Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen (Bahasa Jawa: ꦑꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀) adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Kebumen.
Kabupaten Kebumen ꦑꦧꦸꦥꦠꦺꦤ꧀ꦑꦼꦧꦸꦩꦺꦤ꧀ | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: Bhumi Tirta Prajamukti | |
Koordinat: 7°37′46″S 109°34′14″E / 7.6294°S 109.5706°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | - |
Dasar hukum | UU No. 13/1950 |
Ibu kota | Kebumen |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | H. Buyar Winarso, SE |
• Wakil Bupati | Djuwarni, AMd |
Luas | |
• Total | 1,581, 11 km2 km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1,155,437 (2.008) |
• Kepadatan | 738,7/km2 (1,913/sq mi) |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0287 |
Kode Kemendagri | 33.05 |
DAU | Rp1.421.871.180.000.- |
Semboyan daerah | Kebumen Beriman (Bersih, Indah, Manfaat, Aman, dan Nyaman) |
Flora resmi | Kelapa Genjah Entog |
Fauna resmi | Walet Putih |
Situs web | www |
Geografi
Secara geografis Kabupaten Kebumen terletak pada 7°27' - 7°50' Lintang Selatan dan 109°22' - 109°50' Bujur Timur. Bagian selatan Kabupaten Kebumen merupakan dataran rendah, sedangkan pada bagian utara berupa pegunungan dan perbukitan yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu Selatan. Sementara itu di barat wilayah Gombong, terdapat Kawasan Karst Gombong Selatan sebuah rangkaian pegunungan kapur yang membujur hingga pantai selatan berarah utara - selatan. Daerah ini memiliki lebih dari seratus gua ber stalagtit dan stalagmit. Sungai terbesar di Kabupaten Kebumen adalah Sungai Luk Ulo, Sungai Jatinegara, Sungai Karanganyar, Sungai Kretek, Sungai Kedungbener, Sungai Kemit, Sungai Gombong, Sungai Ijo, Sungai Kejawang, dan Sungai Gebang.
Luas wilayah dan penggunaan
Kabupaten Kebumen mempunyai luas wilayah sebesar 158.111, 50 ha atau 1.581, 11 km² dengan kondisi beberapa wilayah merupakan daerah pantai dan pegunungan, namun sebagian besar merupakan dataran rendah.
- Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen, tercatat 49.768, 00 hektare atau sekitar 31, 04% sebagai lahan sawah dan 108, 343.50 hektare atau 68.96% sebagai lahan kering.
- Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah beririgasi teknis dan hampir seluruhnya (46, 18%) dapat ditanami dua kali dalam setahun, sebagian lagi berupa sawah tadah hujan (37, 82%) yang di beberapa tempat dapat ditanami dua kali dalam setahun, serta 11, 25% lahan sawah beririgasi setengah teknis dan sederhana.
- Lahan kering digunakan untuk bangunan seluas 40.985, 00 hektare (37, 73%), tegalan/kebun seluas 33.777, 00 hektare (33, 57%) serta hutan negara seluas 22.861, 00 hektare (21, 08%) dan sisanya digunakan untuk padang penggembalaan, tambak, kolam, tanaman kayu-kayuan, serta lahan yang sementara tidak diusahakan dan tanah lainnya.
Perbatasan
Utara | Kabupaten Banjarnegara |
Timur | Kabupaten Wonosobo dan kabupaten Purworejo |
Selatan | Samudra Hindia |
Barat | Kabupaten Banyumas dan kabupaten Cilacap |
Sejarah rakyat
Nama Kebumen konon berasal dari kabumian yang berarti sebagai tempat tinggal Kyai Bumi setelah dijadikan daerah pelarian Pangeran Bumidirja atau Pangeran Mangkubumi dari Mataram pada 26 Juni 1677, saat berkuasanya Sunan Amangkurat I. Sebelumnya, daerah ini sempat tercatat dalam peta sejarah nasional sebagai salah satu tonggak patriotik dalam penyerbuan prajurit Mataram pada zaman Sultan Agung ke benteng pertahanan Belanda di Batavia. Saat itu Kebumen masih bernama Panjer.
Salah seorang cicit Pangeran Senopati yaitu Bagus Bodronolo yang dilahirkan di Desa Karanglo, Panjer, atas permintaan Ki Suwarno, utusan Mataram yang bertugas sebagai petugas pengadaan logistik, berhasil mengumpulkan bahan pangan dari rakyat di daerah ini dengan jalan membeli. Keberhasilan membuat lumbung padi yang besar artinya bagi prajurit Mataram, sebagai penghargaan Sultan Agung, Ki Suwarno kemudian diangkat menjadi Bupati Panjer, sedangkan Bagus Bodronolo ikut dikirim ke Batavia sebagai prajurit pengawal pangan.
Adapun selain daripada tokoh di atas, ada seorang tokoh legendaris pula dengan nama Joko Sangrib, ia adalah putra Pangeran Puger / Pakubuwono I dari Mataram, dimana ibu Joko Sangrib masih adik ipar dari Demang Honggoyudo di Kuthawinangun. Setelah dewasa ia memiliki nama Tumenggung Honggowongso, ia bersama Pangeran Wijil dan Tumenggung Yosodipuro I berhasil memindahkan keraton Kartosuro ke kota Surakarta sekarang ini. Pada kesempatan lain ia juga berhasil memadamkan pemberontakan yang ada di daerah Banyumas, karena jasanya kemudian oleh Keraton Surakarta ia diangkat dengan gelar Tumenggung Arungbinang I, sesuai nama wasiat pemberian ayahandanya. Dalam Babad Kebumen keluaran Patih Yogyakarta, banyak nama di daerah Kebumen adalah berkat usulannya. Di dalam "Babad Mataram" disebutkan pula Tumenggung Arungbinang I berperan dalam perang Mataram/Perang Pangeran Mangkubumi, saat itu ia bertugas sebagai Panglima Prajurit Dalam di Karaton Surakarta[1].
Pembagian administratif
Kabupaten Kebumen terdiri atas 26 kecamatan, yang dibagi lagi atas sejumlah 449 desa dan 11 kelurahan dengan jumlah Rukun Warga (RW) sebanyak 1.930 buah dan dibagi menjadi 7.027 buah Rukun Tetangga (RT). Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Kebumen.
Uraian | 2006 | 2007 | 2008 |
---|---|---|---|
Jumlah kecamatan | 26 | 26 | 26 |
Jumlah desa | 449 | 449 | 449 |
Jumlah kelurahan | 11 | 11 | 11 |
Jumlah RW | 1.877 | 1.926 | 1.930 |
Jumlah RT | 6.755 | 6.963 | 7.027 |
Di samping Kebumen, kota-kota kecamatan lainnya yang cukup signifikan adalah Gombong, Karanganyar, Kutowinangun, Ayah, Sempor, Petanahan serta Prembun.
Pegawai Negeri Sipil
Pada tahun 2008 di Kabupaten Kebumen tercatat jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) Otonom sebanyak 14.321 orang dan PNS Instansi Vertikal sebanyak 1.846 orang sehingga jumlah PNS secara keseluruhan sebanyak 16.167 orang. Dari jumlah tersebut 57, 86% adalah PNS laki-laki, dan PNS perempuan sebanyak 42, 14%.
Daftar pemimpin Kebumen
No. | Nama | Tahun | Nama Daerah |
---|---|---|---|
1 | Panembahan Bodronolo | 1642-1657 | Panjer |
2 | Hastrosuto | 1657-1677 | Panjer |
3 | Kalapaking I | 1677-1710 | Panjer |
4 | KRT. Kalapaking II | 1710-1751 | Panjer |
5 | KRT. Kalapaking III | 1751-1790 | Panjer |
6 | KRT. Kalapaking IV | 1790-1833 | Panjer |
7 | KRT. Arungbinang IV | 1833-1861 | Panjer |
8 | KRT. Arungbinang V | 1861-1890 | Kebumen |
9 | KRT. Arungbinang VI | 1890-1908 | Kebumen |
10 | KRT. Arungbinang VII | 1908-1934 | Kebumen |
11 | KRT. Arungbinang VIII | 1934-1942 | Kebumen |
12 | R. Prawotosoedibyo S | 1942-1945 | Kebumen |
13 | KRT. Said Prawirosastro | 1945-1947 | Kebumen |
14 | RM. Soedjono | 1947-1948 | Kebumen |
15 | R.M. Istikno Sosrobusono | 1948-1951 | Kebumen |
16 | R.M. Slamet Projorahardjo | 1951-1956 | Kebumen |
17 | R. Projosudarto | 1956-1961 | Kebumen |
18 | R. Sudarmo Sumohardjo | 1961-1963 | Kebumen |
19 | R.M. Suharjo Notoprojo | 1963-1964 | Kebumen |
20 | DRS. R. Soetarjo Kolopaking | 1964-1966 | Kebumen |
21 | R. Suyitno | 1966-1968 | Kebumen |
22 | Mashud Mertosugondo | 1968-1974 | Kebumen |
23 | R. Soepeno Soerjodiprodjo | 1974-1979 | Kebumen |
24 | DRS. H. Dadiyono Yudoprayitno | 1979-1984 | Kebumen |
25 | Drs. Iswarto | 1984-1985 | Kebumen |
26 | H. M.C. Tohir | 1985-1990 | Kebumen |
27 | H.M. Amin Soedibyo | 1990-1995 | Kebumen |
28 | H.M. Amin Soedibyo | 1995-2000 | Kebumen |
29 | Dra. Rustriningsih, M.Si | 2000-2005 | Kebumen |
30 | Dra. Rustriningsih, M.Si | 2005-2008 | Kebumen |
31 | K.H. Nashiruddin Al Mansyur | 2008-2010 | Kebumen |
32 | H. Buyar Winarso, SE | 2010- | Kebumen |
Legislatif
Pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, DPRD Kabupaten Kebumen berjumlah 50 orang dengan perwakilan sepuluh partai politik.
Penduduk
Penduduk Kabupaten Kebumen pada tahun 2005 tercatat 1.212.809 jiwa, mengalami pertumbuhan sebesar 0, 79% dari tahun sebelumnya, dengan jumlah rumah tangga sebanyak 293.373 rumah tangga sehingga rata-rata jumlah jiwa per rumah tangga sebesar 4 jiwa. Kepadatan penduduk Kabupaten Kebumen sebesar 947 jiwa/km², dengan Kecamatan Kebumen merupakan daerah terpadat penduduknya dengan 2.867 jiwa/km² dan Kecamatan Sadang merupakan daerah terjarang penduduknya dengan 351 jiwa/km².
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 612.467 jiwa dan perempuan sebanyak 600.342 jiwa sehingga sex-ratio-nya sebesar 102. Ditinjau dari distribusi/persebaran penduduknya, penduduk terbanyak di Kecamatan Kebumen, yaitu sebesar 9,94 persen, dan penduduk paling sedikit di Kecamatan Padureso sebesar 1,16% dari seluruh penduduk Kabupaten Kebumen.
Dilihat menurut kelompok umur, penduduk di bawah 15 tahun sebesar 30, 45% atau 369.329 jiwa dan penduduk usia 65 tahun ke atas berjumlah 92.600 jiwa atau 7, 64 persen, sedang penduduk usia 15 – 65 tahun sebanyak 750.880 atau 61, 91 persen.
