Kota Blitar
Kota Blitar (Hanacaraka: ꦧ꧀ꦭꦶꦠꦂ, Pegon: كَوتَ بلِتَرْ) merupakan sebuah kota yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak sekitar 167 km sebelah barat daya Surabaya dan 80 km sebelah barat Malang. Kota Blitar terkenal sebagai tempat dimakamkannya presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.[3]
Kota Blitar
ꦏꦸꦛꦧ꧀ꦭꦶꦠꦂ Kutha Blitar كَوتَ بلِتَرْ Kota Patria Kota Proklamator | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Kridha Hangudi Jaya "Kerja Keras Mencapai Kejayaan" | |
Koordinat: 8°5′55″S 112°9′55″E / 8.09861°S 112.16528°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 1 April 1906 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Wali Kota | Drs. H. Santoso, M.Pd. (Plt.) |
• Wakil Wali Kota | - |
Luas | |
• Total | 32,58 km2 (1,258 sq mi) |
Peringkat | 85 |
Populasi | |
• Total | 140.971 |
• Peringkat | 67 |
• Kepadatan | 4,326,91/km2 (11,2.066/sq mi) |
• Peringkat kepadatan | 32 |
Demografi | |
• Agama | Islam 90,90% Kristen 7,82% - Protestan 4,18% - Katolik 3,64% Buddha 0,41% Konghucu 0,10% Hindu 0,06% Lainnya 0,71%[2] |
• Bahasa | Indonesia, Jawa |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 342 |
Pelat kendaraan | AG |
Kode Kemendagri | 35.72 |
DAU | Rp355.673.006.000,00 |
Situs web | blitarkota |
Selain disebut sebagai Kota Proklamator dan Kota Patria, kota ini juga disebut sebagai Kota Peta (Pembela Tanah Air) karena di bawah kepemimpinan Soeprijadi, Laskar Peta melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang untuk pertama kalinya pada tanggal 14 Februari 1945 yang mengilhami timbulnya perlawanan menuju kemerdekaan di daerah lain.
Ikan koi yang populer di Jepang dapat dibudidayakan dengan baik di kota ini sehingga memberikan julukan tambahan sebagai Kota Koi.[4]
Sejarah Kota Blitar
Berdasarkan legenda, dahulu bangsa Tartar dari Asia Timur sempat menguasai daerah Blitar yang kala itu belum bernama Blitar. Majapahit saat itu merasa perlu untuk merebutnya. Kerajaan adidaya tersebut kemudian mengutus Nilasuwarna untuk memukul mundur bangsa Tartar.
Keberuntungan berpihak pada Nilasuwarna, ia dapat mengusir bangsa dari Mongolia itu. Atas jasanya, ia dianugerahi gelar sebagai Adipati Aryo Blitar I untuk kemudian memimpin daerah yang berhasil direbutnya tersebut. Ia menamakan tanah yang berhasil ia bebaskan dengan nama Balitar yang berarti kembali pulangnya bangsa Tartar.
Akan tetapi, pada perkembangannya terjadi konflik antara Aryo Blitar I dengan Ki Sengguruh Kinareja yang tak lain adalah patihnya sendiri. Konflik ini terjadi karena Sengguruh ingin mempersunting Dewi Rayung Wulan, istri Aryo Blitar I.
Singkat cerita, Aryo Blitar I lengser dan Sengguruh meraih tahta dengan gelar Adipati Aryo Blitar II. Akan tetapi, pemberontakan kembali terjadi. Aryo Blitar II dipaksa turun oleh Joko Kandung, putra dari Aryo Blitar I. Kepemimpinan Joko Kandung dihentikan oleh kedatangan bangsa Belanda. Sebenarnya, rakyat Blitar yang multietnis saat itu telah melakukan perlawanan, tetapi dapat diredam oleh Belanda.
Kota Blitar mulai berstatus gemeente (kotapraja) pada tanggal 1 April 1906 berdasarkan peraturan Staatsblad van Nederlandsche Indie No. 150/1906. Pada tahun itu, juga dibentuk beberapa kota lain di Pulau Jawa, antara lain Batavia, Buitenzorg, Bandoeng, Cheribon, Kota Magelang, Samarang, Salatiga, Madioen, Soerabaja, dan Pasoeroean.
Dengan statusnya sebagai gemeente, selanjutnya di Blitar juga dibentuk Dewan Kotapradja Blitar yang beranggotakan 13 orang dan mendapatkan subsidi sebesar 11.850 gulden dari Pemerintah Hindia Belanda. Untuk sementara, jabatan burgemeester (wali kota) dirangkap oleh Residen Kediri.
