The Who

Grup musik rok Inggris

The Who adalah grup musik rock Inggris yang dibentuk pada tahun 1964. Formasi utama terdiri dari vokalis Roger Daltrey, gitaris Pete Townshend, pemain bas John Entwistle, dan pemain drum Keith Moon. Mereka dikenal dengan konser-konser yang energetik, termasuk perintis tontonan penghancuran instrumen di atas panggung.[1][2] The Who telah menjual lebih dari 100 juta keping rekaman, dan sukses menempatkan 27 singel ke dalam urutan tangga lagu Top 40 di Britania Raya dan Amerika Serikat, serta 17 album dalam tangga album Top 10. Di Amerika Serikat, mereka pernah menerima 18 piringan emas, 12 platina, dan 5 multiplatina untuk kelarisan album-album mereka. Oleh para pengamat musik, The Who dianggap sebagai satu dari tiga band terbesar Inggris (bersama dengan The Beatles dan The Rolling Stones).

The Who
Informasi latar belakang
AsalShepherd's Bush, London, Inggris
Genrerock, hard rock, progressive rock, protopunk
Tahun aktif1964–1982
1989
1996–1997
1999–sekarang
LabelDecca, Brunswick, Polydor, Track, MCA, Universal Republic, Warner Bros., (lain-lain)
Situs webwww.thewho.com
AnggotaRoger Daltrey
Pete Townshend
Mantan anggotaJohn Entwistle
Keith Moon
Kenney Jones

The Who naik ke puncak ketenaran di Britania Raya dengan serangkaian singel yang masuk urutan 10 teratas tangga lagu, dimulai Januari 1965 dengan lagu "I Can't Explain". Kepopuleran The Who sebagian di antaranya dibantu dengan adanya pemutaran lagu-lagu mereka oleh radio-radio gelap seperti Radio Caroline. Mereka melanjutkannya dengan album My Generation (1965), A Quick One (1966), dan The Who Sell Out (1967). Album My Generation dan A Quick One masuk dalam urutan 5 teratas tangga album Britania. Lagu pertama mereka yang sampai di Top 40 Amerika Serikat adalah "Happy Jack" diikuti "I Can See for Miles" yang masuk dalam Top 10 pada tahun yang sama. Mereka sampai di puncak kepopuleran dengan konser mengesankan di festival musik Monterey[3] dan Festival Woodstock[4] Album Tommy (1969) merupakan awal dari rangkaian album top 10 mereka di Amerika Serikat, diikuti Live at Leeds (1970), Who's Next (1971), Quadrophenia (1973), The Who By Numbers (1975), Who Are You (1978), dan The Kids Are Alright (1979).

The Who ditinggalkan oleh pemain drum Keith Moon yang meninggal dunia pada tahun 1978 dalam usia 32 tahun. Bersama pemain drum pengganti Kenney Jones, The Who merilis dua album studio sebelum akhirnya bubar pada tahun 1983. Album Face Dances (1981) masuk di urutan 5 teratas Amerika Serikat dan Britania, sementara It's Hard (1982) masuk di urutan 5 teratas tangga album Amerika Serikat. Mereka hanya melakukan reuni untuk peristiwa-peristiwa besar seperti Live Aid dan tur-tur reuni seperti tur ulang tahun ke-25 pada tahun 1989, dan tur Quadrophenia tahun 1996 dan 1997. Pada tahun 2000, tiga anggota The Who yang tersisa, membahas kemungkinan rekaman sebuah album dengan materi baru, namun rencana mereka untuk sementara batal akibat meninggalnya pemain bas John Entwistle (57 tahun) pada 2002. Townshend dan Daltrey terus melanjutkan nama The Who, dan mereka merilis album studio Endless Wire pada tahun 2006, dan masuk ke urutan 10 teratas di Amerika Serikat dan Britania Raya.

The Who diabadikan di dalam museum Rock and Roll Hall of Fame pada tahun 1990.[4][5] Pameran tentang mereka di dalam museum mengenang band ini sebagai "Penantang utama, dalam pandangan banyak orang, untuk gelar Band Rock Terbesar Dunia."[6] Mengenai masa-masa The Who sebagai kuartet, Harian Los Angeles Times menyebut mereka sebagai "rival The Beatles, Bob Dylan, dan The Rolling Stones sebagai suara remaja dalam musik rock yang paling utama."[7] Time Magazine memuji pada tahun 1979, "Tidak ada grup lain yang pernah mengeksplorasi rock sejauh itu, atau menuntut begitu banyak darinya."[8] Mereka menerima Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup dari Industri Fonografi Britania (BPI) pada tahun 1988,[9] dan dari Grammy Foundation pada 2001.[10] Townshend dan Daltrey pada tahun 2008 menerima penghargaan dalam acara tahunan Kennedy Center Honors ke-31.[11]

Sejarah

Tahun 1960-an

Masa-masa awal

Pada awal 1960-an, Townshend dan Entwistle memulai grup musik berirama trad jazz bernama The Confederates. Townshend bermain banjo dan Entwistle memainkan french horn yang dipelajarinya dalam band sekolah. Daltrey bertemu Entwistle yang sedang berjalan menyusuri jalan dengan sebuah gitar bas tersandang di bahu, dan memintanya untuk bergabung dalam band bernama The Detours yang dibentuknya tahun sebelumnya. Setelah beberapa minggu, Entwistle menyarankan agar Townshend diikutkan sebagai gitaris tambahan. Pada awalnya, band mereka memainkan berbagai irama musik yang cocok untuk pub dan rumah pertunjukan tempat mereka tampil, namun mereka kemudian lebih banyak main rhythm and blues. Musik mereka dipengaruhi secara kuat oleh blues Amerika dan musik country. Formasi awal band ini terdiri dari Roger Daltrey pada gitar utama, Pete Townshend pada gitar ritme, John Entwistle pada bas, Doug Sandom pada drum, dan Colin Dawson sebagai vokalis. Setelah Dawson keluar, Daltrey beralih sebagai vokalis, dan Townshend menjadi satu-satunya gitaris. Sandom keluar pada tahun 1964, dan Keith Moon masuk sebagai pemain drum.

