Kitab Habakuk (disingkat Habakuk; akronim Hab.) merupakan salah satu kitab yang termasuk dalam kelompok kitab-kitab kenabian dan khususnya dalam kelompok nabi-nabi kecil pada Perjanjian Lama di dalam Alkitab Kristen.[1][2] Dalam Tanakh atau Alkitab Ibrani, kitab ini menjadi bagian dari kitab kolektif yang bernama "Dua Belas Nabi", yang termasuk dalam kelompok Nevi'im, atau yang lebih tepatnya dalam kelompok nabi-nabi akhir.

Nama kitab ini merujuk pada tokoh utama kitab ini, yaitu Habakuk, seorang nabi yang diperkirakan hidup di Kerajaan Yehuda pada abad ke-7 SM. Nama "Habakuk" sendiri merupakan serapan dari bahasa Ibrani: חֲבַקּוּק‎ (Khavaqquq). Asal kata tersebut tidak jelas, karena kemunculan nama ini yang hanya dua kali di kitab ini dan tidak adanya bentuk kata serupa dari nama ini di kitab lainnya.[3][4] Namun, kata ini diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa Akkadia: 𒄩𒄠𒁀𒄣𒄣 (ḫambaqūqu, "sejenis tanaman herbal aromatik") atau dari akar kata bahasa Ibrani ח־ב־ק (kh-b-q, "berhubungan dengan rangkulan, genggaman, dekapan, dsb.").[4]

Struktur sastra kitab Habakuk didasarkan atas 2 kali tanya jawab antara nabi Habakuk dengan Allah. Pertanyaan nabi pertama berasal dari keluhan dari sang nabi atas tidak adanya keadilan dan kurangnya perhatian Allah akan hal itu. Pertanyaan kedua kepada Allah adalah mengenai keadilan dari Allah sendiri mengenai serangan yang dilakukan oleh Kasdim. Bentuk kitab Habakuk serta pesannya timbul dari penafsiran yang memperlihatkan adanya tiga tahap perkembangan, baik perkembangan sastra maupun teologi. Tahap pertama diperlihatkan oleh sebuah pidato mengenai penghukuman yang disampaikan kepada Yehuda yang terdapat dalam Habakuk 1:5–11. Tahap kedua merupakan suatu penggabungan dari nubuat sang nabi ke dalam suatu perdebatan dengan Allah yang terdapat dalam Habakuk 1:12–2:4. Tahap ketiga merupakan suatu tambahan berupa hymne (mazmur) kemenangan dari sang nabi yang terdapat dalam Habakuk 3:1–19. Nyanyian mazmur ini didasarkan pada kepercayaan sang nabi bahwa akan tiba waktu di mana Allah akan mengembalikan keadilan ke atas bumi.[5]

Kitab ini dibagi menjadi 3 pasal.[6][7]

Pasal 1

sunting

Habakuk 1 terdiri dari 17 ayat yang dibagi menjadi 3 bagian dengan satu tema yaitu penuntutan atau pengaduan.[6]

  • Habakuk 1:2–4 merupakan suatu pengaduan yang pertama kepada Allah atas kejahatan dan kekerasan yang diabaikan. Ia mengeluh kepada Tuhan mengenai ketidakadilan yang ia lihat dan ia bertanya sampai kapan hal ini akan dibiarkan.
  • Habakuk 1:5–11 merupakan tanggapan yang diberikan Allah kepada Habakuk. Allah mengatakan bahwa Ia yang telah membangkitkan orang Kasdim tetapi Ia juga akan menghukum orang Kasdim atas kesalahannya.
  • Habakuk 1:12–17 merupakan pengaduan kedua yang diajukan Habakuk kepada Allah. Ia mengatakan bahwa orang Kasdim seharusnya mendapat hukuman karena mereka menyiksa dan menghancurkan orang-orang yang lebih benar daripada mereka. Ia mempertanyakan bagaimana mungkin Allah mengizinkan kebiadaban dan penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang Kasdim.

