Marco Polo
Marco Polo (bahasa Venesia: [ˈmaɾko ˈpolo], Italia: [ˈmarko ˈpɔːlo] ⓘ; 15 September 1254 – 8 Januari 1324)[1] adalah saudagar[2][3] sekaligus petualang dan pengarang asal Venesia yang berkelana ke berbagai pelosok Asia lewat Jalur Sutra antara tahun 1271 sampai 1295. Kisah-kisah petualangannya dibukukan dengan judul Petualangan-Petualangan Marco Polo (Pustaka Keajaiban Dunia atau Il Milione, terbit sekitar tahun 1300). Buku ini memberi gambaran kepada bangsa Eropa tentang adat-istiadat dan keseharian masyarakat Dunia Timur yang kala itu masih merupakan suatu misteri bagi mereka, termasuk tentang kekayaan dan keluasan wilayah kedaulatan bangsa Mongol dan negeri Tiongkok pada zaman kulawangsa Yuan, dan dengan demikian menjadi sumber informasi yang komprehensif bagi bangsa Eropa seputar Tiongkok, Persia, India, Jepang, serta berbagai kota dan negeri lain di Asia.[4]
Marco Polo | |
---|---|
Lahir | 15 September 1254 Venesia, Republik Venesia |
Meninggal | 8 Januari 1324 (umur 69 tahun) Venesia, Republik Venesia |
Makam | Gereja San Lorenzo 45°26′14″N 12°20′44″E / 45.4373°N 12.3455°E |
Kebangsaan | Venesia |
Pekerjaan | Saudagar, petualang, pengarang |
Dikenal atas | Petualangan-Petualangan Marco Polo |
Suami/istri | Donata Badoer (kawin 1300–1324) |
Anak | Fantina, Bellela, dan Moretta |
Marco lahir di Venesia. Ilmu dan keterampilan usaha dagang kulakan ia dapatkan dari ayah dan pamannya, Niccolò dan Maffeo, yang sudah berpengalaman menjelajahi Asia dan pernah menghadap Kubilai Khan. Pada tahun 1269, Niccolò dan Maffeo pulang ke Venesia, dan untuk pertama kalinya berjumpa dengan Marco. Bersama ayah dan pamannya, Marco kemudian bertualang meneroka berbagai daerah di Asia sepanjang Jalur Sutra, sampai akhirnya tiba di Kathai (Tiongkok) dan diperkenankan menghadap Kubilai Khan. Kecerdasan dan kerendahan hati Marco membuat Kubilai Khan terkesan sampai-sampai memutuskan untuk mengangkatnya menjadi duta keliling. Marco diutus menjalankan misi-misi diplomatik ke berbagai pelosok wilayah kekuasaan Kubilai Khan, bahkan sampai ke negeri-negeri di Asia Tenggara, misalnya negeri-negeri yang kini bernama Birma, India, Indonesia, Srilangka, dan Vietnam.[5][6] Selaku duta keliling, Marco juga kerap melakukan perjalanan dinas di dalam negeri Tiongkok, berkediaman di tanah-tanah milik Kubilai Khan selama 17 tahun, dan menyaksikan berbagai hal yang sebelumnya tidak diketahui bangsa Eropa.[7] Sekitar tahun 1291, Marco bersama ayah dan pamannya ditugasi mengantar Putri Kokocin ke Persia. Sesudah mengantar sang putri ke tempat tujuan dengan selamat sekitar tahun 1293, ketiganya menempuh jalan darat menuju Konstantinopel, dan akhirnya kembali menjejakkan kaki di kampung halaman sesudah 24 tahun lamanya merantau.[7] Saat itu Venesia sedang berperang melawan Genova. Marco ikut berjuang membela negaranya, tetapi tertawan dan dipenjarakan. Selama mendekam di penjara Genova, Marco mendiktekan pengalaman-pengalamannya kepada Rustichello da Pisa, kawan satu selnya. Sesudah keluar dari penjara pada tahun 1299, Marco menjadi saudagar kaya, menikah, dan dikaruniai tiga orang anak. Ia wafat pada tahun 1324, dan dikebumikan di dalam Gereja San Lorenzo di Venesia.
Meskipun bukan orang Eropa pertama yang menjejakkan kaki di negeri Tiongkok (baca artikel Orang Eropa di Tiongkok pada Abad Pertengahan), Marco Polo adalah orang Eropa pertama yang meninggalkan catatan kronologis tentang pengalamannya di Tiongkok. Bagi bangsa Eropa, uraian-uraian Marco memberi gambaran jelas mengenai geografi maupun adat-istiadat pelbagai suku bangsa di Dunia Timur, dan merupakan karya tulis Eropa pertama yang menyajikan informasi tentang porselen, batu bara, mesiu, uang kertas, serta beberapa jenis flora dan fauna eksotis Asia.[8] Petualangan-Petualangan Marco Polo menjadi sumber inspirasi bagi Kristoforus Kolumbus[9] dan banyak musafir lain. Cukup banyak karya sastra yang ditulis dengan berpatokan kepada keterangan-keterangan Marco Polo, bahkan keterangan-keterangan tersebut juga mempengaruhi dunia kartografi Eropa, yang kemudian hari menghasilkan peta Fra Mauro.
