2 Tawarikh 32
2 Tawarikh 32 (atau II Tawarikh 32, disingkat 2Taw 32) adalah bagian dari Kitab 2 Tawarikh dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Dalam Alkitab Ibrani termasuk dalam bagian Ketuvim (כְּתוּבִים, "tulisan").[1][2]
Teks
- Naskah sumber utama: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
- Pasal ini terdiri dari 33 ayat.
- Berisi riwayat raja ke-13 Kerajaan Yehuda: Hizkia putra raja Ahas.
Waktu
Struktur
Pembagian isi pasal (disertai referensi silang dengan bagian Alkitab lain):
- 2 Tawarikh 32:1–19 = Yerusalem dikepung oleh Sanherib (2 Raja–raja 18:13–37; Yesaya 36:1–22)
- 2 Tawarikh 32:20–23 = Yerusalem luput dari tangan Sanherib (2 Raja–raja 19:1–34; Yesaya 37:1–35)
- 2 Tawarikh 32:24–33 = Tahun-tahun terakhir dari pemerintahan Hizkia (2 Raja–raja 20:1–21; ; Yesaya 38:1–8)
Ayat 1
- Setelah peristiwa yang menunjukkan kesetiaan Hizkia itu datanglah Sanherib, raja Asyur, menyerbu Yehuda. Ia mengepung kota-kota berkubu, dan berniat merebutnya.[3]
Kitab Tawarikh mencatat bahwa Sanherib menyerbu Yehuda setelah tindakan-tindakan kesetiaan Hizkia (lihat 2 Raja–raja 18:1–19:37; Yes 36:1–37:38). Kesulitan dan ujian kadang-kadang dialami seorang percaya yang sudah setia dan taat sepenuhnya kepada Allah. Akan tetapi, kepastian iman ialah: Dia yang ada bersama kita sedemikian besar sehingga Ia dapat mengalahkan segala serangan yang dilancarkan musuh kepada kita (2 Tawarikh 32:7; bandingkan 1 Yohanes 4:4).[4]
Ayat 2
- Ketika Hizkia mengetahui, bahwa Sanherib datang hendak memerangi Yerusalem,[5]
Ayat 3
- ia berunding dengan para panglima dan pahlawannya untuk menutup segala mata air yang terdapat di luar kota dan mereka itu bersedia membantunya.[6]
Ayat 4
- Maka berkumpullah banyak orang. Mereka menutup semua mata air dan sungai yang mengalir dari tengah-tengah negeri itu. Kata mereka: "Mengapa raja-raja Asyur harus mendapat banyak air, kalau mereka datang?"[7]
Ayat 9
Ayat 30
- Hizkia ini juga telah membendung aliran Gihon di sebelah hulu, dan menyalurkannya ke hilir, ke sebelah barat, ke kota Daud. Hizkia berhasil dalam segala usahanya.[9]
Referensi silang: 2 Raja-raja 20:20
Ayat 31
- Demikianlah juga ketika utusan-utusan raja-raja Babel datang kepadanya untuk menanyakan tentang tanda ajaib yang telah terjadi di negeri, ketika itu Allah meninggalkan dia untuk mencobainya, supaya diketahui segala isi hatinya.[10]
Kisah mengenai urusan Hizkia dengan utusan-utusan Babel terdapat dalam 2 Raja–raja 19:12–19 dan Yesaya 39:1–8. Allah kadang-kadang menarik tanda-tanda kedekatan dan perkenan-Nya supaya menguji hati dan keteguhan kepercayaan hamba-hamba pilihan-Nya. Allah dapat juga menguji kemurnian pengabdian orang percaya supaya melatih mereka dalam kerendahan hati dan mempersiapkan mereka untuk tugas atau tanggung jawab yang lebih besar.
- 1) Beberapa cara Allah menguji umat-Nya ialah dengan
- (a) keadaan buruk yang tak kunjung berakhir, seperti Yusuf di Mesir (Kejadian 39:1–40:23),
- (b) penderitaan jasmaniah atau emosional, seperti Ayub (Ayub 1:1–2:13),
- (c) penundaan penggenapan janji-janji Allah, seperti Abraham dan Sara (Kejadian 15:1–21:34) dan mimpi-mimpi Yusuf (Kejadian 37:1–36; 42:6; bandingkan Mazmur 105:17–19),
- (d) ujian ketaatan yang sulit, seperti Abraham dengan Ishak (Kejadian 22:1–24) atau Raja Saul (1 Samuel 15:1–35), dan
- (e) musim-musim kekeringan atau kegelapan rohani yang dialami sebagian besar umat Allah pada waktu tertentu dalam kehidupan ini.
- 2) Belajar untuk mempercayai Allah dan tetap setia di tengah-tengah pengalaman yang berat menghasilkan buah iman teguh yang matang, watak teruji, ketaatan dewasa, dan perkenan Allah (bandingkan 2 Korintus 12:7–10). Di tengah-tengah ujian yang berat, Ayub menyatakan, "Karena Ia tahu jalan hidupku, seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas" (Ayub 23:10; bandingkan Zakharia 13:9). Diuji oleh Allah belum tentu menjadi tanda bahwa Ia tidak berkenan atau menghukum kita, tetapi mungkin menjadi tanda dari maksud-Nya yang lebih besar bagi orang yang hatinya sedang diuji oleh-Nya.[4]
Arkeologi
Serangan raja Sanherib ke Kerajaan Yehuda, termasuk serangan pada kota Lakhis dan kegagalannya merebut Yerusalem, tercatat dalam sejumlah sumber kuno termasuk: Ukiran Lakhis, prisma-prisma sejarah Asiria dan penggalian di bekas kota kuno Lakhis.
Referensi
- ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 979-415-815-1, 9789794158159
- ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada Perjanjian Lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
- ^ 2 Tawarikh 32:1
- ^ a b The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ 2 Tawarikh 32:2
- ^ 2 Tawarikh 32:3
- ^ 2 Tawarikh 32:2–4
- ^ 2 Tawarikh 32:9
- ^ 2 Tawarikh 32:30
- ^ 2 Tawarikh 32:31
Lihat pula
- Kerajaan Yehuda
- Daftar Eponim Asyur
- Hizkia
- Inskripsi Siloam
- Kolam Siloam
- Manasye
- Merodakh-Baladan
- Nevi'im
- Sanherib
- Tawarikh Nabonassar sampai Shamash-shum-ukin
- Terowongan Hizkia
- Ukiran Lakhis
- Yesaya
- Bagian Alkitab yang berkaitan: 2 Raja-raja 18, 2 Raja-raja 19, 2 Raja-raja 20, 2 Tawarikh 29, 2 Tawarikh 30, 2 Tawarikh 31, Yesaya 22, Yesaya 30, Yesaya 36, Yesaya 37, Yesaya 38, Yesaya 39, Yohanes 9, 1 Yohanes 4
Pranala luar
- (Indonesia) Teks 2 Tawarikh 32 dari Alkitab SABDA
- (Indonesia) Audio 2 Tawarikh 32
- (Indonesia) Referensi silang 2 Tawarikh 32
- (Indonesia) Komentari bahasa Indonesia untuk 2 Tawarikh 32
- (Inggris) Komentari bahasa Inggris untuk 2 Tawarikh 32