Uraian | 2003 | 2004 | 2005 |
---|---|---|---|
Rumah Tangga | 288.852 | 291.104 | 293.373 |
Penduduk laki-laki | 603.022 | 607.670 | 612.467 |
Penduduk perempuan | 590.956 | 595.645 | 600.342 |
Penduduk usia produktif (15-64 tahun) | 739.212 | 744.972 | 750.880 |
Penduduk usia tidak produktif (0-14 tahun & 65 tahun+) | 454.766 | 458.343 | 461.929 |
Angkatan kerja | 649.632 | 654.634 | 659.809 |
Bukan angkatan kerja | 313.134 | 315.661 | 318.133 |
Daftar kecamatan di Kabupaten Kebumen beserta data lainnya
Nama kecamatan | Jumlah penduduk | Luas wilayah (km2) | Jumlah kelurahan | Jumlah desa |
---|---|---|---|---|
Adimulyo | 53.634 Jiwa | 54, 4 km2 | - | 22 |
Alian | 44.723 Jiwa | 67, 7 km2 | - | 16 |
Ambal | 54.963 Jiwa | 60, 4 km2 | - | 32 |
Ayah | 50.371 Jiwa | 116, 4 km2 | - | 18 |
Bonoworo | 19.321 Jiwa | 30, 8 km2 | - | 11 |
Buayan | 44.472 Jiwa | 93, 4 km2 | - | 20 |
Buluspesantren | 48.072 Jiwa | 53, 7 km2 | - | 20 |
Gombong | 68.593 Jiwa | 25, 5 km2 | 2 | 12 |
Karanganyar | 105.758 Jiwa | 62, 8 km2 | 4 | 7 |
Karanggayam | 58.547 Jiwa | 151, 2 km2 | - | 19 |
Karangsambung | 32.441 Jiwa | 95, 1 km2 | - | 14 |
Kebumen | 128.956 Jiwa | 52,04 km2 | 5 | 24 |
Klirong | 55.246 Jiwa | 56,7 km2 | - | 23 |
Kutowinangun | 46.562 Jiwa | 38,7 km2 | - | 18 |
Kwarasan | 30.811 Jiwa | 49,8 km2 | - | 22 |
Mirit | 40.609 Jiwa | 56,5 km2 | - | 22 |
Padureso | 13.795 Jiwa | 38,5 km2 | - | 9 |
Pejagoan | 42.991 Jiwa | 61, 7 km2 | - | 13 |
Petanahan | 47.018 Jiwa | 58, 8 km2 | - | 19 |
Poncowarno | 15.479 Jiwa | 37, 4 km2 | - | 11 |
Prembun | 36.289 Jiwa | 32, 9 km2 | - | 12 |
Puring | 40.433 Jiwa | 61, 9 km2 | - | 23 |
Rowokele | 32.568 Jiwa | 83, 7 km2 | - | 11 |
Sadang | 16.422 Jiwa | 69, 2 km2 | - | 7 |
Sempor | 50.346 Jiwa | 130, 2 km2 | - | 16 |
Sruweng/Kedung Prayoga | 59.811 Jiwa | 64, 6 km2 | - | 21 |
Profesi masyarakat Kebumen
Artikel ini menggunakan kata-kata yang berlebihan dan hiperbolis tanpa memberikan informasi yang jelas. |
Bila orang Minang lebih suka berdagang, orang Kebumen rata-rata banyak yang suka menjadi Guru atau Dosen. Hampir di setiap daerah banyak guru atau dosen yang berasal dari Kabupaten Kebumen, peneliti asal Australia menyebut Kebumen sebagai Pengimpor Guru bukan hanya di Indonesia bahkan banyak juga di beberapa negara seperti Malaysia, Suriname, Belanda, Kaledonia Baru.[butuh rujukan] Bahkan dahulu ketika Malaysia dan Singapura kekurangan tenaga pengajar, sebagian besar tenaga pengajar yang dikirimkan adalah orang Kebumen. Orang Kebumen adalah perantau yang handal, di Lampung banyak pedagang dan pengusaha berasal dari Kebumen begitu pula di Kalimantan banyak orang Kebumen yang menjadi wirausaha atau pedagang, meskipun masyarakat Kebumen banyak yang menjadi perantau di luar negeri namun jarang ditemukan TKI yang menjadi pembantu di luar negeri, kebanyakan menjadi Karyawan atau Pedagang.[butuh rujukan]
Pendidikan
Di bidang pendidikan, Kebumen memiliki sarana dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA, SMK hingga Perguruan Tinggi.
TK (Taman Kanak-Kanak)
- TK Aisyiyah 9 Kalibeji
- TK Pertiwi Kalirancang
- RA Masyithoh Gombong
SD (Sekolah Dasar)
- SD N 4 Karanganyar
- SD N 2 Pringtutul
- SD N 2 Wonokromo
- SD N Purwodadi
- SD N 2 Sukomulyo
- SD N 1 Candi
- SD N Pondok Gebangsari
- SD N 1 Sawangan
- SD N 1 Kalirancang
- SD N 2 Kalirancang
- SD N 3 Kalirancang
- MI N Grogolpenatus
- SD N Jatiluhur
- MI S Islamiyah Logede
- SD N Ginandong
- SD N 1 Kritig
- SD N Panjatan
- SD N 3 Klapasawit
- SD N 1 Brecong
- SD N 1 Jatijajar
- SD N 1 Pangempon
- SD N Menganti
- SD N Karangsari
- SD N 1 Kuwayuhan
- SD N 3 Jatisari
- SD N Arjosari
- SD N 1 Kajoran
- SD N 2 Kajoran
- SD N 1 Karanggayam
- SD N 2 Karanggayam
- SD N 3 Karanggayam
- SD N 1 Kalirejo
- SD N 1 Karangtengah
SMP (Sekolah Menengah Pertama)
- SMP Islam Al Kahfi Somalangu Kebumen
- SMP N 1 Gombong
- SMP N 1 Alian
- SMP Ma'arif 1 Alian
- SMP N 1 Karanganyar
- SMP N 2 Karanganyar
- SMP N 3 Karanganyar
- SMP N 1 Rowokele
- MTs S Plus Nururrohmah Tambaksari
- MTs S Mafatikhul Huda
- SMP N 1 Kutowinangun
- SMP N 4 Gombong
- SMP Muhammadiyah 1 Gombong
- SMP Muhammadiyah 1 Karanganyar
- SMP Taman Dewasa Kebumen
- MTs N Kaleng Puring
- MTs N 2 Kebumen
- SMP N 1 Klirong
- SMP N 1 Kebumen
- SMP N 2 Kebumen
- SMP N 3 Kebumen
- SMP N 4 Kebumen
- SMP N 5 Kebumen
- SMP N 6 Kebumen
- SMP N 7 Kebumen
- SMP Muhammadiyah 1 Kebumen
- SMP Muhammadiyah 2 Kebumen
- SMP N 1 Karanggayam
- SMP N 2 Karanggayam
SMA / SMK / MA
- SMA Negeri 1 Kebumen
- SMA Negeri 2 Kebumen
- SMA Negeri 1 Gombong
- SMA Negeri 1 Karanganyar
- SMA Negeri 1 Ayah
- SMA Negeri 1 Buluspesantren
- SMA Negeri 1 Karangsambung
- SMA Negeri 1 Kutowinangun
- SMA Negeri 1 Pejagoan
- SMA Negeri 1 Mirit
- SMA Negeri 1 Klirong
- SMA Negeri 1 Petanahan
- SMA Negeri 1 Prembun
- SMA Negeri 1 Rowoekele
- SMA Negeri 1 Karanggayam
- SMK Negeri 1 Kebumen
- SMK Negeri 2 Kebumen
- SMK Negeri 1 Gombong
- SMK Negeri 1 Karanganyar
- SMK Negeri 1 Puring
- SMK Negeri 1 Ambal
- SMK Ma'rif 1 Kebumen
- SMK Ma'arif 4 Kebumen
- SMK Batik Sakti 1 Kebumen
- SMK Batik Sakti 2 Kebumen
- SMK Taman Karya Madya Kebumen
- SMK Purnama 2 Gombong
- SMK Tamtama Karanganyar
- SMK Bina Karya 1 Karanganyar
- SMK Plus Nurrohmah Kuwarasan
- SMK Bina Nusantara Kebumen
- SMK Ristek Rowokele
- SMK Bina Teknika Sruweng
- SMK Wongsorejo Gombong
- SMK Muhammadiyah Kutowinangun
- SMK Komputer Karanganyar
- SMK Mutiara Alian
- SMA PGRI Prembun
- MAN 1 Kebumen
- MAN 2 Kebumen
- MAN Gombong
Perguruan Tinggi
Media massa
Kebumen memiliki media massa yang relatif lengkap, baik media cetak maupun elektronik. Saat ini di wilayah Kebumen telah terbit surat kabar harian "Kebumen Ekspres", yang merupakan bagian dari Jawa Pos Group. Di samping itu juga terdapat "Radar Kebumen".
Untuk media elektronik, terdapat beberapa stasiun radio komersial dan satu radio publik milik pemkab Kebumen, serta sebuah stasiun televisi lokal.
Radio
Radio siaran dari Kota Kebumen
- Radio In FM
- Bimasakti FM
- Mas FM
- Radio DVK
- Ardana FM
Radio siaran dari Kota Karanganyar
- Radio Ardana FM
- Ratih FM
- Mandala FM
- Swara Kedu FM
- Hasta Brata FM
- Kedu Comunity FM
- Radio Rodja AM
- At Tarbiyah FM
Radio siaran dari Kota Gombong
- SKB Pop FM
- RP FM
Stasiun televisi
Stasiun televisi lokal
- Ratih TV (Gelombang 47 UHF), stasiun televisi milik pemerintah kabupaten Kebumen.
Transportasi
Kebumen berada di jalur lintas selatan Pulau Jawa. Angkutan umum antarkota dilayani oleh bus dan kereta api. Stasiun Kebumen, Gombong dan Karanganyar adalah stasiun besar yang ada di Kebumen, di samping itu terdapat stasiun kecil lainnya seperti Prembun, Soka, Kutowinangun dan di antara kereta api yang melintasi Kebumen adalah Senja Utama dan Fajar Utama (Jakarta Pasar Senen-Yogyakarta), Argo Wilis (Bandung-Surabaya Gubeng), Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Kutojaya (Kutoarjo-Jakarta) Sawunggalih (Jakarta-Kutoarjo).
Untuk menuju Bandara Adisutjipto, Maguwoharjo, Yogyakarta, dapat ditempuh dengan menggunakan Bus Damri tujuan Bandara, yang berpangkalan di jalan Pemuda Kebumen. Selain itu, bisa juga digunakan jasa Kereta api KRD Maguwo Ekspres (Purwokerto-Kebumen-Maguwo), langsung turun di stasiun Maguwo yang berada di lingkungan bandara.
Pariwisata
Wisata Goa
1. Goa Jatijajar
- Goa Jatijajar berada di Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah. Goa ini terbentuk oleh alam selama ribuan tahun dan menjadi tempat berpetualang indah di perut bumi. Goa Jatijajar memiliki panjang jelajah 250 meter dan dalam 40 meter. Goa ini terletak 21 kilometer ke arah selatan Gombong, atau 42 kilometer arah barat Kebumen. Gua Jatijajar berada di kaki Kawasan Karst Gombong Selatan. Sebagaimana umumnya objek wisata lain di Indonesia, Gua Jatijajar menyimpan legenda. Kata yang punya cerita, Gua Jatijajar ini pada zaman dahulu merupakan tempat bersemedi Raden Kamandaka, yang kemudian mendapat wangsit. Cerita Raden Kamandaka ini kemudian dikenal dengan legenda Lutung Kasarung. Visualisasi dari legenda tersebut dapat dilihat dalam diorama yang ada di dalam goa itu.