Pasal 2

sunting

Habakuk 2 terdiri dari 20 ayat yang dibagi menjadi 2 bagian,yaitu:

  • Habakuk 2:1-4 merupakan tanggapan Tuhan kepada sang nabi bahwa orang Kasdim merupakan orang yang sombong dan tidak benar. Pada bagian ini juga sang nabi membayangkan bahwa ia sedang berada di menara penjaga sambil mendengarkan tanggapan dari Tuhan atas kebimbangannya.
  • Habakuk 2:5-20 masih merupakan suatu tanggapan dari Tuhan atas apa yang dikatakan sang nabi. Dalam bagian tersebut dikatakan bahwa akan ada lima musibah yang diawali dengan kata 'celakalah'. kelima musibah tersebut didasarkan pada lima bentuk kejahatan yang dilakukan orang Kasdim.

Pasal 3

sunting

Habakuk 3, yang terdiri dari 19 ayat, merupakan doa yang dinaikkan oleh sang nabi kepada Allah karena Ia masih memberikan pengampunan di tengah kemarahan-Nya. Doa ini merupakan mazmur sang nabi bahwa Allah akan mendatangkan penghukuman bagi bangsa-bangsa terutama Kasdim dan keselamatan bagi Israel. Bagian ini juga menunjukkan ekspresi iman dari sang nabi.

Kalimat ini dikutip pada zaman gereja mula-mula yang berbunyi:

"orang benar akan hidup oleh iman" Roma 1:17;
"Orang yang benar akan hidup oleh iman" Galatia 3:11 dan
"orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman" Ibrani 10:38.

Kitab ini termasuk dalam kategori para nabi periode Neo-Babilonia.[8]

Naskah sumber

sunting
Termasuk di antara gulungan-gulungan Naskah Laut Mati pertama yang ditemukan dalam gua 1 di Qumran. Berupa suatu komentari atau tafsiran (pesyer), Naskah Komentari Kitab Habakuk ini berisi Habakuk 1–2 dalam tulisan Ibrani pada akhir abad ke-1 SM, namun isinya hampir tidak ada perbedaan dengan Alkitab modern.

Kepengarangan

sunting

Kitab Habakuk diyakini ditulis oleh nabi Habakuk, sekitar 605 SM - 586 SM sebelum kerajaan Yehuda berada dalam pembuangan.[10] Penulis kitab ini kemungkinan hidup sezaman dengan nabi Yeremia.[10] Ia merupakan seorang nabi yang berasal dari Yehuda.

Kitab Habakuk tidak begitu banyak menyediakan informasi mengenai identitas serta latar belakang sejarah dari nabi Habakuk sendiri.[11] Tidak ada yang mengetahui mengenai kehidupannya, keluarganya, dan asal usulnya. Berdasarkan Habakuk 3, kuat dugaan bahwa ia merupakan seorang Lewi yang bertugas untuk menyelenggarakan ibadah dalam Bait Allah di Yerusalem. Selain itu, tugasnya juga menyusun dan mengatur doa dan mazmur untuk digunakan dalam Bait Allah.[12]

Mengenai waktu penulisan kitab ini masih belum bisa ditentukan dengan pasti. Namun, beberapa bukti menunjukkan bahwa kitab ini ditulis pada periode orang Kasdim.[13] Salah satu buktinya adalah pada Habakuk 1:6.[14] Hal ini menguatkan bahwa nubuatan nabi Habakuk mendekati abad ke-7 SM setelah "Perang Karkemis" yaitu pada masa pemerintahan Yoyakim.[12] Itu berarti bahwa waktu penulisan nabi Habakuk berada di antara masa Nahum dan Zefanya. Pada masa itu, Bait Allah masih berdiri dan pelayanan musik di Bait Allah masih dilaksanakan. Hal ini ditunjukkan dalam Habakuk 2:20 dan 3:19. Pada masa itu, orang Kasdim tengah bangkit dan mulai untuk membunuh bangsa-bangsa.[6][7]

Perikop

sunting

Judul perikop dalam Kitab Habakuk menurut Alkitab Terjemahan Baru oleh LAI adalah sebagai berikut.