Pada zaman pendudukan Jepang, berdasarkan Osamu Seirei tahun 1942, kota ini disebut sebagai Blitar-shi dengan luas wilayah 16,1 km² dan dipimpin oleh seorang shi-chō.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 17/1950, Kota Blitar ditetapkan sebagai daerah kota kecil dengan luas wilayah 16,1 km². Dalam perkembangannya, nama kota ini kemudian diubah lagi menjadi Kotamadya Blitar berdasarkan Undang-Undang No. 18/1965. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 48/1982, luas wilayah Kotamadya Blitar ditambah menjadi 32,58 km² serta dikembangkan dari satu menjadi tiga kecamatan dengan dua puluh kelurahan. Terakhir, berdasarkan Undang-Undang No. 22/1999, nama Kotamadya Blitar diubah menjadi Kota Blitar.[5]
Geografi
Secara geografis, wilayah Kota Blitar terletak 112°14' - 112°28' Bujur Timur dan 8°2' - 8°8' Lintang Selatan dengan luas wilayah 32,57 km² yang dibagi dalam tiga wilayah kecamatan, yaitu Sananwetan, Kepanjenkidul, dan Sukorejo. Kota Blitar terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Timur dan kota ini merupakan wilayah terkecil kedua di provinsi Jawa Timur setelah Kota Mojokerto serta wilayahnya hanya berbatasan langsung dengan Kabupaten Blitar.[6]
Topografi
Secara topografi, Kota Blitar berada di kaki Gunung Kelud dengan ketinggian 150–200 meter dari permukaan laut. Pembagian daerah ketinggian di wilayah Kota Blitar adalah sebagai berikut:
- Ketinggian 175 – 200 meter dpl, seluas 605.203 Ha (18.577 % dari total luas wilayah Kota Blitar)
- Ketinggian 150 – 175 meter dpl, seluas 1.055.200 Ha (32.359 % dari total luas wilayah Kota Blitar)
- Ketinggian 150 meter dpl luasnya sekitar 692.234 Ha (21.248 % dari total luas wilayah Kota Blitar)
Sedangkan rata–rata kemiringan lahan di Kota Blitar adalah antara 0–2%, kecuali pada daerah utara yang kemiringan lahannya berkisar kemiringan 2–15%.[6]
Iklim
Menurut klasifikasi iklim Koppen, wilayah Kota Blitar beriklim muson tropis (Am) dengan dua musim yang dipengaruhi oleh pergerakan angin muson, yaitu musim kemarau yang dipengaruhi oleh hembusan angin muson timur–tenggara dan musim penghujan yang dipengaruhi oleh angin muson barat laut–barat daya. Musim kemarau di wilayah Blitar yang dipengaruhi angin muson timuran berlangsung pada periode Mei hingga Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus. Sementara itu, musim penghujan di wilayah Blitar yang disebabkan oleh angin muson baratan berlangsung pada periode November hingga April dengan bulan terbasah adalah Januari. Curah hujan tahunan di Kota Blitar berkisar antara 1.400–2.300 mm per tahun dengan jumlah hari hujan bervariasi antara 90–160 hari hujan per tahun dan bersuhu udara rata-rata cukup sejuk antara 21°–32° Celsius.
