Swiss

negara di Eropa Tengah
Revisi sejak 1 Agustus 2009 10.45 oleh Almabot (bicara | kontrib) (bot Mengubah: nah:Suiza - Suizitlān)
Schweizerische Eidgenossenschaft
Confédération suisse
Confederazione Svizzera
Confederziun Svizra
Confoederatio Helvetica
Bendera Swiss Lambang Swiss
(Bendera Swiss) (Lambang Swiss)
Motto: Unus pro omnibus, omnes pro uno
(Bahasa Indonesia: Satu untuk semua, semua untuk satu)
Lokasi Swiss
Bahasa resmi Bahasa Jerman, Perancis, Italia, Romansch
Ibukota Bern
Kota terbesar Zürich
Dewan Federal

Moritz Leuenberger
Pascal Couchepin
Micheline Calmy-Rey
Hans-Rudolf Merz (Presiden 2009)
Doris Leuthard (Wakil Presiden 2009)
Eveline Widmer-Schlumpf
Ueli Maurer

Kanselir Federal Corina Casanova
Wilayah
 - Total
 - % air
Urutan ke-132
41.285 km²
4,2 %
Penduduk
 - Total (2006)
 - Kepadatan
Urutan ke-92
7.479.700
179/km²
PDB (2003)
 - Total
 - Total
 - PDB/kapita
 - PDB/kapita

US$233 miliar (35) (PPP)
$309 miliar (17) (nominal)
$30.186 (8) (PPP)
$42.138 (3) (nominal)
Kemerdekaan
 - Deklarasi
 - Diakui
Negara federal
Piagam Federal
1 Agustus 1291
24 Oktober 1648
1848
Mata uang Franc Swiss (CHF)
Zona waktu
 - dalam musim panas
CET (UTC+1)
CEST (UTC+2)
Lagu kebangsaan Mazmur Swiss
TLD .ch
Kode telepon +41

Konfederasi Swiss (Schweiz, Suisse, Svizzera, Svizra) atau dalam bahasa Latin Confoederatio Helvetica, adalah sebuah negara federal berisi 26 canton di Eropa Tengah yang berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, Liechtenstein dan Austria. Swiss adalah negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari Pegunungan Alpen. Swiss dikenal sebagai negara netral namun tetap memiliki kerjasama internasional yang kuat.

Swiss terbagi atas 26 kanton, enam daripadanya kadang-kadang dianggap sebagai "separuh kanton" karena berawal dari pemisahan tiga kanton dan dampaknya hanya ada satu wakil dalam Dewan Negara. Ibukota negara ini adalah Bern. Kota-kota penting lainnya adalah Zurich, kota terbesar di Swiss (yang dinobatkan sebagai kota yang memiliki kualitas hidup terbaik di dunia pada tahun 2006[1] dan 2007[2].), dan Jenewa, yang menjadi lokasi berbagai badan internasional seperti PBB, WHO, ILO, dan UNHCR.

Swiss berbatasan dengan Jerman, Perancis, Italia, Austria dan kerajaan kecil Liechtenstein. Masyarakat Swiss menuturkan banyak bahasa dan terdapat empat bahasa resmi, iaitu bahasa Jerman, Perancis, Italia dan bahasa Romansh yang kurang populer.

Swiss kaya dengan sejarah sebagai sebuah negara yang netral tanpa memandang masa perang atau damai (dan tidak pernah terlibat dalam perang terhadap pemerintahan asing sejak tahun 1815). Oleh karena itu, Swiaa dijadikan tuan rumah pelbagai organisasi internasional seperti PBB yang, meskipun markas besarnya ada di New York City, namun banyak mendirikan kantor di Swiss.

Nama Swiss dalam bahasa Latin, Confoederatio Helvetica yang berarti Konfederasi Helvetika, dipilih untuk menghindari pemilihan salah satu dari keempat bahasa resmi Swiss (bahasa Jerman, Perancis, Italia, dan Romansh). TLD negaranya, .ch, juga diambil dari nama ini. Dari ke-26 kantonnya, 17 berbahasa Swiss-Jerman, 4 Swiss-Romande/Prancis, 1 Italia, 3 bilingual Jerman-Prancis dan 1 trilingual.