- Ruangan di dalam gua diterangi oleh lampu listrik dari ujung ke ujung. Meski mulut gua cukup lebar, namun lorong gua didalamnya lebih lebar lagi. Pada langit-langit terdapat sebuah lubang sebagai ventilasi. Di tengah-tengah terdapat kursi melingkar tempat duduk pengunjung sambil menikmati indahnya ornamen stalaktit dan stalaknit serta diorama legenda Lutung Kasarung. Perjalanan dapat dilanjutkan dengan menuruni tangga menuju sumber mata air yang disebut "Sendang". Jumlah sendang tersebut ada 4 buah, yaitu "Sendang Mawar", "Kantil", "Jombor" dan "Puserbumi". Sendang Mawar dipercayai mempunyai kekuatan gaib yang bisa membuat seseorang tetap awet muda, karenanya setiap pengunjung selalu menyempatkan diri untuk membasuh muka dengan air Sendang Mawar tersebut.
- Di Goa Jatijajar ini juga terdapat beberapa goa lainnya, seperti Goa Intan dan Goa Dempok serta tersedia taman dan Pulau Kera. Untuk menuju ke obyek wisata ini telah tersedia sarana dan prasara transportasi, penginapan serta rumah makan yang relatif representatif. Patung Dinosaurus yang seolah memuntahkan air dalam lokasi wisata ini sebenarnya merupakan muara dari mata air dari dalam Goa Jatijajar yang tiada pernah berhenti walau musim kemarau sekalipun. [2].
2. Goa Petruk
- Terletak 7 km selatan Goa Jatijajar atau berada di Desa Candirenggo, Kecamatan Ayah. Goa Petruk ini menurut catatan Doktor Koo, seorang pakar Goa dari luar negeri mengatakan, bahwa Goa Petruk ini merupakan Goa terindah di seantero Nusantara. Untuk itu, pakar Goa ini meminta pada Pemda Kabupaten Kebumen, agar Gua tersebut tetap dijaga kealamiannnya. Bahkan, untuk diterangi dengan listrik, juga tak diperkenankan. Namun pengunjung jangan khawatir, di sini tersedia Guide atau pemandu yang selalu siap mengantar disertai dengan peralatan lampu yang memadai.
- Goa Petruk ini sebetulnya terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama atau di lantai I hanya terdapat kelelawar dengan bau kurang sedap dan beterbangan ke sana kemari. Sedang untuk Goa kedua dalam lokasi tersebut diberi nama Goa Semar. Dalam Goa inilah kita akan disuguhi dengan pemandangan dari bebatuan yang cukup indah dan mempesona. Bahkan ada yang mengatakan, masuk Gua Petruk laksana melihat alam yang tiada taranya karena terdapat batu stalaktit dan stalakmit yang mempesona dan menyerupai berbagai bentuk.
- Sedangkan goa yang terakhir, disebut Goa Petruk, karena dalam Goa tersebutlah sebetulnya terdapat batu yang mempunyai ujud seperti hidungnya Petruk. Sayang, karena ulah Belanda yang waktu itu melakukan penambangan phosfat, hidung Petruk yang merupakan Logo dari Goa tersebut putus dan kini sudah tak kelihatan lagi. Obyek wisata ini dilengkapai fasilitas yang cukup memadai serta home stay.
3. Goa Barat
- Goa Barat terletak di Desa Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah. Menurut warga sekitar nama Goa Barat berasal dari bahasa jawa yang berarti Goa Angin. Dan menurut sang juru kunci kenapa diberi nama Goa barat karena dari dalam goa selalu menghembuskan angin ke luar mulut goa. Angin kencang ini dalam bahasa Jawa disebut angin barat. Saat musim tertentu, angin barat sangat kencang sehingga menimbulkan suara berisik bahkan membuat pohon bambu di depan mulut goa bergerak tiada henti. Goa Barat memiliki banyak jeram dan air terjun. Bahkan saking banyaknya Goa Barat dijuluki Goa 100 Air Terjun. Salah satunya adalah Air Terjun 'Supermen’s Big Sister. yang memiliki ketinggian 32 meter. Nama tersebut disematkan oleh tim ekspedisi Indonesia-Prancis. Air Terjun lainnya adalah Air Terjun Jump Ulysess (8 meter), Takatsavone (8 meter) dan Sister Morphine (5 meter).
- Panorama Goa Barat bukanlah hanya tentang sebuah air terjun Superman’s Big Sister. Namun, masih banyak sekali panorama alam yang disuguhkan oleh goa yang satu ini. Salah satunya yaitu beraneka ragam ornamen stalagtit dan stalagmit yang menghias manis pada setiap langit, dinding dan lantai di Goa Barat. Sepanjang perjalanan caving, para penelusur tak akan bosan karena akan selalu menemui berbagai keindahan yang ada diantaranya orkestra aneka batuan yang berwujud unik, seperti batu jenggot, batu tirai, batu korden, batu kuncup, batu kristal, dan masih banyak rupa batuan lainnya. Bahkan di salah satu ruang yang terdapat di dalam goa ini dinamakan Sawahan yaitu berupa tanah yang terbentuk secara alamiah menjadi petak – petak seperti layaknya sawah pada umumnya.
- Di Goa Barat ini juga menyediakan lorong-lorong lain yang memiliki karakteristik khas. Misalnya, lorong Batu Makam yaitu bebatuan yang mirip nisan dan sering digunakan warga sebagai tempat untuk mujahadah. Dan ada juga lorong Kratonan yang menawarkan hiasan lantai dan langit-langitnya yang dipenuhi bebatuan kristal memutih yang bisa berkelipan saat ditemarami cahaya redup. Menelusuri Goa Barat ini merupakan sebuah tantangan tersendiri. Sepanjang perjalanan, para penelusur harus berjalan penuh hati-hati mengikuti aliran air sungai bawah tanah. Bahkan kadang para penelusur sampai harus menenggelamkan diri pada air setinggi dada, melangkahi bebatuan lancip di igir sungai, menghindari kubangan air yang dalam, merayapi jeram setinggi tiga meter, serta juga harus berjalan merunduk dalam lorong sempit. Walaupun begitu, untuk masalah safety dan juga keamanan selama perjalanan, para penelusur nggak perlu khawatir karena para pemandunya sudah profesional. Selama melakukan kegiatan caving para penelusur membutuhkan waktu sampai kurang lebih 7 jam.
4. Goa Surupan
- Goa Surupan terletak di Desa Argopeni, Kecamatan Ayah. Goa Surupan sangat terkenal di kalangan pecinta alam dan para peneliti goa dari nusantara maupun mancanegara. Goa Surupan juga memiliki keindahan stalakmit maupun stalaktit seperti yang lainnya. Namun ornament goa di Goa Surupan sama indah dibandingkan ornament goa lain yang ada di Kebumen. Banyak ditemui hewan seperti kelelawar, srewiti, lawet, udang, pelus bahkan kura-kura endemik. Goa Surupan memiliki sebuah sungai bawah tanah yang deras serta beberapa kedung yang cukup dalam sehingga pengunjung harus menyediakan pelampung. Disini juga bisa ditemui beberapa [[air terjun di sepanjang goa.
- Goa Surupan memiliki total panjang yang telah dipetakan kurang lebih 478 m walau warga mengkalim bahwa panjang goa lebih dari 1 Km. Tingginya sekitar 10 m. Pergerakan merunduk hingga di dominasi bebas berdiri. Sungai didalam Goa Surupan merupakan aliran Sungai Jemenar yang berhulu di Bukit Gadung. Sungai ini awalnya merupakan sungai permukaan sebelum akhirnya masuk ke ponor di dekat jalan raya dan kemudian menjadi sungai bawah tanah. Aliran air dari Sungai bawah tanah Goa Surupan akan mengalir ke Goa Sawangan di Desa Karangduwur yang ditandai mulut luar gua yang menghadap ke arah selatan. Disinilah dua goa yakni Goa Surupan dan Go Sawangan bergabung. Dibagian luar gua, air jatuh membentuk air terjun yang dikenal dengan Air Terjun Sawangan. Dari mulu luar goa akan disaksikan pemandangan Samudera Hindia. Jika hendak mengunjungi Goa ini diharuskan menggunakan pemandu yakni warga setempat.
Wisata Pantai
1. Pantai Ayah
- Pantai ini berada di Ayah, Kecamatan Ayah. Terletak 9 km dari Goa Jatijajar. Pantai ini berada di dekat muara Sungai Ijo. Wisatawan dapat menyewa perahu sambil menatap indahnya perbukitan. Pantai Ayah juga digunakan sebagai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) sehingga wisawatan bisa membeli ikan dan menikmati sajian seafood di kawasan ini. Di sini dapat disaksikan matahari tenggelam yang mengagumkan karena pantai ini mengarah ke arah barat. Disini juga terdapat wisata hutan mangrove.
2. Pantai Karangbolong
- Pantai Karangbolong terletak di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan. Nuansa pantai yang dipagari perbukitan yang asri dan lambaian pohon kelapa serasa menyejukkan hati. Pantai Karangbolong menyimpan berbagai keindahan. Di samping pantai yang menawan, Pantai Karangbolong juga menyimpan keindahan karang yang bolong (berlubang) dengan sarang burung waletnya.
3. Pantai Suwuk
- Terletak di Tambakmulyo, Kecamatan Puring. Untuk menuju ke lokasi pantai, banyak jalur alternatif yang dapat digunakan. pantai ini terletak 22 km sebelah selatan Gombong dan dapat ditempuh sekitar 45 menit, terletak sekitar 35 km sebelah barat daya Kota Karanganyar dapat ditempuh lebih dari 1 Jam, dan terletak 50 km dari Kota Kebumen maka dibutuhkan waktu sekitar satu setengah jam untuk menuju pantai suwuk. Bagi anda yang berasal dari arah timur yang kebetulan sedang melintasi jalan selatan-selatan atau jalan Daendels dari arah Yogyakarta dapat langsung lurus menuju pantai suwuk. Pantai ini memiliki fasilitas yang lengkap serta wahana lain yang mendukung seperti kebun binatang mini dan Mini Water Boom.
4. Pantai Petanahan
- Terletak di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan atau 17 km Barat daya Kota Kebumen. Dengan ombak besarnya, Pantai Petanahan memiliki daya tarik tersendiri. Di lokasi ini juga dilengkapi panggung terbuka bagi acara-acara seni rakyat. Selain itu juga terdapat hutan cemara udang yang rindang hasil kerjasama penghinjauan pantai antara Pemkab Kebumen dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Pantai petanahan juga merupakan pantai yang menjadi tempat bertelurnya penyu hijau.
5. Pantai Pasir
- Terletak di Desa Pasir, Kecamatan Ayah atau 24 km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 km sebelah barat Pantai Karangbolong. Di balik keindahan alam yang memukau, Pantai Pasir diyakini masyarakat setempat sebagai pintu gerbang Istana Nyi Roro Kidul. Adapun pintu gerbang tersebut berupa batu karang yang seperti berujud beruang yang sedang minum air telaga. Di samping wisata alam pantai yang menawan, Pantai Pasir juga merupakan lokasi menarik bagi yang suka berbelanja hasil laut, karena Pantai Pasir juga merupakan tempat pelelangan ikan (TPI) utama Kabupaten Kebumen. Pemandangan di sekeliling Pantai Pasir merupakan perpaduan antara alam laut yang indah, pegunungan yang anggun serta wilayah pertanian dan pertambakan yang subur. Pantai Pasir dipercayai sebagai pintu gerbang Nyi Roro Kidul.