Data iklim Kota Blitar, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.8 (85.6) |
29.9 (85.8) |
30.2 (86.4) |
30.5 (86.9) |
30.6 (87.1) |
29.8 (85.6) |
29.6 (85.3) |
30.0 (86) |
30.7 (87.3) |
31.9 (89.4) |
31.0 (87.8) |
30.3 (86.5) |
30.36 (86.64) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.6 (79.9) |
26.7 (80.1) |
26.9 (80.4) |
27.1 (80.8) |
26.6 (79.9) |
25.3 (77.5) |
24.7 (76.5) |
24.9 (76.8) |
25.6 (78.1) |
26.1 (79) |
27.3 (81.1) |
26.8 (80.2) |
26.22 (79.19) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.5 (72.5) |
22.6 (72.7) |
22.6 (72.7) |
23.4 (74.1) |
22.7 (72.9) |
21.8 (71.2) |
20.9 (69.6) |
21.0 (69.8) |
21.6 (70.9) |
22.4 (72.3) |
23 (73) |
23.3 (73.9) |
22.32 (72.13) |
Presipitasi mm (inci) | 296 (11.65) |
271 (10.67) |
265 (10.43) |
191 (7.52) |
131 (5.16) |
81 (3.19) |
45 (1.77) |
24 (0.94) |
32 (1.26) |
102 (4.02) |
191 (7.52) |
283 (11.14) |
1.912 (75,27) |
Rata-rata hari hujan | 19 | 17 | 16 | 13 | 11 | 7 | 4 | 2 | 3 | 9 | 13 | 18 | 132 |
% kelembapan | 82.5 | 83.5 | 83.1 | 79.4 | 79.2 | 76.5 | 73.4 | 69.1 | 69.9 | 71.2 | 73.8 | 79.1 | 76.73 |
Rata-rata sinar matahari harian | 6.1 | 7.2 | 7.5 | 8.8 | 8.9 | 9.3 | 10.2 | 10.1 | 10.0 | 9.8 | 8.8 | 7.2 | 8.66 |
Sumber #1: Climate-Data.org[7] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[8] |
Pemerintahan
Wali kota
Dewan Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Blitar dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[11] | 2014–2019[12] | 2019–2024[13] | 2024–2029 | ||
PKB | 3 | 3 | 4 | 5 | |
Gerindra | (baru) 0 | 3 | 2 | 2 | |
PDI-P | 6 | 10 | 10 | 8 | |
Golkar | 3 | 1 | 2 | 3 | |
NasDem | (baru) 1 | 0 | 0 | ||
PKS | 1 | 1 | 1 | 0 | |
Hanura | (baru) 2 | 1 | 1 | 0 | |
PAN | 0 | 0 | 0 | 3 | |
Demokrat | 6 | 2 | 2 | 1 | |
PPP | 3 | 3 | 3 | 3 | |
PKNU | (baru) 1 | ||||
Jumlah Anggota | 25 | 25 | 25 | 25 | |
Jumlah Partai | 8 | 9 | 8 | 7 |
Kecamatan
Kota Blitar terdiri dari 3 kecamatan dan 21 kelurahan (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 154.181 jiwa dengan luas wilayah 32,57 km² dan sebaran penduduk 4.733 jiwa/km².[14][15]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Blitar, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Kelurahan |
---|---|---|---|
35.72.01 | Kepanjenkidul | 7 | |
35.72.03 | Sananwetan | 7 | |
35.72.02 | Sukorejo | 7 | |
TOTAL | 21 |
Kependudukan
Tahun | 1942 | 1957 | 1965 | 1982 | 2003 | 2007 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Jumlah penduduk | 45.000 | 60.000 | 73.142 | 106.500 | 124.767 | 132.106 | ||||||
Sejarah kependudukan Kota Blitar. |
Pariwisata
Tempat Wisata
Tempat tujuan wisata di Kota Blitar antara lain:
- Makam Bung Karno, tempat dimakamkannya presidan pertama sekaligus proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno. Makam ini terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, sekitar 2 kilometer sebelah utara pusat kota.
- Perpustakaan dan Museum Bung Karno merupakan perpustakaan yang selain berisi segala bentuk memorabilia Bung Karno, juga dikembangkan sebagai pusat studi terpadu. Beberapa koleksi yang ada saat ini adalah lukisan hidup Bung Karno yang dapat berdetak tepat pada bagian jantungnya, uang bergambar Bung Karno yang dapat menggulung sendiri, dan koleksi sumbangan dari Yayasan Idayu.
- Istana Gebang atau lebih dikenal dengan sebutan Ndalem Gebang, merupakan rumah tempat tinggal orang tua Bung Karno. Istana ini bertempat di Jalan Sultan Agung 69. Di rumah ini pada setiap bulan Juni ramai didatangi pengunjung, baik dalam rangka peringatan hari ulang tahun Bung Karno maupun karena adanya kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkot Blitar, seperti Grebeg Pancasila.
- Petilasan Arya Blitar merupakan sebuah makam dari Adipati Arya Blitar yang terletak di Kelurahan Blitar, Kecamatan Sukorejo. Makam ini ramai dikunjungi pada bulan Sura dan juga setiap malam Jumat legi.
- Monumen Supriyadi merupakan sebuah monumen untuk mengenang jasa Soeprijadi. Pada tahun 1945, Kota Blitar menjadi pusat pemberontakan tentara Peta yang dipimpin oleh Shodancho Soeprijadi melawan tentara Jepang. Monumen ini terletak di depan bekas Markas Peta dan Taman Makam Pahlawan Raden Wijaya. Selain itu, juga dibangun sebuah patung setengah dada Soeprijadi yang terletak di depan Pendapa Rangga Hadinegara.