Sebutan-sebutan yang sering dipakai untuk menyebut pada Swiss dalam bahasa Perancis (Confédération suisse), bahasa Italia (Confederazione Svizzera) dan bahasa Romansh (Confederaziun svizra) diterjemahkan sebagai "Konfederasi Swiss"). Schweizerische Eidgenossenschaft merupakan istilah bahasa Jermannya yang terdapat pada dokumen resmi. Nama Latinnya "Confœderatio Helvetica" (Konfederasi Helvwtia) dan TLD negaranya "ch" untuk internet dan plat mobil berkaitan dengan Helvetii, suku Keltik kuno yang pernah menduduki pegunungan Alpen. Swiss menandai 1 Agustus 1291 sebagai hari kemerdekaannya; mengikut sejarah negara ini yang awalnya merupakan suatu negara gabungan, kemudian menjadi persekutuan sejak tahun 1848. 1 Agustus dijadikan cuti umum yang mana bank dan kantor pos serta juga kantor administrasi umum ditutup.

Sistem pemerintahannya sangat bagus, benar-benar mencerminkan dan menyerap keanekaragaman penduduknya. Sebagai negara federal, demokrasinya bersifat "langsung", tapi diwakili oleh Majelis Federal. Parlemen ini memilih tujuh orang untuk menjadi "pemerintah". Ketujuhnya berstatus menteri, mengepalai departemen, dan salah satunya menjadi presiden selama satu tahun secara bergiliran. Presiden digilir setiap tahun!

Geografi

Sejarah

Sejarah awal

lihat: Sejarah Pegunungan Alpen, Alemannia, Burgundia Hulu

Suku pertama yang diketahui di daerah ini adalah anggota budaya Hallstatt dan La Tène. Budaya La Tene tumbuh dan berkembang selama Abad Besi akhir dari sekitar tahun 450 SM, kemungkinan dengan beberapa pengaruh dari peradaban Yunani dan Etruska. Salah satu kelompok suku terpenting di kawasan Swiss adalah Helvetii. Pada tahun 15 SM, Tiberius I, yang akan dicalonkan sebagai Kaisar Romawi yang ke-2, dan saudaranya Drusus, menaklukkan Pegunungan Alpen, menggabungkan mereka ke Kekaisaran Romawi. Daerah yang dihuni oleh suku Helvetii – yang kemudian menurunkan nama Confoederatio Helvetica – awalnya menjadi bagian Provinsi Gallia Belgica Romawi dan kemudian ke Germania Superior, sementara bagian timur Swiss modern digabungkan ke Provinsi Raetia.

Di Abad Pertengahan Awal, dari abad ke-4, perpanjangan arah barat Swiss modern menjadi wilayah Raja Burgundia. Suku Alemani menempati dataran tinggi Swiss pada abad ke-5 dan lembah Alpen pada abad ke-8, membentuk Alemania. Swiss modern kemudian terbagi antara Kerajaan Alemannia dan Burgundia. Keseluruhan kawasan itu menjadi bagian Kekaisaran Frankia di abad ke-6, menyusul kemenangan Chlodwig I atas Alemanni di Tolbiac pada tahun 504, dan kemudian bangsa Frankia mendominasi Burgundia.

Dari tahun 561, Raja Guntram dari Merovingia, cucu Chlodwig I, mewarisi Kerajaan Burgundia Frankia, yang membentang dari barat hampir sejauh Sungai Rhein. Di timurnya, suku Alamanni diperintah di bawah kadipaten nominal di Frankia, karena bangsa Frankia mengisi kekosongan akibat menurunnya pencapaian Bizantium Romawi ke barat. Dari masa ini, bangsa Frankia sedang mulai membentuk watak tritunggal yang akan mencirikan sisa sejarahnya. Daerah ini secara lebih lanjut terbagi atas Neustria di barat (yang hanya disebut sebagai Frankia pada masa itu; nama Neustria tidak muncul dalam tulisan hingga 80 tahun kemudian), Austrasia di timur laut dan Burgundia.

