Kloroform

senyawa kimia
Revisi sejak 21 Maret 2017 01.35 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (Bot: penggantian teks otomatis (kafein, +kafeina))

Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl3).[3] Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah dilarang karena telah terbukti dapat merusak liver dan ginjal.[4] Kloroform kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium.[3] Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap, dan berbau khas.[3]

Kloroform
Kloroform cair dalam tabung reaksi
Nama
Nama IUPAC
Trikloromatana
Nama lain
Trikloromatana; formil triklorida; metana triklorida; metil triklorida; metenil triklorida; TCM; freon 20; refrigerant-20; R-20; UN 1888
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEBI
ChEMBL
ChemSpider
Nomor EC
KEGG
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/CHCl3/c2-1(3)4/h1H YaY
    Key: HEDRZPFGACZZDS-UHFFFAOYSA-N YaY
  • InChI=1/CHCl3/c2-1(3)4/h1H
    Key: HEDRZPFGACZZDS-UHFFFAOYAG
  • ClC(Cl)Cl
Sifat
CHCl3
Massa molar 119,37 g·mol−1
Penampilan Cairan tak berwarna
Bau Menyengat, berbau seperti eter
Densitas 1,564 g/cm3 (-20 °C)
1,489 g/cm3 (25 °C)
1,394 g/cm3 (60 °C)
Titik lebur -63,5 °C
Titik didih 61,15 °C
terdekomposisi pada 450 °C
1,062 g/100 mL (0 °C)
0,809 g/100 mL (20 °C)
0,732 g/100 mL (60 °C)
Kelarutan Larut dalam benzena
Bercampur dengan dietil eter, minyak, ligroin, alkohol, CCl4, CS2
Kelarutan dalam aseton ≥ 10 g/100 mL (19 °C)
Kelarutan dalam dimetil sulfoksida ≥ 10 g/100 mL (19 °C)
Tekanan uap 0,62 kPa (-40 °C)
7,89 kPa (0 °C)
25,9 kPa (25 °C)
313 kPa (100 °C)
2,26 MPa (200 °C)
kH 3,67 L·atm/mol (24 °C)
Keasaman (pKa) 15,7 (20 °C)
λmaks 250 nm, 260 nm, 280 nm
Konduktivitas termal 0,13 W/m·K (20 °C)
Indeks bias (nD) 1,4459 (20 °C)
Viskositas 0,563 cP (20 °C)
Struktur
Tetrahedral
1,15 D
Termokimia
Kapasitas kalor (C) 114,25 J/mol·K
Entropi molar standar (So) 202,9 J/mol·K
Entalpi pembentukan standarfHo) -134,3 kJ/mol
Energi bebas GibbsfG) -71,1 kJ/mol
Entalpi
pembakaran
standar
ΔcHo298
473,21 kJ/mol
Farmakologi
Kode ATC N01AB02
Bahaya
Bahaya utama karsinogen[1]
Piktogram GHS GHS07: Tanda SeruGHS08: Bahaya Kesehatan
Keterangan bahaya GHS {{{value}}}
H302, H315, H319, H332, H336, H351, H361, H373
P261, P281, P305+351+338
Titik nyala Tidak terbakar
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC):
1250 mg/kg (mencit, oral)
9617 ppm (mancit, 4 jam)[2]
20.000 ppm (marmot, 2 jam)
7.056 ppm (kucing, 4 jam)
25.000 ppm (manusia, 5 menit)[2]
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH):
PEL (yang diperbolehkan)
50 ppm (240 mg/m3)[1]
REL (yang direkomendasikan)
Ca ST 2 ppm (9,78 mg/m3) [60-menit][1]
IDLH (langsung berbahaya)
500 ppm[1]
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi
The Discovery of Chloroform, bahasa isyarat, 1913.

Produksi

Kloroform dapat disintesis dengan cara mencampuran etil alkohol atau etanol dengan kalsium hipoklorit. Kalsium hipoklorit merupakan donor unsur klor.[3] Selain kalsium hipoklorit, penyumbang unsur klor yang dapat dipakai adalah pemutih pakaian.[3] Pemutih pakaian memiliki senyawa aktif yaitu asam hipoklorit.[5] Etil alkohol dipanaskan dan dicampurkan dengan kalsium hipoklorit.[3] Untuk mendapatkan kloroform dari reaksi pencampuran ini, terdapat tiga reaksi yang terjadi:

CH3-CH2OH (etil alkohol) + Cl2 ---> CH3-CHO (asetaldehida) + HCl (asam klorida)
CH3-CH2OH (asetaldehida) + 3Cl2 ---> CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + 3HCl (asam klorida)
2CCl3-CHO (trikloroasetaldehida) + Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) ---> 2CH3Cl (kloroform) + (HCOOH)2Ca (kalsium format)

Selain menggunakan etil alkohol, aseton dapat digunakan untuk menggantikan etil alkohol.[3] Reaksi yang terjadi adalah:

  • Reaksi klorinasi [3]
CH3COCH3 (aseton) + 3Cl2 ---> CCl3COCH3 (trikloroaseton) + 3HCl (asam klorida)
  • Reaksi hidrolisis [3]
CCl3COCH3 (trikloroaseton) + Ca(OH)2 ---> 2CH3Cl (kloroform) + (CH3COO)2Ca (kalsium asetat)
  • Selain ketiga hal di atas, terdapat pula reaksi klorinasi metana yang membutuhkan suhu 400 °C.[3] Reaksi tersebut terjadi sebagai berikut:
CH4 (metana) + Cl2 ---> CH3Cl + CH2Cl2 + CHCl3 + CCl4
Untuk proses ini, kloroform dapat dipisahkan menggunakan distilasi bertingkat, dan proses ini paling banyak diaplikasikan dalam industri.[3]

Aplikasi

  • Kloroform dapat digunakan untuk mengekstraksi komponen yang tidak larut dalam air seperti lipid dalam proses isolasi DNA.[6] Proses isolasi DNA melibatkan larutan yang berisi campuran fenol, kloroform, dan isoamilalkohol.[6] Campuran ini akan membuat suspensi DNA pada lapisan atas dan pengotor-pengotor akan mengendap pada bagian bawah tabung.[6] Cairan yang berada pada bagian atas tabung akan diproses lebih lanjut untuk analisis DNA, dan bagian pengotor dibuang.[6]
  • Kloroform dapat digunakan untuk campuran untuk menentukan konsentrasi detergen anionik seperti ''sodium dodesil sulfat''.[7] Metode yang dilakukan dinamakan Methylene Blue Active Substance.[7] Lapisan bagian kloroform diambil lalu diukur menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 652 nm.[7]
  • Kloroform juga dapat digunakan untuk mengkuantifikasi secara kasar kandungan lipid dalam suatu sampel.[8] Untuk memisahkan lipid dari pengotor-pengotor lainnya, sering ditambahkan pelarut organik lainnya seperti metanol untuk menarik kandungan protein. Lapisan kloroform diambil lalu diuapkan hingga tersisa lipidnya.[8]
  • Kloroform digunakan untuk mengekstraksi kafeina dalam minuman.[9] Untuk mendapatkan kafeina tersebut, dalam pemisahannya perlu ditambahkan diklorometana untuk menarik senyawa pengotor.[9] Lapisan kloroform diambil, lalu diuji menggunakan spektrofotometer ultraviolet.[9]

Referensi

  1. ^ a b c d "NIOSH Pocket Guide to Chemical Hazards #0127". National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). 
  2. ^ a b "Chloroform". Immediately Dangerous to Life and Health. National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH). 
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n (Inggris)Bahl A, Bahl BS. 2011. A Textbook of Organic Chemistry (for B.Sc Students). New Delhi: S. Chand & Company.
  4. ^ (Inggris)Stellman JM. 1998. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety: Guides, Indexes, Directory. Geneva: International Labour Office.
  5. ^ (Inggris)Madigan M, Martinko J, Stahl D, Clark D. 2011. Brock Biology of Microorganisms. Ed ke-13. New York: Pearson.
  6. ^ a b c d (Indonesia)Suwanto A, Soka S, Candra Krishna Purnawan. 2008. Teknik Percobaan dalam Genetika Molekuler. Jakarta: Penerbit Atma Jaya.
  7. ^ a b c (Inggris)Shahbazi R, Kermanshahi RK, Gharavi S, Nejad ZM, Borzooee F. 2013. Screening of SDS-degrading bacteria from car wash wastewater and study of the alkylsulfatase enzyme activity. IJM 5(2):153-158.
  8. ^ a b (Inggris)Amenta JS. 1970. A rapid extraction and quantification of total lipids and lipid fractions in blood and feces. Clin Chem 14(4): 399-346
  9. ^ a b c (Inggris)Bibby Scientific. The quantitative determination of caffeine in beverages and soft drinks using UV wavelength spectroscopy. http://www.jenway.com/adminimages/A09_010A_Determination_of_Caffeine_in_Beverages_using_UV_Wavelength_Spectroscopy(1).pdf