Kota Yogyakarta

ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia
Revisi sejak 19 Oktober 2015 08.35 oleh 139.194.85.133 (bicara) (/* Televisi terestrial *)

Kota Yogyakarta (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦑꦸꦛꦔꦪꦺꦴꦒꦾ​ꦏꦂꦠ) adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubawana dan Adipati Paku Alam. Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar ketiga di wilayah Pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah penduduk.

Kota Yogyakarta
ꦑꦸꦛꦔꦪꦺꦴꦒꦾ​ꦏꦂꦠ
Daerah tingkat II
Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta
Gedung Bank Indonesia di Yogyakarta
Motto: 
Mangayu Hayuning Bawana
ꦩꦔꦪꦸ​ꦲꦪꦸꦤꦶꦁ​ꦧꦮꦤ
Cita-cita untuk menyempurnakan masyarakat
Slogan: Berhati Nyaman
"Bersih, Sehat, Asri dan Nyaman" (umum)
Istimewa (pariwisata)
Peta
Peta
Kota Yogyakarta di Jawa
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Peta
Kota Yogyakarta di Indonesia
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Kota Yogyakarta (Indonesia)
Koordinat: 7°48′5″S 110°21′52″E / 7.80139°S 110.36444°E / -7.80139; 110.36444
Negara Indonesia
ProvinsiDaerah Istimewa Yogyakarta
Tanggal berdiri7 Oktober 1756
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 14
Pemerintahan
 • BupatiDrs. H. Haryadi Suyuti
Luas
 • Total32,5 km2 (12,5 sq mi)
Populasi
 (2012)
 • Total636.660
 • Kepadatan20,000/km2 (51,000/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3471
Kode area telepon+62 274
Kode Kemendagri34.71
Kode SNI 7657:2023YYK
DAURp597.212.209.000,00
Flora resmiKelapa gading
Fauna resmiBurung tekukur
Situs webwww.jogjakota.go.id
Transformasi logo pariwisata Jogja

Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara kurun tahun 1575-1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram.

Etimologi

Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau '''Ayodhya''' yang berarti "kedamaian" (atau tanpa perang, a "tidak", yogya merujuk pada yodya atau yudha, yang berarti "perang"), dan Karta yang berarti "baik". Ayodhya merupakan kota yang bersejarah di India dimana wiracarita Ramayana terjadi. Tapak keraton Yogyakarta sendiri menurut babad (misalnya Babad Giyanti) dan leluri (riwayat oral) telah berupa sebuah dalem yang bernama Dalem Gerjiwati; lalu dinamakan ulang oleh Sunan Pakubuwana II sebagai Dalem Ayogya[1].

Pusaka dan Identitas Daerah

  • Tombak Kyai Wijoyo Mukti

Merupakan Pusaka Pemberian Raja Kraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. Tombak ini dibuat pada tahun 1921 semasa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Senjata yang sering dipergunakan para prajurit ini mempunyai panjang 3 meter. Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu walikun, yakni jenis kayu yang sudah lazim digunakan untuk gagang tombak dan sudah teruji kekerasan dan keliatannya.

Sebelumnya tombak ini disimpan di bangsal Pracimosono dan sebelum diserahkan terlebih dahulu dijamasi oleh KRT. Hastono Negoro, di dalem Yudonegaran. Pemberian nama Wijoyo Mukti baru dilakukan bebarapa hari menjelang upacara penyerahan ke Pemkot Yogyakarta, pada peringatan hari ulang tahun ke-53 Pemerintah kota Yogyakarta tanggal 7 Juni 2000. Upacara penyerahan dilakukan di halaman Balaikota dan pusaka ini dikawal khusus oleh prajurit Kraton ”Bregodo Prajurit Mantrijero”.

Tombak Kyai Wijoyo Mukti melambangkan kondisi Wijoyo Wijayanti. Artinya, kemenangan sejati pada masa depan, dimana seluruh lapisan masyarakat dapat merasakan kesenangan lahir bathin karena tercapainya tingkat kesejahteraan yang benar-benar merata.

Geografi

Berkas:Telepon penting kota Yogyakarta.jpg
Telepon penting Kota Yogyakarta (klik gambar untuk memperbesar)

Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code (yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua), dan Sungai Gajahwong. Kota ini terletak pada jarak 600 KM dari Jakarta, 116 KM dari Semarang, dan 65 KM dari Surakarta, pada jalur persimpangan Bandung - Semarang - Surabaya - Pacitan. Kota ini memiliki ketinggian sekitar 112 m dpl.

Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemkot Yogyakarta.