The Detours berganti nama sebagai The Who pada Februari 1964, formasi mereka menjadi lengkap setelah bergabungnya Keith Moon tahun itu. Mereka sempat mengganti nama sebagai The High Numbers ketika berada di bawah manajemen Peter Meaden dari kalangan mod. Mereka merilis sebuah singel, "Zoot Suit/I'm the Face" yang ditujukan bagi penggemar subbudaya mod. Setelah singel mereka gagal masuk tangga lagu, mereka kembali menyebut diri sebagai The Who. Meaden dicopot dari jabatan manajer untuk digantikan oleh tim manajemen Kit Lambert dan Chris Stamp yang kebetulan melihat mereka sedang bermain di tempat minum Railway Tavern. Mereka lalu menjadi terkenal di kalangan anak muda generasi mod tahun 1960-an di Inggris yang senang skuter dan musik rhythm and blues, soul, dan beat music.[12]

Pada September 1964, selama pentas di Railway Tavern yang berada di Harrow and Wealdstone, London, Townshend secara tidak sengaja merusak kepala gitar yang dimainkannya akibat membentur langit-langit. Marah akibat tertawaan para penonton, Townshend menghancurkan gitar tersebut di atas panggung. Ia mengambil gitar yang lain, dan pertunjukan kembali dilanjutkan. Konser berikutnya dihadiri banyak penonton, tapi Townshend menolak untuk menghancurkan gitar lagi. Moon akhirnya merusakkan drum setelah kerumunan penonton berteriak-teriak mengejek Townshend.[13][14] Penghancuran instrumen akhirnya menjadi salah satu atraksi konser The Who selama beberapa tahun berikutnya. Peristiwa di Railway Tavern disebut-sebut majalah Rolling Stone sebagai salah satu dari "50 Momen yang Mengubah Sejarah Rock 'n' Roll".[15]

Pete Townshend adalah pencipta sebagian besar lagu-lagu The Who. Entwistle juga menulis lagu, sementara Moon dan Daltrey hanya kadang-kadang menyumbang lagu pada tahun 1960-an dan 1970-an.

Lagu-lagu awal dan My Generation

Lagu hit pertama dari The Who adalah "I Can't Explain" pada bulan Januari 1985. Lagu tersebut dipengaruhi oleh The Kinks, karena Shel Talmy yang berasal dari Amerika Serikat juga menjadi produser The Kinks. Lagu "I Can't Explain" hanya sedikit diputar di Amerika Serikat, terutama oleh DJ Peter C Cavanaugh dari raido WTAC AM 600 di Flint, Michigan.[16] "I Can't Explain" akhirnya masuk dalam urutan 10 besar tangga lagu Britania, dan diikuti oleh "Anyway, Anyhow, Anywhere" ciptaan Townshend dan Daltrey.

Album perdana My Generation (diedarkan sebagai The Who Sings My Generation di AS) juga dirilis pada tahun 1965. Di dalamnya terdapat lagu "The Kids Are Alright" dan lagu "My Generation". Lagu hit mereka yang berikutnya adalah "Substitute" pada tahun 1966, mengisahkan pemuda yang merasa sebagai penipu. Townshend waktu itu banyak mengetengahkan tema-tema pubertas, kekecewaan, serta kecemasan di kalangan remaja. Lirik "I'm a Boy" tentang seorang anak lelaki berpakaian seperti seorang gadis, dan "Happy Jack" tentang seorang pemuda yang mentalnya terganggu.

A Quick One dan The Who Sell Out

Meskipun sukses sebagai band yang menciptakan singel-singel hit, Townshend ingin album memiliki tema, dan bukan hanya merupakan kumpulan lagu-lagu. Townshend pernah berkata bahwa "I'm a Boy" adalah awal usahanya membuat opera rock. Dalam album A Quick One sudah terlihat tanda-tanda bahwa The Who sedang menuju ke arah opera rock. Di dalamnya terdapat lagu medley "A Quick One While He's Away" yang seperti bercerita, dan disebut mereka sebagai opera mini.

Album A Quick One diikuti pada tahun 1967 oleh singel "Pictures of Lily" dan sebuah album konsep The Who Sell Out. Di dalamnya berisi lagu-lagu yang seperti sedang diputar oleh radio gelap, lengkap dengan jingel penuh humor dan iklan-iklan. Album The Who Sell Out juga berisi lagu "I Can See for Miles" dan opera rock singkat, "Rael" yang bagian penutupnya kemudian dimasukkan ke album Tommy. The Who kembali beraksi menghancurkan peralatan di Festival Pop Monterey tahun itu, dan mengulangi rutinitas mereka di Smothers Brothers Comedy Hour dengan meledakkan perangkat drum Keith Moon. Bertahun-tahun kemudian, sewaktu pengambilan gambar The Kids Are Alright, Townshend mengaku bahwa sejak ledakan itu, pendengarannya mulai terganggu. Perangkat drum Moon diisi dengan bahan peledak yang berlebihan karena Keith Moon menyuap awak panggung. Bunyi ledakan yang dihasilkan jauh lebih kuat daripada yang diperkirakan. Saluran musik VH1 memasukkan insiden tersebut dalam daftar 100 Momen Terbesar dalam Sejarah Rock 'n' Roll di Televisi.

