara Minangkabau Hanya Rp10 Ribu". CNN Indonesia. Diakses tanggal 2018-05-22.
- ^ Chandra, Ardan Adhi (2018-05-21). "Kok Bisa Tarif Kereta Bandara Minangkabau Cuma Rp 5.000-10.000?". detikFinance. Diakses tanggal 2018-05-22.
- ^ "Informasi kedatangan pesawat di situs web resmi Bandar Udara Internasional Minangkabau". Diakses tanggal 2012-06-26.
Pranala luar
- (Indonesia) Berita dari situs resmi Angkasa Pura I