Riwayat hidup
Tempat lahir dan asal-usul leluhur
Marco Polo lahir pada tahun 1254 di Venesia, ibu kota negara Republik Venesia.[10][11][12] Niccolò Polo, ayah Marco, membangun rumah tangga di Venesia, tetapi meninggalkan istrinya dalam keaadaan mengandung demi merantau ke Asia bersama saudaranya, Maffeo Polo. Kepulangan mereka ke Italia untuk "pergi ke Venesia dan menengok keluarga mereka" diceritakan di dalam Petualangan-Petualangan Marco Polo sebagai berikut: "...mereka bertolak dari Akko menuju Negroponte, dan dari Negroponte mereka berlayar menuju Venesia. Setibanya di Venesia, Messer Nicolas mendapati istrinya sudah wafat, meninggalkan seorang anak laki-laki berumur lima belas tahun bernama Marco".[13]
Generasi paling sepuh di keluarga Polo yang dapat diketahui adalah Marco Polo (sepuh) dari Venesia, saudara kandung kakek Marco. Marco Polo Sepuh menjalan usaha peminjaman uang dan menakhodai sebuah kapal di Konstantinopel. Andrea Polo, kakek Marco, menetap di kota Venesia, tepatnya di contrada San Felice. Andrea Polo dikaruniai tiga orang putra, yakni Marco (senior), Maffeo, dan Niccolò, ayah Marco.[14][15] Menurut beberapa sumber pustaka sejarah Venesia, leluhur keluarga Polo berasal dari Dalmasia.[16][17][18]
Julukan Milione
Bentuk penulisan nama Marco Polo yang paling banyak didapati di dalam arsip-arsip Republik Venesia adalah Marco Paulo de confinio Sancti Iohannis Grisostomi (Marco Paulo dari lingkungan Gereja Santo Yohanes Krisostomus).[19]
Semasa hidupnya, Marco terkenal dengan julukan Milione (Jutaan). Bahkan judul bukunya di dalam bahasa Italia adalah Il libro di Marco Polo detto il Milione (Buku Karya Marco Polo Yang Berjulukan Si Jutaan). Menurut humanis abad ke-15, Giovanni Battista Ramusio, julukan ini diberikan warga Venesia kepada Marco sepulang merantau karena tidak jemu-jemunya bercerita bahwa nilai kekayaan Kubilai Khan terbilang dengan angka jutaan. Lebih tepatnya ia dijuluki Messer Marco Milioni (Tuan Marco Jutaan).[20]
Meskipun demikian, karena Niccolò, ayah Marco, juga dijuluki Milione,[21] Filolog abad ke-19, Luigi Foscolo Benedetto, menduga bahwa Milione sesungguhnya adalah kependekan dari Emilione, dan julukan ini dipakai untuk membedakan cabang keluarga Niccolò dan Marco dari cabang-cabang keluarga Polo selebihnya.[22][23]
Masa muda dan masa bertualang
Pada tahun 1168, Marco Polo Sepuh, saudara kakek Marco, menjalankan usaha peminjaman uang dan menakhodai sebuah kapal di Konstantinopel.[24][25] Kakek Marco, Andrea Polo dari Paroki San Felice, berputra tiga orang, yakni Maffeo, Marco Senior, dan Niccolò.[24] Silsilah yang dikemukakan Ramusio ini tidak diterima semua pihak karena tidak ada bukti tambahan yang mendukungnya.[26][27]
Ayah Marco, Niccolò Polo, adalah saudagar yang berdagang dengan orang-orang Timur Dekat, sehingga berhasil menjadi hartawan yang sangat terpandang.[28][29] Sebelum Marco lahir, Niccolò dan Maffeo bertolak meninggalkan Italia untuk berdagang.[30][29] Pada tahun 1260, sewaktu berada di Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Latin ketika itu, Niccolò dan Maffeo memprakirakan bahwa tak lama lagi akan terjadi pergolakan politik. Bertolak dari prakiraan tersebut, Niccolò dan Maffeo mencairkan aset-aset mereka, mengalihkannya ke dalam bentuk permata, lalu memboyong usaha mereka keluar dari Konstantinopel.[28] Menurut Petualangan-Petualangan Marco Polo, mereka berkelana ke berbagai pelosok Asia dan berkesempatan menghadap Kubilai Khan, pemimpin bangsa Mongol sekaligus pendiri kulawangsa Yuan.[31] Keputusan mereka untuk meninggalkan Konstantinopel ternyata memang tepat. Pada tahun 1261, Mikhael Paleologus, kepala negara Kekaisaran Nikea, merebut Konstantinopel, membumihanguskan kampung Venesia di kota itu, dan menegakkan kembali daulat Kekaisaran Romawi Timur. Orang-orang Venesia yang ditangkap dibutakan matanya,[32] dan yang berhasil lolos pun pada akhirnya tewas lantaran kapal-kapal yang mereka tumpangi untuk mengungsi ke daerah-daerah jajahan Venesia lainnya di Laut Egea tenggelam akibat kelebihan muatan.
Nyaris tidak ada informasi apa-apa tentang masa lalu Marco sebelum berumur lima belas tahun, selain dari dugaan bahwa mungkin sekali sebagian besar masa kanak-kanaknya dilewatkan di Venesia.[33][34][25] Saat itu ibunya sudah wafat, dan yang mengasuhnya adalah bibi dan pamannya.[29] Marco mendapatkan didikan yang baik. Ia diajari berbagai pengetahuan di bidang usaha dagang kulakan, antara lain pengetahuan seputar mata uang asing, penentuan harga barang, dan penanganan kapal-kapal angkutan barang.[29] Ia juga belajar bahasa Latin sedikit-sedikit atau mungkin tidak sama sekali.[28] Kemudian hari, ayahnya kawin lagi dengan Floradise Trevisan.[27]
Pada tahun 1269, Niccolò dan Maffeo pulang menengok keluarga mereka di Venesia, dan untuk pertama kalinya berjumpa dengan Marco.[33] Pada tahun 1271, masa pemerintahan Doge Lorenzo Tiepolo, Marco Polo (saat itu berumur 17 tahun) ikut ayah dan pamannya berangkat ke Asia, menempuh petualangan demi petualangan yang kemudian hari ia riwayatkan di dalam bukunya.[35]
Mula-mula mereka berlayar ke bandar Akko, tinggal selama beberapa bulan, kemudian menempuh jalan darat dengan menunggang unta menuju bandar Hormuz di Persia. Sewaktu tinggal di Akko, mereka sempat bertatap muka dengan Diakon Agung Akko, Tedaldo Visconti dari Piacenza. Kepada diakon agung, mereka ungkapkan keprihatinan mereka akan kekosongan takhta kepausan yang berlarut-larut, karena dalam perjalanan pertama mereka ke Tiongkok, Niccolò dan Maffeo menerima nawala dari Kubilai Khan yang harus disampaikan kepada Sri Paus, dan oleh karena itu perjalanan mereka ke Tiongkok kali ini dibebani rasa kecewa. Untung saja dalam perjalanan ke bandar Hormuz tiba kabar bahwa sidang Konklaf akhirnya berhasil memilih paus baru sesudah 33 bulan lamanya terjadi kekosongan takhta, dan kebetulan sekali paus yang baru terpilih adalah Diakon Agung Akko yang belum lama mereka jumpai. Ketiganya bergegas kembali ke Tanah Suci, dan menerima surat-surat dari Sri Paus yang baru untuk diserahkan kepada "Khan Agung", berisi undangan kepada Kubilai Khan untuk mengutus duta-duta ke Roma. Selain itu, Sri Paus juga memberangkatkan dua orang padri Dominikan selaku utusannya ke Tiongkok bersama mereka, yakni Guglielmo dari Tripoli dan Nicola dari Piacenza.[36]