Tommy

Pada tahun 1968, The Who menjadi bintang di Festival Musik Schaefer yang diadakan di Central Park, dan selanjutnya merilis singel "Magic Bus". Pada bulan Desember, mereka ikut ambil bagian dalam The Rolling Stones Rock and Roll Circus, dan mempertontonkan opera mini mereka, "A Quick One While He's Away". Masih pada tahun 1968, Townshend menjadi subjek pertama wawancara Rolling Stone. Townshend mengatakan ia sedang mengerjakan sebuah rock opera yang lengkap.[17] Hasilnya adalah opera rock Tommy yang nantinya disebut sebagai opera rock pertama dan tercatat sebagai markah penting dalam sejarah musik modern.

Dalam menciptakan lagu, Townshend waktu itu sedang dipengaruhi oleh ajaran Meher Baba dari India, dan pengaruh tersebut terus terasa hingga tahun-tahun berikutnya. Baba dipercaya sebagai "Awatara" dalam album Tommy. Selain sukses secara komersial, album Tommy mendapat pujian setinggi langit, majalah Life menulis, "... untuk kekuatan yang dahsyat, penemuan, dan kecemerlangan permainan mereka, Tommy melampaui segala yang pernah dihasilkan studio rekaman."[18] Melody Maker menyatakan, "Pastinya The Who adalah tolok ukur untuk band-band lainnya."[11]

The Who mementaskan Tommy di Festival Woodstock tahun itu, dan sebuah film berjudul Tommy yang dirilis kemudian melambungkan kepopuleran The Who di Amerika Serikat. Walaupun Festival Woodstock tidak menarik bayaran dari penonton, The Who menuntut untuk dibayar sebelum main, walaupun tahu bank dan jalan-jalan sedang tutup pada jam 2.00 hingga jam 3.00 hari Minggu dini hari. Mereka baru setuju untuk bermain setelah salah seorang promotor, Joel Rosenman memberi mereka cek sebesar AS$11.200 (AS$68.597 nilai dolar AS sekarang).[19][20]

Sewaktu di Woodstock, The Who terlibat dalam salah satu insiden memalukan selama pergelaran berlangsung. Pemimpin anggota partai radikal yippie Abbie Hoffman duduk di atas panggung bersama organisator konser Michael Lang ketika giliran The Who main. Hoffman bekerja di tenda medis sejak festival dibuka, dan sedang dalam pengaruh LSD. Hoffman sedang ingin mempublikasikan kasus John Sinclair yang dijatuhi hukuman penjara 10 tahun akibat menawari rokok berisi marijuana kepada petugas antinarkotika yang sedang menyamar. Hoffman meloncat dan merampas mikropon ketika sedang ada jeda singkat dalam pertunjukan opera Tommy. Ia berteriak memprotes dimasukkannya John Sinclair ke penjara, dan Townshend memaki dengan kata-kata kasar,[21] serta memukul Hoffman dengan gitarnya. Hoffman meloncat turun dari panggung dan menghilang di tengah kerumunan.[22]

Tahun 1970-an

Mereka memulai tahun 1970 dengan tampik dalam acara musik BBC yang memiliki rating tinggi, Pop Go The Sixties. Mereka membawakan lagu I Can See For Miles secara langsung dalam tayangan BBC1, 1 Januari 1970.

Live at Leeds

Pada Februari 1970, mereka merekam album konser Live at Leeds yang dipuji kritikus sebagai album konser rock terbaik sepanjang masa.[23][24][25][26][27][28][29] Album ini aslinya berisi sebagian besar lagu-lagu hard rock yang direkam dalam konser The Who di Leeds, namun sekarang sudah dirilis ulang dan ditambah dengan versi mastering ulang. Masalah-masalah teknis yang dijumpai dalam rekaman asli sudah diperbaiki, ditambah dengan potongan-potongan konser Tommy, singel-singel awal, serta ocehan mereka di atas panggung. Versi piringan ganda berisi konsep lengkap Tommy. Konser di Universitas Leeds merupakan bagian dari tur Tommy. Mereka tidak hanya bermain di gedung opera, melainkan juga mencatat sejarah bagi The Who sebagai band rock pertama yang pentas di Metropolitan Opera, New York City. Pada Maret 1970, The Who merilis lagu "The Seeker" yang menjadi hit di Britania Raya.