Percakapan Allah dengan Habakuk
  • Judul (1:1)
  • Keluhan nabi karena ketidaksetiaan (1:2–4)
  • Penghukuman yang dijalankan oleh orang Kasdim (1:5–11)
  • Di manakah keadilan TUHAN?
  • Orang yang benar akan hidup oleh karena percayanya (2:1–5)
  • Penghukuman atas para penindas (2:6–20)
Mazmur Habakuk
  • Doa nabi Habakuk (3:1–19)

Muatan teologis

sunting

Terdapat beberapa tema teogis dalam kitab Habakuk. Tema teologis yang menjadi perhatian dari Habakuk adalah keadilan. Hal ini yang membuat Habakuk berada dalam tradisi nabi-nabi Israel. Beberapa nabi terdahulu yang juga ikut menggemakan mengenai keadilan yaitu Yesaya dan Yeremia. Dalam Kitab ini diperlihatkan bahwa sang Nabi tidak bisa memahami keadilan Allah. Ia tidak bisa memahami tindakan YHWH yang memakai perantara, yang begitu angkuh dan menentang Allah, untuk menghukum bangsa Israel. Keadilan Allah sangat sulit untuk dipahami karena apa yang Allah lakukan tidak selalui bisa diperkirakan hanya dengan perasaan dan penglihatan. Ada dunia keadilan yang hanya dapat dipahami oleh Allah sepenuhnya. Bangsa Israel juga nabi Habakuk harus dapat menerima keadilan Allah dengan iman bukan dengan apa yang mereka buktikan dengan akal.[5][8]

Ayat kunci

sunting

Kitab ini mempunyai ayat kunci yang terdapat dalam Habakuk 2:4, yaitu:[6][5]

הִנֵּה עֻפְּלָה, לֹא־יָשְׁרָה נַפְשׁוֹ בּוֹ; וְצַדִּיק, בֶּאֱמוּנָתוֹ יִחְיֶה. (Teks Ibrani)
hinneh uppelah, lo-yasyerah nafsyo no; wetsaddiq, be'emunato yikhyeh.

Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. (TB)

— Habakuk 2:4

Referensi

sunting
  1. ^ (Indonesia) H. Boschma. 1986. Ringkasan Pengajaran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 9.
  2. ^ (Indonesia) David L. Baker. 1986. Mari Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 21
  3. ^ Lehrman (1948), hlm. 211.
  4. ^ a b Hirsch (1906).
  5. ^ a b c (Inggris) Therodore Hiebert, et.al. 1996. The New Intrepreter's Bible: Volume: VII. Nashville: Abingdon.
  6. ^ a b c d (Inggris) J. D. Davis. 1960. A Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House.
  7. ^ a b (Inggris)J. D. Douglas, et.al. 1979. The New Dictionary Bible. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans.
  8. ^ a b C.Hassell Bullock. 2002. Kitab Nabi-Nabi Perjanjian Lama. Jawa Timur, Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas.
  9. ^ "Transkrip Naskah Laut Mati". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-06-30. Diakses tanggal 2013-05-13. 
  10. ^ a b P.K.Pilon. 1974. Tafsiran Habakuk. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
  11. ^ (Inggris) David Noel Freedman. 1992. The Anchor Bible Dictionary: Volume 3. New York: Double day.
  12. ^ a b (Inggris)John D.W.Watts. 1975. The Book of Joel, Obadiah, Jonah, Nahum, Habakkuk, and Zephaniah. New York: Cambrige University.
  13. ^ (Inggris) David W. Baker. 1988. Nahum, Habakuk, and Zephaniah. England: Intervarsity.
  14. ^ (Inggris) David Noel Freedman. 2000. Eerdmans Dictionary of The Bible. Grand Rapids, Michigan: William B. Eerdmans.

Pustaka

sunting
  • Andersen, Francis I. (2001). Habakkuk: A New Translation with Introduction and Commentary. The Anchor Bible. 25. New York: Doubleday. ISBN 0-385-08396-3. 
  • Lehrman, S. M., Rabbi (1948). "Habakkuk". Dalam A. Cohen. The Twelve Prophets. London: The Soncino Press. hlm. 210–220. 

Lihat pula

sunting