Pop koplo
Pop koplo adalah sub genre musik pop Jawa yang merupakan gabungan dari aliran musik asli dengan musik rakyat-tradisional Jawa, Dangdut koplo. Pop koplo secara signifikan muncul pada tahun 2010-an di wilayah Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Ditinjau dari perkembangannya, musik Pop koplo mencapai masa awal popularitasnya pada kurun tahun 2019 dan 2020.
Pop koplo | |
---|---|
Sumber aliran | |
Sumber kebudayaan | 2010-an |
Alat musik yang biasa digunakan | |
Genre campuran (fusion) | |
Topik lainnya | |
Musik dari Indonesia | ||||||||
Jenis | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bentuk khusus | ||||||||
|
||||||||
Media dan pertunjukan | ||||||||
|
||||||||
Musik nasional | ||||||||
|
||||||||
Musik daerah | ||||||||
|
||||||||
Awal mula
Pada era tahun 2010-an, musik Pop Jawa dan Dangdut koplo memperoleh popularitas di Pulau Jawa khususnya di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Musik Pop koplo sendiri tercipta atas inisiatif musisi-musisi Jawa yang menggabungkan aliran musik Pop Jawa (musik Pop berbahasa Jawa) dengan musik rakyat-tradisional Jawa, Dangdut koplo.
Musik Pop koplo merupakan mutasi dari musik Pop Jawa yang bertambah kental irama tradisionalnya dengan ditambah oleh masuknya unsur seni musik kendang dan ketipung. Pop koplo cenderung mirip dengan Jaranan dangdut, namun instrumen musik kendang dan ketipung dalam Pop koplo tidak terlalu mendominasi layaknya Jaranan dangdut yang cenderung mendominasi dalam penampilannya.[1]
Perkembangan
Pada awal perkembangannya, musik Pop koplo sejatinya merupakan turunan dari musik Dangdut koplo itu sendiri. Dalam penciptaannya, Pop koplo diperkenalkan oleh penyanyi dangdut populer pada masanya, seperti Via Vallen dan lain-lain. Lagu hit Via Vallen "Sayang" secara khas menggunakan elemen reggaeton dan rap dengan ketukan gendang koplo yang dimainkan hanya selama chorus dan bridge, membatasi sensibilitas pop generik generasi muda.
Pada kurun tahun 2019 dan 2020, Pop koplo kembali meraih popularitas dengan masuknya gelombang baru dan terciptanya aliran musik Pop koplo yang lebih fleksibel untuk masyarakat Jawa, khusunya Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. Pop koplo gelombang baru lebih mengutamakan lirik bahasa Jawa dan instrumen musik kendang dan ketipung sedikit lebih ditonjolkan daripada Pop koplo di era awal penciptaan.
Pop koplo gelombang baru secara khas dipelopori oleh musisi-musisi Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur-an yang menampilkan lagu berlirik bahasa Jawa dengan nuansa sedih pada kisah percintaan. Didi Kempot dianggap sebagai pelopor musik Pop koplo melalui singel terbarunya yang menggunakan instrumen yang berbeda dari singel-singel sebelumnya. Happy Asmara dengan "Tak Ikhlasno", Denny Caknan dengan "Kartonyono Medot Janji", ILUX dengan "Mundur Alon-alon", Ndarboy Genk dengan "Balungan Kere", dan Guyon Waton dengan "Menepi" juga dianggap sebagai generasi pelopor Pop koplo gelombang baru yang secara serempak merilis karya mereka di kurun 2019 hingga 2020.
Tahun 2019 hingga 2020 dianggap sebagai era keemasan bagi musik Pop koplo di Indonesia. Didi Kempot menjadi salah satu musisi paling sukses, dalam penampilannya kebanyakan menampilkan lagu berkisah tentang kesedihan dalam hubungan percintaan dengan menggunakan instrumen Pop koplo yang khas. Kesuksesan Didi Kempot menandai awal penamaan di mana lagu Pop koplo yang berkisah tentang kesedihan dalam percintaan sebagai musik 'Ambyar'.
Dalam budaya populer
Kesuksesan Didi Kempot dalam penampilan Pop koplo menarik atensi publik yang besar. Pada puncak kesuksesannya, Didi Kempot banyak diminati oleh kalangan muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai "Sad Boys" dan "Sad Girls" yang tergabung dalam komunitas Sobat Ambyar dan mendaulat Didi Kempot sebagai "Godfather of Broken Heart" dengan panggilan "Lord Didi". Julukan tersebut berawal dari beberapa lagu-lagu Didi Kempot yang menceritakan tentang kesedihan dan kisah patah hati.
Masyarakat menganggap penampilan Didi Kempot dalam membawakan lagu Pop koplo membuat musisi-musisi Jawa lainnya terinspirasi oleh gaya dalam bermusiknya. Happy Asmara menjadi salah satu musisi wanita yang mempunyai sedikit pengaruh Didi Kempot dalam gaya bermusiknya. Dia menjadi salah satu musisi wanita paling sukses dalam menampilkan Pop koplo, pasalnya hampir seluruh singelnya bergenre Pop koplo dan hampir seluruhnya juga menjadi hit, video musiknya juga menjadi populer di YouTube. Publik menjulukinya sebagai "The Queen of Ambyar" atau "The Queen of Broken Heart".
- ^ "Musik Dangdut : sejarah sosial dan musik popular Indoesia". Musik Dangdut : sejarah sosial dan musik popular Indoesia (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-30. Diakses tanggal 29 Maret 2017.