Lifehouse dan Who's Next

Pada Maret 1971, mereka mulai merekam lagu-lagu baru di bawah pengarahan Kit Lambert di New York. Lagu-lagu tersebut ditulis Townshend untuk opera rock berikutnya, Lifehouse, dan mereka melanjutkan rekaman di bawah arahan Glyn Johns pada bulan April 1971. Beberapa lagu terpilih plus sebuah lagu yang berhubungan (dinyanyikan oleh Entwistle) dikemas dalam sebuah album studio tradisional Who's Next. Album ini menjadi album mereka yang paling banyak dipuji kritikus dan penggemar, namun akibatnya proyek Lifehouse terhenti. Dalam tangga lagu pop Amerika Serikat, Who's Next naik sampai ke urutan nomor 4, dan urutan nomor 1 di Britania Raya. Dua lagu dari album Who's Next, "Baba O'Riley" dan "Won't Get Fooled Again" sering dikutip sebagai contoh perintis pemakaian synthesizer dalam musik rock; dua jalur rekaman kibor dibuat secara waktu nyata dengan sebuah organ Lowrey[30] (walaupun dalam "Won't Get Fooled Again", suara organ diproses lebih dulu melalui sebuah synthesizer VCS3). Suara-suara synthesizers masih dapat didengar di bagian-bagian lagu lainnya dalam album, seperti dalam lagu "Bargain", "Going Mobile", dan "The Song is Over". Pada bulan Oktober 1971, The Who merilis lagu "Let's See Action" yang masuk di peringkat 20 teratas tangga lagu Britania. Pada 4 November 1971, mereka membuka Rainbow Theatre di London, dan bermain di sana selama tiga malam. Pada tahun berikutnya (1972), mereka merilis singel "Join Together" yang sampai di peringkat 20 teratas lagu Britania dan "The Relay" yang sampai di peringkat 40 teratas tangga Amerika Serikat.

Quadrophenia dan By Numbers

Album Who's Next diikuti oleh Quadrophenia (1973) sebuah album opera komplet kedua dari The Who. Kisahnya tentang seorang anak laki-laki bernama Jimmy yang berjuang untuk harga diri bersama keluarga dan teman-teman, namun sakit mental.[31] Latar cerita adalah bentrokan generasi pendukung mod melawan generasi Rocker pada awal tahun 1960-an di Inggris, terutama di Brighton. Album ini sampai di peringkat kedua tangga album Inggris dan Amerika Serikat. Tur keliling di Amerika dimulai 20 November 1973 di Cow Palace, Daly City, California yang berada di pinggiran kota San Francisco, California. Ketika konser sedang berlangsung, Keith Moon tidak sadarkan diri ketika mereka sedang memainkan "Won't Get Fooled Again". Setelah Moon pingsan untuk kedua kalinya, Townshend bertanya kepada penonton, "Ada di sini yang bisa main drum? Maksud aku seseorang yang betul-betul bisa." Seorang penonton naik ke atas panggung, ia bernama Scot Halpin, dan menawarkan diri untuk bermain bersama The Who. Townshend memintanya bermain drum untuk lagu blues standar "Smokestack Lightning", "Spoonful", dan "Naked Eye".[32]

 
Keith Moon, tahun 1975

Pada tahun 1974, The Who merilis album kompilasi Odds & Sods yang menampilkan beberapa potongan karya mereka dari proyek Lifehouse yang dibatalkan. Album tahun 1975 mereka, The Who by Numbers berisi lagu-lagu yang telah dibuat sebelumnya, termasuk lagu "Squeeze Box" yang sukses sebagai lagu hit. Beberapa kritikus menilai album By Numbers sebagai "pesan bunuh diri" Townshend.[33] Sebuah film dari opera rock Tommy karya sutradara Ken Russell juga dirilis pada tahun 1975. Daltrey sebagai peran utama, dan Townshend mendapat nominasi Academy Award untuk Lagu Asli Terbaik. Pada Desember tahun yang sama, The Who mencatat rekor untuk konser arena tertutup dengan jumlah penonton terbanyak di Pontiac Silverdome.[34] Sebuah rekor lagi dicatat The Who pada tahun 1976, kali ini sebagai band dengan konser paling ribut di dunia, dan rekor tersebut bertahan lebih dari satu dekade di Guinness Book of World Records.[18]

Who Are You dan kematian Moon

 
Daltrey dan Townshend, 21 Oktober 1976

Pada 18 Agustus 1978, mereka merilis Who Are You. Album ini sukses menjadi album The Who terlaris pada saat itu, dan sampai di urutan kedua tangga lagu Amerika, sekaligus meraih piringan platina di Amerika Serikat pada 20 September 1978. Keberhasilan ini diikuti kematian Keith Moon dalam tidurnya pada 7 September 1978 setelah overdosis Heminevrin (obat yang diresepkan untuk mengatasi putus alkohol) beberapa jam setelah pesta yang diadakan oleh Paul McCartney[35] Album Who Are You—album terakhir The Who bersama Keith Moon—bagaikan sebuah pertanda. Sampul albumnya memperlihatkan Moon duduk di kursi bertuliskan Not To Be Taken Away (Tidak Untuk Diambil), dan dalam lagu "Music Must Change" tidak ada bunyi drum. Kenney Jones, mantan The Small Faces dan The Faces bergabung sebagai pengganti Moon.

Pada 2 Mei 1979, The Who kembali ke panggung dengan konser di Rainbow Theatre, London, diikuti pertunjukan musim semi dan musim panas di Festival Film Cannes Perancis, Skotlandia, Stadion Wembley London, Jerman Barat, dan lima konser di Madison Square Garden, New York City.