Batas administrasi

Kota Yogyakarta telah terintegrasi dengan sejumlah kawasan di sekitarnya, sehingga batas-batas administrasi sudah tidak terlalu menonjol. Untuk menjaga keberlangsungan pengembangan kawasan ini, dibentuklah sekretariat bersama Kartamantul (Yogyakarta, Sleman, dan Bantul) yang mengurusi semua hal yang berkaitan dengan kawasan aglomerasi Yogyakarta dan daerah-daerah penyangga (Depok, Mlati, Gamping, Kasihan, Sewon, dan Banguntapan).

Adapun batas-batas administratif Yogyakarta adalah:

Utara Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok
Timur Kecamatan Depok dan Kecamatan Banguntapan
Selatan Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Banguntapan
Barat Kecamatan Gamping dan Kecamatan Kasihan

Pembagian administratif

Kota Yogyakarta terdiri atas 14 kecamatan[2]. Berikut adalah daftar kecamatan di Yogyakarta :

Demografi

Jumlah penduduk kota Yogyakarta, berdasar Sensus Penduduk 2010 [3]., berjumlah 388.088 jiwa, dengan proporsi laki-laki dan perempuan yang hampir setara.

Islam merupakan agama mayoritas yang dianut masyarakat Yogyakarta, dengan jumlah penganut Kristen dan Katolik yang relatif signifikan. Seperti kebanyakan dari Islam kebanyakan di kota-kota pedalaman Jawa, mayoritas masih mempertahankan tradisi Kejawen yang cukup kuat.

Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta.

Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Perguruan tinggi yang dimiliki oleh pemerintah adalah Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Transportasi

Kota Yogyakarta sangat strategis, karena terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yogyakarta - Semarang, yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu, angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat dan udara, sedangkan karena lokasinya yang cukup jauh dari laut (27 - 30 KM) menyebabkan tiadanya transportasi air di kota ini.

Dalam kota

Bus kota

Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang tidak mengenal istilah angkutan kota (angkot dengan armada minibus). Transportasi darat di dalam Yogyakarta dilayani oleh sejumlah bus kota. Kota Yogyakarta punya sejumlah jalur bus yang dioperasikan oleh koperasi masing-masing (antara lain Aspada, Kobutri, Kopata, Koperasi Pemuda Sleman, dan Puskopkar) yang melayani rute-rute tertentu[4]:

Trans Jogja

Sejak Maret 2008, sistem transportasi bus yang baru, bernama Trans Jogja hadir melayani sebagai transportasi massal yang cepat, aman dan nyaman. Trans Jogja merupakan bus 3/4 yang melayani berbagai kawasan di Kota, Sleman dan sebagian Bantul. Hingga saat ini (Tahun 2014), telah ada 8 (delapan) trayek yang melayani berbagai sarana vital di Yogyakarta, yaitu[5]:

  • Trayek 1A dan Trayek 1B, melayani ruas protokol dan kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan, seperti Stasiun Yogyakarta, Malioboro, Istana Kepresidenan Yogyakarta.
  • Trayek 2A dan Trayek 2B, melayani kawasan perkantoran Kotabaru dan Sukonandi.
  • Trayek 3A dan Trayek 3B, melayani kawasan selatan, termasuk juga kawasan sejarah Kotagede.
  • Trayek 4A dan Trayek 4B, melayani kawasan pendidikan, seperti UII, APMD, UIN Sunan Kalijaga, dan Stasiun Lempuyangan.

Trans Jogja sangat diminati selain karena aman dan nyaman, tarif yang saat ini diterapkan juga terjangkau, yaitu Rp 4.000,- untuk sekali jalan, dengan dua sistem tiket: sekali jalan dan berlangganan. Bagi tiket berlangganan, dikenakan potongan sebesar 10% untuk umum dan 30% bagi pelajar.

Taksi

Taksi mudah dijumpai di berbagai ruas jalan di Yogyakarta, terutama di ruas protokol dan kawasan pusat ekonomi dan wisata. Ada berbagai perusahaan taksi yang melayani angkutan ini, dari yang berupa sedan hingga minibus.

Luar kota

Kereta api

Transportasi ke Yogyakarta dapat menggunakan kereta api dari Jakarta, Bandung, Surabaya atau Malang, pemberangkatan dan kedatangan kereta api (KA) kelas eksekutif dan bisnis dilayani Stasiun Yogyakarta, juga dikenal sebagai Stasiun Tugu sedangkan KA kelas ekonomi dilayani di Stasiun Lempuyangan. Ada pula kereta api komuter cepat yang menghubungkan Kutoarjo dengan Surakarta melewati stasiun Lempuyangan, kereta tersebut bernama Prameks.