- Kebon Rojo, yaitu taman hiburan dan rekreasi keluarga yang berada di belakang kompleks rumah dinas Wali Kota Blitar yang disediakan untuk masyarakat umum maupun wisatawan secara cuma-cuma. Di taman tersebut, terdapat beberapa jenis hewan peliharaan, fasilitas bermain anak-anak, tempat bersantai, panggung apresiasi seniman, air mancur, dan juga berbagai jenis tanaman langka yang berfungsi sebagai paru-paru kota.
- Taman Air Sumberudel merupakan taman air yang terletak di Jalan Kali Brantas. Taman air ini diresmikan kembali oleh Wali Kota Blitar pada tanggal 10 Oktober 2007 setelah direnovasi selama kurang lebih satu setengah tahun. Fasilitas yang dimilikinya cukup lengkap bila dibandingkan dengan taman-taman air lain di Jawa Timur.
- Green Park merupakan taman hijau terbuka yang terletak di Kelurahan Bandogerit, Sananwetan. Fasilitas yang ada di taman ini berupa gazebo, tempat duduk, jungkat-jungkit, dan beberapa permainan lain untuk anak-anak.
- Taman Pecut merupakan ruang terbuka hijau yang terletak di sebelah selatan Alun-Alun Kota Blitar.Taman ini diresmikan hari Kamis, 22 Juni 2017 oleh Wali kota Blitar. Di taman ini, pengunjung bisa menyaksikan atraksi air mancur dengan sinar lampu berwarna-warni yang bisa menari dengan iringan suara musik setiap malam Minggu. Taman Pecut juga menyediakan fasilitas seperti gazebo, kamar mandi, dan beberapa titik swafoto.
Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan
Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) adalah pusat layanan informasi bagi para pelaku ekonomi, khususnya pelaku perdagangan, selain sebagai pusat layanan informasi tentang pariwisata. Pembangunan pusat informasi ini adalah bentuk realisasi kebijakan pembangunan sarana-prasarana ekonomi pada umumnya, serta sarana-prasarana perdagangan dan pariwisata pada khususnya. Ini adalah penjabaran dari pembangunan sistem perdagangan barang dan jasa unggulan sebagaimana yang tersurat dalam rumusan visi Kota Blitar.
PIPP menjadi media integrasi informasi dan publikasi pariwisata dan potensi daerah secara bersama-sama antara daerah Kota Blitar beserta daerah sekitarnya, seperti Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Nganjuk, serta daerah-daerah lainnya di wilayah administrasi Badan Koordinasi Wilayah I Madiun. PIPP diresmikan pada tanggal 3 Juli 2004 oleh Presiden Megawati Soekarnoputri bersamaan dengan peresmian beberapa objek lainnya, antara lain Stadion Gelora Supriyadi, Pasar Legi, dan Perpustakaan Persada Bung Karno.
Fasilitas Pendukung
- Stadion Gelora Soeprijadi merupakan markas dari klub sepak bola PSBK Blitar yang berlaga di liga 3 dan Blitar United yang baru saja promosi ke liga 2
- Pusat Layanan Autis (PLA)
- Hotel Tugu Sri Lestari terletak di Jalan Merdeka. Hotel ini lebih dikenal dengan sebutan Sri Lestari saja. Hotel bergaya kolonial ini merupakan hotel tertua yang berdiri di pusat Kota Blitar dan merupakan saksi sejarah dari peristiwa Pemberontakan Peta yang terjadi pada tanggal 14 Februari 1945.
- Patria Plaza Hotel terletak di Jalan Kartini. Hotel ini diresmikan oleh Wali Kota Blitar pada tanggal 1 Januari 2005.
- Hotel Puri Perdana terletak di Jalan Anjasmoro. Hotel ini adalah hotel pertama di Kota Blitar yang memberikan fasilitas internet gratis
Rupa-rupa
- Kota dan Kabupaten Blitar merupakan daerah utama yang dilewati oleh lahar Gunung Kelud apabila meletus.
Transportasi
Kota Blitar dihubungkan dengan jalan provinsi yang menuju Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Malang.Transportasi umum di Kota Blitar dapat dilayani dengan moda transportasi Bus di Terminal Patria dan Kereta Api di Stasiun Blitar.