Sepanjang sisa abad ke-6 dan awal abad ke-7, kawasan Swiss berada di bawah hegemoni Frankia, dengan bangsa Frankia yang banyak diselimuti dengan perselisihan tentang masalah suksesi di antara sub-kerajaan Frankia (yang para rajanya masih bertalian darah). Pada tahun 632, menyusul kematian Chlothar II, seluruh wilayah Frankia dipersatukan dalam masa yang singkat di bawah Dagobert I, yang disebutkan sebagai raja terakhir Merovingia yang bisa melaksanakan tugas kerajaan. Di bawah Dagobert I, Austrasia beragitasi untuk pemerintahan sendiri sebagai alat menghadapi pengaruh Neustria, yang mendominasi mahkamah kerajaan. Dagobert dipaksa oleh aristokrat Austrasia yang kuat untuk mengangkat anaknya yang masih bayi, Sigibert III, sebagai raja bawahan Austrasia pada tahun 633. Kelemahan pemerintahan baru itu menjadi nyata, dan memimpin mereka yang ditundukkan oleh bangsa Frankia yang mempertimbangkan untung-rugi pemberontakan. Setelah Sigibert III menderita kekalahan militer di tangan Radulf, Raja Thüringen pada tahun 640, suku Alemani juga memberontak terhadap kekuasaan Frankia. Masa kemerdekaan Allemani berikutnya berlangsung kurang-lebih hingga pertengahan abad ke-8.

Wali Istana telah diangkat oleh Raja Frankia sebagai pejabat pengadilan sejak awal abad ke-7 untuk bertindak sebagai penengah antara raja dan rakyat. Namun, menyusul kematian Dagobert I pada tahun 639, dengan pewaris mahkota yang masih balita di Neustria (Chlodwig II—berusia 2 tahun) dan Austrasia (Sigibert III—berusia sekitar 4 tahun), para pejabat tersebut mendapatkan kekuasaan yang lebih besar, akhirnya mengakhiri kekuasaan penguasa Merovingia, dan mengambil alih tahta Frankia sendiri. Langkah pertama diambil oleh Wali Istana Austrasia, Grimoald I, yang meyakinkan Sigibert III yang tak beranak untuk mengadopsi puteranya sendiri Childebert si Anak Pungut sebagai pewaris tahta.

Di saat yang sama di istana Neustria, Wali Istana Erchinoald, dan penggantinya, Ebroin, juga bertambah kekuasaannya di belakang Chlodwig II, dan penggantinya Chlothar III. Ebroin mempersatukan kembali Kerajaan Frankia dengan mengalahkan dan mendepak Childebert (dan Grimoald) dari Austrasia pada tahun 661.

Putera bungsu Chlothar III, Childerich II ditabalkan sebagai Raja Austrasia, dan bersama-sama mereka memerintah negeri. Ketika Chlothar III meninggal pada tahun 673, Childerich II menjadi raja seluruh negeri, berkuasa dari Austrasia, hingga saat ia dibunuh 2 tahun kemudian oleh anggota elit Neustria. Setelah kematiannya, Theuderich III, puteranda Chlodwig II, naik tahta, berkuasa dari Neustria. Ia dan wali istananya Berchar, menyatakan perang atas Austrasia, yang dikuasai oleh Dagobert II, puteranda Sigibert III, dan Pippin dari Heristal (Pippin II), Wali Austrasia. Theuderich and Berchar dikalahkan oleh Pippin dalam Pertempuran Tertry (687), yang setelah itu Pippin diangkat sebagai satu-satunya Wali segenap bangsa Frankia, menyatakan diri sebagai Adipati dan Pangeran segenap bangsa Frankia. Pippin adalah hasil perkawinan 2 wangsa yang kuat; Wangsa Pippin dan Arnulf. Kemenangannya di Tertry menandai akhir kekuasaan Merovingia.

Pippin kembali merasakan kemenangan militer dalam kampanye membawa kembali bangsa Frisia di pesisir utara Eropa kembali ke kontrol bangsa Frankia. Antara tahun 709-712, ia berperang dalam kampanye serupa terhadap Alemanni, termasuk yang di perbatasan Swiss sekarang, dan berhasil mendudukkan lagi penguasa Frankia, yang pertama sejak pemberontakan Alemanni pada tahun 640. Namun, kendali bangsa Frankia atasnya dan daerah sekitar lainnya hilang ketika perang perebutan tahta di antara bangsa Frankia meletus menyusul kematian Pippin di tahun 714.