Masih pada tahun 1979, The Who merilis film dokumenter The Kids Are Alright dan versi film dari Quadrophenia. Film Quadrophenia sukses sebagai film laris di Britania, dan mengungkap kegemilangan band ini di atas panggung, termasuk penampilan terakhir bersama Keith Moon. Pada Desember 1979, The Who menjadi band ketiga, setelah Beatles dan The Band yang ditampilkan sebagai sampul majalah Time. Artikel yang ditulis Jay Cocks memuji The Who sebagai "melebihi, bertahan labih lama, dan jauh lebih unggul" dari semua grup musik rock waktu itu.[8]

Tragedi Cincinnati

Sebuah tur kecil di Amerika Serikat dinodai tragedi 3 Desember 1979 di Cincinnati, Ohio. Kerumunan orang saling injak di Riverfront Coliseum, 11 tewas dan banyak lainnya terluka. Tragedi ini disebabkan adanya kelas festival di muka panggung, penonton yang datang paling dulu akan mendapat tempat paling depan. Ketika menunggu di luar, penggemar mendengar cek suara, dan menyangka konser sudah dimulai. Berbondong-bondong mereka memaksa untuk masuk, namun terjadi kemacetan yang berakibat fatal karena gerbang arena hanya terbuka sebagian.

Anggota The Who tidak diberi tahu tentang adanya korban tewas hingga konser usai. Pemerintah setempat khawatir kerumunan orang akan membuat kekacauan bila konser dibatalkan.[36] Anggota The Who sangat terguncang setelah mengetahui adanya korban tewasm dan meminta bantuan untuk melakukan tindakan pencegahan yang tepat di arena konser berikutnya. Dari atas panggung malam berikut di Buffalo, New York, Daltrey mengatakan kepada massa bahwa The Who telah "kehilangan banyak anggota keluarga kemarin malam dan acara malam ini dipersembahkan untuk mereka."

Tahun 1980-an

Perubahan formasi dan bubar

Mereka merilis dua album studio dengan Jones sebagai pemain drum, Face Dances (1981) dan It's Hard (1982). Album Face Dances menghasilkan singel "You Better You Bet" yang masuk tangga 20 teratas Amerika Serikat dan tangga 10 teratas Britania, dan "Another Tricky Day". Tiga video musik musik dari album Face Dances diputar oleh MTV pada bulan Agustus 1981. Walaupun kedua album tersebut laris dan It's Hard mendapat lima bintang dalam tinjauan di Rolling Stone, sebagian penggemar tidak begitu menyambut baik perubahan musik The Who. Meskipun demikian, "Eminence Front" masuk tangga lagu, dan "Athena" bahkan masuk ke dalam urutan 30 teratas di Amerika Serikat. Sementara itu, kehidupan pribadi Pete Townshend sedang hancur. Selain rumah tangganya berantakan akibat kebiasaan minum-minum, ia terjerumus sebagai pecandu heroin. Kawan-kawannya begitu terkejut melihat perubahan pada diri Townshend karena ia sebelumnya sangat dikenal antiobat terlarang. Townshend lepas dari ketergantungan obat bius pada awal 1982, namun diminta Daltrey untuk tidak ikut tur. Tidak lama setelah It's Hard, The Who memulai tur perpisahan karena Townshend menginginkan satu tur lagi The Who berubah menjadi band studio. Konser mereka tahun itu menjadi konser terlaku tahun 1982. Tiket terjual habis di stadion-stadion dan arena terbuka di Amerika Serikat.[37]

Townshend berusaha melunaskan utang album dari kontraknya dengan Warner Bros. Records pada tahun 1980. Sebagian dari tahun 1983 dihabiskannya dengan menulis materi baru untuk album studio. Meskipun demikian hingga akhir 1983, Townshend menyatakan dirinya sudah tidak mampu lagi menghasilkan materi yang pantas untuk The Who. Pete Townshend mengumumkan pengunduran dirinya pada Desember 1983, dan berharap Daltrey, Entwistle, dan Jones dapat meneruskan band tanpa dirinya. Townshend kemudian memusatkan dirinya pada proyek-proyek solo seperti White City: A Novel, The Iron Man (Daltrey dan Entwistle sebagai bintang tamu, dan dua lagu dalam album ditulis sebagai karya "The Who"), serta Psychoderelict yang merupakan pendahulu album Lifehouse.

Reuni

Pada 13 Juli 1985, The Who (termasuk Kenney Jones) bergabung kembali untuk satu kali kesempatan konser Live Aid di Wembley yang diorganisir Bob Geldof. Truk transmisi BBC putus sekring pada awal lagu "My Generation", dan gambar hilang sama sekali, tapi The Who terus bermain. Peristiwa ini menyebabkan sebagian besar dari video "My Generation" dan semua rekaman "Pinball Wizard" tidak dapat dilihat oleh pemirsa di seluruh dunia, namun audio untuk lagu "Pinball Wizard" dan lagu-lagu sisanya masih dapat terdengar melalui radio. Transmisi dapat dilanjutkan ketika The Who memainkan "Love, Reign O'er Me" dan "Won't Get Fooled Again".

Pada Februari 1988, The Who mendapat Penghargaan Pencapaian Seumur Hidup dari Industri Fonografi Britania (BPI). The Who memainkan beberapa lagu pada upacara penyerahan penghargaan (sekaligus penampilan Jones dengan The Who). Pada tahun 1989, mereka memulai tur reuni memperingati 25 tahun pendirian The Who yang diberi nama The Kids Are Alright. Tur reuni ini mengetengahkan lagu-lagu dari album Tommy. Simon Phillips pada drum, Steve "Boltz" Bolton pada gitar utama, sementara Townshend hanya memainkan gitar akustik dan beberapa bagian gitar ritme untuk tidak memperparah kerusakan pendengarannya. Orkes alat tiup dan tim penyanyi latar juga dilibatkan untuk memberikan suara yang lebih kaya sementara volume suara diturunkan agar tidak terlalu keras seperti tur-tur sebelumnya. Menurut Newsweek, "Kali ini tur The Who istimewa karena, setelah The Beatles dan Rolling Stones, hanya ada mereka." Sebagian dari konser mereka di Amerika Utara, tiketnya terjual habis, termasuk empat malam di Giants Stadium.[38] Secara total, mereka menjual lebih dari dua juta tiket. Dalam tur ini, mereka juga membawakan opera rock Tommy di Radio City Music Hall New York dan Universal Amphitheatre di Los Angeles yang mengajak beberapa bintang tamu. Sebuah album konser 2 CD, Join Together dirilis pada tahun 1990, namun hanya mampu sampai di urutan ke-188 tangga album Amerika. Video dari konser di Universal Amphitheatre yang dirilis tahun itu mendapatkan penghargaan platinum di Amerika Serikat.