6. Pantai Lampon
- Terletak di Desa Pasir, Kecamatan Ayah atau 24 km sebelah selatan Kota Gombong atau 7 km sebelah barat Pantai Karangbolong. Pantai ini bersebelahan dengan Pantai Pasir. Pantai Lampon memiliki garis pantai yang pendek dan menyerupai teluk kecil. Pasirnya berwana hitam serta memiliki tebing karang di sisi barat dan timur. Sementara diatasnya terdapat Bukit Lampon untuk melihat pemandanan laut dari ketinggian. Di bukit ini juga digunakan untuk camping wisatawan.
7. Pantai Menganti
- Pantai Menganti terletak di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah. Pantai ini memiliki karang terjal dan bukit disebelah timur serta tebing yang menjulang tinggi dibibir pantai sebelah barat. Pantai Menganti memiliki pasir putih yang menawan. Pantai ini juga sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI) sehingga kegiatan nelayan menjadi hal lumrah di pantai ini. Keindahannya memukau siapapun yang berkunjung ke Pantai Menganti. Perpaduan ombak, pasir putih, nelayan, bukit dan tebing hijau akan menghadirkan keindahan tersendiri. Di bagian barat Pantai Menganti terdapat tebing raksasa yang memanjang. Jika musim hujan tiba, Tebing tersebut akan mengucurkan air terjun. Tak tanggung-tanggung, terdapat empat air terjun disana.
8. Pantai Karangbata
- Pantai Karangbata terletak di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah atau di sebelah timur dari Pantai Menganti. Pantai Karangbata merupakan pantai yang sempit dan dihiasi batuan vulkanik purba yang berserakan di Tanjung Karangbata. Lokasinya yang sangat dekat dengan Pantai Menganti seringkali disebut sebagai Pantai Menganti. Pantai Karangbata biasa dinikmati dari gubuk-gubuk diatas bukit. Kerasnya ombak Pantai Selatan tidak menggoyahkan tebing karang yang tegar ini. Bentuk karang laut inilah yang membuat pantai ini disebut Tanjungbata karena bentuknya yang mirip batu bata. Secara geologi Tanjung Karangbata merupakan bekas gunung api purba. Hal tersebut ditandai dengan adanya sisa lava beku yang membentuk kekar kolom.
9. Pantai Pecaron
- Pantai Pecaron berada di Desa Srati, Kecamatan Ayah. Keindahan pantai ini terletak pada bukit hijau tinggi menjulang di bibir pantai yang cukup luas. Pantai ini dihiasi pasir hitam dan pohon kelapa yang rapat disepanjang pantai hingga keatas puncak bukit. Pantai Pecaron juga memiliki karang yang membatasi pasir dengan lautan sehingga ombak ganas pantai selatan bisa diredam seusai tiba ke bibir pantai. Ditempat ini juga disediakan wahan Camping Groud yang memadai. Pantai Pecaron masih sangat alami sehingga belum banyak terjamah wisatawan umum. Sementara diatas Pantai Pecaron terdapat Bukit Silayur dimana di tempat tersebut wisatawan bisa melihat Pantai Pecaron dan laut selatan dari ketinggian.
10. Pantai Karang Agung
- Pantai Karang Agung terletak di Desa Argopeni, Kecamatan Ayah. Pantai ini berada di sebelah timur Pantai Pedalen. Keindahan pantai ini terletak pada sebuah karang yang tinggi menjulang menjorok ke lautan. Pantai Karang Agung merupakan pantai berkarang sehingga tak banyak ditemui pasir pantai terlebih jika air laut pasang. Pantai Karang Agung memiliki panorama yang indah. Perpaduan birunya laut dan hijaunya pepohonan di sekitar pantai membuat pantai ini sangat istimewa. Pantai Karang Agung juga salah satu pantai paling alami dan bersih di Kabupaten Kebumen.
11. Pantai Sur Manis
- Pantai Sur Manis atau Pantai Surumanis terletak di Desa Pasir, Kecamatan Ayah. Terletak di barat Pantai Lampon dan sebelah timur Pantai Pecaron. Pantai Sur Manis memiliki pasir pantai berwarna hitam dengan garis pantai yang landai. Pantai ini masih sangat bersih dan alami. Pantai Sur Manis dipagari perbukitan yang hijau. Disini juga ditemui air terjun serta goa. Namun air terjun tersebut hanya dijumpai saat musim penghujan tiba.
12. Pantai Gebyuran
- Pantai Gebyuran berada di Desa Pasir, Kecamatan Ayah. Pantai ini berada di timur Pantai Sur Manis. Pantai Gebyuran sangat kecil dan berupa ceruk diantara tebing perbukitan. Terdapat sebuah goa kecil dengan stalaktit dan stalakmit yang masih aktif. Untuk berwisata kesini akan dikenai sebuah paket wisata bersama dengan Pantai Pasir, Pantai Lampon, Bukit Lampon, Pantai Sur Manis, Goa Wora-Wari dan Tanjung Karang Penganten di Desa Pasir, Kecamatan Ayah.
11. Pantai Lembupurwo
- Pantai Lembupurwo terletak di Desa Lembupurwo, Kecamatan Mirit. Pantai ini berada di batas timur Kabupaten Kebumen yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Pantai Lembupurwo memiliki garis pantai yang panjang serta pasir yang berwarna hitam. Keunikan pantai ini adalah adanya Laguna serta Gumuk Pasir. Laguna yang membentuk danau air payah dibatasi hutan cemara yang rindang serta mangrove yang rapat. Pantai ini juga memiliki gumuk pasir yang masih aktif sehingga cocok untuk olahraga sandboarding.
12. Pantai Nogosari
- Pantai Nogosari atau Pantai Sawangan berada di Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah. Pantai ini berada di Teluk Nogosari dikelilingi tebing dan perbukitan terjal. Pantai ini merupakan muara dari Air Terjun Sawangan yang berada 150 meter di sebelah utaranya. Sehingga dikenakan paket wisata Sawangan Adventure untuk menikmati pantai ini bersamaan dengan Air Terjun Sawangan, Tanjung Nogosari, Goa Sarang Burung serta Goa Siwowo. Pantai ini memiliki pasir hitam keabuan dan berbatu. Pantai ini masih sangat alami.
13. Pantai Bocor
- Pantai Setrojenar atau populer dengan sebutan Pantai Bocor berada di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren. Pantai Bocor berada sekitar 10 km ke arah selatan dari pusat Kota Kebumen. Seperti pantai kebanyakan yang berhadapan dengan Samudera Hindia, deburan ombak ganas dan pasir hitam mengkilap akan menyapa pengunjung sesampainya di bibir pantai. Di tepi pantai ini juga berjejer warung-warung makan, cindera mata hingga kolam berenang untuk anak-anak. Jika mampir ke salah satu warung di sana jangan lupa mencicipi rempeyek undur-undur laut khas Pantai Bocor. Warga menyebutnya Peyek Yutuk. Sembari menunggu senja datang, berolahraga pantai atau menunggang kuda menjadi alternatif kegiatan di pantai ini.
14. Pantai Bopong
- Pantai Bopong terletak di Dusun Bopong, Surorejan, Kecamatan Puring. Jarak Pantai Boponga sekitar 24 Km arah barat daya dari Kota Kebumen dan 20 Km tenggara Kota Gombong. Pantai Bopong berada di sebelah timur dari Pantai Suwuk. Pantai Bopong masih terlihat sederhana dan alami. Pantai Bopong memiliki pasir pantai hitam seperti pantai di Kabupaten Kebumen pada umumnya. Pantai Bopong merupakan satu dari tiga pantai yang dijadikan spot bagi penyu untuk bertelur dan berkembang biak. Pantai Bopong juga memiliki ombak laut yang ganas khas perairan pantai selatan. Sekira 150 meter di timur Pantai Bopong terdapat Laguna Sungai Gajah atau Laguna Bopong yang merupakan sebuah muara Sungai yakni Sungai Gajah yang berada diantara Pantai Bopong di Desa Surorejan dan Pantai Cliringsilongob di Desa Waluyorejo. Tak seperti Laguna Pantai Lembupurwo di Kecamatan Mirit yang luas. Laguna yang berada di sebelah timur Pantai Bopong ini tidak terlalu luas dan rindang. Namun, pemandangan khas laguna dengan laut selatan yang riuh dengan suara deburan ombak ganas menjadi harmoni alam yang indah.
15. Pantai Criwik
- Pantai Criwik terletak di Dusun Criwik, Desa Tambakmulyo. Pantai Criwik tidak berbeda dengan wisata-wisata pantai di Kabupaten Kebumen dan pantai terdekatnya yakni Pantai Suwuk dan Pantai Bopong. Perbedaanya Pantai Criwik masih bersih dan alami. Pinggir pantainya nampak rindang oleh cemara udang yang tumbuh di sepanjang garis pantai. Fasilitas yang disediakan cukup bagus mulai dari warung makanan hingga Toilet.
Wisata Air
1. Arung Jeram Pedegolan
- Arung Jeram ini menggunakan setengah dari panjang Sungai Padegolan yang merupakan sungai limpahan air di bawah Bendungan Wadaslintang. Ya, sungai ini berasal dari Waduk Wadaslintang. Jika anda petualang sejati, cobalah arungi tantangan ini dan raih kemenangan alami. Pemandangan sepanjang sungai terbilang indah dengan dipenuhi pepohonan. Karena air berasal dari Waduk Wadaslintang, membuat air sungai ini sangat jernih. Bahkan dasar sungai bisa terlihat. Titik start petualangan Arung Jeram Padegolan berada di PLTA Wadaslintang di Desa Sendangdalem dan akan berakhir di Bendung Pejengkolan yang masuk ke kawasan Jembangan Wisata Alam (JWA) di Desa Jembangan. Waktu yang tepat untuk ber-arung jeram adalah saat pertengah musim hujan karena debit air akan stabil dan airnya tak berbau.
2. Pemandian Air Panas (PAP) Krakal
- Pemandian Air Panas (PAP) Krakal terletak di perbatasan Desa Krakal dan Kalirancang. Pemandian Air Panas Krakal menawarkan pengunjung untuk berwisata husada. Air hangat alami yang disediakan tempat ini dipercaya mampu mengobati penyakit kulit. Air panas yang cenderung hangat ini tidak mengandung belerang seperti umumnya. Hal tersebut karena air panas dihasilkan oleh aktivitas patahan Kedungbener bukan dari aktivitas Vulkanik atau Gunung Berapi. Disini pengunjung tidak akan menemui kolam berenang seperti pada umumnya melainkan berupa kamar mandi yang berjajar untuk satu orang. Fasilitas disini tergolong sangat baik. Fasilitas penunjang wisata sangat memadai disini.
3. Gading Splash Water (GSW) Pejagoan
- Gading Splash Water (GSW) merupakan sebuah kolam renang buatan yang terletak di Desa Desa Pejagoan. Kolam renang ini masih dalam area pusat Kota Kebumen. Gading Splash Water (GSW) hanya berjarak 300 meter ke arah barat daya dari Alun-alun Kebumen. Ini adalah kolam renang yang di desain sangat artistik, ada pencampuran bangunan budaya barat dan timur. Sangat cocok untuk tempat hiburan dan pembelajaran keluarga, karena di dalamnya terdapat banyak fasilitas pendukung, dari area bermain anak, cafe, mini market, tempat fitnes yang modern, hingga area aerobic. Ini benar-benar rest area yang akan membuat tubuh fress, sehat dan menghibur.