Lewat jalan darat, mereka akhirnya sampai ke istana Kubilai Khan di Shangdu, Tiongkok (pada masa itu dikenal dengan nama Kathai), saat Marco berumur 21 tahun.[37] Lantaran terkesan melihat kecerdasan dan kerendahan hati Marco, Kubilai Khan mengangkatnya menjadi duta keliling yang ditugaskan ke India dan Birma. Marco bertugas menjalankan berbagai misi diplomatik ke berbagai pelosok wilayah kekuasaan Kubilai Khan, bahkan sampai ke negeri-negeri di Asia Tenggara, misalnya negeri-negeri yang sekarang bernama Indonesia, Srilangka, dan Vietnam.[5][6] Selain itu, Marco juga bertugas menghibur Kubilai Khan dengan berbagai cerita dan penjabaran hasil pengamatannya di tempat-tempat yang ia kunjungi. Selaku duta keliling, Marco kerap melakukan perjalanan dinas ke berbagai daerah di Tiongkok, dan berkediaman di tanah-tanah milik Kubilai Khan selama 17 tahun.[7]
Kubilai Khan berulang kali menampik permohonan keluarga Polo untuk diizinkan pulang ke Eropa. Ia telanjur suka bergaul dengan mereka dan menganggap mereka bermanfaat bagi dirinya.[38] Meskipun demikian, sekitar tahun 1291, Kubilai Khan akhirnya mengizinkan mereka untuk pulang ke tanah air, tetapi dengan mengemban satu tugas terakhir, yakni mengantar Putri Kokocin ke Persia untuk dijadikan permaisuri Argun Khan (baca bagian Narasi).[37][39] Sesudah menunaikan tugas, mereka menempuh jalan darat menuju Konstantinopel, lalu memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.[37]
Sesudah 24 tahun lamanya merantau, mereka tiba di Venesia pada tahun 1295, membawa pulang setimbun harta kekayaan. Jarak yang sudah mereka tempuh mencapai hampir 15.000 mil (24.000 km).[29]
Masa tahanan dan masa tua
Marco Polo pulang ke Venesia pada tahun 1295, membawa serta harta kekayaan dalam bentuk batu-batu mulia. Ketika itu Venesia sedang beperang melawan Republik Genova.[40] Marco mengongkosi persenjataan sebuah galai bermanjanik[41] dan ikut maju ke medan laga. Kemungkinan besar ia ditawan musuh pada tahun 1296 dalam suatu serangan dadakan di perairan lepas pantai Anatolia, antara Adana dan Teluk Aleksandreta,[42] bukan dalam pertempuran Curzola tahun 1298 di perairan lepas pantai Dalmasia[43] seperti klaim dari abad ke-16 yang dicatat Giovanni Battista Ramusio[44][45]
Sewaktu mendekam di dalam penjara, beberapa bulan lamanya Marco mendiktekan kisah-kisah petualangannya kepada Rustichello da Pisa,[29] rekan satu selnya. Rustichello kemudian membumbui keterangan Marco dengan kisah-kisahnya sendiri, berbagai aneknot yang ia kumpulkan, dan kabar-kabar terbaru dari Tiongkok. Buku yang mereka hasilkan dalam waktu singkat menyebar ke seluruh Eropa dalam bentuk naskah, dan dikenal dengan judul Petualangan-Petualangan Marco Polo atau Il Milione, judulnya dalam bahasa Italia yang diambil dari julukan Marco, Milione. Judul aslinya dalam bahasa Prancis-Italia adalah Livres des Merveilles du Monde (Pustaka Keajaiban Dunia). Buku ini meriwayatkan berbagai pengalaman Marco maupun ayah dan pamannya sewaktu berkelana ke berbagai pelosok Asia, sehingga menyajikan pandangan komprehensif pertama kepada bangsa Eropa mengenai peri kehidupan masyarakat Timur Jauh, termasuk Tiongkok, India, dan Jepang.[46]
Marco dibebaskan pada bulan Agustus 1299,[29] dan pulang ke Venesia. Selagi ia mendekam di penjara, ayah dan pamannya membeli sebuah palazzo besar di lingkungan contrada San Giovanni Crisostomo (Corte del Milion).[47] Bangunan semewah itu mungkin sekali dibeli keluarga Polo dengan cadangan laba usaha mereka, bahkan mungkin pula dengan hasil penjualan berbutir-butir batu mulia yang mereka bawa pulang dari Dunia Timur.[47] Usaha dagang keluarga Polo terus berjalan, dan dalam waktu singkat Marco sudah menjadi seorang saudagar kaya. Marco dan pamannya, Maffeo Polo, memodali berbagai ekspedisi dagang, tetapi agaknya tidak pernah lagi jauh-jauh bepergian melewati batas-batas wilayah kedaulatan Republik Venesia, dan tidak pernah kembali menelusuri Jalur Sutra, menjelajahi belantara Asia.[48] Sebelum tahun 1300, ayah Marco, Niccolò Polo, wafat.[48] pada tahun 1300, Marco menikahi Donata Badoèr, anak perempuan Vitale Badoèr, seorang saudagar.[49] Mereka dikaruniai tiga orang anak perempuan, yakni Fantina (menikah dengan Marco Bragadin), Bellela (menikah dengan Bertuccio Querini), dan Moreta.[50][51]
Pietro d'Abano, filsuf sekaligus tabib dan ahli nujum di Padua, mengaku pernah berbincang dengan Marco Polo seputar hal-hal yang ia amati di cakrawala semasa bertualang dulu. Marco memberitahukan kepadanya bahwa dalam perjalanan pulang dari Laut Cina Selatan, ia melihat sebuah benda langit "serupa pundi-pundi" (bahasa Latin: ut sacco) berekor besar (bahasa Latin: magna habens caudam) yang ia perjelas lagi dengan gambar, mungkin saja sebuah komet. Para ahli falak sepakat tidak ada komet yang terlihat di langit Eropa pada penghujung tahun 1200, tetapi ada catatan-catatan tentang sebuah komet yang terlihat di Tiongkok dan Indonesia pada tahun 1293.[52] Menariknya, informasi ini justru tidak muncul di dalam Petualangan-Petualangan Marco Polo. Pietro D'Abano mengabadikan gambar yang dibuat Marco di dalam bukunya, Conciliator Differentiarum, quæ inter Philosophos et Medicos Versantur (Perukun Perbedaan-Perbedaan Pendapat di Antara Para Filsuf dan Para Tabib). Marco Polo juga memberitahukan berbagai hal lain yang ia amati di cakrawala Belahan Bumi Selatan dan penjabaran wujud badak sumatra yang termaktub di dalam Conciliator.[52]