Perang tersebut merupakan kelanjutan dari persaingan Neustria-Austrasia yang tak berakhir. Putera Pippin yang lahir di luar nikah, Karl Martell (anak dari kekasih Pippin Chalpaida), telah dinyatakan sebagai Walikota Austrasia oleh bangsawan Austrasia bertentangan dengan janda Pippin, Plektrudis, yang lebih memilih cucundanya Theudoald yang berusia 8 tahun, untuk diangkat. Neustria menyerang Austrasia di bawah Chilperich II yang telah diangkat oleh rakyat Neustria tanpa persetujuan bangsa Frankia lainnya. Titik balik perang terjadi di Pertempuran Ambleve, ketika Karl Martell mengalahkan pasukan bangunan Neustria dan Frisia di bawah Chilperich II dan Walikota Raganfrid dengan menggunakan siasat yang jitu dan tak biasa. Karl menghantam ketika pasukan Neustria sedang berbaris pulang setelah kemenangan di Köln atas Plektrudis dan anaknya Theudoald.

Dari tahun 717, Karl telah menegaskan keunggulannya, dengan kemenangan atas Neustia dalam Pertempuran Vincy, kemudian mengawali kekuasaan Karolingia atas Kekaisaran Frankia.

Setelah tahun 718, Karl, yang merupakan komandan yang ulung, memulai serangkaian perang untuk memperkuat dominasi bangsa Frankia atas Eropa Barat, yang termasuk membawa kembali bangsa Alemannia ke bawah hegemoni bangsa Frankia, dan malah, pada tahun 720-an, memaksa beberapa unsur Alemannia ikut serta dalam perangnya terhadap tetangga mereka di timur, Bayern.

Namun, Alemania tetap gelisah, dengan Adipati Lantfrid di akhir 720-an, mengungkapkan kemerdekaan dengan mengeluarkan revisi hukum bangsa Alemania. Karl menyerang lagi pada tahun 730 dan menaklukkan bangsa Alemania dengan senjata.

Karl mungkin banyak dikenal karena menghentikan gerak maju bangsa Arab ke Eropa Barat dalam Pertempuran Tours pada tahun 732.

Ketika Karl meninggal pada tahun 741, dominion atas Frankia terbagi antara kedua puterandanya dari pernikahan pertama, yakni Pippin si Cebol dan Karlmann. Karlmann diberikan Austrasia, Alemania dan Thüringen, sementara Pippin mengambil kendali atas Neustria, Provence dan Burgundia (termasuk Swiss Barat sekarang).

Dari tahun 743, Karlmann bersumpah untuk menegakkan kendali yang lebih besar atas Alemania, dan akhirnya mengakibatkan penangkapan, penahanan, dan eksekusi beberapa ribu bangsawan Alemani dalam pengadilan berdarah di Cannstatt, 746.

Karlmann mundur ke biara pada tahun 747, meninggalkan Pippin mendapatkan tahta Frankia (setelah pemungutan suara di kalangan bangsawan) pada tahun 751. Lebih lanjut, Pippin memperkuat kedudukannya dengan membentuk sebuah persekutuan, pada tahun 754, dengan Paus Stefanus II, yang kemudian sepenuhnya datang ke Paris untuk memberikan upacara perminyakan suci atasnya sebagai raja di Basilika St. Denis. Pada gilirannya, Pippin menundukkan Lombardia dan memberi sumbangan untuk Keeksarkaan Ravenna dan menduduki daerah sekitar Roma untuk gereja. Ini merupakan titik balik dalam sejarah Gereja Katolik Roma dan Eropa Barat, karena kemudian memberi pertanda pada peristiwa di bawah Charlemagne yang menuju pembentukan Kekaisaran Romawi Suci. Dinyatakan bahwa Paus Stefanus II menangguhkan Sumbangan Konstantinus yang dipalsukan selama perundingannya dengan Pippin. Sumbangan itu merupakan titah kekaisaran yang dipalsukan untuk diakui dikeluarkan oleh Konstantinus untuk menghadiahi dominion kepada Paus Silvester I dan semua penggantinya atas daerah yang tak hanya Kekaisaran Romawi Barat, namun juga semua bagian Yudea, Yunani, Asia, Trakia, dan Roma.