4. Jembangan Wisata Alam (JWA)
- Jembangan Wisata Alam (JWA) berada di Desa Jembangan, Kecamatan Poncowarno. Jembangan Wisata Alam (JWA) adalah obyek wisata yang mengandalkan sebuah waduk atau bendungan mini di Sungai Padegolan. Sungai yang merupakan saluran keluar dari Waduk Wadaslintang di bagian hulunya. Bendungan disini dinamai Bendung Pejengkolan atau biasa disebut Waduk Pejengkolan. Waduk yang tidak terlalu lebar ini menawarkan pemandangan telaga hijau dipadu dengan hutan yang masih alami sekelilingnya. Wahana yang ada di JWA diantara kebun binatang, perahu naga, perahu gowes, gazebo, dan kolam renang. Fasilitas pendukungnya seperti mushola, toilet, tempat parkir, rumah makan, warung dan arena bermain anak juga disediakan ditempat ini.
5. Kedungdowo Adventure Park (KAP)
- Kedungdowo Adventure Park (KAP) terletak di Desa Kedungdowo, Kecamatan Poncowarno atau sebelah utara dari obyek wisata Jembangan Wisata Alam (JWA). Sama seperti Jembangan Wisata Alam (JWA) Kedungdowo Adventure Park (KAP)mengandalkan sebuah waduk atau bendungan mini di Sungai Padegolan. Sungai yang merupakan saluran keluar dari Waduk Wadaslintang di bagian hulunya. Bendungan disini dinamai Bendung Pejengkolan atau biasa disebut Waduk Pejengkolan. Waduk yang tidak terlalu lebar ini menawarkan pemandangan telaga hijau dipadu dengan hutan yang masih alami sekelilingnya. Pengunjung bisa menyewa perahu untuk menelusuri sudut-sudut waduk. Sealin itu terdapat taman, jembatan gantung, gazebo serta wahana flying fox. Wahana Flying Fox akan membawa pengunjung melintasi dari barat ke timur yang artinya akan melintasi Waduk Pejengkolan. Fasilitas pendukungnya seperti mushola, toilet, tempat parkir, rumah warung dan lainnya.
Wisata Waduk
1. Waduk Wadaslintang
- Waduk Wadaslintang merupakan objek wisata yang cukup unik. Karena bendungannya berada di Kabupaten Kebumen dan sebagian besar genangan airnya masuk wilayah Kabupaten Wonosobo. Daerahnya berudara sejuk, dengan panorama alam pegunungan di sekitarnya yang begitu alami. Sehingga cocok sebagai tempat rekreasi bagi kawula muda maupun keluarga. [[Waduk Wadaslintang sangat cocok bagi yang berhobi memancing dan berkemah di alam bebas. Waduk Wadaslintang dibangun cukup lama, sekitar 7 tahun. Arealnya di lembah yang cukup curam tapi pemandangannya mengasyikkan. Tanah yang diperlukan untuk kawasan waduk tersebut mencapai 2.626 ha. Sehingga pada awal pembangunannya harus memindahkan sekitar 7.000 penduduk di perbatasan Kabupaten Kebumen-Wonosobo di eks Karesidenan Kedu. Genangan airnya mencakup sembilan desa di sana.
- Pembangunan Waduk Wadaslintang dilaksanakan oleh kontraktor Hydro Resource Coorporation Filipina, bekerja sama dengan PT Brantas Abipraya. Mulai dikerjakan tahun 1982, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto awal tahun 1988. Konstruksi beton bendungan tersebut dikagumi banyak pakar dari negara asing, dan diproyeksikan mampu berusia sampai sekitar 200 tahun. Waduk Wadaslintang termasuk cukup dalam. Tinggi bendungan 116 m lebar 10 m dan panjang 650 m, berisi air maksimal 443 juta M3. Kini, Waduk Wadaslintang benar-benar tidak saja berfungsi sebagai tempat wisata. Tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk olah raga air, serta yang lebih utama manfaatnya di bidang irigasi. Sebab, waduk tersebut mampu mensuplai kebutuhan irigasi bagi areal persawahan di daerah Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Purworejo.
2. Waduk Sempor
- Waduk Sempor mencangkup Desa Sempor, Desa Kedungwringin dan Desa Tunjungseto. Lokasi bendungan berada di Desa Tunjungseto serta obyek wisatanya berada di Desa Sempor. Waduk Sempor merupakan bendungan pada daerah Sungai Cincingguling atau disebut juga Sungai Sempor yang mengalir dari timur laut ke selatan di Kaki Gunung Serayu Selatan dan bermuara di Samudra Hindia. Waduk Sempor ini berlokasi di daerah perbukitan bagian dari Pegunungan Serayu Selatan. Pemandangan air melimpah yang dibingkai dengan hijaunya pepohonan dan birunya cakrawala mampu memanjakan mata. Selain berada di wilayah perbukitan, waduk ini juga dikelilingi dengan ribuan pohon pinus. Udara di Waduk Sempor sangat sejuk. Selain daya tarik alamnya yang begitu besar, obyek wisata ini juga dilengkapi dengan berbagai sarana pendukung, antara lain wisma-wisma penginapan yang bisa disewa secara perorangan maupun rombongan.
- Waduk Sempor dibangun pada saat Indonesia dikuasai oleh Belanda tepatnya tahun 1916. Pemerintah Belanda telah mengidentifikasi bahwa di daerah Sempor terdapat lokasi yang ideal untuk suatu waduk. Identifikasi tersebut dilakukan untuk menyediakan air yang akan digunakan untuk irigasi daerah-daerah disekitarnya. Dari penelitian itu dihasilkan suatu desain atau rancangan suatu waduk di Sempor. Pada tahun 1958 pembangunan fisik Bendungan Serbaguna Sempor dimulai melalui Proyek Sempor. Selama pemambangunan Waduk ini pernah jebol dan merenggut ratusan warga sekitar. Proyek pembangunan Waduk Sempor akhirnya selelasi pada tahun 1978.
Wisata Sejarah
1. Benteng Van Der Wijck
- Benteng Van der Wijck adalah sebuah benteng tua peninggalan Belanda di utara Kota Gombong. Saat ini benteng tersebut digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga & wahana permainan anak. Benteng ini tepatnya berada di Desa Sidayu. Benteng ini dibangun pada abad ke XVIII oleh Belanda untuk pertahanan, dan bahkan kadang-kadang untuk menyerang. Nama benteng ini diambil dari Van Der Wijk, nama yang terpampang pada pintu sebelah kanan, kemungkinan nama komandan pada saat itu. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi umum 21 km dari Kebumen atau 100 km dari Candi Borobudur. Benteng ini kadang dihubungkan dengan nama Frans David Cochius (1787 - 1876), seorang jenderal yang bertugas di daerah barat Bagelen yang namanya diabadikan menjadi Benteng Generaal Cochius. Selanjutnya benteng pertahanan ini digunakan untuk sekolah militer, berikut adalah data teknis benteng:
- Luas benteng atas 3606, 625m²
- Benteng bawah 3606, 625 m²
- Tinggi benteng 9, 67 m, ditambang cerobong 3, 33 m
- Terdapat 16 barak dengan ukuran masing-masing 7, 5 x 11, 32 m
Wisata Religi
1. Makam Syeikh Anom Sida Karsa
- Makam Syekh Anom Sida Karsa Terletak di desa Grogol Beningsari di kecamatan Petanahan, Kebumen, yang berjarak sekitar 15 km dari kota Kebumen atau sekitar 6 km dari Pantai Petanahan.[3] Makam ini selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah terutama pada malam Jumat, bulan Saban, dan bulan Muharram.
- Syekh Anom Sida Karsa yang diketahui adalah seorang waliyullah. Ditelusuri dari silsilahnya ternyata dia masih keturunan ke-5 dari Raden Fatah. "Dullah Sidiq" adalah nama aslinya. Dia hidup pada zaman Hamengku Buwono IV. Konon dia memang keturunan darah biru, namun karena kecintaannya pada Sang Kholiq dia lebih memilih untuk menyebarkan Agama Islam daripada mementingkan pangkat[4]. Sebelum singgah di desa ini, Syekh Anom pernah babad alas di daerah Demak. Selain itu dia juga pernah singgah di Sumpyuh tepatnya di Desa Ngadiasa, tempat lain yang pernah disinggahinya yaitu Banyumas, Setelah dari Banyumas dia kembali lagi ke Demak dengan tujuan untuk perang melawan Belanda. Kemudian dia melanjutkan dakwahnya hingga sampai desa ini dan disinilah dia tinggal sampai wafat[4].
- Syekh Anom berguru pada Syekh Abdul Awal bersama tiga teman seperjuangannya yaitu Syekh Abdul Fatah yang saat ini makamnya terdapat di daerah Sentul, Syekh Syahrowardi yang makamnya terdapat di Desa Tanjungsari, dan salah seorang murid dari desa setempat yang bertugas untuk khutbah yang makamnya terdapat di Kuburan Panggel. Dari sejarah Syekh Anom yang paling menarik yaitu Pada saat Syekh Abdul Awal akan menunaikan Ibadah Haji ke tanah Suci, dengan sengaja Syekh Abdul Awal tidak mengikutsertakan murid-muridnya karena Dia hanya berniat mengajak istrinya, oleh karena itu Dia memberi tugas kepada masing-masing muridnya.
- Tugas yang diberikan kepada Syekh Anom adalah diperintahkannya Dia untuk menunggu sepuluh beton (isi nangka) yang sedang dibenem (ditimbun dengan bara api) sampai matang untuk dibagikan kepada teman-temannya. Anehnya setelah betonnya matang hanya terdapat Sembilan buah, Hal ini menjadikan Syekh Anom ragu untuk membagikan kepada ketiga temannya. Untuk menanyakan kebimbangannya Dia berniat menyusul Sang Guru ke Tanah Suci. Disinilah terdapat karomah yang luar biasa pasalnya Syekh Anom hanya mengendarai bekong (tempat beras) untuk sampai ke Mekah, hal yang sama juga dialami oleh Gurunya yang hanya mengendarai mancung untuk mencapai tempat tujuan.
- Sesampainya di Mekah Syekh Anom bertemu dengan Sang Guru dengan membawa Sembilan beton yang masih hangat, lalu Dia menanyakan mengapa beton yang ada hanya Sembilan buah padahal sebelumnya Syekh Abdul Awal mengatakan bahwa beton yang dibenem ada sepuluh buah. Pertanyaan itu diabaikan begitu saja oleh Syekh Abdul Awal, karena Syekh Anom sudah terlanjur ada di Tanah Suci maka Syekh Abdul Awal mengajaknya untuk menunaikan ibadah Haji bersama. Cerita itulah yang menjadi dasar terciptanya sebuah nama SYEKH ANOM SIDA KARSA yang mempunyai arti, kata “SIDA” berarti JADI dan “ KARSA” berarti kesampaian. Dalam sumber di lokasi menyebutkan, nama Syeh Anom Sidakarsa tersebut diketahui dari seorang yang selama dua tahun berturut-turut melakukan riyadloh di makam tersebut pada tahun 1935. Orang itu yakni almarhum Simbah Chamid dari Kajoran Magelang.
- Menurut cerita Simbah Chamid kepada murid-muridnya yang kemudian diyakini hingga sekarang, Syeh Sidakarsa adalah cucu dari Sultan Bintoro/Raden Fatah di Demak. Syeh Sidakarsa yang sering juga disebut Syeh Anom datang ke Kebumen untuk berguru atau nyantri kepada Syeh Abdul Awwal. Keberadaan Syeh Abdul Awwal sendiri bisa dilacak dari makam kiai tersebut yang terletak di Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan atau sekitar 1, 5 km sebelah utara makam Syeh Anom. Begitu dekat dan cintanya Syeh Anom dengan gurunya itu, dia merasa susah sepeninggal gurunya itu ke tanah suci. Karena sangat dekatnya, rindu tidak dapat tertahankan. Syeh Anom pun kemudian bermunajah kepada Allah SWT agar dapat menyusul gurunya.