Nama Marco Polo muncul di dalam sebuah dokumen Venesia dari tahun 1305, bersama nama-nama nakhoda lokal sehubungan dengan urusan pembayaran pajak.[27] Tidak jelas apakah ada kaitan antara Marco Polo sang petualang dengan orang bernama Marco Polo yang disebut-sebut terlibat kasus kerusuhan menentang pemerintah aristokratis pada tahun 1300 tetapi luput dari pidana mati, demikian pula dengan Marco Polo yang terlibat kasus-kasus kerusuhan tahun 1310 yang dipimpin Bajamonte Tiepolo dan Marco Querini, serta Marco Polo yang memberontak bersama-sama Jacobello dan Francesco Polo dari keluarga Polo cabang lain.[27] Nama Marco Polo kembali disebut secara jelas sesudah tahun 1305 di dalam surat wasiat Maffeo Polo yang dibuat antara tahun 1309 sampai 1310, di dalam selembar dokumen dari tahun 1319 yang mengukuhkan dirinya selaku pemilik sejumlah tanah yasan peninggalan mendiang ayahnya, dan di dalam selembar dokumen dari tahun 1321 selaku pembeli sebagian harta benda keluarga istrinya, Donata.[27]
Akhir hayat
Pada tahun 1323, Marco harus beristirahat di ranjang akibat sakit yang dideritanya.[53] Marco memasuki saat-saat sakratulmaut pada tanggal 8 Januari 1324, sekalipun para tabib sudah berusaha mengobati penyakitnya.[54] Untuk menulis dan mengesahkan surat wasiat Marco, keluarganya mendatangkan Giovanni Giustiniani, seorang padri dari San Procolo. Istrinya, Donata, beserta ketiga putrinya ia tetapkan menjadi pelaksana bersama.[54] Menurut hukum yang berlaku ketika itu, pihak Gereja berhak mendapat jatah dari tanah yasan yang diwariskannya. Marco mematuhi hukum tersebut bahkan mewasiatkan penyerahan sumbangan tambahan untuk rumah religius San Lorenzo, yang ia inginkan menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.[54] Ia juga membebaskan Pietro, bujang Tartar yang setia mengabdi kepadanya, mungkin sejak ia masih berkelana di Asia.[55] Marco mewariskan 100 lira kepada Pietro dalam mata uang dinar Venesia.[56]
Aset-aset selebihnya, termasuk sejumlah barang miliknya, ia bagi-bagikan kepada orang-orang tertentu, lembaga-lembaga keagamaan, dan setiap serikat usaha maupun serikat persaudaraan tempat ia terdaftar sebagai anggota.[54] Ia juga menghapus banyak piutang, antara lain pinjaman 300 lira kepada saudari iparnya, pinjaman kepada rumah religius San Giovanni, pinjaman kepada Gereja San Paulo dari Tarekat Pendakwah, dan pinjaman kepada seorang rohaniwan bernama Fra Benvenuto.[54] Ia mewasiatkan penyerahan 220 keping solidus kepada Giovanni Giustiniani sebagai balas jasanya selaku notaris dan atas doa-doanya.[57]
Surat wasiat tersebut tidak ditandatangani Marco, tetapi disahkan mengikuti kaidah signum manus yang berlaku ketika itu, yakni cukup dengan disentuh pewasiat saja surat wasiat sudah sah menurut hukum.[56][58] Tanggal kematian Marco tidak dapat ditetapkan secara pasti lantaran satu hari menurut hukum Venesia berakhir pada saat matahari terbenam, tetapi beberapa sarjana memperkirakan Marco Polo tutup usia dalam rentang waktu antara matahari terbenam pada tanggal 8 sampai matahari terbenam pada tanggal 9 Januari 1324.[59] Biblioteca Marciana, lembaga yang menyimpan salinan asli surat wasiatnya, menetapkan tanggal 9 Januari 1323 sebagai tanggal surat wasiat tersebut, dan memperkirakan Marco Polo tutup usia pada bulan Juni 1324.[58]
Petualangan-Petualangan Marco Polo
Versi otoritatif dari buku Marco Polo tidak ada dan mustahil ada, karena naskah-naskah awalnya memperlihatkan cukup banyak perbedaan antara satu sama lain, dan rekonstruksi karya tulis aslinya hanya dapat dilakukan lewat penerapan ilmu kritik teks. Sejauh yang sudah diketahui, ada 150 salinan buku Marco Polo dalam berbagai bahasa. Sebelum penemuan mesin cetak, kerap terjadi kekeliruan dalam proses penyalinan dan penerjemahan, sehingga muncul banyak perbedaan antara satu salinan dengan salinan lain.[60][61]
Marco menguraikan pengalaman-pengalamannya secara lisan kepada Rustichello da Pisa saat keduanya mendekam di penjara Republik Genova. Rustichello membukukan uraian-uraian tersebut dalam bahasa Prancis-Venesia dengan judul Devisement du Monde (Gambaran Dunia).[62] Mungkin mereka berniat menerbitkan semacam buku panduan bagi para saudagar, khususnya menyangkut bobot, ukuran, dan jarak tempuh.[63]
Naskah tertua yang masih lestari adalah naskah dalam bahasa Prancis Lama yang sarat dengan bumbu-bumbu bahasa Italia. Isi naskah ini dinamakan teks "F".[64] Menurut sarjana Italia, Luigi Foscolo Benedetto, teks "F" adalah teks dasar asli, yang ia koreksi sesudah membandingkannya dengan teks Italia yang agak lebih terperinci dari Giovanni Battista Ramusio dan sebuah naskah Latin yang tersimpan di Biblioteca Ambrosiana. Sumber-sumber awal lain yang juga penting adalah teks "R" (terjemahan ke dalam bahasa Italia yang dikerjakan Ramusio, cetak perdana tahun 1559) dan teks "Z" (sebuah naskah Latin dari abad ke-15, tersimpan di Toledo, Spanyol). Ada pula naskah tua lain dalam bahasa Prancis, yang dipertanggalkan sekitar tahun 1350, dan kini tersimpan di Perpustakaan Nasional Swedia.[65]
Iter Marci Pauli Veneti (Perjalanan Marco Polo Orang Venesia), salah satu naskah terawal, adalah hasil terjemahan ke dalam bahasa Latin yang dikerjakan Padri Dominikan Francesco Pipino pada tahun 1302, hanya beberapa tahun sesudah Marco bebas dan pulang ke Venesia. Karena ketika itu bahasa Latin merupakan bahasa kebudayaan yang otoritatif dan bahasa yang paling banyak digunakan di Eropa, diduga teks Rustichello diterjemahkan ke dalam bahasa Latin atas keinginan tarekat Dominikan, dan inilah faktor yang turut berjasa menyebarluaskannya ke seluruh Eropa.[19]
Terjemahan pertama ke dalam bahasa Inggris adalah versi bahasa Inggris zaman Ratu Elizabeth yang dikerjakan John Frampton dan diterbitkan tahun 1579 dengan judul The most noble and famous travels of Marco Polo, didasarkan atas terjemahan ke dalam bahasa Kastila (versi pertama dalam bahasa Kastila) yang dikerjakan Santaella dan diterbitkan pada tahun 1503.[66]