Pada saat kematian Pippin pada tahun 768, Kekaisaran Frankia diwariskan kepada puterandanya Charlemagne dan Karlmann I. Karlmann menarik diri ke biara dan meninggal tak lama setelahnya, meninggalkan Karl, kemudian dikenal sebagai Charlemagne yang legendaris, sebagai penguasa Frankia satu-satunya. Charlemagne mengembangkan kedaulatan Frankia untuk memasukkan Sachsen, Bayern, dan Lombardia di Italia Utara dan ia mengembangkan kekaisarannya ke daerah Austria sekarang dan sebagian Kroasia. Ia menawari janji perlindungan Frankia yang terus-menerus kepada Frankia, dan ia memperlakukan biara sebagai pusat pembelajaran.

Charlemagne kemudian muncul sebagai pemimpin Kristen Barat.

Dari tahun 1200, dataran tinggi Swiss terdiri atas dominion Wangsa Savoia, Zähringer, Habsburg dan Kyburg. Ketika Wangsa Kyburg jatuh pada tahun 1264, Habsburg di bawah Raja Rudolf I (menjadi kaisar di tahun 1273) memperluas daerah kekuasaannya ke dataran tinggi Swiss.

Konfederasi Swiss Kuno

lihat: Perkembangan Konfederasi Swiss Kuno, Reformasi di Swiss, Swiss Modern Awal
 
Dominion wangsa yang ada sekitar tahun 1200:
Merah tua: Savoia; hijau: Zähringer; merah muda: Habsburg; kuning: Kyburg

Konfederasi Swiss Kuno merupakan persekutuan antara komunitas lembah Alpen tengah. Konfederasi tersebut memfasilitasi pengelolaan kepentingan umum (perdagangan bebas) dan menjamin keamanan jalur perdagangan gunung yang penting. Piagam Federal 1291 yang disetujui di antara komune pedesaan Uri, Schwyz, dan Unterwalden dianggap sebagai dokumen pendirian konfederasi; meskipun persekutuan serupa mungkin sudah ada beberapa dasawarsa sebelumnya.[3]

 
Pemandangan Zoug pada tahun 1548.

Dari tahun 1353, ketiga kanton yang asli telah bergabung dengan Glarus dan Zug dan negara-negara kota Lucerna, Zurigo dan Berna untuk membentuk "Konfederasi Kuno" dari 8 negeri yang ada hingga akhir abad ke-15. Ekspansi tersebut menyebabkan peningkatan kekuasaan dan kemakmuran untuk federasi itu. Dari tahun 1460, konfederasi tersebut mengendalikan sebagian besar wilayah selatan dan barat Rhein ke Pegunungan Alpen dan Jura, khususnya setelah kemenangan terhadap Wangsa Habsburg (Pertempuran Sempach dan Näfels), atas Charles sang Pemberani dari Burgundia selama tahun 1470-an, dan keberhasilan serdadu sewaan Swiss. Kemenangan Swiss dalam Perang Swabia terhadap Liga Swabia Kaisar Maximilian I pada tahun 1499 berpuncak pada kemerdekaan de facto dari Kekaisaran Romawi Suci.

 
Piagam federal tahun 1291

Konfederasi Swiss Kuno telah mendapatkan reputasi sebagai pilih tanding terhadap perang-perang awal tersebut, namun ekspansi federasi menderita kemunduran pada tahun 1515 akibat kekalahan Swiss dalam Pertempuran Marignano, yang mengakhiri masa "heroik" dalam sejarah Swiss. Kesuksesan Reformasi Zwingli di beberrapa kanton menimbulkan perang antar-kanton pada tahun 1529 dan 1531 (Kappeler Kriege). Tak sampai lebih dari 100 tahun kemudian, pada tahun 1648, di bawah Perjanjian Westfalen, negara Eropa mengakui kemerdekaan Swiss dari Kekaisaran Romawi Suci dan kenetralannya (ancien régime).

Selama masa modern dalam sejarah Swiss, otoritarianisme yang sedang berkembang dalam keluarga patrisiat dan krisis keuangan pada meletusnya Perang Tiga Puluh Tahun menimbulkan perang petani Swiss 1653. Dengan latar belakang perjuangan ini, konflik antara kanton Katolik dan Protestan mengerucut, meletuskan kekerasan lanjutan dalam Pertempuran Villmergen pada tahun 1656 dan 1712.