- Di tengah munajahnya itu, tiba-tiba ada sesuatu yang jatuh. Setelah diperiksa ternyata sebuah blongkeng (mancung) pohon kelapa. Bagi Syeh Anom, kondisi itu seperti petunjuk dari Allah, maka dengan izin Allah, Syeh Anom dapat menyusul gurunya dengan naik blongkeng itu. Syekh Anom Sida Karsa memilih tinggal di daerah ini karena mengetahui banyak orang yang masih membutuhkan pencerahan, diantaranya adalah daerah Ambal yang dihuni banyak berandal. Dia menetap di tempat ini sampai wafatnya. Semasa hidupnya, Syekh Anon Sida Karsa terkenal memiliki kelebihan. Kabar itu akhirnya sampai ke telinga para berandal di Ambal. Mereka pun datang menyatroni rumah Syekh Anom, berjumlah 200-an orang. Sampai di lokasi mereka melihat ada keanehan, yaitu meskipun rumah Syekh Anom miring ke Utara namun justru yang di sebelah Selatan yang disangga kayu. Para berandal itu pun menganggap pemilik rumah sudah tak waras lagi.
- Ketika Syekh Anom Sida Karsa mempersilahkan para begal masuk ke dalam rumah, lagi-lagi mereka menganggap tuan rumah tak waras. Bagaimana mungkin rumah sekecil itu sanggup menampung gerombolan yang berjumlah demikian banyak. Namun ketika akhirnya masuk, ternyata dalaman rumah itu luas sekali. Seluruh gerombolan hanya memenuhi satu pojok rumah saja. Barulah para berandal itu sadar bahwa Syekh Anom bukan orang sembarangan. Berandal itu dijamu makan oleh Syekh Anom, satu hal yang selalu dilakukannya pada setiap tamu yang datang ke rumahnya. Makanan selalu ada, berapa pun tamu yang datang setiap harinya. Para berandal dipesan agar tidak membuang tulang ayam ke lantai. Namun seorang berandal sengaja membuang tulang ayam ke lantai, dan tiba-tiba tulang itu berubah menjadi ayam lagi! Akhirnya para berandal itu pun takluk kepada Syekh Anom[4].
2. Makam Syeikh Abdul Awal
- Makam Syeikh Abdul Awal terletak di desa Kebon Sari kecamatan Petanahan, tidak terlalu jauh dari makam muridnya Syeikh Anom Sida Karsa. Syeikh ini dulu bernama "Mangkurat Mas", dari Yogyakarta, putra R. Pemanahan dari istri Padmi. Anak Ki Ageng Pemanahan ada 2 yaitu "Mangkurat Mas" dan "Mangkurat Kuning". Cerita berawal saat Ki Ageng berpesan kepada anaknya, lewat adiknya Ki Ageng Giring yang bermukim di Cirebon. Ki Ageng Pemanahan memberi wangsit jika suatu saat Ki Ageng mangkat, maka kekuasaan keraton Yogyakarta diserahkan kepada anak sulungnya, Mangkurat Mas.
- Namun begitu ayahnya meninggal, Ki Ageng Giring malah tidak peduli dengan amanah untuk menyerahkan titipan kekuasaan kepada Mangkurat Mas. Melalui patih Martapala-Martapura, sehingga terjadi geger dan menjadikan Mangkurat Mas pergi dari keraton dengan prinsip bahwa kekuasaan hanya akan akan menjadikan seseorang bertaruh dan mungkin sampai di akhir ajal, hanya akan bertaruh dan memperebutkan kekuasaan saja. Dan akhirnya kekuasaan di Yogyakarta jatuh ke tangan Ki Ageng Giring, sedangkan Mangkurat Mas pergi dari kerajaan, menuju ke arah barat dan sampai di seputar desa yang sekarang ini disebut Kebonsari.
- Pada satu saat datanglah Raden Patah putra dari Prabu Brawijaya V-Raja Majapahit terakhir ke tanah Jawa. Kedatangan R. Patah menjadikan tanah jawa geger karena dia bermisi menundukkan negara Pandawa tengah. Pada saat itu Mangkurat Mas yang juga dikenal sebagai Syech Abd. Awal sudah bermukim di Kebonsari, meski namanya belum Kebonsari. Lama-kelamaan, Di Kebonsari, Mangkurat Mas membawa ilmu para wali ibarat hanya sebulir padi/semenir, dipecah menjadi empat madzhab. Sembari bermukim disini, Mangkurat Mas memberikan wewarah kepada banyak orang tentang ilmu-ilmu para wali.
- Kedatangan R. Patah ke tanah jawa diikuti dengan proses penyerangan perilaku ibadah umat-umat Islam yang merujuk pada ajaran wali, digeser dengan ilmu agama suci dari tanah Saudi-ajaran Rasul Muhammad saw. Awalnya di tanah jawa yang diamalkan ilmu Kuntadewa[5]. Di Kebumen, Mangkurat Mas alias Syech Abdul Awwal punya banyak murid, diantaranya di Guyangan, Syech Sidakarsa dan Syech Abdul Rosyid. Sebagai seorang pembawa ajaran Islam Jawa/sinkretik/ilmu kebatinan/ilmu ratu tanah jawa, Syech seorang diri mengajarkan ilmunya di daerah ini. Ada tokoh lain yang dikenal yaitu Syech Abdul Muhyi, namun dia membawa risalah Islam murni dari tanah Arab. Abdul Muhyi anak dari panembahan Sultan Imam Mahdi dari tanah Madinah.
- Begitu lama merasa cukup lama bermukim di Kebumen, Syech ingat akan sebuah pesan yang tertulis di kitabnya untuk pergi ke tanah suci-naik haji. Pada saat Syech naik haji, dia menggunakan “mancung” dari pohon kelapa. Keajaiban itu bisa diwujudkan karena ilmu kebijaksanaan yang dimiliki oleh Sang Syech. Saat mengembara ke Kebumen, Syech Abdul Awwal sudah menamatkan ilmu dari pesantren dan menikah dengan putri keraton Solo/Surakarta yang bernama Jonggrang, belum sempat bekerja mengamalkan ilmunya namun sudah didahului dengan geger perebutan kekuasaan di Yogyakarta dan pendudukan Belanda di tanah jawa. Seumur hidup, Syech Abdul Awwal hanya mempunyai satu istri yaitu Nyai Jonggrang.
- Dalam ceritera, R. Patah yang membawa risalah rasul Muhammad adalah putra dari pernikahan putri Cempa-Cina dengan Raja Brawijaya-raja Majapahit yang terakhir. Versi dongeng, diberi nama Patah dari makna banyu patang wulan bali ngulon meng Cina. Dulu, ratu Sriwijaya alias sang ayah putri Cempa menciptakan Putri Cempa yang berwujud jin raksasa, dicipta menjadi putri cantik seperti putri di daerah tanah Jawa. Saat sudah menjadi cantik, ia berkeliling di seluruh tanah jawa membawakan seni lagu dan tari-tarian untuk dipertunjukkan. Ratu Brawijaya melalui Patih Gajah Mada, jatuh cinta pada putri Cempa dari Palembang dan ingin mempersunting menjadi istri sebagai istri ke-41. Setelah menikah dengan Raja Brawijaya, Putri Cempa hamil dan mengidam.
- Yang diinginkan Putri Cempa saat mengidam adalah rujak babi. Sebagai suami, Sang Prabu menuruti permintaan istrinya dengan memerintahkan kawulanya berburu babi dan memasaknya. Setelah makan, ternyata Putri Cempa yang cantik tiba-tiba berubah ke wujud semula, seorang raksasa. Dengan perubahan wujud itu, Sang Putri menjadi malu dan segera terbang kembali ke tanah asal, Banyu patang wulan alias R. Patah dibawa serta. Sat kembali ke negerinya, Putri Cempa dipersunting oleh Arya Damar-Raja Palembang. Disana, lahirlah R. Patah. Sebagai ayah, Prabu Brawijaya berpesan agar Arya Damar tidak menghilangkan identitas R.Patah yang merupakan keturunan langsung dari Majapahit. Di kemudian hari R. Patah pergi menuntut ilmu ke Mesir sehingga ia menjadi seorang alim dan kelak menjadi penyebar ajaran Islam-Rasul di tanah jawa, bahkan menyerang ayah kandungnya sendiri yang berkuasa di Majapahit yang nota benenya pemegang tradisi dan kepercayaan Hindu. R. Patah adalah anak kandung dari putri Cempa, hasil dari pernikahan keduanya dengan Prabu Brawijaya. Sedangkan sebelumnya Putri Cempa sudah pernah menikah dan berputrakan Raden Husen.
- Awal sebelum R. Patah mengetahui keberadaan ayah kandungnya, ia bertanya kepada ibunya. Setelah ibunya menceritakan sebenarnya darah siapa yang mengalir pada diri R. Patah, maka segera R. Patah ingin menyusul ayah kandungnya di Majapahit. Sebelum ia tiba di Majapahit, ia singgah dulu di Demak Bintoro dan diterima oleh Sunan Ampel. Oleh Sunan Ampel, R. Patah dinikahkan dengan cucunya-putri Mloko, dan dijadikan Bupati Demak Bintoro. Setelah cukup lama menetap di Bintoro, R. Patah ingin melanjutkan ke Majapahit. Di tengah jalan ia bertemu dengan Sunan Giri. Saat R. Patah menyatakan maksudnya, Sunan Giri melarang dia melanjutkan niatnya dengan alasan ilmu para wali yang sudah mengakar di tanah jawa, tidak boleh diganggu gugat, dirubah atau dicampuri oleh ajaran Islam yang berasal dari tanah Arab.
- Namun dalam kenyataannya, R. Patah yang kemudian bertemu dengan saudara tirinya R. Husen, menegakkan agama rasul di tanah jawa. Pada saat itulah para wali pemegang ajaran sinkretik mundur agar tidak terjadi pertentangan di kalangan umat. Secara garis besarnya, agama Rasul dipandang sebagai ajaran yang mengutamakan syariat sedangkan para wali dianggap sebagai pembawa ajaran tarekat. Sedangkan idealnya seorang umat adalah mengamalkan ilmu Rasul dan meneladani perilaku wali, namun sekarang tidak demikian. Di Kebumen, tempat mukim Syech Abdul Awwal adalah di pedukuhan Kedungamba, desanya Grogol Beningsari. Namun begitu direbut oleh Belanda daerah ini termasuk desa Kebonsari. Kedungamba diambil dari makna, kedung artine jero lan amba, melambangkan begitu dalam dan luasnya ilmu wali yang dibawa oleh Syech Abdul Awwal. Saat tiba di Kedungamba, Syech Abdul Awwal membawa rasa sedih karena terusir dari istananya. Saat tiba disini sudah ada sekitar 50 orang penduduk yang menghuni Kedungamba, namun hingga kini sulit ditelusuri siapakah mereka dan berasal dari mana[5].