Edisi-edisi buku Marco yang diterbitkan dikerjakan dengan mengandalkan satu naskah saja, dengan memadukan beberapa versi, atau dengan menambahkan catatan penjelasan, misalnya di dalam edisi bahasa Inggris yang dikerjakan Henry Yule. Edisi bahasa Inggris terbitan tahun 1938 yang dikerjakan A. C. Moule dan Paul Pelliot didasarkan atas naskah Latin yang ditemukan di perpustakaan Gereja Katedral Toledo pada tahun 1932, dan 50% lebih panjang dibanding versi-versi lain.[67] Terjemahan populer yang keluaran penerbit Penguin Books pada tahun 1958 dikerjakan oleh R. E. Latham yang berusaha memadukan beberapa teks guna menghasilkan satu versi yang enak dibaca secara keseluruhan.[68]
Narasi
Buku Marco diawali dengan mukadimah yang meriwatkan perjalanan ayah dan pamannya ke Bolgar, kota kediaman Pangeran Berke Khan. Setahun kemudian, keduanya berangkat ke Ukek[69] lalu meneruskan perjalanan ke Bukhara. Di kota itu, seorang duta dari Syam mengundang mereka untuk bertatap muka dengan Kubilai Khan yang belum pernah melihat orang Eropa.[70] Pada tahun 1266, mereka sampai ke kota kediaman Kubilai Khan, Dadu (sekarang Beijing). Kubilai Khan menyambut keduanya dengan ramah-tamah dan menanyakan berbagai hal menyangkut sistem hukum dan politik Eropa.[71] Ia juga bertanya tentang Sri Paus dan Gereja di Roma.[72] Sesudah mendengar jawaban-jawaban mereka, Kubilai Khan menitipkan nawala yang ditujukan kepada Sri Paus, meminta 100 orang Kristen yang mahir dalam tujuh macam ilmu (tata bahasa, retorika, logika, geometri, aritmetika, musik, dan astronomi). Kubilai Khan juga meminta dikirimi duta yang membawa minyak dari lampu di Yerusalem.[73] Sede vacante yang berlarut-larut sepeninggal Paus Klemens IV pada tahun 1268 menghalangi kedua saudagar bersaudara itu untuk selekasnya memenuhi permintaan-permintaan Kubilai Khan. Mereka menuruti anjuran Theobald Visconti, utusan paus untuk negeri Mesir ketika itu, dan pulang ke Venesia pada tahun 1269 atau 1270 sembari menunggu terpilihnya paus baru, sehingga Marco berkesempatan berjumpa dengan ayahnya untuk pertama kalinya saat berumur lima atau enam belas tahun.[74]
Pada tahun 1271, Niccolò, Maffeo, dan Marco Polo berangkat meninggalkan Venesia dengan maksud memenuhi permintaan Kubilai Khan. Mereka berlayar ke bandar Akko, kemudian menempuh jalur darat dengan mengendarai unta ke bandar Hormuz di Persia. Mereka berniat untuk berlayar langsung ke Tiongkok, tetapi kapal-kapal di Hormuz tidak laik laut, oleh karena itu mereka memutuskan untuk menempuh jalan darat melalui Jalur Sutra sampai ke istana musim panas Kubilai Khan di Shangdu, dekat Zhangjiakou sekarang. Dalam perjalanan, mereka pernah bergabung dengan serombongan kafilah saudagar keliling yang kebetulan berpapasan dengan mereka. Malangnya, tidak lama kemudian kafilah dagang itu diserang segerombolan penyamun yang memanfaatkan badai pasir untuk menyamarkan pergerakan mereka. Niccolò, Maffeo, dan Marco Polo berhasil melawan dan meloloskan diri ke kota terdekat, tetapi banyak anggota kafilah dagang tewas terbunuh atau ditawan dan dijadikan budak belian.[75] Sesudah tiga setengah tahun meninggalkan Venesia, ketika Marco berumur kira-kira 21 tahun, mereka akhirnya berkesempatan menghadap Kubilai Khan di istananya.[29] Tanggal kedatangan mereka di Shangdu tidak diketahui, tetapi menurut estimasi para sarjana, mereka tiba antara tahun 1271 sampai 1275.[nb 1] Pada kesempatan itu, mereka mempersembahkan minyak suci dari Yerusalem dan surat-surat dari Sri Paus kepada Kubilai Khan.[28]
Marco sendiri menguasai empat bahasa, dan anggota-anggota keluarga Polo sudah mengumpulkan berbagai pengetahuan dan banyak pengalaman yang berguna bagi Kubilai Khan. Kemungkinan besar Marco diangkat Kubilai Khan menjadi pejabat negara,[29] karena ia mencatat berbagai lawatan kenegaraan ke provinsi-provinsi di kawasan selatan dan kawasan timur Tiongkok, ke daerah-daerah yang lebih jauh lagi di selatan, dan ke negeri Birma.[76] Mereka sangat dihormati dan memikat hati banyak orang di lingkungan istana bangsa Mongol, sehingga Kubilai Khan berulang kali menolak mengabulkan permohonan mereka untuk meninggalkan Tiongkok. Lama kelamaan mereka mulai khawatir tidak dapat pulang dengan selamat ke tanah air. Menurut hemat mereka, andaikata Kubilai Khan mangkat, musuh-musuhnya akan berbalik melawan mereka lantaran terlampau dekat dengan Kubilai Khan. Pada tahun 1292, cucu dari adik Kubilai Khan yang memerintah Persia ketika itu, mengirim perutusan ke Tiongkok untuk mencari calon permaisuri. Para utusan dari Persia meminta ketiga anggota keluarga Polo untuk menemani mereka, dan oleh karena itulah Niccolò, Maffeo, dan Marco Polo diizinkan mengantar calon permaisuri bersama para utusan tersebut ke Persia. Tahun itu juga mereka bertolak dari bandar Zaitun di kawasan selatan Tiongkok, dalam iring-iringan armada yang terdiri atas 14 jung. Armada berlayar ke bandar Singapura,[77] kemudian putar haluan ke utara menuju Sumatra,[78] memutari ujung selatan Anak Benua India,[79] dan akhirnya melintasi Laut Arab menuju bandar Hormuz. Pelayaran yang berlangsung selama dua tahun itu tidak luput dari berbagai marabahaya. Dari enam ratus penumpang (tidak termasuk awak kapal), hanya delapan belas orang (termasuk Niccolò, Maffeo, dan Marco Polo) yang berhasil selamat sampai tujuan.[80] Sesudah mendarat di bandar Hormuz, Niccolò, Maffeo, dan Marco Polo berpisah dengan rombongan pengantar calon permaisuri dan menempuh jalur darat menuju bandar Trebizon (sekarang Trabzon) di tepi Laut Hitam.[29]
Peran Rustichello