Tahun 1990-an

Reuni sebagian

Pada tahun 1990, The Who diabadikan di Rock and Roll Hall of Fame. Dalam sambutannya Bono dari U2 berkaya, "Lebih dari segala band yang ada. The Who adalah band panutan bagi kami." Pameran sejarah The Who menyanjung mereka sebagai penantang utama untuk gelar "Band Rock Terbesar Dunia". Hanya The Beatles dan The Rolling Stones yang mendapat pujian serupa di Rock Hall.

Pada tahun 1991, The Who merekam ulang lagu "Saturday Night's Alright for Fighting" dari Elton John sebagai album tribut. Kesempatan tersebut merupakan terakhir kalinya mereka bekerja di studio bersama Entwistle. Pada tahun 1994, Daltrey merayakan ulang tahun ke 50 dengan dua konser solo di Carnegie Hall. Konser Daltrey dibantu Entwistle dan Townshend sebagai bintang tamu. Meskipun waktu itu hadir tiga anggota The Who, mereka tidak naik ke atas panggung bersama-sama, kecuali untuk lagu penutup "Join Together" bersama-sama bintang tamu lain. Daltrey mengadakan tur tahun itu bersama Entwistle dan ditemani John "Rabbit" Bundrick pada kibor, Zak Starkey (drum), dan Simon Townshend sebagai pengganti kakaknya (Pete Townshend). Daltrey menolak memakai nama The Who, walaupun sudah diberi izin oleh Townshend. Rekaman konser dirilis dalam album Daltrey Sings Townshend, namun tidak sukses secara komersial. Masih pada tahun 1994, The Who merilis satu set album, Thirty Years of Maximum R&B.

Kembali dengan Quadrophenia

Pada tahun 1996, Townshend, Entwistle, dan Daltrey membawakan Quadrophenia bersama beberapa bintang tamu dalam konser di Hyde Park. Starkey diajak sebagai pemain drum. Narasi disuarakan oleh Phil Daniels yang bermain Jimmy the Mod dalam film. Walaupun menghadapi kesulitan teknis, pertunjukan berakhir dengan sukses, dan mengawali pertunjukan selama enam malam di Madison Square Garden. Townshend hanya bermain gitar akustik. Mereka juga tidak memakai nama The Who. Kesuksesan konser Quadrophenia dilanjutkan dengan tur konser di Amerika Serikat dan Eropa sepanjang 1996 dan 1997. Townshend tidak hanya memainkan gitar akustik, namun juga gitar listrik untuk beberapa lagu pilihan. Pada 1998, VH1 menempatkan The Who dalam urutan ke-9 dalam daftar 100 Artis Terbesar Rock 'n' Roll.

Pada akhir 1999, The Who tampil konser berlima untuk pertama kalinya sejak tahun 1985, dengan bantuan Bundrick pada kibor dan Starkey pada drum. Pertunjukan pertama berlangsung 29 Oktober 1999 di MGM Grand Garden Las Vegas. Mereka berlanjut dengan penampilan secara akustik di konser amal tahunan Bridge School Benefit yang diorganisir Neil Young di Shoreline Amphitheatre, Mountain View, California pada 30 dan 31 Oktober 1999. Selanjutnya, mereka bermain pada tanggal 12 dan 13 November di House of Blues Chicago, sebagai konser amal untuk Maryville Academy. Dua acara amal Natal 22 dan 23 Desember 1999 mengakhiri perjalanan mereka di Shepherds Bush Empire, London. Tur kali ini merupakan konser jangka panjang pertama bersama Townshend pada gitar listrik setelah terakhir kalinya pada tahun 1982.

Tahun 2000-an

Konser amal dan kematian Entwistle

Setelah suksesnya konser tahun 1999, mereka diundang melakukan tur di Amerika Serikat pada tahun 2000, dan sebuah tur di Britania Raya pada November tahun yang sama. Tur dimulai tanggal 6 Juni di Pusat Konvensi Jacob K. Javits New York untuk mencari dana bagi Robin Hood Foundation, dan berakhir dengan sebuah acara amal untuk dana Teenage Cancer di Royal Albert Hall, 27 November 2000. Mereka mendapat tanggapan yang baik, dan ketiga anggota The Who mulai membicarakan sebuah album baru.[39] Masih pada tahun 2000, VH1 memasukkan The Who di urutan ke-8 daftar "100 Artis Hard Rock Terhebat". Mereka tampil dalam The Concert for New York City pada 20 Oktober 2001, dengan lagu "Who Are You", "Baba O'Riley", "Behind Blue Eyes", dan "Won't Get Fooled Again" sebagai penghargaan atas jasa departemen pemadam kebakaran dan polisi New York City. Pada tahun yang sama, The Who juga mendapat kehormatan untuk menerima Penghargaan Grammy untuk Pencapaian Seumur Hidup.[40]