- Satu cerita lagi, pada suatu saat Ratu Yogyakarta yang merupakan permaisuri Ki Ageng Giring gering (sakit), Mangkurat Mas lah yang berhasil menyembuhkannya. Sesuai dengan janji yang diucapkan Ki Ageng Giring bahwa siapapun yang berhasil menyembuhkan istrinya akan dituruti segala permintaannya. Sebagai hadiah atas keberhasilannya, Mangkurat Mas muda meminta tanah seluas serban, yaitu bumi Mataram yang di kemudian hari ditempati, Kedungamba. Sebelumnya Ki Ageng Giring telah menawarkan tanah antara sebelah timur sungai Praga sampai Sitandu, namun Mangkurat Mas menolak. Karena merupakan tanah hadiah dari Sultan maka Kedungamba disebut sebagai tanah Keputihan yang tiap tahunnya tidak terkena pajak ke Mataram, namun hanya menyetorkan bulu bekti atau glondhong pengareng-pengareng berupa padi, palawija, dll saja tiap tahun pada musim panen sado ke Mataram berpakaian jarit wiru dan blangkon. Saat menyerahkan bulu bekti, yang ikut sowan 7 orang sebagai perlambang martabat desa yaitu Lurah, Congkog, Carik, Kebayan, Kaum, Polisi dan Kamituwa. Oleh Mataram yang diberi kewenangan menjadi Lurah Kedungamba adalah Mangkurat Mas atau "Syech Abdul Awwal". Begitu Belanda menyerang, barulah Kedungamba dikenai pajak. Zaman dulu, orang-orang tidak dikenai pajak[5].
- Deretan makam yang ada di kanan-kiri Syech Abdul Awwal. Sebelah barat Syech adalah makam putranya Abdul Rauf yang konon ceritanya ia selalu ingin mengungguli ayahnya, misal jika ia menimba air, bukannya menggunakan wadah yang rapat malah menggunakan keranjang yang berlubang, angina yang berhembus juga berusaha ia kekang dengan diikat memakai selendang, dan berbagai perbuatan Abdul Rauf yang mengesankan ia ingin mengungguli kesaktian ayahnya.
3. Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang
- Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang berada di Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen. Jarak antara Makam Syekh Abdul Kahfi Lemah Lanang dengan Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu adalah sekitar 1,6 km. Syekh Abdul Kahfi Al Hasani adalah pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, dan konon merupakan orang pertama yang dimakamkan di perbukitan Lemah Lanang di Desa Sumberadi, Kecamatan Kebumen. Terdapat bangunan cungkup setinggi 1 meter sebelah kanan, dan di kiri ada tembok tua dengan gapura paduraksa. Ada dua kubur yang masih bisa dikenali, yaitu makam R. Soemarsono, Wedono Salam yang wafat pada 1934, dan makam R. Ng. Wirjoatmodjo, Patih Pensiun Kebumen yang wafat pada 2 November 1924. Banyaknya sampah dedaunan kering menandai bahwa sudah lama anak keturunannya tidak menziarahinya.
- Cungkup Makam Syekh Abdul Kahfi dengan risplang bercat hijau, dilihat dari samping makam Wedono Salam itu. Ada teras kecil di depan cungkup yang dicapai dengan menapaki undakan. Di sebelah kiri belakang cungkup makam Syekh Abdul Kahfi ada lagi cungkup lebih kecil dimana di dalamnya terdapat kubur dengan nisan bertulis Syaikh M Syafi’i. Tak jelas siapa orang ini, karena nama itu tidak saya temukan di dalam lembar fotokopi yang berisi sejarah Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu. Sedangkan Makam Syekh Abdul Kahfi berada di ujung paling kanan. Tak semua pemimpin Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu keturunan Syekh Abdul Kahfi dimakamkan di sini. Syekh Yusuf Al Hasani, keturunan keempat yang membuka pesantren di Krakit, Gowa, Sulawesi Selatan, diketahui meninggal dan dimakamkan di Somalia saat menyebarkan Islam di sana.
- Setelah Syekh Yusuf meninggal, putera sulungnya yang bernama Syekh Hasan Al Hasani juga pergi meninggalkan Somalangu menuju Krakit untuk meneruskan mengurus pesantren ayahnya di Krakit itu dan kemudian tinggal sampai wafat serta dimakamkan di sana. Oleh masyarakat setempat ia juga dikenal sebutan Syekh Hayatul Hukmi. Pusara Syekh Abdul Kahfi Al Hasani, pendiri Pondok Pesantren Al Kahfi Somalangu, Kebumen. Menurut riwayat, Syekh Abdul Kahfi meninggal dunia pada malam Jumat 15 Sya’ban 1018 H atau 12 November 1609 M dalam usia 185 tahun. Usia yang sangat panjang untuk ukuran orang kebanyakan pada saat ini, bahkan bagi orang jaman dulu sekalipun. Dalam makalah yang dibuat KH Afifuddin bin Chanif Al Hasani disebutkan bahwa Syekh Abdul Kahfi meninggal pada masa Panembahan Hanyakrawati, ayah Sultan Agung.
- Karena hubungan dengan Mataram baik, pada makam Syekh Abdul Kahfi sempat ada nisan berukir kereta kencana yang ditarik dua atau empat ekor kuda. Nisan itu kini tak lagi ada di sana. Syekh Abdul Kahfi dianggap sebagai peletak dasar berkembangnya agama Islam di wilayah Kebumen. Kedatangannya dari Hadramaut, Yaman, mendarat pertama kali di Pantai Karangbolong Kebumen pada 1448 M, dan beberapa hari setelah itu berhasil mengislamkan tiga desa berdekatan, yaitu Desa Candimulyo dan Desa Candiwulan. Pondok Pesantren Al Kahfi selain berpengaruh pada perkembangan kemajuan Islam di Kebumen, pengaruhnya juga menyebar sampai ke daerah lain di Jawa dan luar Jawa, seperti Cirebon, Sampang, Kediri, Blitar, Kudus, Demak, Banyumas, Purworejo, Solo, Yogya, Magelang, Semarang, Cilacap, Gowa, Maluku, dan bahkan sampai ke Pattani dan Somalia.
4. Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking
- Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking atau R.A. K.R.A.T. terletak di Desa Desa Jatimulyo. Makamnya atau cungkup makamnya berbentuk khas bangunan Tionghoa. Selain itu makam tersebut berada sendirian di tengah sawah, pada posisi pondasi tanah yang lebih tinggi dari area di sekitarnya, sehingga terlihat menonjol. Tanda Benda Cagar Budaya yang sudah mulai pudar dipasang di sebelah kanan makam. Di sekitar tengara cagar budaya telah ditumbuhi tumbuhan alang-alang yang tinggi, menandai bahwa makam ini sudah lama tidak didatangi. Kijing Makam R.A. Tan Peng Nio berbentuk khas kubur Tionghoa yang lazim dikenal dengan sebutan Bong. Relief sepasang burung berkaki panjang terdapat di bagian atas nisan yang seolah sedang berebut sekuntum bunga putih gemuk, dan relief sepasang burung lebih besar berekor merak ada di sayap kanan kiri nisan.
- Di tengah nisan terdapat tulisan “R.A. K.R.A.T. Kalapaking III (R.A. Tan Peng Nio), istri R.M. Soleman Kertawangsa.” Lalu ada tulisan “Anak: K.R.T. Endang Kertawangsa, R.A. Mulat Ningrum” dan “Menantu: R.A. Jati Arum, R. Tjondro Dahono, R. Kertalaksana”, serta “Cucu: R. Kertawangsa Gandawijaya / Ki Pongge, R. Kertawangsa Tjandrawijaya / Ki Legowo, R.A. Eguningrum, R. Bintara Ajiwijaya, R. Harjo Jadmiko”. Tan Peng Nio adalah puteri Tan Wan Swee, seorang jenderal pelarian dari Tiongkok semasa dinasti Qing. Tan Wan Swee dikabarkan ikut dalam pemberontakan etnis Tionghoa bersama Mas Garendi yang dikenal sebagai peristiwa Geger Pecinan yang menyerbu Keraton Kartasura. Tan Wan Swee juga dianggap berpengaruh dalam membawa seni beladiri Kuntao (Konto) ke Kebumen.
- Pandangan samping pada cungkup Makam R.A. Tan Peng Nio Kalapaking dengan sebuah cungkup kecil di sisi kirinya. Di dalam cungkup kecil itu ada semacam altar dengan tulisa “Fu Shen” yang diukir pada dinding. Fu Shen adalah salah satu dari Tiga Dewa Fu Lu Shou (Dewa Rejeki, Bahagia, Panjang Usia). R.M. Soleman Kertawangsa atau Kalapaking III adalah penguasa Panjer yang memerintah tahun 1751 – 1790, dan R.A. Tan Peng Nio Kalapaking adalah salah satu isterinya. Keturunan R.A. Tan Peng Nio dan Kalapaking III tersebar di Kebumen, Purwokerto, Surabaya, dan mungkin juga di kota-kota lainnya. Sebuah tulisan menyebutkan bahwa keturunan R.A. Tan Peng Nio di Purwokerto ada yang mengajukan permohonan Serat Kekancingan ke Tepas Darah Dalem Kraton Yogyakarta
5. Makam Tumenggung Kalapaking
- Makam Tumenggung Kalapaking atau Kolopaking berada di sebuah perbukitan kecil di Desa Kalijirek, Kecamatan Kebumen. Di bagian depan kanan ada sebuah bangunan cukup besar, namun pintunya terkunci dan tak ada tengara pada pintunya. Lalu ada makam bersisian, yang sebelah kiri bertulis “Rd. Ng. Mangoenatmodjo wafat pada 10 Oktober 1928”, dan di sebelahnya makam bertulis “Rd Ayu Mangoenatmodjo wafat pada 31 Juli 1932”. Kedua makam itu terbuat dari batu pualam, nisannya berbentuk bunga dengan lingkaran di tengahnya.
- Lalu ada makam tunggal ukuran 2×2,5 meter dengan tinggi 1 m. Yang menarik adalah pada nisannya terdapat relief lambang bulan sabit bintang, dan bertulis huruf Arab dan Jawa. Untuk mencapai pintu Makam Tumenggung Kalapaking ini setidaknya ada 15 undakan yang harus dilewati. Pintunya terkunci, sehingga bisa masuk ke dalam hanya jika ditemani kuncen. Di atas pintu makam terdapat tengara Makam Tumenggung Kalapaking. Daun Pohon Kamboja kering tampak bertebaran di anak tangga, menunggu dibersihkan. Cungkup Makam Tumenggung Kalapaking berbentuk bangunan segi empat memanjang ke arah kiri dan di bagian sebelah kiri dindingnya tidak tertutup rapat, hanya dibatasi dengan kisi-kisi. Dari atas kisi-kisi itu pejalan masih bisa melongok ke dalam area makam dan melihat isinya meskipun tidak bisa masuk ke dalam cungkup mendekati kuburnya.
- Di dalam makam terdapat silsilah Kalapaking. Dimulai dari Dewi Retno Pembayun, puteri Panembahan Senopati, yang menikah dengan Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan berputra RM Madusena, lalu berputra RM Badranala, berputra RM Kertasuta, berputra Kyai Curiga, dan berputra RT Kalapaking I (R Kertawangsa). Dewi Retno Pembayun wafat setelah melahirkan RM Maduseno, dan Ki Ageng Mangir dibunuh oleh Panembahan Senopati saat menghadap. Kalapaking I menikahi BRAJ Mulat (Kletingabang, puteri Amangkurat I), berputra RT Kalapaking II (RM Mandingan), berputra Kalapaking III (RM Suleman Kertawangsa), berputra RT Kalapaking IV (RM Endang Kertawangsa). Kedua makam ini berada di dalam cungkup kecil bertabir kelambu putih. Hanya ada satu cungkup kecil ini di dalam ruangan Makam Tumenggung Kalapaking itu. Makam lainnya tidak bercungkup. Pada kijing makam sebelah kiri bertulis “Raden Toemenggoeng Kalapaking” dan makam di sebelah kanan bertulis “Raden Toemenggoeng Kalapaking 4”.