Sarjana Inggris Ronald Latham mengemukakan bahwa Pustaka Aneka Keajaiban yang ditulis antara tahun 1298–1299 itu sesungguhnya adalah hasil kolaborasi Marco Polo dengan seorang penulis roman profesional bernama Rustichello asal Pisa.[81] Diyakini bahwa Marco menguraikan pengalaman-pengalamannya secara lisan kepada Rustichello da Pisa saat keduanya mendekam di penjara Republik Genova. Rustichello menulis Devisement du Monde dalam bahasa Prancis-Venesia, yakni bahasa kebudayaan yang digunakan secara luas di kawasan utara Italia, antara kawasan lingkar subalpen dan kawasan hilir sungai Po, dari abad ke-13 sampai abad ke-15.[62][82]
Latham mengemukakan pula bahwa Rustichello mungkin saja memoles uraian-uraian Marco serta menambahkan unsur-unsur fantastis dan romantis yang membuat buku itu laris manis.[81] Sarjana Italia Luigi Foscolo Benedetto sebelumnya sudah mengemukakan bahwa buku tersebut ditulis dengan "gaya bertutur santai" yang merupakan ciri khas karya-karya tulis Rustichello, dan bahwasanya beberapa kalimat di dalamnya disalin mentah-mentah dari karya-karya tulis Rustichello lainnya, atau setidaknya cuma sedikit dimodifikasi. Sebagai contoh, kalimat "kepada sekalian kaisar dan raja, sekalian adipati dan adipati mancanegara" di dalam Pustaka Keajaiban Dunia disalin mentah-mentah dari sebuah roman bertema Raja Arthur yang ditulis Rustichello beberapa tahun sebelumnya, sementara uraian kedatangan anggota-anggota keluarga Polo di istana Kubilai Khan untuk kedua kalinya nyaris sama persis dengan uraian kedatangan Tristan di istana Raja Arthur di Camelot dalam roman yang sama.[83] Latham yakin bahwa banyak unsur di dalam buku tersebut, semisal legenda-legenda Timur Tengah dan kisah-kisah kejaiban eksotis, mungkin ditambahkan Rustichello dengan maksud menyajikan cerita-cerita yang lazimnya dinikmati sidang pembaca Eropa dari sebuah buku petualangan.[84]
Peran tarekat Dominikan
Tampaknya cerita petualangan Marco sedari awal sudah memancing berbagai macam reaksi, lantaran sebagian pihak meragukan kebenarannya. Padri Dominikan Francesco Pipino adalah penulis yang menerjemahkan buku Marco ke dalam bahasa Latin dengan judul Iter Marci Pauli Veneti pada tahun 1302, hanya beberapa tahun sesudah Marco bebas dan pulang ke Venesia. Francesco Pipino menjamin kebenaran cerita-cerita di dalam buku tersebut, dan menyifatkan Marco sebagai "orang yang cermat, terhormat, lagi dapat dipercaya".[85] Di dalam karya-karya tulisnya, bruder Dominikan Jacopo d'Acqui menjelaskan mengapa orang-orang sezamannya meragukan kebenaran isi buku Marco. Ia meriwayatkan pula bahwa sebelum tutup usia, Marco Polo menegaskan bahwa "dia baru menceritakan separuh dari segala sesuatu yang pernah ia saksikan dengan mata kepala sendiri".[85]
Menurut beberapa penelitian mutakhir yang dilakukan sarjana Italia Antonio Montefusco, keakraban yang dibina Marco Polo dengan para anggota tarekat Dominikan di Venesia memunculkan dugaan bahwa padri-padri Domikan di Venesia berkolaborasi dengan Marco untuk menghasilkan versi Latin dari bukunya, yakni menerjemahkan teks Rustichello ke dalam bahasa Latin atas keputusan tarekat.[19]
Karena pewartaan Injil kepada bangsa-bangsa asing adalah salah satu karya misi para padri Dominikan (bdk. peran para misionaris Dominikan di Tiongkok[86] dan Hindia[87]), tidaklah keliru untuk menduga bahwa mereka menganggap buku Marco sebagai sumber informasi andal yang berguna bagi misi-misi di Timur. Komunikasi-komunikasi diplomatik yang dijalin Paus Inosensius IV dan Paus Gregorius X dengan bangsa Mongol[88] mungkin sekali merupakan alasan lain yang melatarbelakangi keputusan tarekat Dominikan ini. Kala itu, peluang pembentukan aliansi Kristen-Mongol untuk melawan Islam sedang hangat-hangatnya diperbincangkan.[89] Bahkan faktanya, seorang utusan Mongol telah dibaptis dengan meriah pada penyelenggaraan Konsili Lyon II. Dalam konsili tersebut, Paus Gregorius X mempromulgasikan Perang Salib baru yang akan dimulai pada tahun 1278 bersama-sama bangsa Mongol.[90]
Keaslian dan kebenaran
Sejak diterbitkan, buku Marco sudah ditanggapi dengan sikap skeptis oleh sebagian pihak.[91] Pada Abad Pertengahan, ada pihak-pihak yang menganggap buku Marco sekadar sebuah roman atau fabel, lantaran uraian-uraian Marco tentang peradaban canggih di Tiongkok benar-benar berbeda dengan uraian-uraian yang lebih awal dari Giovanni da Pian del Carpine dan William dari Rubruck, yang menyifatkan bangsa Mongol sebagai orang-orang barbar yang terkesan hidup di 'alam lain'.[91] Pada abad-abad selanjutnya, berbagai pihak meragukan kebenaran narasi Marco Polo tentang petualangan-petualangannya di Tiongkok, misalnya karena Marco tidak bercerita apa-apa tentang Tembok Besar Tiongkok, dan khususnya karena banyak nama tempat yang disebutkannya sukar diidentifikasi[92] (kendati semenjak saat itu mayoritas nama tempat di dalam buku Marco sudah teridentifikasi).[93] Banyak pihak yang ragu kalau Marco benar-benar sudah mendatangi tempat-tempat yang ia ceritakan, dan berprasangka bahwa Marco sekadar menceritakan pengalaman-pengalaman ayah dan pamannya atau musafir-musafir lain seakan-akan pengalamannya sendiri, bahkan sebagian pihak ragu kalau Marco benar-benar sudah menjejakkan kakinya di negeri Tiongkok, dan jika dia memang pernah sampai ke Tiongkok, mungkin saja dia tidak pernah bepergian keluar kota Khanbaliq (Beijing).[92][94]
Marco Polo dan Indonesia
Beberapa nama tempat di Indonesia yang disebutkan dalam buku perjalanan Marco Polo, antara lain:
- Pulau Jawa Besar (pulau Jawa); diperkirakan sangat luas karena pantai selatannya tidak sempat dikunjungi oleh Marco Polo. Juga diceritakan mengenai ekspedisi penyerangan Kubilai Khan ke Jawa dan kegagalannya.
- Pulau-pulau Sondur dan Condur (belum jelas); diperkirakan merupakan pulau-pulau kecil di Laut Cina Selatan yang pernah digunakan sebagai patokan pelayaran.
- Pulau Pentam (pulau Bintan); disebutkan mengenai letak pulau ini dari selat Singapura
- Kota Malaiur (Melayu, atau Palembang?); diceritakan pula tentang raja-raja Melayu, diantaranya adalah Paramasura.
