Kajian komunikasi

bidang akademik
Revisi sejak 13 Oktober 2017 07.53 oleh Adeninasn (bicara | kontrib)

Komunikasi (bahasa Inggriscommunication) berasal dari kata commūnicāre, yang artinya "memberi" atau "berbagi", yang juga berarti pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.[1] Sedangkan 'kajian komunikasi' adalah suatu disiplin akademik yang mempelajari proses komunikasi manusia. Jenis komunikasi terdiri dari tiga tipe, diantaranya: komunikasi "verbal" yaitu sebuah proses yang yang dilakukan untuk memahami makna sebuah pesan dengan melibatkan pendengar; komunikasi "tertulis" yang artinya sebuah pesan yang yang dapat dibaca; dan komunikasi nonverbal yang melibatkan pengamatan seorang manusia dalam menyimpulkan makna.[2] Kajian komunikasi terdiri dari beragam topik, mulai dari percakapan langsung hingga media massa seperti penyiaran televisi. Kajian komunikasi juga menguji bagaimana sebuah pesan ditafsirkan lewat dimensi politik, budaya, ekonomi, semiotika, hermeneutika, dan dimensi sosial dari konteksnya. Misalnya Statistika, yang merupakan pendekatan kuantitatif dalam mengkomunikasikan sains, juga termasuk topik dalav penelitian ilmu komunikasi untuk membantu memperkuat klaim.[3]

Sejarah

Ilmu komunikasi mulai dibagun ketika murid Wilbur Schram; seorang pendiri Institut Penelitian Komunikasi di Universitas Michigan pertama kali mendirikan Departemen Seni Komunikasi Umum pada awal tahun 1950-an.[4] mungkin ada pula departemen ilmu komunikasi lainnya, namun Universitas Michigan adalah universitas pertama di Amerika Serikat yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Program ini adalah program yang paling unggul dalam bidang komunikasi manusia.

Nama lain

Di universitas, kajian komunikasi terdiri dari beragam nama termasuk "komunikasi", "kajian komunikasi", "komunikasi pidato", "retoris", "kajian media", "seni komunikasi", "komunikasi massa", "ekologi media", "penelitian komunikasi", dan "ilmu komunikasi dan media". Kurikulumnya bervariasi berdasarkan konsentrasi atau spesialisasi.

Batasan kajian

Kajian komunikasi mengintegrasikan aspek-aspek ilmu sosial dan humaniora. Secara alami, kajian komunikasi merupakan hasil dari fokus bidang akademis. Sebagai halnya ilmu sosial, disiplin ilmu ini seringkali terkait dengan sosiologi, psikologi, antropologi, biologi, ilmu politik, ekonomi, dan kebijakan publik, dan lain sebagainya. [5] Fokus dari pengembangan penelitian dalam kajian komunikasi merupakan bagian dari janjang komunikasi secara umum. Banyak dari mahasiswa yang memilih bidang studi ini untuk meraih gelar doktor, sedangkan bagi mahasiswa sarjana, fokus dari kajian ini adalah untuk mempersiapkan mahasiswa untuk concern mengenai proses komunikasi di masyarakat dan perkembangan komunikasi dalam bidang yang spesifik.[6] Di Amerika Serikat, Asosiasi Komunikasi Nasional (AKN) membedakan sembilan sub disiplin untuk memperluas disiplin ilmu komunikasi, diantaranya adalah: komunikasi teknik, kritik budaya, komunikasi kesehatan, komunikasi intebudaya, komunikasi interpersonal untuk kelompok kecil, komunikasi massa, komunikasi organisasi, komunikasi politik atau retoris, dan komunikasi lingkungan. Mahasiswa dapat mengambil bidang studi ini sebagai pilihan. Program dan mata kuliah lain yang seringkali terintegrasi dalam program komunikasi diantaranya adalaha jurnalistik, studi kritis film, teater, hubungan masyarakat, ilmu politik seperti strategi kampanye, berbicara di depan umum, efek media pada pemilu, dll, seperti dalam radio, televisi, dan produksi film. Kini sudah banyak program yang menjadi sub bidang dari kajian komunikasi seperti komunikasi termediasi dan penelitian-penelitaian mengenai dampak media baru terhadap komunikasi.

Fleksibilitas kajian

Bagian hal yang membuat kajian komunikasi lebih populer dari bidang lainnya karena memiliki fleksibilitas.[7] Alumni sarjana dari kajian komunikasi dapat menempuh beragam bidang, seperti menjadi profesor universitas, pemasaran, peneliti, penyunting perancang media, jurnalis, eksekutif pemasaran, artis, manajer sumber daya manusia, trainer perusahaan, atlet profesional, praktisi hubungan masyarakat, manajer media, dan konsultan, dan beragam profesi lainnya.

Asosiasi Profesional

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ "komunikasi - Wiktionary bahasa Indonesia". id.wiktionary.org. Diakses tanggal 2017-10-13. 
  2. ^ "Leadership and Organizational Behavior". 2016-03-10. Diakses tanggal 2017-10-13. 
  3. ^ Hayes, Andrew F. (2005). Statistical Methods for Communication Science. Lawrence Erlbaum Associates, Inc. hlm. 8–9. 
  4. ^ Rogers, Everett M. (2001), "The Department of Communication at Michigan State University as a Seed Institution for Communication Study", Communication Studies, 52 (3): 234–248 
  5. ^ Calhoun, Craig (2011). "Communication as Social Science (And More)" (PDF). International Journal of Communication. McGill University. 5: 1479–1496. 
  6. ^ Morreale, Sherwyn; Osborn, Michael; Pearson, Judy (2000). "Why Communication is Important: A Rationale for the Centrality of the Study of Communication" (PDF). Journal of the Association for Communication Administration. National Communication Association. 29: 1–25. 
  7. ^ Ricci, Alissa (April 22, 2009). "Major Decisions". The Villanovan. Diakses tanggal February 25, 2012. 

Bibliografi

  • Carey, James. 1988 Communication as Culture.
  • Cohen, Herman. 1994. The History of Speech Communication: The Emergence of a Discipline, 1914-1945. Annandale, VA: Speech Communication Association.
  • Gehrke, Pat J. 2009. The Ethics and Politics of Speech: Communication and Rhetoric in the Twentieth Century. Carbondale, IL: Southern Illinois University Press.
  • Packer, J. & Robertson, C, eds. 2006. Thinking with James Carey: Essays on Communications, Transportation, History.
  • Peters, John Durham and Peter Simonson, eds. 2004. Mass Communication and American Social Thought: Key Texts 1919-1968.
  • Wahl-Jorgensen, Karin 2004, 'How Not to Found a Field: New Evidence on the Origins of Mass Communication Research', Journal of Communication, September 2004.