- Ketika Keraton Plered Mataram diduduki Trunojoyo, Amangkurat I lari hingga tiba di Panjer dalam keadaan sakit dan diterima oleh R. Kertawangsa. Kertawangsa memberinya air kelapa tua (kelapa aking) yang membuat keadaan Amangkurat I berangsur baik. Amangkurat I pun menganugerahkan gelar Tumenggung Kelapa Aking kepada R. Kertawangsa. Alkisah, Kalapaking IV yang mendukung Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa berhadapan dengan Aroeng Binang IV yang berada di pihak Keraton Surakarta yang didukung Belanda. Konon Kalapaking IV bertempur satu lawan satu melawan Aroeng Binang IV hingga Tumenggung Kalapaking IV terluka lengannya oleh tombak pusaka Tumenggung Aroeng Binang IV.
- Kalapaking IV wafat dan dimakamkan di Kalijirek. Aroeng Binang IV menjadi penguasa Panjer dan membangun pendopo Kebumen pertama. Perseteruan berakhir ketika Belanda mengangkat keturunan Kalapaking, yaitu Ki Atmodipuro menjadi Bupati Banjarnegara dan Ki Sukadis menjadi Bupati Karanganyar, keduanya tidak menggunakan gelar Kalapaking. Tumenggung Aroeng Binang IV sendiri wafat tanpa memiliki keturunan, sehingga kedudukannya di Panjer digantikan oleh Aroeng Binang V, ipar Aroeng Binang IV namun masih keturunan langsung Kyai Hanggayuda, ayah (atau paman) Aroeng Binang I. Kebumen selanjutnya dipimpin oleh keturunan Aroeng Binang hingga Jepang masuk pada 1942.
- Di kiri Kijing RT Kalapaking adalah kijing RT Kalapaking II, lalu kijing Nyai Kretowongso Mandingan dan kijing Makam Nyai Tumenggung Kalapaking IV. Ada pula kijing Makam RT Kalapaking III (Kretowongso Soeleman), dan kubur puteranya. Agak terpisah terdapat makam putera colecteur Karanganyar R.M. Soedarmo, dan kijing makam Nyai Resowidjojo. Kondisi Makam Tumenggung Kalapaking dalam keadaan cukup baik. Hanya saja tidak dibersihkan secara teratur sehingga agak berdebu. Pembersihan dan perawatan makam leluhur memang lebih afdol jika dilakukan oleh anak keturunan sendiri, bukan oleh kuncen atau orang bayaran, karena hubungan batin dan darah tak akan pernah bisa ditukar dengan uang.
Wisata Air Terjun
1. Air Terjun Sudimoro Air Terjun Sudimoro terletak di Dusun Kalikumbang, Desa Donorojo, kecamatan Sempor. Air terjun ini memiliki tiga undakan dengan total ketinggian hingga 35 meter. Air terjun Sudimoro memiliki formasi melebar sehingga air yang jatuh akan membentuk tirai air yang begitu mengagumkan. Air terjun ini juga memiliki debit air yang deras dan stabil terlebih jika musim penghujan tiba. Hal tersebut dikarenakan Curug Sudimoro terdapat di aliran Kali Putih yang berhulu di wilayah perbukitan pererbatan Kabupaten Kebumen dengan Banjarnegara. Curug Sudimoro dikelilingi bukit-bukit seperti Bukit Sigentong, Bukit Glagah, Bukit Cikini dan Bukit Sigandil sehingga pemandangan sekitarnya yang hijau sangat memanjakan mata. [6]
2. Air Terjun Silancur Air Terjun Silancur terletak di Dusun Pujegan, Desa Wadasmalang, kecamatan Karangsambung. Air terjun Silancur memiliki ketinggian sekitar 25 meter dan berada di kawasan Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung pada ketinggian 220 mdpl. Air terjun ini terlihat membentuk sebuah garis putih tinggi menjulang. Bersamaan, terdengar suara gemericik air. Tidak seperti air terjun pada umumnya yang memiliki penampungan air di bawahnya, air di Air Terjun Silancur jatuh menghantam batuan besar hingga menghasilkan percikan air yang segar. Jika terik matahari dalam keadaan sempurna, percikan air yang terbawa angin terlihat berwarna-warni seperti pelangi. [7] Debit airnya akan melimpah ruah di musim penghujan dan kerap kali dilanda banjir. Namun ketika musim kemarau debit airnya akan mengecil, meski tidak sampai kering.
3. Air Terjun Sawangan Air Terjun Sawangan terletak di Dusun Nogosari Desa Karangduwur, kecamatan Ayah. Air terjun Sawangan memiliki ketinggian sekitar 50 meter dan berada di kawasan Kawasan Karst Gombong Selatan. Air terjun ini unik dikarekana lokasinya yang berada di pantai selatan. Jaraknya hanya 150 dari pantai. Selain itu sumber airnya berasal dari sungai bawah tanah di dalam Goa Surupan. Jika dilihat bagian atas air terjun ini adalah mulut luar sebuah goa. Air terjun ini memiliki debit air yang stabil sedangkan di musim kemarau debit airnya akan mengecil namun tak akan kering. Dibawahnya terdapat kolam namun tak telalu lebar dan lebih didominasi bongkahan batu kapur dan pecahan dan gamping. Air terjun ini juga kerap disebut Air Terjun Pelangi karena kerap memunculkan pelangi dibawah air terjun jika matahari menyinarinya. [8]
Makanan khas
Jenang Sabun
Makanan khas ini terdapat didaerah kecamatan petanahan. Rasanya manis dan khas, namun sudah mulai jarang.
Lanthing (kadang disebut klanthing), merupakan makanan ringan sejenis kerupuk yang terbuat dari singkong berbentuk angka delapan atau lingkaran kecil seperti cincin. Asal mulanya hanya mempunyai rasa yang gurih dan asin tetapi sekarang mulai muncul aneka rasa seperti asin pedas dan rasa keju.
Obang abing
Makanan ini terbuat dari beras ketan ditaburi gula pasir halus, namun makanan ini mulai sulit dicari.
Sale pisang adalah makanan hasil olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur. Tujuan penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air buah pisang sehingga pisang sale lebih tahan lama. Pisang sale ini bisa langsung dimakan atau digoreng dengan tepung terlebih dahulu. selain itu, saat ini sale pisang mempunyai berbagai macam rasa seperti rasa keju. Saat ini, produksi pisang sale sudah menembus pasar internasional.
Sale pisang merupakan produk pisang yang dibuat dengan proses pengeringan dan pengasapan. Sale dikenal mempunyai rasa dan aroma yang khas.
Sate ambal adalah makanan khas dari daging ayam yang berasal dari daerah Ambal, Kebumen, Jawa Tengah.
Yang membuat sate Ambal berbeda dari sate Madura adalah bumbunya. Bumbunya agak lebih encer, berwarna kuning tua dan sekilas terlihat seperti kuah masakan Padang. Dan istimewanya, bumbu ini dibuat dari tempe yang dihancurkan hingga halus. Cita rasanya manis-pedas-gurih dengan aroma keharuman rempah yang menggugah selera. Tempenya memang tidak terasa lagi.
Soto petanahan
Soto petanahan sungguh berbeda dengan soto daerah lain, rasanya yang khas membuat soto petanahan sangat digemari masyarakat pada umumnya, soto petanahan berisi ketupat, toge hijau, suwiran ayam kampung dan kuah yang gurih, namun soto ini belum setenar soto bandung maupun soto daerah lainnya, jika anda mampir ke kebumen cobalah menyempatkan diri mencoba kuliner yang satu ini. Pedagang soto petanahan banyak dijumpai di desa petanahannya sendiri dan daerah disekitar desa petanahan, adapun penjual yang sudah sangat kondang yaitu soto petanahan pak kored. Letaknya diselatan pasar petanahan.
Soto tahu
Makanan khas yang satu ini sekarang sudah sangat jarang dijumpai, bahkan makanan ini hanya tenar dikecamatan petanahan. Kalau dilihat dar, namanya mungkin kelihatan biasa saja, namun begitu anda mencobanya anda akan merasa ketagihan, soto ini terbuat dari tahu, engkol, toge dan tahu kebumen yang khas disiram kuah sambel kacang. rasanya segar, cocok dinikamati saat siang harim apabila anda berkunjung ke kebumen anda wajib mencoba makanan yang satu ini. makanan ini tidaklah disajikan direstoran mewah namun di pedagang kaki lima yang orang petanahan menyebutnya bango (semacam rumah berjualan terbuat dari bambu dan sederhana).
Empog empog
Kethek
Jipang kacang
Lenthis
Nasi penggel
Soto Tamanwinangun/Soto Kasaran
Thepleng pejet
Tokoh terkenal
- Arsenna Moch. Rahadi, artis.
- Hans Rianto Sukandi, komikus.
- Jend.(Purn) HM Sarbini, tokoh perjuangan Indonesia, mantan menteri Pertahanan di era Presiden Soekarno.
- Kartini Muljadi , wanita terkaya seindonesia, dia berprofesi sebagai pengacara.
- Kasino Hadiwibowo, pelawak senior personil grup lawak Warkop.
- Martha Tilaar, pengusaha kosmetik.
- Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, begawan ekonomi Indonesia.
- Salimin Prawiro Sumarto, pendiri Mall Taman Anggrek.
- Sutoyo Siswomiharjo, salah seorang Pahlawan Revolusi Indonesia.
Nomor telepon penting
- Dishubkominfo: 0287 381794, 383349
- Kodim 0709: 0287381103
- PDAM: 0287381489
- Pemadam Kebakaran: 0287382113
- PLN: 0287382220
- PMI Cabang: 0287381818
- Polres: 0287382110
- Presscenter: 0287385501
- RSUD: 0287381101
- Satlantas: 0287385514
- Satpol PP: 0287 381885
- Stasiun KA: 0287381215
- UTD PMI: 0287381040
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi pemerintahan kabupaten Kebumen
Referensi
- ^ Catatan dari Babad Mataram: Di dalam perang tersebut hal yang tidak masuk akal adalah ia tidak menyerah ke Pangeran Mangkubumi, yang seharusnya berpihak ke Pangeran Mangkubumi karena dia termasuk putra Pakubuwono I/ Pangeran Puger. Ternyata ia bertugas sebagai mata-mata penghubung antara pihak Keraton Surakarta dengan Pangeran Mangkubumi, setiap kali ia sebagai utusan Kraton Surakarta untuk membawakan biaya perang kepada Pangeran Mangkubumi. Cara membawa biaya perang tersebut yang dalam bentuk emas dan berlian yang dimasukkan di dalam sebuah Kendang besar, tidak ada satupun yang tahu, baik Belanda, para punggawa Kraton Solo maupun para prajurit pihak Pangeran Mangkubumi sendiri. Cara membawanya dengan diselempangkan di belakang badannya sambil naik naik kuda, begitu berhasil menembus posisi yang dekat dengan Pangeran Mangkubumi maka dengan cepatnya Kendang tersebut ditaruh di dekat Pangeran Mangkubumi, kemudian pergi lagi. Demikian saat tiap kali Arungbinang melaksanakan misi rahasia tersebut, sehingga perang Pangeran Mangkubumi mendapatkan biaya, bahkan peperangan ini ada yang menyebutkan sebagai "perang Kendang". Tampaknya alasan inilah yang membuat posisi Arungbinang sebagai utusan rahasia. Tugas seperti itu dilakukan berulangkali.
- ^ Kebumen Societies
- ^ Ekspedisi Mapala: Internalisasi dan eksternalisasi terhadap Makam Syekh Anom Sida Karsa di Desa Grogol Beningsari, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen.
- ^ a b c Makam Syekh Anom Sida Karsa Kebumen
- ^ a b c Sejarah Desa Kebonsari Kecamatan Petanahan
- ^ [1]
- ^ [2]
- ^ [3]