- Pulau Jawa Kecil (pulau Sumatra?); diperkirakan sebutan untuk Sumatra, karena ciri-ciri komoditas dan hewan (gajah, badak, elang hitam) yang disebutkannya.
- Kerajaan-kerajaan Ferlec (Perlak) dan Basman (Peusangan [95] -di daerah Bireuen sekarang-); diceritakan tentang beberapa kerajaan bertetangga dan keberadaan suku Battas (Batak) di pedalaman.
- Kerajaan-kerajaan Samara (Samudra) dan Dagroian (Pidie .[95]); disebutkan mengenai pohon kelapa (palem Melayu) dan legenda kanibalisme famili yang meninggal.
- Kerajaan-kerajaan Lambri (Lamuri) dan Fansur (Barus); disebutkan mengenai legenda manusia berbulu dan berekor (orangutan?), kapur barus, dan pohon rumbia.[95]
Catatan kaki
Referensi
- ^ Bergreen 2007, hlm. 340–42.
- ^ Stephen Feinstein; (2009) Marco Polo: Amazing Adventures in China (Great Explorers of the World) hlm. 23-24; Enslow Pub Inc, ISBN 1-59845-103-0
- ^ John H. Stubbs, Robert G. Thomson; Architectural Conservation in Asia: National Experiences and Practice hlm. 30; Routledge, ISBN 1-138-92610-8
- ^ Benedetto, Luigi Foscolo (1965). "Marco Polo, Il Milione". Istituto Geografico DeAgostini (dalam bahasa Italia).
- ^ a b Rongguang Zhao, Gangliu Wang, Aimee Yiran Wang. A History Of Food Culture In China. hlm. 94.
- ^ a b Christopher Kleinhenz. Routledge Revivals: Medieval Italy (2004): An Encyclopedia – Volume II, Volume 2. hlm. 923.
- ^ a b c "Marco Polo". Worldatlas.com. WorldAtlas.com.
- ^ Robin Brown (2008). Marco Polo: Journey to the End of the Earth. Sutton.
- ^ Landström 1967, hlm. 27
- ^ "Marco Polo | Biography, Travels, & Influence". Encyclopedia Britannica.
- ^ William Tait, Christian Isobel Johnstone (1843), "A Popular History of British India, Commercial Intercourse with China, and the Insular Possessions of England in the Eastern Seas", Tait's Edinburgh Magazine, vol. 10, hlm. 131
- ^ Hinds, Kathryn (2002), Venice and Its Merchant Empire, New York
- ^ Polo, Marco. The Travels of Marco Polo. Diterjemahkan oleh Henry Yule. Disunting dan ditambahi penjelasan oleh Henri Cordier. John Murray: London, 1920.
- ^ Bergreen 2007, hlm. 25 (online copy hlm. 24–25)
- ^ Polo, Marco; Lazari, Vincenzio; Pasini, Lodovico (July 13, 1847). "I viaggi di Marco Polo Veneziano". Venezia [Tipi di P. Naratovich] – via Internet Archive.
- ^ Peklić, Ivan (2011). "Marko Polo – Svjetski Putnik" [Marco Polo – The World Traveler]. Metodički Ogledi (dalam bahasa Kroasia). 17 (1–2): 50.
Tempat lahir Marco Polo tidak tercantum di dalam arsip-arsip, tetapi diduga para leluhurnya berasal dari Dalmasia. Ada banyak diskusi ilmiah terkait topik ini, Di dalam diskusi-diskusi tersebut, tempat-tempat yang disebut sebagai tempat lahirnya adalah Korčula, Venesia, atau Konstantinopel...
- ^ Puljiz-Šostik 2015, hlm. 5–16.
- ^ Bettinelli, Giuseppe (1780). Dizionario Storico-Portatile Di Tutte Le Venete Patrizie Famiglie [Historical Dictionary Of All-Portable Venetian Patrician Families] (dalam bahasa Italia). Venice. hlm. 126.
Vennero dalla Dalmazia
- ^ a b c "Un nuovo tassello della vita di Marco Polo: inedito ritrovato all'Archivio". Università Ca' Foscari Venezia.
- ^ Giovan Battista Ramusion, Delle navigationi et viaggi Vol. II, Giunti, Venezia, 1574.
- ^ Marco Polo, Il Milione, Istituto Geografico DeAgostini, 1965, hlm. 22
- ^ Benedetto, L. F.: Marco Polo, il Milione, Firenze, 1928, dalam Marco Polo, Il Milione, Istituto Geografico DeAgostini, 1965, hlm. 22
- ^ ... volendosi ravvisare nella parola "Milione" la forma ridotta di un diminutivo arcaico "Emilione" che pare sia servito a meglio identificare il nostro Marco distinguendolo per tal modo da tutti i numerosi Marchi della sua famiglia. (Ranieri Allulli, MARCO POLO E IL LIBRO DELLE MERAVIGLIE – Dialogo in tre tempi del giornalista Qualunquelli Junior e dell'astrologo Barbaverde, Milano, Mondadori, 1954, hlm. 26)
- ^ a b Bergreen 2007, hlm. 25.
- ^ a b Rugoff, Milton (2015). Marco Polo. New Word City. ISBN 978-1-61230-838-8.
- ^ Noule&Pelliot 1938, hlm. 15–16.
- ^ a b c d e Pavešković, Anđelko (1998). "Putopisac Marko Polo" [Travel writer Marco Polo]. Godišnjak Poljičkog Dekanata "Poljica" (23): 38–66.
- ^ a b c d Britannica 2002, hlm. 571
- ^ a b c d e f g h i j Parker 2004, hlm. 648–49
- ^ Italiani nel sistema solare di Michele T. Mazzucato
- ^ Yule & Cordier 1923, ch.1–9
- ^ Zorzi, Alvise, Vita di Marco Polo veneziano, Rusconi Editore, 1982
- ^ a b Bergreen 2007, hlm. 36.
- ^ Puljiz-Šostik 2015, hlm. 24.
- ^ Bergreen 2007, hlm. 37.
- ^ "GREGORIO X, beato in "Enciclopedia dei Papi"". www.treccani.it.
- ^ a b c "Marco Polo". Total History. November 29, 2013.
- ^ Zannos, Susan (March 2005). The Life and Times of Marco Polo. Mitchell Lane Publishers. ISBN 978-1-61228-907-6.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaIgor
- ^ Nicol 1992, hlm. 219
- ^ Yule, The Travels of Marco Polo, London, 1870: reprinted by Dover, New York, 1983.
- ^ Menurut Padri Jacopo d'Aqui, Chronica mundi libri imaginis
- ^ Puljiz-Šostik 2015, hlm. 28–36.
- ^ Polo, Marco; Latham, Ronald (penerjemah) (1958). The Travels of Marco Polo, hlm. 16. New York: Penguin Books. ISBN 0-14-044057-7.