Era Napoleon

 
UU Mediasi adalah percobaan Napoleon untuk mengkompromikan antara ancien régime dan republik

Pada tahun 1798, pasukan Revolusi Perancis menaklukkan Swiss dan menegakkan konstitusi baru yang seragam, yang memusatkan pemerintahan negeri dan secara efektif menghapuskan kanton. Rezim baru itu, dikenal sebagai Republik Helvetia, amat tidak populer. Negeri ini ditegakkan oleh pasukan penyerang asing dan menghancurkan tradisi yang sudah berlangsung selama berabad-abad, membuat Swiss tak lebih dari negara satelit Perancis. Penindasan Perancis yang dahsyat dalam Pemberontakan Nidwalden di bulan September 1798 adalah contoh adanya penindasan oleh Angkatan Darat Perancis dan perlawanan penduduk setempat atas pendudukan itu.

Ketika perang pecah antara Perancis dan saingannya, angkatan Rusia dan Habsburg menyerang Swiss. Pada tahun 1803, Napoleon megorganisasi pertemuan politikus Swiss dari kedua belah pihak di Paris. Hasilnya adalah UU Mediasi yang banyak memulihkan otonomi Swiss dan memperkenalkan konfederasi atas 19 kanton. Untuk selanjutnya, banyak politik Swiss yang akan menyeimbangkan tradisi kanton atas pemerintahan sendiri dengan keperluan pemerintahan pusat.

Pada tahun 1815, Kongres Wina benar-benar memulihkan kembali kemerdekaan Swiss dan negara Eropa setuju untuk mengakui kenetralan Swiss secara tetap. Perjanjian itu menandai saat ketika Swiss berperang untuk kali terakhir dalam konflik internasional. Perjanjian itu juga memungkinkan Swiss untuk menambah wilayahnya, dengan masuknya Kanton Wallis, Neuchatel, dan Genève – inilah juga untuk yang terakhir kalinya Swiss mengembangkan wilayahnya.

Negara federal

Restorasi kekuasaan ke patrisiat hanya sementara. Setelah masa huru-hara dengan benturan kekerasan yang terjadi berulang kali seperti Züriputsch di tahun 1839, perang saudara pecah di antara kanton Katolik dan beberapa kanton lainnya pada tahun 1847 (Sonderbundskrieg). Perang itu berlangsung selama sebulan, menyisakan kurang dari 100 korban. Betapapun kecilnya Sonderbundskrieg nampak bila dibandingkan dengan perang dan kerusuhan di Eropa lainnya di abad ke-19, Sonderbundskrieg menyisakan dampak besar bagi psikologi dan masyarakat Swiss. Perang itu membuat semua orang Swiss mengerti perlunya persatuan dan kekuatan kepada tetangga Eropanya. Orang Swiss dari semua tingkatan masyarakat, entah Katolik, Protestan, ataupun dari aliran liberal maupun konservatif, sadar bahwa kanton-kanton itu akan banyak menguntungkan jika kepentingan ekonomi dan keagamaannya digabungkan. Berkat mereka yang menyokong kekuatan kanton (Sonderbund Kantone), majelis nasional dibagi di antara majelis tinggi (Dewan Negara Swiss) dan majelis rendah (Dewan Nasional Swiss). Sehingga, kepentingan federasionalis pun diperhitungkan. Swiss mengadopsi konstitusi federal dan penggunaan referendum (kewajiban bagi setiap amandemen konstitusi) di tahun 1848. Konstitusi itu menyediakan kekuasaan terpusat untuk pemerintahan sendiri pada isu setempat ketika lepas dari kanton. Pada tahun 1850, franc Swiss menjadi mata uang tunggal Swiss. Konstitusi itu diamandemen secara meluas pada tahun 1874 untuk menanggapi bertambahnya penduduk dan Revolusi Industri. Konstitusi itu memperkenalkan referendum fakultatif untuk hukum di tingkat federal. Konstitusi itu juga menentukan tanggung jawab federal untuk pertahanan, perdagangan, dan masalah hukum.