Pada tahun 2002, mereka memainkan lima pertunjukan di Inggris. The Who main di Portsmouth pada 27-28 Januari, dan 31 Januari di Watford. Seterusnya mereka mengadakan dua pertunjukan untuk Teenage Cancer Trust Benefit di Albert Hall, 7 dan 8 Februari. Dua konser di Albert Hall merupakan penampilan Entwistle yang terakhir kalinya dengan The Who. Pada 27 Juni 2002, tepat sebelum dimulainya tur mereka di Amerika Serikat, Entwistle ditemukan meninggal di Hard Rock Hotel Las Vegas. Penyebab kematiannya adalah serangan jantung dengan kokain sebagai faktor penyebabnya.[41] Setelah mengalami penundaan singkat, tur diteruskan di Los Angeles dengan pemain bas Pino Palladino. Sebagian besar dari rekaman tur dirilis secara resmi dalam album Encore Series 2002. Pada bulan September 2002, majalah Q menyanjung The Who sebagai salah satu dari "50 Band yang Harus Dilihat Sebelum Anda Mati". Pada November 2003, The Who memasukkan 7 buah album dalam daftar 500 Album Terbesar Sepanjang Masa versi majalah Rolling Stone. Total album The Who hanya dapat disaingi oleh The Beatles, Rolling Stones, Bob Dylan, dan Bruce Springsteen.

Pada tahun 2004 The Who merilis "Old Red Wine" dan "Real Good Looking Boy" (masing-masing dengan Pino Palladino dan Greg Lake pada gitar bas), sebagai bagian dari sebuah antologi singel The Who: Then and Now. Mereka kemudian berangkat dalam tur 18 kali pertunjukan di Jepang, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat/ Semua pertunjukan dirilis dalam CD sebagai bagian dari Encore Series 2004. Band ini juga menjadi bintang di Isle of Wight Festival.[42] Pada tahun yang sama, majalah Rolling Stone memasukkan The Who dalam peringkat 29 daftar 100 Artist Terbesar Sepanjang Masa.[43]

Endless Wire

 
The Who dalam konser tahun 2007. Roger Daltrey (kiri), Pete Townshend (kanan), dibantu Zak Starkey (drum) dan John "Rabbit" Bundrick (kibor).

Pada musim semi 2005, The Who mengumumkan segera dikeluarkannya album studio pertama mereka setelah 23 tahun vakum (sementara diberi judul WHO2). Townshend terus mengerjakan materi album sambil menulis sebuah novela The Boy Who Heard Music di situs blog pribadinya. Novela tersebut dikembangkan menjadi mini-opera Wire & Glass yang dijadikan inti album The Who yang baru, dan selanjutnya diubah menjadi sebuah opera lengkap yang dipentaskan di Vassar College.

Dalam konser Live 8 Juli 2005, The Who tampil di panggung Live 8 di London. Masih pada tahun yang sama, sejarah The Who diabadikan di UK Music Hall of Fame. Mereka juga menjadi penerima pertama Penghargaan Freddie Mercury untuk Pencapaian Seumur Hidup di Bidang Musik dari Vodafone.[2]

Pada 30 Oktober 2006 (31 Oktober di AS), mereka merilis album Endless Wire yang merupakan album penuh pertama mereka dengan lagu-lagu baru sejak It's Hard pada tahun 1982. Di dalamnya terdapat sebuah opera mini pertama yang dibuat The Who setelah terakhir kalinya dengan "Rael" dalam album The Who Sell Out pada tahun 1967. Endless Wire menduduki urutan nomor 7 di majalah Billboard, dan urutan nomor 9 di Tangga Album Britania. Pada malam dirilisnya album Endless Wire (29 Oktober), The Who tampil sebagai atraksi penutup BBC Electric Proms di Roundhouse London membawakan bagian dari opera mini dan beberapa lagu dari album baru. Album Endless Wire dipromosikan dengan tur keliling The Who Tour 2006-2007. Hasilnya direkam dalam CD dan DVD yang menjadi bagian dari Encore Series 2006. Pada 27 Juni 2007, The Who tampil sebagai bintang utama dalam Festival Glastonbury.

Amazing Journey

 
Daltrey dan Townshend di Philadelphia sewaktu tur tahun 2008.

Pada bulan November 2007 dirilis sebuah film dokumenter Amazing Journey: The Story of The Who. Film ini berisi cuplikan gambar yang belum pernah dimasukkan ke dalam film-film dokumenter lainnya mengenai The Who, termasuk konser mereka di Universitas Leeds tahun 1970, serta konser Railway Hotel tahun 1964.

