Mazmur 122
Jerusalem
יְרוּשָׁלַיִם (Yerushalayim), القُدس (al-Quds) | |
---|---|
City | |
Julukan: Ir ha-Kodesh (Holy City), Bayt al-Maqdis (House of the Holiness) | |
Motto: Holiest city in Judaism | |
District | Jerusalem |
Pemerintahan | |
• Mayor | Nir Barkat |
Luas | |
• City | 125.156 dunams (125,156 km2 or 48,323 sq mi) |
• Luas metropolitan | 652,000 dunams (652 km2 or 252 sq mi) |
Ketinggian | 630 m (2,070 ft) |
Populasi (2009) | |
• City | 780.200 |
• Kepadatan | 6.183/km2 (16,010/sq mi) |
• Metropolitan | 1.029.300 |
Demonim | Jerusalemite |
Zona waktu | UTC+2 (IST) |
• Musim panas (DST) | UTC+3 (IDT) |
Kode area telepon | overseas dialing +972; local dialing 02 |
Situs web | jerusalem.muni.il (Inggris) jerusalem.muni.il(Ibrani) jerusalem.muni.il (Arab) |
Struktur
Struktur peotik Kitab Mazmur 122 dapat dianalisa dengan banyak cara.[1] Para ahli mengelompokkannya ke dalam beberapa bicola.[1] Allen Leslie mengelompokkan poetik pada baris rapat.[2] Dahood misalnya pada ayat 1-2, 3-4a, 4b-5, dan 6-9, sedangkan FE. Gaebelin pada ayat 1-2, 3-5, dan 6-9.[2] Pembagian yang disejajarkan pada kata bait Allah di Yerusalem dan rumah Daud yang mengacu pada arti damai, doa, meminta, memperoleh makmur, memperoleh kemakmuran.[2]
Konteks Mazmur 122
Mazmur 122 merupakan suatu kumpulan nyanyian ziarah atau secara harafiah nyanyian kenaikan.[3] Umat yang datang ke Yerusalem untuk berbakti pada hari raya besar, biasanya menyanyikan mazmur-mazmur tersebut diperjalanan.[3]
Seseorang datang dengan penuh sukacita ke rumah Tuhan berziarah ke rumah Tuhan pada ayat 1-2 dan bersama-sama saudara dan temannya pada ayat 8; kemudian dengan penuh kagum akan kota suci memohon damai sejahtera untuk Yerusalem pada ayat 3-9.
Menurut H.J. Kraus Mazmur 122 menggambarkan masa zaman Daud di Yerusalem yang merupakan salah satu tempat suci, di mana suku-suku yang percaya akan Tuhan berkumpul untuk berbakti.[2] Mazmur 122: 4 dijelaskan bahwa Allah diakui sebagai raja atau hakim, baik untuk menghakimi maupun untuk membebaskan umat seperti halnya dengan hakim pada zaman raja-raja.[2]
Menurut Taylor dan Duhm, bahasa Mazmur 122 telah dipengaruhi oleh bahasa aram dan suasana yang tercermin pada zaman sesudah Yerusalem dibangun kembali (lihat kitab Ezra).[3] Yerusalem menjadi tempat tunggal ibadah umat Yahudi.[3] Di situ tahta raja hanya merupakan ingatan belaka dan kemungkinan sebagai lambang untuk kerajaan Mesias yang akan datang.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b (Inggris) S. Mowinckel. Real and Apparent Tricola in Hebrew Psalm Poetry. Oslo: H. Aschehoug. 1957. 101
- ^ a b c d e (Inggris) Allen Leslie. Word Biblical Commentary, Volume 21 : Psalms 101-150. Dallas, Texas : Word Books Publisher. 1998. 221 Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "Leslie" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ a b c d e (Indonesia) Marie Claire Barth. Tafsiran kitab Kitab Mazmur 73-150. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2003. 380
Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
Perjanjian Lama | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||