Bus

Bus AKAP tersedia dari dan ke semua kota di Pulau Jawa, datang dan berangkat dari Terminal Penumpang Yogyakarta, yang berada di Jalan Imogiri Timur, Giwangan, berada di tepi Jalan Lingkar Luar Selatan Yogyakarta, di batas wilayah antara Kota Yogyakarta dengan Kabupaten Bantul.Terminal lain yang lebih kecil seperti Terminal Jombor yang melayani antara lain rute Magelang dan Semarang dan Terminal Condong Catur ke arah Kaliurang.

Pesawat udara

Transportasi udara dari dan ke Yogyakarta dilayani oleh Bandara Internasional Adisutjipto yang terletak di tepi Jalan Adisucipto KM 9, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Bandara ini melayani penerbang domestik ke kota-kota besar di Pulau Jawa (Jakarta, Bandung, Surabaya), Sumatra (Batam), Bali, Kalimantan (Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan), dan Sulawesi (Makassar).

Selain itu, bandara ini juga melayani penerbangan harian ke Singapura dan Kuala Lumpur dengan Malaysia Airlines dan Singapore Airlines.

Pendidikan

Media

Televisi

Televisi terestrial

Kota Yogyakarta memiliki 17 buah stasiun televisi (12 siaran nasional & 5 siaran lokal) seperti:

Kanal Kuat sinyal Frekuensi Nama Jaringan Nama perusahaan Pemilik Status Negara
22 479.250 MHz UHF TVRI Nasional TVRI LPP Televisi Republik Indonesia Pemerintah Indonesia Nasional   Indonesia
TVRI Yogyakarta Pemerintah Yogyakarta Lokal
24 495.250-MHz Trans TV PT Televisi Transformasi Indonesia Trans Corp Nasional
26 511.250-MHz MNCTV PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia MNC
28 527.250-MHz Indosiar PT Indosiar Visual Mandiri Surya Citra Media
30 566.250-MHz ANTV PT Cakrawala Andalas Televisi VIVA
32 559.250-MHz RCTI PT Rajawali Citra Televisi Indonesia MNC
34 575.250-MHz SCTV PT Surya Citra Televisi Surya Citra Media
36 591.250-MHz Global TV PT Global Informasi Bermutu MNC
38 607.250-MHz tvOne PT Lativi Media Karya VIVA
40 623.250-MHz Kompas TV PT Gramedia Media Nusantara Kompas Gramedia
42 639.250-MHz MetroTV PT Media Televisi Indonesia Media Group
44 655.250-MHz ADiTV City TV Network PT Arah Dunia Televisi Mahaka Media Lokal
46 671.250-MHz Trans7 PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh Trans Corp Nasional
48 687.250-MHz Jogja TV Bali TV/Indonesia Network PT Yogyakarta Tugu Televisi Kelompok Media Bali Post Lokal
50 703.250-MHz TATV Solo PT Terang Abadi Televisi TA Group
54 735.250-MHz iNews TV MNC Nasional
55 743.250-MHz Rajawali Televisi[6] PT Metropolitan Televisindo Rajawali Corpora
57 759.250-MHz NET. PT NET Mediatama Indonesia Indika Group

Televisi berlangganan

Kota Yogyakarta juga memiliki beberapa televisi berlangganan seperti:

Koran

Kota Yogyakarta memiliki 11 koran yang terbit antara lain:

Nama Jenis Jaringan Perusahaan Bahasa
Koran SINDO Edisi Yogyakarta Nasional Koran SINDO SINDOMedia
(melalui MNC)
Indonesia
Suara Pembaruan Edisi Yogyakarta Suara Pembaruan BeritaSatu Media Holdings
Republika Edisi Yogyakarta Republika Mahaka Media
Kompas Edisi Yogyakarta Kompas Kompas Gramedia
Bisnis Indonesia Edisi Yogyakarta Bisnis Indonesia Jurnalindo Aksara Grafika
Media Indonesia Edisi Yogyakarta Media Indonesia Media Group
Joglosemar Lokal Sritex Intisari
Radar Jogja Jawa Pos Grup Jawa Pos
Kedaulatan Rakyat Yogyakarta Kedaulatan Rakyat Kedaulatan Rakyat
Tribun Jogja Kompas Kompas Gramedia
Harian Jogja Bisnis Indonesia Jurnalindo Aksara Grafika

Radio

Kota Yogyakarta juga memiliki 34 buah stasiun radio bersiaran lokal seperti:

Frekuensi Signal Nama Stasiun
774-KHz AM Radio Suara Yogyakarta
1062-KHz Radio Erbe
1107-KHz Radio Programma 4 RRI
1152-KHz Radio Suara Istana
1188-KHz Radio Anak Yogyakarta Suara Edukasi
1251-KHz Radio Pendidikan Yogyakarta Suara Edukasi
87,7-MHz FM Radio Karbol
87,9-MHz Radio Arma Sebelas Radio Dangdut Indonesia
88,7-MHz I-Radio Yogyakarta I-Radio
89,1-MHz Bantul Radio
89,5-MHz Radio Jiz FM Gen FM Jakarta
90,3-MHz Radio Sasando
90,5-MHz Elshinta News And Talk Yogyakarta Elshinta News and Talk
90,7-MHz Radio UTY Medari
91,1-MHz Radio Programma 1 RRI
91,5-MHz Radio Best CPP RadioNet
91,9-MHz Radio Amega
92,7-MHz Radio MBS RB Media
93,2-MHz Radio Argo Sosro
93,8-MHz Radio Soman Voice of Soman
94,6-MHz Radio Kota Perak
95,4-MHz Radio Yasika CPP RadioNet
95,8-MHz Radio Prambors Yogyakarta Radio Prambors
96,2-MHz Radio Istakalisa
97,0-MHz Radio SINDO Trijaya FM Yogyakarta Radio SINDO Trijaya FM
97,4-MHz Radio Sonora Yogyakarta Radio Sonora
97,8-MHz Radio EMC Thomson Radio
98,2-MHz Radio Pop FM CPP RadioNet
98,6-MHz Radio GCD FM
99,4-MHz Radio Retjo Buntung RB Media
100,3-MHz Radio Swadesi
100,5-MHz Radio Impact FM
101,3-MHz Radio Star Jogja Solopos
101,7-MHz Radio Swaragama Swaragama Group
102,1-MHz Radio Eltira Sonora Network
102,5-MHz Radio Programma 2 RRI
102,9-MHz Radio Programma 3 RRI
103,7-MHz Radio Delta Radio Delta
104,5-MHz Radio Unisi
105,3-MHz Radio Rakosa RB Media
105,7-MHz Radio Petra
106,1-MHz Radio Geronimo
107,2-MHz Radio KR KR Media

Walikota Yogyakarta

Nomor urut Wali kota Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Wakil
1 M. Enoch
(1893–1965)
  Mei 1947 Juli 1947 2 bulan
2 Soedarisman Poerwokoesoemo
(1913–1988)
  Juli 1947 Januari 1966 18 tahun, 6 bulan
3 Soedjono A. Y.   Januari 1966 November 1975 9 tahun. 11 bulan
4 H. Ahmad   November 1975 Mei 1981 5 tahun, 6 bulan
5 Soegiarto   1981 1986 6 tahun
6 Djatmikanto Danumartono
(lahir 1944)
  13 Mei 1986 17 September 1991 5 tahun, 5 bulan
7   R. Widagdo
(1942–2018)
  1991 1996 5 tahun
1996 2001 5 tahun
8   Herry Zudianto
(lahir 1955)
  PAN 20 Desember 2001 20 Desember 2006 5 tahun Syukri Fadholi
2001-2006
20 Desember 2006 20 Desember 2011 5 tahun Haryadi Suyuti
2006-2011
9 Haryadi Suyuti
(lahir 1964)
  Golkar 20 Desember 2011 20 Desember 2016 5 tahun Imam Priyono
2011-2016
Sulistyo
(Penjabat)
  20 Desember 2016 22 Mei 2017 5 bulan, 3 hari
(9) Haryadi Suyuti
(lahir 1964)
  Golkar 22 Mei 2017 22 Mei 2022 5 tahun Heroe Poerwadi
2017-2022
Sumadi
(Penjabat)
(lahir 1963)
  22 Mei 2022 22 Mei 2023 1 tahun
Singgih Raharjo
(Penjabat)
(lahir 1965)
  22 Mei 2023 Petahana 1 tahun, 24 hari

Kota kembar

Referensi

  1. ^ Surjomihardjo, Abdurracham. 2008. Kota Yogyakarta Tempoe Doeloe, Sejarah Sosial 1880-1930. Jakarta: Komunitas Bambu.
  2. ^ "Yogyakarta Dalam Angka" (PDF). BPS Kota Yogyakarta. Diakses tanggal 2012-12-19. 
  3. ^ BPS, 2010.
  4. ^ (Indonesia) Situs Resmi Pemerintah kota Yogyakarta. "Jalur bus" (pdf). Diakses tanggal 21 Juni. 
  5. ^ http://gudeg.net/id/directory/53/3547/Trans-Jogja-.html
  6. ^ Ternyata NUSATV atau b-channel siaran di desa Ngoro-Oro, Jogja

Lihat pula

Pranala luar