The Who mendapat kohormatan sebagai bintang acara VH1 Rock Honors 2008 di Los Angeles. Rekaman gambar berlangsung 12 Juli,[44] dan ditayangkan pada 17 Juli 2008. Pada minggu yang sama, 12 lagu The Who dimasukkan ke dalam permainan video Rock Band. Pada Oktober 2008, The Who berangkat tur ke empat kota di Jepang dan 9 kota Amerika Utara. Pada bulan Desember 2008, mereka datang untuk menerima penghargaan Kennedy Center Honors. Acara ditutup dengan koor anggota kepolisian dan pemadam kebakaran untuk membalas kebaikan The Who yang telah tampil di The Concert for New York City setelah terjadinya Serangan 11 September.[45]

Tur ke Australia dan Selandia baru selesai pada awal tahun 2009. Pada Agustus 2009, Townshend mengumumkan di situs web The Who bahwa dirinya sedang mengerjakan musikal berjudul Floss. Kali ini tentang seorang rocker tua bernama "Walter". Beberapa lagu di antaranya akan dimasukkan ke dalam album baru pada tahun 2010. Daltrey juga mengumumkan bahwa The Who akan melakukan tur pada tahun 2010.[46]

Tahun 2010-an

Dalam tayangan CBS Sports 26 November 2009 antara Oakland Raiders dan Dallas Cowboys, National Football League mengumumkan The Who sebagai atraksi pertunjukan setengah main Super Bowl XLIV di Stadion Sun Life, Miami, Florida, 7 Februari 2010.[47] Pertunjukan mereka terdiri dari medley "Pinball Wizard", "Baba O'Riley", "Who Are You", "See Me, Feel Me", dan "Won't Get Fooled Again".[48]

Anggota

Anggota sekarang

Mantan anggota

Anggota sewaktu tur

Diskografi

Catatan kaki

  1. ^ Vedder, Eddie (15 April 2004). "The Greatest Artists of All Time: The Who". Rolling Stone. Diakses tanggal 16 May 2008. 
  2. ^ a b "2006 Vodafone Live Music Awards". Vodafone. Diakses tanggal 16 May 2008. 
  3. ^ Monterey Pop Festival at Britannica Online Encyclopedia
  4. ^ a b "The Who". Brittanica Online Encyclopedia. Diakses tanggal 16 May 2008. 
  5. ^ "The Who". The Rock And Roll Hall of Fame and Museum, Inc. Diakses tanggal 16 May 2008. 
  6. ^ MTV
  7. ^ Boucher, Geoff (28 June 2002). "John Entwistle, 57; Innovative Bass Player Co-Founded the Who". Los Angeles Times. Diakses tanggal 2009-09-23. 
  8. ^ a b Time Magazine - Rock's Outer Limits
  9. ^ BRIT Awards
  10. ^ Grammy Lifetime Achievement Awards
  11. ^ a b The Who Kennedy Center Honors
  12. ^ BBC
  13. ^ Rock and Roll: A Social History
  14. ^ The Marquee Club
  15. ^ 50 Moments That Changed the History of Rock 'n' Roll
  16. ^ Local DJ - A Rock 'n' Roll History
  17. ^ The Rolling Stone Interview: Pete Townshend
  18. ^ a b The Who. Sanctuary Group, Artist Management. Diakses 3 Januari 2007.
  19. ^ Spitz, Bob (1979). Barefoot In Babylon: The Creation of the Woodstock Music Festival. W.W. Norton & Company. p. 462 ISBN 0-393-30644-5.
  20. ^ 1969 Woodstock Festival Concert - How Woodstock Happened - Pt.5
  21. ^ Woodstock: The Who vs. Abbie Hoffman
  22. ^ The Who Cement Their Place in Rock History
  23. ^ "Hope I don't have a heart attack". Telegraph.co.uk (22 June 2006). Diakses pada 3 Januari 2007.
  24. ^ Popmatters.com, The Who: Live at Leeds.
  25. ^ Live at Leeds: Who's best... The Independent (7 Juni 2006). Diakses pada 3 Januari 2007.
  26. ^ Hyden, Steven. PopMatters.com (29 Januari 2003)
  27. ^ 170 Live at Leeds.
  28. ^ The Who: Live at Leeds. BBC - Leeds - Entertainment (18 August 2006). Diakses pada 3 Januari 2007
  29. ^ Rolling Stone Magazine (1 November 2003). Diakses pada 3 Januari 2007
  30. ^ Pete's Equipment |lowrey Berkshire Deluxe TBO-1 |whotabs |pete Townshend
  31. ^ Quadrophenia.net
  32. ^ Whiting, Sam (17 October 1996). "WHO'S DRUMMER? Teen got his 15 minutes of fame". San Francisco Examiner. Diakses tanggal 22 February 2008. 
  33. ^ The Who By Numbers liner notes
  34. ^ Pontiac Silverdome
  35. ^ Biografi Keith Moon
  36. ^ CrowdSafe.com, The Who Concert Tragedy Task Force Report
  37. ^ The Who Concerts Guide 1982.
  38. ^ The Who Concerts Guide 1989
  39. ^ The Who Concerts Guide Newspaper Review.
  40. ^ List of Grammy Lifetime Awards and the years they were given.
  41. ^ Cocaine 'killed The Who star' BBC News
  42. ^ Wolfson, Richard (14 June 2004). "Sheer genius". Telegraph.co.uk. Diakses tanggal 7 January 2007. 
  43. ^ "The Immortals: The First Fifty". Rolling Stone Issue 946. Rolling Stone Magazine. 24 March 2004. Diakses tanggal 3 January 2007. 
  44. ^ FOXNews.com: The Who Gets 'Rock Honors' in Los Angeles
  45. ^ Dave Grohl, Chris Cornell Pay Tribute to the Who at Kennedy Center
  46. ^ Pete Townshend Writing New Musical, Songs Headed for Who LP
  47. ^ "Long live rock: The Who set to play Super Bowl XLIV halftime". Diakses tanggal 26 November 2009. 
  48. ^ "The Who Rock Super Bowl XLIV With Explosive Medley of Big Hits". 07 February 2010. Diakses tanggal 09 February 2010. 

Referensi

Pranala luar