Pada tahun 1891, konstitusi itu direvisi dengan unsur kuat luar biasa atas demokrasi langsung, yang tetap unik sampai sekarang. Sejak saat itu, perbaikan politik, ekonomi, dan sosial yang berkelanjutan sudah memberi ciri sepanjang sejarah Swiss.

Sejarah modern

Swiss tidak diserang selama kedua Perang Dunia. Selama Perang Dunia I, Swiss menjadi tempat tinggal Vladimir Illych Ulyanov (Lenin) dan tetap di sana hingga tahun 1917.[4] Kenetralan Swiss banyak dipertanyakan dengan adanya peristiwa Grimm-Hoffmann pada tahun 1917, namun hanya berlangsung singkat. Pada tahun 1920, Swiss bergabung dengan LBB, dan Dewan Eropa pada tahun 1963.

Selama Perang Dunia II, rencana serangan terperinci dipersiapkan oleh Jerman,[5] namun Swiss tak pernah diserang. Swiss dapat tetap merdeka melalui gabungan pencegahan militer, konsesi ekonomi ke Jerman, dan nasib baik karena peristiwa yang lebih besar selama perang menunda misi tersebut. Percobaan oleh Partai Nazi Swiss yang kecil untuk menimbulkan Anschluss oleh Jerman gagal total. Pers Swiss mengkritik keras Reich Ketiga, yang sering membangkitkan amarah kepemimpinannya. Di bawah Jenderal Henri Guisan, mobilisasi massal angkatan militan diperintahkan. Strategi militer Swiss berubah dari salah satu pertahanan statis di perbatasan untuk melindungi jantung ekonomi menjadi strategi pergeseran jangka panjang terorganisasi dan penarikan ke kedudukan yang kuat dan terbekali baik di atas Pegunungan Alpen yang dikenal sebagai Réduit. Swiss menjadi markas penting untuk mata-mata kedua belah pihak selama konflik dan sering menengahi komunikasi antara Blok Poros dan Sekutu.

Perdagangan Swiss diblokir oleh Sekutu dan Blok Poros. Kerja sama ekonomi dan tambahan pinjaman kepada Reich Ketiga beragam menurut kemungkinan invasi yang dirasakan, dan adanya mitra dagang lainnya. Konsesi mencapai puncaknya seminggu setelah jaringan KA penting melintasi Perancis Vichy diperparah di tahun 1942, menyebabkan Swiss sepenuhnya dikelilingi oleh Sekutu. Sepanjang jalan perang, Swiss menahan lebih dari 300.000 pengungsi, 104.000 pasukan asing, diinternir menurut Hak dan Kewajiban Blok Netral yang digarisbawahi dalam Konvensi den Haag. 60.000 pengungsi adalah penduduk sipil yang melarikan diri dari penyiksaan oleh Nazi. Dari semuanya, 26.000-27.000 adalah Yahudi. Namun, kebijakan imigrasi dan suaka yang ketat seperti hubungan keuangan dengan Jerman Nazi menimbulkan kontroversi.[6] Selama perang, Angkatan Udara Swiss mempekerjakan pesawat di kedua belah pihak, menembak jatuh 11 pesawat Luftwaffe pengganggu pada bulan Mei dan Juni 1940, kemudian juga pengganggu lain setelah perubahan kebijakan menyusul ancaman dari Jerman; lebih dari 100 pesawat pengebom Sekutu dan awaknya diinternir selama perang. Antara tahun 1944-1945, pengebom Sekutu mengebom sembarangan kota Schaffhausen (membunuh 40 jiwa), Stein am Rhein, Vals, Rafz (18 jiwa terbunuh), dan yang paling tak populer, pada tanggal 4 Maret 1945 Basilea dan Zürich dibom.

 
Katedral Grossmünster dan tepi sungai di Zurigo modern

Wanita diberikan hak memilih dalam di tingkatan kanton pada tahun 1959, di tingkat federal pada tahun 1971, dan setelah perlawanan, di kanton terakhir Appenzell Rhodes-Intérieures pada tahun 1990. Setelah hak pilih di tingkat federal, wanita cepat naik dalam kepentingan politik, di mana wanita pertama yang menjadi anggota dewan tinggi adalah Elisabeth Kopp (19841989). Presiden wanita pertama adalah Ruth Dreifuss, dipilih pada tahun 1998 untuk menjadi presiden pada tahun 1999. (Presiden Swiss dipilih tiap tahun dari antara 7 anggota dewan tinggi). Presiden wanita kedua adalah Micheline Calmy-Rey yang memegang jabatan tinggi di Swiss pada tahun 2007. Ia berasal dari daerah Kanton Valais (Jerman: Wallis) yang menuturkan bahasa Perancis. Sekarang ia bergabung dengan 7 anggota kabinet/dewan tinggi oleh 2 wanita lain, Doris Leuthard dari Kanton Argovie dan Eveline Widmer-Schlumpf dari Kanton Grischun.