Kereta Api
Berikut ini rute kereta api yang melintas di Kabupaten Blitar berdasarkan revisi Gafik Perjalanan Kereta Api (GAPEKA) tahun 2015:
Bus
Nama PO | Relasi | Jumlah Armada |
---|---|---|
Kramat Jati | Blitar - Jakarta | 1 Bus |
Pahala Kencana | Blitar - Jakarta | 2 Bus |
Lorena | Blitar - Jakarta | 2 Bus |
Rosalia Indah | Blitar - Jakarta | 3 Bus |
Harapan Jaya | Blitar - Jakarta | 2 Bus |
Restu | Blitar - Surabaya | 10 Bus |
Medali Mas | Blitar - Surabaya | 4 Bus |
Tenterm | Blitar - Surabaya | 6 Bus |
Sumber Lumayan | Blitar - Surabaya | 6 Bus |
Dhana Dhasih | Blitar - Surabaya | 1 Bus |
Restu Mulya | Blitar - Denpasar | 1 Bus |
Gunung Harta | Blitar - Denpasar | 1 Bus |
Handoyo | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
SAN | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
Merta Sari | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
Famili Raya | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
Puspa Jaya | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
Damri | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
ALS | Blitar - Sumatra | 1 Bus |
Bagong | Blitar - Kota Malang | 36 Bus |
Rukun Jaya | Blitar - Pare, Kediri - Kota Surabaya | 4 Bus |
Kawan Kita | Blitar - Tamanan, Kota Kediri - Anjuk Ladang, Kabupaten Nganjuk | 10 Bus |
Tokoh Terkenal
- Abdul Azis Suseno, Politisi
- Agus Suhartono, Panglima TNI 2010-2013
- Anjasmara, Aktor film dan sinetron
- Anthony Fokker (1890-1939)
- Boediono, Wakil Presiden Republik Indonesia 2009-2014
- Dodit Mulyanto, Pelawak tunggal
- Hengky Kurniawan, Aktor film dan sinetron
- Kies Slamet, Aktor film
- Masjchun Sofwan, Gubernur Provinsi Jambi 1979-1989
- Mochammad Jasin , Wakil Ketua KPK
- Putri Raemawasti, Puteri Indonesia 2007
- Riau Ega Agatha, Atlet panahan
- Samanhudi Anwar, Walikota Blitar 2010-2015
- Siti Zuhro, Peneliti
- Sugiyono (politisi), Wakil Gubernur Provinsi Papua 1983-1987
- Sukadji Ranuwihardjo, Rektor Universitas Gajah Mada 1973-1981
- Wiweko Soepono, Pioner Penerbangan Indonesia
Kota Kembar
Kota Persahabatan
Catatan
- ^ Penomoran ini merujuk pada daftar resmi Wali Kota Blitar susunan Bappeda Kota Blitar.
- ^ Kemungkinan besar sebenarnya bernama O.J.A. Quartero berdasarkan sumber ini[pranala nonaktif permanen].
Referensi
- ^ "Kota Blitar Dalam Angka 2019". Diakses tanggal 18 Februari 2020.
- ^ "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kota Blitar". Diakses tanggal 18 Februari 2020.
- ^ "Bung Karno Lahir di Surabaya, Bukan di Blitar". 2011-05-30. Diakses tanggal 2013-09-14.
- ^ Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan Jawa Timur, 2009.
- ^ "Sejarah Pemerintahan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-28. Diakses tanggal 2013-06-12.
- ^ a b "Profil Kota Blitar" (PDF) (dalam bahasa Indonesia). Diakses tanggal 11 Januari 2021.
- ^ "Blitar, Jawa Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 11 Januari 2021.
- ^ "Blitar, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 11 Januari 2021.
- ^ a b Burgemeesters der Oost-Indische stadsgemeenteraden (1941)[pranala nonaktif permanen]
- ^ Santoso Dilantik Jadi Wali Kota Blitar, diakses 5 Juli 2020.
- ^ "KPUD Tetapkan Anggota DPRD Baru | Kota Blitar". Pemkot Blitar. Diakses tanggal 2023-09-14.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kota Blitar 2014-2019
- ^ Kusuma, Rendra Bhaktie. "Daftar Anggota DPRD". DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BLITAR. Diakses tanggal 2023-09-14.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
Lihat pula
Pranala luar
- Situs resmi
- Jelajah Blitar, informasi wisata di Blitar
- Informasi Pariwisata Kota Blitar http://visitblitar.com/