- ^ Puljiz-Šostik 2015, hlm. 8, 12, 28–36.
- ^ Bram 1983
- ^ a b Bergreen 2007, hlm. 332.
- ^ a b Bergreen 2007, hlm. 333.
- ^ Bergreen 2007, hlm. 332–33.
- ^ Bergreen 2007, hlm. 333, 338.
- ^ Power 2007, hlm. 87
- ^ a b "Jensen, Jørgen. "The World's most diligent observer." Asiatische Studien 51.3 (1997): 719–728" (PDF).
- ^ Bergreen 2007, hlm. 339.
- ^ a b c d e Bergreen 2007, hlm. 340.
- ^ Britannica 2002, hlm. 573
- ^ a b Bergreen 2007, hlm. 341.
- ^ Bergreen 2007, hlm. 340–41.
- ^ a b Biblioteca Marciana, lembaga yang menyimpan salinan asli surat wasiat Marco Polo. Venezia.sbn.it
- ^ Bergreen 2007, hlm. 342.
- ^ Kellogg 2001.
- ^ Edwards, hlm. 1
- ^ a b Maria Bellonci, "Nota introduttiva", Il Milione di Marco Polo, Milano, Oscar Mondadori, 2003, hlm. XI
- ^ Larner John, Marco Polo and the discovery of the world, Yale University Press, 1999, ISBN 0-300-07971-0 hlmn. 68–87.
- ^ Bibliothèque Nationale MS. français 1116. Untuk keterangan yang lebih mendetail, baca, A. C. Moule & Paul Pelliot, Marco Polo: The Description of the World (London, 1938), hlm.41.
- ^ Polo, Marco (1350). "The Travels of Marco Polo – World Digital Library" (dalam bahasa Prancis Kuno). Diakses tanggal 25 November 2014.
- ^ "The most noble and famous travels of Marco Polo, together with the travels of Nicoláo de' Conti". archive.org. Diterjemahkan oleh John Frampton (edisi ke-2). 1937.
- ^ Bergreen 2007, hlm. 367–68
- ^ The Travels of Marco Polo. (Harmondsworth, Middlesex; New York: Penguin Books, Penguin Classics, 1958; rpr. 1982 dll.) ISBN 0-14-044057-7.
- ^ Yule & Cordier 1923, ch. 2
- ^ Yule & Cordier 1923, ch. 3
- ^ Yule & Cordier 1923, ch. 5
- ^ Yule & Cordier 1923, ch. 6
- ^ Yule & Cordier 1923, ch. 7
- ^ Yule & Cordier 1923, ch. 9
- ^ Zelenyj, Alexander, Marco Polo: Overland to China, Crabtree Publishing Company (2005) Bab: Along the Silk Road. ISBN 978-0-7787-2453-7
- ^ W. Marsden (2004), Thomas Wright, ed., The Travels of Marco Polo, The Venetian (1298) (PDF), diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 19 Februari 2009, diakses tanggal 21 Februari 2013
- ^ Yule & Cordier 1923, hlm. 281, vol. 3 ch. 8
- ^ Yule & Cordier 1923, hlm. 286, vol. 3 ch. 9
- ^ Yule & Cordier 1923, hlm. 373, vol. 3 ch. 21
- ^ Boyle, J.A. (1971). Marco Polo and his Description of the World. History Today. Vol. 21, No. 11. Historyoftoday.com
- ^ a b Latham, Ronald "Introduction" hlmn. 7–20 dari The Travels of Marco Polo, London: Folio Society, 1958 hlm. 11.
- ^ "Frammento del "Milione" di Marco Polo – RIALFrI".
- ^ Latham, Ronald "Introduction" hlmn. 7–20 dari The Travels of Marco Polo, London: Folio Society, 1958 hlmn. 11–12.
- ^ Latham, Ronald "Introduction" hlm. 7–20 dari The Travels of Marco Polo, London: Folio Society, 1958 hlm. 12.
- ^ a b [Rinaldo Fulin, Archivio Veneto, 1924, hlm. 255]
- ^ Alexandre, Natalis (July 13, 1699). "Apologia de'padri domenicani missionarii della China, o pvro risposta al libro del P. Le Tellier ... intitolato "difesa de nuovi Cristiani" ..." Heredi di Cornelio d'Egmond – via Google Books.
- ^ "Galleria de'Sommi Pontefici, patriarchi, arcivescovi, e vescovi dell'ordine de'Predicatori. Divisata con cinque cronologie. Tomo primo 2.. Pubblicato ... da Fr. Gio. Michele Cavalieri da Bergamo, maestro nella sagra teologia dello stesso Ordine, ... Con un catalogo de'cardinali Domenicani, e con cinque indici copiosissimi ... ne : Giovanni Michele m. 1701 Cavalieri : Free Download, Borrow, and Streaming". Internet Archive. 1696.
- ^ Peter Jackson, The Mongols and the West: 1221–1410 (New York: Routledge 2014), khususnya hlmn. 167–196. B. Roberg, "Die Tartaren auf dem 2. Konzil von Lyon 1274," Annuarium historiae conciliarum 5 (1973), 241–302.
- ^ Jean Richard, Histoire des Croisades (Paris: Fayard 1996), hlm. 465
- ^ "1274: Promulgation of a Crusade, in liaison with the Mongols", Jean Richard, "Histoire des Croisades", hlm.502/French, hlm. 487/English
- ^ a b Na Chang. "Marco Polo Was in China: New Evidence from Currencies, Salts and Revenues". Reviews in History.
- ^ a b Haw, Stephen G. (2006). Marco Polo's China: A Venetian in the Realm of Khubilai Khan. Routledge. hlm. 1. ISBN 978-1-134-27542-7.
- ^ Haw, Stephen G. (2006). Marco Polo's China: A Venetian in the Realm of Khubilai Khan. Routledge. hlm. 83–123. ISBN 978-1-134-27542-7.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamahaeger
- ^ a b c Reid, Anthony (Penyusun)(2010)"Sumatra Tempo Doeloe, dari Marco Polo sampai Tan Malaka". Komunitas Bambu
Pranala luar
- Marco Polo di Curlie (dari DMOZ)
- Marco Polo on IMDb
- Rumah Marco Polo di Venesia, dekat Gereja San Giovanni Grisostomo
- National Geographic Marco Polo: Journey from Venice to China
- Karya Marco Polo di Project Gutenberg
- Karya oleh/tentang Marco Polo di Internet Archive (pencarian dioptimalkan untuk situs non-Beta)
- Karya Marco Polo di LibriVox (buku suara domain umum)
- Marco Polo’s Orient Film tentang kebudayaan bendawi dari tempat-tempat di sepanjang rute perjalanan Marko Polo dengan memanfaatkan benda-benda koleksi Glasgow Museums
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "nb", tapi tidak ditemukan tag <references group="nb"/>
yang berkaitan