Pada tahun 1979, daerah di dalam perbatasan Kanton Berne melepaskan diri, membentuk Kanton Giura. Pada tanggal 18 April 1999, penduduk dan kanton Swiss bersuara berkenaan dengan konstitusi federal yang direvisi sempurna.

Pada tahun 2002, Swiss menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-bangsa, meninggalkan Vatikan sebagai negara berdaulat terakhir yang tidak ikut PBB. Swiss merupakan anggota pendiri EFTA, namun tidak menjadi anggota European Economic Area. Permohonan keanggotaan di Uni Eropa dikirim pada bulan Mei 1992, namun tak berlanjut sejak EEA ditolak pada bulan Desember 1992 ketika Swiss menjadi satu-satunya negara yang meluncurkan referendum untuk EEA. Sudah terjadi beberapa referendum atas masalah UE, dengan reaksi beragam terhadapnya dari penduduknya, permohonan keanggotaan telah dibekukan. Namun, secara bertahap hukum disesuaikan dengan UE dan pemerintah telah menandatangani sejumlah perjanjian bilateral dengan UE. Swiss, bersama dengan Liechtenstein, sudah dikelilingi oleh negara anggota UE sejak keanggotaan Austria pada tahun 1995. Pada tanggal 5 Juni 2005, pemberi suara di Swiss dengan persetujuan oleh 55% mayoritas bergabung dengan persetujuan Schengen, hasil yang dianggap oleh komentator UE sebagai tanda dukungan oleh Swiss, negeri yang sejak dahulu disebut-sebut sebagai negara independen, netral, atau isolasionis.

Politik

Swiss adalah sebuah republik federal.

Legislatif

Eksekutif

Yudikatif

Pemilihan umum

Kanton

Konfederasi Swiss terbagi dalam 26 kanton, yaitu:

Ekonomi

Bahasa

 
Bahasa di Swiss:
Jerman Standar Swiss dan Jerman Swiss (63,7%),
Perancis, Franche-Comte dan Arpitan (19,2%),
Italia dan Lombardia (7,6%),
Romansh (0,6%)

Demografi

Swiss terletak di antara berbagai kebudayaan Eropa yang kemudian mempengaruhi negara ini. Terdapat tiga bahasa resmi nasional yaitu bahasa Jerman, Perancis, dan Italia; serta satu bahasa resmi lokal, bahasa Romansh. Pemerintah federal diwajibkan menggunakan ketiga bahasa resmi tersebut dan di parlemen disediakan penerjemah. Tiap pelajar Swiss harus mempelajari salah satu bahasa resmi yang lain sehingga kebanyakan penduduknya bilingual. Karena banyaknya penduduk dan pekerja asing (sekitar 20%), bahasa Inggris juga banyak digunakan.

Agama yang paling banyak dianut di Swiss adalah Katolik Roma yang dianut oleh 43% dari populasi. Terdapat juga Protestan sekitar 35% dan imigrasi telah membawa masuk Islam dan Ortodoks Timur masing-masing 4% dan 2%.

Rujukan

  1. ^ http://www.citymayors.com/features/quality_survey.html
  2. ^ http://www.mercerhr.com/knowledgecenter/reportsummary.jhtml/dynamic/idContent/1128060#top50all
  3. ^ Schwabe & Co.: Geschichte der Schweiz und der Schweizer, Schwabe & Co 1986/2004. ISBN 3-7965-2067-7 (Jerman)
  4. ^ Lihat Vladimir Lenin
  5. ^ Let's Swallow Switzerland oleh Klaus Urner (Lexington Books, 2002).
  6. ^ The Bergier Commission Final Report, halaman 117.

Lihat pula

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA