Martin Luther

pendeta, biarawan, dan teolog Jerman
Revisi sejak 9 November 2017 16.18 oleh MPLB (bicara | kontrib)

Martin Luther, O.S.A. (Jerman: [ˈmaɐ̯tiːn ˈlʊtɐ] ; 10 November 1483 – 18 Februari 1546) adalah seorang profesor teologi, komponis, imam, dan rahib[1] berkebangsaan Jerman, serta seorang tokoh berpengaruh dalam Reformasi Protestan.

Martin Luther
Martin Luther (1529) karya Lucas Cranach Tua
Lahir(1483-11-10)10 November 1483
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
Meninggal18 Februari 1546(1546-02-18) (umur 62)
Eisleben, Sachsen, Kekaisaran Romawi Suci
PendidikanUniversitas Erfurt
Pekerjaan
Karya terkenal
Suami/istriKatharina von Bora
Anak
Kiprah di bidang teologi
EraReformasi Protestan
Tradisi atau gerakanLutheranisme
Tanda tangan
IMDB: nm1051447 Spotify: 1VPTZh1NXBaOm90Oq7vaQD Musicbrainz: 5a90e31d-52f3-4966-8ce0-7c3818fccca3 Songkick: 469488 Discogs: 703536 IMSLP: Category:Luther,_Martin Find a Grave: 5894 Modifica els identificadors a Wikidata

Luther menjadi penentang beberapa ajaran dan praktik dalam Gereja Katolik Roma. Ia sangat membantah pandangan Katolik mengenai indulgensi sebagaimana yang ia pahami, bahwa kebebasan dari hukuman Allah atas dosa dapat dibeli dengan uang. Luther mengusulkan suatu diskusi akademis seputar praktik dan keefektifan indulgensi dalam 95 Tesis karyanya tahun 1517. Penolakannya untuk menarik kembali semua ajaran dalam tulisan-tulisannya atas permintaan Paus Leo X pada 1520 dan Kaisar Romawi Suci Karl V pada 1521 di Sidang Worms mengakibatkan ekskomunikasinya oleh sang paus serta pemakluman dirinya sebagai seorang pelanggar hukum oleh sang kaisar.

Luther mengajarkan bahwa keselamatan dan, konsekuensinya, kehidupan kekal tidak diperoleh dengan perbuatan-perbuatan baik, namun diterima oleh orang percaya semata-mata sebagai anugerah bebas dari rahmat Allah melalui iman dalam Yesus Kristus sebagai penebus dari dosa. Teologinya menantang otoritas dan jabatan kepausan dengan mengajarkan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang diwahyukan secara ilahiah dari Allah[2] serta menentang sakerdotalisme dengan memandang semua orang Kristen sebagai imam yang kudus.[3] Mereka yang mengidentifikasi diri dengan hal-hal tersebut, dan semua ajaran Luther yang lebih luas, disebut Lutheran, kendati Luther bersikeras dengan Kristen ataupun Injili semata sebagai nama-nama yang dapat diterima untuk menyebut individu yang mengakui Kristus.

Penerjemahan Alkitab yang dilakukannya ke dalam bahasa vernakular Jerman (bukan bahasa Latin) menjadikan Alkitab lebih mudah diakses oleh kaum awam, sehingga menghasilkan dampak yang luar biasa pada gereja maupun budaya Jerman. Hal tersebut membantu perkembangan dari versi baku bahasa Jerman, menambahkan sejumlah prinsip bagi seni penerjemahan,[4] dan memengaruhi penulisan dari suatu terjemahan bahasa Inggris, yaitu Alkitab Tyndale.[5] Himne-himne karyanya memengaruhi perkembangan nyanyian dalam gereja-gereja Protestan.[6] Perkawinannya dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, menjadi model bagi praktik perkawinan klerikal, yang memungkinkan kaum rohaniwan Protestan untuk menikah.[7]

Di tahun 1517, ketidakpuasan terhadap gereja Katolik sudah merasuk ke mana-mana. Ucapan-ucapan Martin Luther sudah merupakan kobaran api yang berantai menyebar ke sebagian besar kawasan Eropa. Luther karena itu punya hak yang tak terbantahkan bahwa dialah orang yang bertanggung jawab terhadap sulutan ledakan dinamit pembaharuanMPLB (bicara) 9 November 2017 16.18 (UTC) Dalam dua karya tulis terakhirnya, Luther mengekspresikan pandangan-pandangan antagonistis terhadap kaum Yahudi, menulis bahwa rumah-rumah dan sinagoga-sinagoga Yahudi seharusnya dihancurkan, uang mereka disita, dan kebebasan mereka dibatasi. Dikecam oleh hampir semua denominasi Lutheran, pernyataan-pernyataan tersebut dan pengaruhnya terhadap antisemitisme memberikan kontribusi pada status kontroversialnya.[8]

Kehidupan awal

Kelahiran dan pendidikan

 
Lukisan Hans dan Margarethe Luther karya Lucas Cranach Tua, 1527.

Martin Luther lahir dari pasangan Hans Luder (atau Ludher, kelak Luther)[9] dan Margarethe (née Lindemann) istrinya pada 10 November 1483 di Eisleben, Sachsen, yang kala itu merupakan bagian dari Kekaisaran Romawi Suci. Ia dibaptis keesokan harinya pada pesta peringatan St. Martinus dari Tours. Keluarganya pindah ke Mansfeld pada 1484, tempat ayahnya menjadi penyewa usaha sejumlah tempat peleburan dan tambang tembaga[10] serta menjabat sebagai salah seorang dari empat perwakilan warga dalam dewan setempat. Hans Luther terpilih sebagai anggota dewan kota pada 1492.[11][9] Martin Marty, seorang akademisi religi, mendeskripsikan ibu Luther sebagai seorang wanita pekerja keras dari kelas menengah dan keturunan peniaga serta berpendapat bahwa para seteru Luther di kemudian hari secara keliru mendeskripsikan ibunya sebagai seorang pelacur dan pelayan tempat pemandian.[9]

Ia memiliki sejumlah saudara laki-laki dan perempuan, dan diketahui dekat dengan salah seorang di antaranya, Jacob.[12] Hans Luther memiliki ambisi bagi dirinya sendiri dan keluarganya, serta bertekad untuk menyaksikan Martin, putra tertuanya, menjadi seorang pengacara. Ia mengirim Martin ke sekolah-sekolah Latin di Mansfeld, kemudian Magdeburg pada 1497, tempat ia memasuki satu sekolah yang dikelola oleh sekolompok awam yang disebut Persaudaraan Hidup Bersama, dan Eisenach pada 1498.[13] Ketiga sekolah itu berfokus pada apa yang disebut "trivium": tata bahasa, retorika, dan logika. Luther kemudian membandingkan pendidikannya di sana dengan purgatorium dan neraka.[14]

Pada 1501, ketika usianya 17 tahun, ia memasuki Universitas Erfurt, yang kemudian ia deskripsikan sebagai rumah bir dan tempat pelacuran.[15] Ia harus bangun setiap pukul empat pagi untuk apa yang digambarkannya sebagai "hari belajar hafalan dan acap kali latihan-latihan rohani yang melelahkan".[15] Ia mendapatkan gelar magisternya pada 1505.[16]

 
Luther sebagai seorang frater, dengan tonsur.

Selaras dengan keinginan ayahnya, Luther mendaftarkan diri pada sekolah hukum di universitas yang sama tahun itu namun tidak lama kemudian ia putus kuliah, dengan keyakinan bahwa hukum merepresentasikan ketidakpastian.[16] Luther mencari jaminan akan kehidupan serta merasa tertarik dengan teologi dan filsafat, mengekspresikan ketertarikan khusus pada Aristoteles, William dari Ockham, dan Gabriel Biel.[16] Ia mendapat banyak pengaruh dari dua tutornya, Bartholomaeus Arnoldi von Usingen dan Jodocus Trutfetter, yang mengajarinya untuk bersikap curiga, bahkan terhadap para pemikir terbesar,[16] dan untuk menguji sendiri segala sesuatu berdasarkan pengalaman.[17]

Filsafat terbukti tidak memuaskan, karena menurutnya menawarkan jaminan seputar penggunaan akal atau daya pikir tanpa menyinggung tentang mencintai Allah, yang bagi Luther adalah lebih penting. Ia merasa bahwa akal tidak dapat menuntun manusia kepada Allah, dan ia kemudian mengembangkan suatu hubungan cinta-benci secara simultan dengan Aristoteles karena penekanannya pada akal.[17] Bagi Luther, akal dapat digunakan untuk mempertanyakan hal-hal terkait manusia dan institusi, tetapi bukan Allah. Ia meyakini bahwa manusia dapat belajar tentang Allah hanya melalui wahyu ilahi, dan karenanya Kitab Suci menjadi semakin penting baginya.[17]

Ia kemudian mengaitkan keputusannya dengan suatu peristiwa: pada 2 Juli 1505, ia kembali ke universitas dengan menunggang kuda setelah menempuh perjalanan pulang ke rumah. Ketika terjadi hujan badai, petir menyambar di dekatnya. Ia menjerit, "Tolong! Santa Anna, aku akan menjadi seorang rahib!", lalu ia bercerita kepada ayahnya bahwa ia takut akan kematian dan penghakiman ilahi.[18][19] Ia tersadar kalau jeritannya minta tolong merupakan suatu kaul yang tidak pernah dapat ia langgar. Ia meninggalkan sekolah hukum, menjual buku-bukunya, dan masuk Biara St. Agustinus di Erfurt pada 17 Juli 1505.[20] Seorang teman menghubungkan keputusan itu dengan kesedihan Luther akibat kemangkatan dua orang temannya. Luther sendiri tampak bersedih hati atas keputusannya untuk pergi. Mereka yang menghadiri makan malam perpisahan mengantarnya ke pintu Klausura Hitam tujuannya. "Hari ini kamu melihatku, dan di kemudian hari takkan pernah lagi," katanya.[17] Ayahnya sangat marah atas apa yang dilihatnya sebagai suatu pemborosan telah memberikan Luther pendidikan.[21]

Kehidupan awal dan akademis

 
Lukisan Luther sebagai seorang frater Agustinian yang dibuat pasca meninggalnya.

Luther mendedikasikan dirinya pada tarekat Agustinian, mengabdikan diri dalam laku puasa, doa selama berjam-jam, ziarah, dan pengakuan dosa secara berkala.[22] Luther mendeskripsikan periode hidupnya ini sebagai salah satu keputusasaan rohani. Ia berkata, "Aku kehilangan kontak dengan Kristus Sang Juruselamat dan Penghibur, serta menjadikan-Nya sipir dan algojo jiwaku yang malang."[23] Johann von Staupitz, superiornya, berupaya mengalihkan pikiran Luther dari perenungan secara terus-menerus atas dosa-dosanya kepada jasa-jasa Kristus. Ia mengajarkan bahwa pertobatan sejati bukan mengenai hukuman dan penyilihan swakarsa, melainkan suatu perubahan hati.[24]

Pada 3 April 1507, Jerome Scultetus, Uskup Brandenburg, menahbiskan Luther di Katedral Erfurt. Pada 1508, von Staupitz, dekan pertama Universitas Wittenberg yang baru didirikan, memanggil Luther untuk mengajar teologi.[25][26] Ia mendapatkan gelar sarjana dalam bidang studi Alkitab pada 9 Maret 1508, dan gelar sarjana lainnya dalam bidang studi Sententiae karya Petrus Lombardus pada 1509.[27]

Pada 19 Oktober 1512, ia dianugerahi gelar Doktor Teologi, dan, pada 21 Oktober 1512, ia diterima dalam senat fakultas teologi di Universitas Wittenberg,[28] menggantikan jabatan Staupitz sebagai profesor teologi.[29] Ia menghabiskan sisa kariernya dalam posisi ini di Universitas Wittenberg.

Ia ditunjuk menjadi vikaris provinsial Sachsen dan Thüringen oleh tarekat religiusnya pada 1515. Ini berarti ia perlu mengunjungi dan mengawasi kesebelas biara di provinsinya.[30]

Permulaan Reformasi Protestan

 
Tesis-tesis Luther diukir di pintu Gereja Semua Orang Kudus, Wittenberg. Inskripsi berbahasa Latin di atas menginformasikan bahwa pintu yang asli hancur karena api, dan bahwa, pada 1857, Raja Friedrich Wilhelm IV dari Prusia memerintahkan agar penggantinya dibuat.

Pada 1516, Johann Tetzel, seorang frater Dominikan dan komisioner kepausan untuk indulgensi, diutus ke Jerman oleh Gereja Katolik Roma untuk menjual indulgensi guna mengumpulkan uang dalam rangka membangun kembali Basilika Santo Petrus di Roma.[31] Pengalaman Tetzel sebagai seorang pengkhotbah indulgensi, terutama antara tahun 1503 dan 1510, menyebabkan penunjukannya sebagai komisioner umum oleh Albrecht von Brandenburg, Uskup Agung Mainz, yang perlu memberikan kontribusi yang cukup besar guna pembangunan kembali Basilika St. Petrus di Roma kendati sangat berkewajiban untuk membayar kembali akumulasi manfaat yang besar yang telah ia terima. Sang uskup mendapat izin dari Paus Leo X untuk mengadakan penjualan suatu indulgensi penuh (yakni penghapusan sepenuhnya hukuman temporal akibat dosa) yang khusus, separuh dari hasil yang didapat Albrecht diklaim untuk membayar biaya-biaya dari manfaat tersebut.

Pada 31 Oktober 1517, Luther menulis surat kepada uskupnya, Albrecht von Brandenburg, memprotes penjualan indulgensi. Ia melampirkan dalam suratnya satu salinan Perdebatan Martin Luther tentang Kuasa dan Kefektifan Indulgensi karyanya, yang kemudian dikenal sebagai 95 Tesis. Hans Hillerbrand menuliskan bahwa Luther tidak berniat untuk menentang Gereja, namun memandang perdebatannya sebagai suatu keberatan keilmuan terhadap praktik-praktik Gereja, dan karena itu nada penulisannya bersifat "mencari", bukan dogmatis.[32] Hillerbrand menuliskan bahwa meski demikian terdapat suatu implikasi tantangan dalam sejumlah tesisnya, terutama dalam Tesis 86, yang menanyakan: "Mengapa paus, yang kekayaannya saat ini lebih besar daripada kekayaan Crassus yang terkaya, membangun basilika St. Petrus dengan uang orang-orang percaya yang miskin dan bukan dengan uangnya sendiri?"[32]

Luther berkeberatan dengan satu pernyataan yang dikaitkan dengan Johann Tetzel bahwa "Begitu koin dalam peti uang berdenting, jiwa dari purgatorium (juga dinyatakan sebagai 'ke surga') keluar."[33] Ia bersikeras bahwa, karena pengampunan dianugerahkan dari Allah semata, mereka yang mengklaim kalau indulgensi membebaskan para pembeli dari semua hukuman dan menganugerahkan mereka keselamatan adalah keliru. Umat Kristen, menurutnya, tidak boleh kendur dalam mengikuti Kristus lantaran jaminan palsu semacam itu.

 
Penjualan indulgensi ditampilkan dalam Satu Pertanyaan kepada Seorang Penghasil Uang, cukil kayu karya Jörg Breu Tua dari Augsburg, ca 1530.

Bagaimanapun, ucapan Tetzel yang kerap disitir tersebut dipandang sama sekali tidak merepresentasikan ajaran Katolik kala itu mengenai indulgensi, namun merupakan satu cerminan kapasitas Tetzel yang membesar-besarkannya. Namun, kendati Tetzel melebih-lebihkan hal itu sehubungan dengan indulgensi bagi mereka yang telah meninggal dunia, ajarannya mengenai indulgensi bagi mereka yang masih hidup di dunia ini sejalan dengan dogma Katolik yang telah berlaku pada zamannya.[34]

Menurut satu laporan, Luther memakukan 95 Tesis karyanya di pintu Gereja Semua Orang Kudus di Wittenberg pada 31 Oktober 1517. Para akademisi seperti Walter Krämer, Götz Trenkler, Gerhard Ritter, dan Gerhard Prause berpendapat bahwa kisah pemublikasian di pintu itu hanya memiliki sedikit landasan kebenaran, meski telah menetap sebagai salah satu pilar sejarah.[35][36][37] Kisah itu didasarkan pada komentar yang dibuat Philipp Melanchthon, meskipun diperkirakan kalau ia sendiri tidak berada di Wittenberg pada saat tersebut.[38]

Tesis berbahasa Latin tersebut dicetak di beberapa lokasi di Jerman pada 1517. Pada Januari 1518, teman-teman Luther menerjemahkan 95 Tesis dari bahasa Latin ke dalam bahasa Jerman.[39] Dikatakan bahwa salinan-salinan 95 Tesis telah menyebar ke seluruh Jerman dalam waktu dua minggu dan penyebarannya telah mencapai seluruh Eropa dalam waktu dua bulan.

Tulisan-tulisan Luther beredar luas, bahkan mencapai Perancis, Inggris, dan Italia pada 1519.[butuh klarifikasi] Para mahasiswa dikabarkan memadati Wittenberg untuk mendengar Luther berbicara. Ia memublikasikan suatu ulasan singkat tentang Surat Galatia dan Karya tentang Kitab Mazmur tulisannya. Bagian awal karier Luther ini merupakan salah satu periode yang paling kreatif dan produktif dalam masa hidupnya.[40] Tiga karyanya yang paling dikenal diterbitkan pada 1520: Kepada Bangsawan Kristen dari Negara Jerman, Tentang Pembuangan Gereja ke Babel, dan Tentang Kebebasan Seorang Kristen.

Pembenaran oleh iman saja

 
"Luther di Erfurt", yang melukiskan Martin Luther menemukan doktrin sola fide. Lukisan karya Joseph Noel Paton, 1861.

Dari tahun 1510 sampai 1520, Luther menyajikan kuliah tentang Kitab Mazmur serta Surat Ibrani, Roma, dan Galatia. Ketika mempelajari bagian-bagian Alkitab tersebut, ia mendapat pemahaman atas penggunaan istilah-istilah seperti silih dan kebenaran (righteousness) oleh Gereja Katolik dengan cara-cara yang baru. Ia sampai pada keyakinan bahwa Gereja korup dalam jalannya dan telah hilang penglihatan atas apa yang ia anggap sebagai beberapa kebenaran sentral Kekristenan. Yang terpenting bagi Luther adalah doktrin pembenaran – tindakan Allah menyatakan benar seorang berdosa – oleh iman saja melalui kasih karunia atau rahmat Allah. Ia mulai mengajarkan bahwa keselamatan ataupun penebusan adalah suatu anugerah dari rahmat Allah, yang dapat dicapai melalui iman semata dalam Yesus sebagai Mesias.[41] "Batu karang yang satu dan kukuh ini, yang kita sebut doktrin pembenaran", tulisnya, "adalah pasal utama dari keseluruhan doktrin Kristen, yang mencakup pemahaman dari segala kesalehan."[42]

Luther sampai pada pemahaman bahwa pembenaran adalah karya Allah sepenuhnya. Ajaran Luther ini diekspresikan secara jelas dalam publikasinya tahun 1525, De Servo Arbitrio (Tentang Keterbelengguan Kehendak), yang ditulis sebagai tanggapan atas De libero arbitrio diatribe sive collatio (Tentang kehendak bebas: Diskursus atau Perbandingan) karya Desiderius Erasmus (1524). Luther mendasarkan posisinya pada doktrin predestinasi dalam Efesus 2:8–10 seturut pemahamannya. Menentang ajaran Katolik yang memandang tindakan-tindakan benar orang percaya dilakukan dalam kerja sama dengan Allah, Luther menuliskan bahwa umat Kristen menerima sepenuhnya kebenaran tersebut dari luar diri mereka. Menurutnya, kebenaran demikian bukan sekadar berasal dari Kristus tetapi sebenarnya adalah kebenaran Kristus, diperhitungkan kepada umat Kristen (bukan ditanamkan ke dalam diri mereka) melalui iman.[43]

"Itulah sebabnya mengapa iman semata menjadikan seseorang benar dan memenuhi hukum [Taurat]," tulisnya. "Iman adalah yang membawa Roh Kudus melalui jasa-jasa Kristus."[44] Bagi Luther, iman adalah suatu anugerah atau karunia dari Allah; pengalaman dibenarkan oleh iman adalah "seolah-olah aku telah dilahirkan kembali". Masuknya Ia ke dalam Firdaus tidak lain adalah penemuan tentang "kebenaran Allah" – suatu penemuan bahwa "orang benar" yang dibicarakan dalam Alkitab (seperti dalam Roma 1:17) hidup oleh iman.[45] Ia menjelaskan konsepnya tentang "pembenaran" dalam Artikel-Artikel Smalkald:

Pasal yang pertama dan utama adalah ini: Yesus Kristus, Allah dan Tuhan kita, mati untuk dosa-dosa kita dan dibangkitkan kembali untuk pembenaran kita (Roma 3:24–25). Ia sendiri adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa-dosa dunia (Yohanes 1:29), dan Allah telah menimpakan kepada-Nya kejahatan kita semua (Yesaya 53:6). Semua orang telah berdosa dan dibenarkan secara cuma-cuma, tanpa perbuatan-perbuatan dan jasa-jasa mereka sendiri, oleh kasih karunia-Nya, melalui penebusan yang terdapat dalam Kristus Yesus, dalam darah-Nya (Roma 3:23–25). Ini perlu diyakini. Ini tidak dapat diperoleh atau dicapai dengan perbuatan, hukum, atau jasa apa saja. Karenanya jelas dan pasti bahwa iman ini saja membenarkan kita ... Tidak ada sesuatupun dari pasal ini dapat dilepaskan atau ditaklukkan, sekalipun langit dan bumi jatuh (Markus 13:31).[46]

Penemuan kembali Luther atas "Kristus dan keselamatan-Nya" merupakan yang pertama dari dua poin yang menjadi landasan bagi Reformasi Protestan. Protesnya menentang penjualan indulgensi didasarkan pada hal tersebut.[47]

Jawaban Paus

Berkas:Martin Luther Woodcut.jpg
Bila cetakan kayu ini dibalikkan, kita dapat melihat bagaimana pandangan lawan-lawan Luther terhadapnya.

Setelah meremehkan Luther sebagai "seorang Jerman mabuk yang menulis dalil-dalil itu" yang "bila ia kembali sadar, ia akan berubah pikiran," Paus Leo X memerintahkan Sylvester Mazzolini, seorang profesor teologi Dominikan, yang juga dinamai Prierias (atau Prieras), sesuai dengan nama tempat kelahirannya Priero, pada 1518, untuk menyelidiki masalahnya. Prierias mengenali perlawanan Luther yang tersirat terhadap kewibawaan paus karena berbeda pendapat dengan bula kepausan. Karena itu ia menyatakan Luther sebagai penyesat, dan menulis bantahan ilmiah terhadap dalil-dalilnya. Bantahan ini menegaskan kewibawaan paus terhadap Gereja dan menolak setiap penyimpangan daripadanya yang dianggap sebagai ajaran sesat. Luther menjawab dalam cara yang sama, sehingga berkembanglah suatu pertikaian.

Sementara itu, Luther ikut serta dalam sebuah pertemuan biarawan Augustinian di Heidelberg. Di sana ia menyajikan tesisnya tentang perbudakan manusia di dalam dosa dan tentang anugerah ilahi. Dalam pertikaian mengenai indulgensia, muncullah pertanyaan tentang kekuasaan dan wewenang mutlak paus, karena doktrin tentang "Khazanah Gereja," "Khazanah Jasa," yang mendasari doktrin dan praktik indulgensia, didasarkan pada Bula Unigenitus (1343) dari Paus Clemens VI. Karena perlawanannya terhadap doktrin itu, Luther dicap sesat, dan paus, yang telah bertekad untuk menekan pandangan-pandangannya, memanggilnya ke Roma.

Namun karena mengalah kepada Frederick sang Pemilih, yang diharapkan oleh Paus akan menjadi Kaisar Romawi Suci berikutnya dan yang tidak rela berpisah dengan teolognya, Paus tidak menekan masalahnya lebih jauh. Kardinal Kayetanus diutus Paus untuk menerima janji ketaatan Luther di Augsburg - Jerman(Oktober 1518).

Luther, meskipun secara tersirat mengaku taat kepada Gereja, kini dengan berani menyangkal kewibawaan Paus, dan naik banding pertama-tama "dari Paus yang kurang pengetahuan kepada Paus yang mestinya lebih tahu" dan kemudian (28 November) kepada konsili umum. Luther kini menyatakan bahwa lembaga kepausan bukanlah bagian dari hakikat Gereja yang asli dan yang tidak dapat berubah.

Karena ingin tetap memelihara hubungan baik dengan Luther, Paus membuat upaya terakhir untuk menyelesaikan konfliknya dengan Luther secara damai. Sebuah konferensi dengan pejabat tinggi kepausan, Karl von Miltitz di Altenburg pada Januari 1519 membuat Luther sepakat untuk berdiam diri selama lawan-lawannya pun demikian, menulis sebuah surat yang rendah hati kepada Paus, dan menyusun sebuah risalat yang membuktikan rasa hormatnya kepada Gereja Katolik. Surat itu ditulis, namun tidak pernah dikirim, karena tidak mengandung pernyataan bahwa Luther menarik ajaran-ajarannya. Dalam risalat bahasa Jerman yang ditulisnya belakangan, Luther, meskipun mengakui api penyucian, indulgensia, dan pemanggilan kepada orang-orang kudus, menolak seluruh manfaat indulgensia terhadap api penyucian.

Ketika Johann Eck menantang rekan Luther, Carlstadt, untuk berdebat di Leipzig, Luther bergabung di situ (27 Juni18 Juli 1519). Sementara debat berlangsung Luther menyangkal hak ilahi jabatan dan wewenang kepausan, dan berpendapat bahwa "kuasa atas kunci-kunci itu" telah diserahkan kepada Gereja (yaitu, jemaat yang setia). Ia menyangkal bahwa keanggotaan dalam Gereja Katolik Barat di bawah Paus merupakan prasyarat bagi keselamatan, dan berpegang pada keabsahan Gereja (Ortodoks) Yunani. Setelah perdebatan itu, Johann Eck mengklaim bahwa ia telah memaksa Luther untuk mengakui bahwa doktrinnya sama dengan doktrin Jan Hus yang telah dihukum mati dengan dibakar. Eck menganggap bahwa hal ini membuktikan klaimnya sendiri bahwa Luther adalah "si Hus dari Saxon" dan gembong penyesat.

Luther memberi judul (dalam bahasa Inggris) The Disputation of Doctor Martin Luther on the Power and Efficacy of Indulgences, dan mengkritik dalamnya ajaran Gereja barat mengenai asas menghapuskan dosa, kuasa Paus dan lain sebagainya.

Kajian mengenai Surat Paulus, terutamanya surat kepada jemaat di Roma memberikan kesan kepada Luther akan asas sola fide (hanya karena iman). Hanya imanlah yang dapat menyelamatkan manusia yang diberikan Tuhan berdasarkan anugerahnya (sola gratia) kepada manusia seperti yang dijelaskan menurut Alkitab (sola scriptura). Luther sangat menentang ajaran gereja pada saat itu yang dianggapnya menawarkan keselamatan dengan murah dengan cara menjual surat-surat penghapusan dosa (indulgensia).

Pada mulanya Luther percaya bahwa dia akan dapat memperbarui Gereja Roma dari dalam dengan dalil-dalilnya tetapi Paus menganggap pendapatnya sesat dan mengucilkannya (ekskomunikasi dari Gereja Katolik dengan akta Exsurge Domine pada tanggal 15 Juni 1520. Pada bulan Oktober Luther membakar ijazahnya di tempat umum dan menunjukkan kesungguhannya bahwa dia tidak akan taat kepada Gereja kecuali mereka menurut kata-katanya.

Kaisar Charles V meresmikan persidangan imperial Diet of Worms pada 22 Januari 1521. Ini merupakan peluang terakhir Luther untuk mengakui bahwa apa yang diajarkannya adalah salah. Namun Luther tetap mempertahankan ajarannya. Selepas persidangan Diet, Luther dinyatakan sebagai orang buangan oleh Diet.

Dengan bantuan rekannya, Luther bermukim di balaikota Wartburg, berdekatan dengan Erfurt. Dalam balaikota tersebut, dia menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru dari bahasa Yunani ke bahasa Jerman. Kemudian dia juga menerjemahkan Perjanjian Lama ke dalam bahasa Jerman.

Luther mengasaskan ajarannya sendiri dengan rekannya Philip Melanchton dan meninggal pada tahun 1546.

Keluarga

Luther menikah dengan Katharina von Bora, seorang mantan biarawati, pada 13 Juni 1525. Pasangan ini mendapatkan enam orang anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan:

  • Hans, lahir pada 7 Juni 1526, belajar hukum, menjadi pejabat hukum dan meninggal pada 1575.
  • Elizabeth, lahir pada 10 Desember 1527 dan meninggal pada usia sangat muda pada 3 Agustus 1528.
  • Magdalena, lahir 5 Mei 1529, meninggal di dalam pelukan ayahnya pada 20 September 1542. Kematiannya merupakan pukulan yang sangat hebat bagi Luther dan Katharina.
  • Martin, Jr., lahir 9 November 1531, belajar teologi tetapi tidak pernah dipanggil menjadi pendeta hingga ia meninggal pada 1565.
  • Paul, lahir 28 Januari 1533, menjadi dokter. Ia mempunyai enam orang anak hingga ia meninggal pada 1593. Garis keturunan laki-laki keluarga Luther berlanjut melalui dia kepada John Ernest, yang berakhir pada 1759.
  • Margaretha, lahir 17 Desember 1534, menikah dengan George von Kunheim, keturunan keluarga bangsawan Prusia yang kaya, tetapi meninggal pada 1570 pada usia 36 tahun. Keturunannya berlanjut hingga sekarang.

Penerjemahan Alkitab

Pada tahun 1522 Luther menerbitkan terjemahan Perjanjian Baru dalam bahasa Jerman, dan pada 1534 ia dan rekan-rekannya menyelesaikan terjemahan Perjanjian Lama yang kemudian secara keseluruhan Alkitab diterbitkan. Dia terus bekerja memperbaiki terjemahan sampai akhir hidupnya.[48]

Terjemahan Luther menggunakan varian dari bahasa Jerman sehari-hari, yang dimengerti baik di Jerman Utara maupun Selatan.[49] Tujuannya adalah supaya Alkitab dengan mudah diakses di Jerman, "kita menghilangkan hambatan dan kesulitan sehingga orang lain dapat membacanya tanpa hambatan."[50]

Alkitab terjemahan Luther menjadi Alkitab berbahasa Jerman pertama yang diterbitkan. Dalam dua bulan sejak diterbitkan, Alkitab ini telah terjual hingga 5000 kopi.

Perjamuan Kudus

Salah satu hal yang dengan tegas ditolak oleh Luther dalam pekerjaan pembaharuannya pada gereja Katolik adalah ajaran gereja tentang Perjamuan Malam yang mengatakan bahwa waktu imam yang melayani Perjamuan Malam mengucapkan kata-kata penetapan "Inilah tubuhku... Inilah darahku" , maka substansi roti dan anggur secara otomatis berubah menjadi tubuh dan darah Kristus.[51] Peristiwa perubahan ini disebut transsubstansiasi.[51] Bagi Luther, yang penting adalah Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[52] Jadi, bukan ajaran transsubstansiasi yang harus dipercaya, melainkan bahwa Kristus benar-benar hadir dalam ekaristi.[52]

Bibliografi

  • Bainton, Roland H. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995 (1950). ISBN 0-452-01146-9.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther in Mid-Career 1521-1530. E. Theodore Bachmann, terj. Philadelphia: Fortress Press, 1983. ISBN 0-8006-0692-2.
  • Bornkamm, Heinrich. Luther's World of Thought. Martin H. Bertram, trans. St. Louis: Concordia Publishing House, 1958. ISBN 0-7586-0832-2
  • Brecht, Martin. Martin Luther. 3 Jilid. James L. Schaaf, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1985-1993. ISBN 0-8006-2813-6, ISBN 0-8006-2814-4, ISBN 0-8006-2815-2.
  • Dickens, A.G. Martin Luther and the Reformation. New York: Harper & Row, 1967. ASIN: B0007DY59M.
  • Haile, H.G. Luther: An Experiment in Biography. Garden City, New York: Doubleday & Co., 1980. ISBN 0-385-15960-9.
  • Hillerbrand, Hans J., ed. The Reformation: A Narrative History Related by Contemporary Observers and Participants. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 1979. ISBN 0-8010-4185-6.
  • Iserloh, Erwin, The Theses Were Not Posted: Luther Between Reform and Reformation. Jared Wicks, terj. Boston, MA: Beacon Press, 1968.
  • Kittelson, James M. Luther the Reformer: The Story of the Man and His Career. Minneapolis: Augsburg Publishing House, 1986. ISBN 0-8066-2240-7.
  • Kolb, Robert. Martin Luther As Prophet, Teacher, Hero: Images of the Reformer, 1520-1620. Grand Rapids, MI: Baker Book House, 2000. ISBN 0-8010-2214-2.
  • Luther, Martin. Christian Cyclopedia. St. Louis: Concordia Publishing House, 2000. [4]
  • Luther, Martin. Luther's Works. 55 Jilid. Berbagai penerjemah. St. Louis: Concordia Publishing House; Minneapolis: Fortress Press, 1957. Edisi CD-ROM, 2001.
  • MacCulloch, Diarmaid. The Reformation, 2003
  • Manns, Peter. Martin Luther: An Illustrated Biography. New York: Crossroad Publishing Co., 1982. ISBN 0-8245-0510-7
  • Marty, Martin. Martin Luther: A Penguin Life. New York: Penguin, 2004. ISBN 0-670-03272-7
  • Nohl, Frederick. Luther: Biography of a Reformer. St. Louis: Concordia Publishing House, 2003. ISBN 0-7586-0651-6
  • Oberman, Heiko A. Luther: Man Between God and the Devil. New York: Doubleday, 1989. ISBN 0-385-42278-4
  • Oberman, Heiko A. The Roots of Anti-Semitism in the Age of Renaissance and Reformation. James I. Porter, trans. Philadelphia: Fortress Press, 1984. ISBN 0-8006-0709-0
  • Plass, Ewald M. This Is Luther: A Character Study. St. Louis: Concordia Publishing House, 1948 [Reprint, 1984]. ISBN 0-570-03942-8.
  • Ritter, Gerhard Luther, his Life and Work, terj. dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Inggris oleh John Riches, New York : Harper & Row, 1963.
  • Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950. ISBN 0-570-03246-6.
  • Siemon-Netto, Uwe. The Fabricated Luther: the Rise and Fall of the Shirer myth. Pengantar: Peter L. Berger. St. Louis: Concordia Publishing House, 1995. ISBN 0-570-04800-1.
  • Siemon-Netto, Uwe. "Luther and the Jews." Lutheran Witness 123 (2004) No. 4:16-19. [5]
  • Tjernagel, Neelak S. Martin Luther and the Jewish People. Milwaukee: Northwestern Publishing House, 1985. ISBN 0-8100-0213-2
  • Todd, John M. Luther: A Life. New York: Crossroad Publishing Company, 1982. ISBN 0-8245-0479-8 (Juga di [6])
  • Westerholm, Stephen Israel's Law and the Church's Faith. Grand Rapids: William B. Eerdmans, 1988. ISBN 0-8028-0288-5

Filmografi

  • 1953: Martin Luther, film teater, dengan Niall MacGinnis sebagai Luther; disutradarai Irving Pichel. Mendapat nominasi Academy Award untuk film hitam-putih dan arahan seni/setting. Diedarkan kembali pada 2002 dalam DVD dengan 4 bahasa.
  • 1974: Luther, film teater (MPAA peringkat: PG), dengan Stacy Keach sebagai Luther.
  • 1981: Where Luther Walked, dokumenter menampilkan Roland Bainton (alm.) sebagai pemandu dan narator, disutradarai oleh Ray Christensen (dalam VHS tahun 1992), ISBN 1-56364-012-0
  • 1983: Martin Luther: Heretic, program TV dengan Jonathan Pryce sebagai Luther, disutradarai oleh Norman Stone.
  • 1983: Martin Luther: An Eye on Augsburg, film yang didanai oleh Distrik Illinois Utara dari LCMS dengan Pdt. Robert Clausen sebagai Luther.
  • 2001: Opening the Door to Luther, travelog dengan tuan rumah Rick Steves. Disponsori oleh ELCA.
  • 2002: Martin Luther, film sejarah dari Lion TV/PBS seri Empires, dengan Timothy West sebagai Luther, narasi oleh Liam Neeson dan sutradara oleh Cassian Harrison.
  • 2003: Luther, (peringkat MPAA: PG-13), dengan Joseph Fiennes sebagai Luther dan disutradarai oleh Eric Till. Didanai sebagian oleh kelompok Lutheran Amerika dan Jerman.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ (Inggris) Luther consistently referred to himself as a former monk. For example: "Thus formerly, when I was a monk, I used to hope that I would be able to pacify my conscience with the fastings, the praying, and the vigils with which I used to afflict my body in a way to excite pity. But the more I sweat, the less quiet and peace I felt; for the true light had been removed from my eyes." Martin Luther, Lectures on Genesis: Chapters 45-50, ed. Jaroslav Jan Pelikan, Hilton C. Oswald, and Helmut T. Lehmann, vol. 8 Luther’s Works. (Saint Louis: Concordia Publishing House, 1999), 5:326.
  2. ^ (Inggris) Ewald M. Plass, What Luther Says, 3 vols., (St. Louis: CPH, 1959), 88, no. 269; M. Reu, Luther and the Scriptures, (Columbus, Ohio: Wartburg Press, 1944), 23.
  3. ^ (Inggris) Luther, Martin. Concerning the Ministry (1523), tr. Conrad Bergendoff, in Bergendoff, Conrad (ed.) Luther's Works. Philadelphia: Fortress Press, 1958, 40:18 ff.
  4. ^ (Inggris) Fahlbusch, Erwin and Bromiley, Geoffrey William. The Encyclopedia of Christianity. Grand Rapids, MI: Leiden, Netherlands: Wm. B. Eerdmans; Brill, 1999–2003, 1:244.
  5. ^ (Inggris) Tyndale's New Testament, trans. from the Greek by William Tyndale in 1534 in a modern-spelling edition and with an introduction by David Daniell. New Haven, CT: Yale University Press, 1989, ix–x.
  6. ^ (Inggris) Bainton, Roland. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995, 269.
  7. ^ (Inggris) Bainton, Roland. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995, p. 223.
  8. ^ (Inggris) Hendrix, Scott H. "The Controversial Luther", Word & World 3/4 (1983), Luther Seminary, St. Paul, MN, p. 393: "And, finally, after the Holocaust and the use of his anti-Jewish statements by National Socialists, Luther's anti-semitic outbursts are now unmentionable, though they were already repulsive in the sixteenth century. As a result, Luther has become as controversial in the twentieth century as he was in the sixteenth." Also see Hillerbrand, Hans. "The legacy of Martin Luther", in Hillerbrand, Hans & McKim, Donald K. (eds.) The Cambridge Companion to Luther. Cambridge University Press, 2003.
  9. ^ a b c (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, p. 1.
  10. ^ (Inggris) Brecht, Martin. Martin Luther. tr. James L. Schaaf, Philadelphia: Fortress Press, 1985–93, 1:3–5.
  11. ^ (Inggris) Martin Luther
  12. ^ (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, p. 3.
  13. ^ (Inggris) Rupp, Ernst Gordon. "Martin Luther," Encyclopædia Britannica, accessed 2006.
  14. ^ (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, pp. 2–3.
  15. ^ a b (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, p. 4.
  16. ^ a b c d (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, p. 5.
  17. ^ a b c d (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, p. 6.
  18. ^ (Inggris) Brecht, Martin. Martin Luther. tr. James L. Schaaf, Philadelphia: Fortress Press, 1985–93, 1:48.
  19. ^ (Inggris) "Google Books Archive of Martin Luther: His road to Reformation, 1483–1521 (By Martin Brecht)". Martin Luther: His road to Reformation, 1483–1521 (By Martin Brecht). Diakses tanggal 14 May 2015. 
  20. ^ (Inggris) Schwiebert, E.G. Luther and His Times. St. Louis: Concordia Publishing House, 1950, 136.
  21. ^ (Inggris) Marty, Martin. Martin Luther. Viking Penguin, 2004, p. 7.
  22. ^ (Inggris) Bainton, Roland. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995, 40–42.
  23. ^ (Inggris) Kittelson, James. Luther The Reformer. Minneapolis: Augsburg Fortress Publishing House, 1986, 79.
  24. ^ (Inggris) Froom, Le Roy Edwin (1948). The Prophetic Faith of our Fathers. 2. Washington, D.C.: Review and Herald Publishing Association. hlm. 249. 
  25. ^ Froom 1948, hlm. 249.
  26. ^ (Inggris) Bainton, Roland. Here I Stand: a Life of Martin Luther. New York: Penguin, 1995, 44–45.
  27. ^ (Inggris) Brecht, Martin. Martin Luther. tr. James L. Schaaf, Philadelphia: Fortress Press, 1985–93, 1:93.
  28. ^ (Inggris) Brecht, Martin. Martin Luther. tr. James L. Schaaf, Philadelphia: Fortress Press, 1985–93, 1:112–127.
  29. ^ (Inggris) Hendrix, Scott H. (2015). Martin Luther: Visionary Reformer. New Haven, CT: Yale University Press. hlm. 44. ISBN 978-0-300-16669-9. 
  30. ^ (Inggris) Hendrix, Scott H. (2015). Martin Luther: Visionary Reformer. New Haven, CT: Yale University Press. hlm. 45. ISBN 978-0-300-16669-9. 
  31. ^ (Inggris) "Johann Tetzel," Encyclopædia Britannica, 2007: "
  32. ^ a b (Inggris) Hillerbrand, Hans J. "Martin Luther: Indulgences and salvation," Encyclopædia Britannica, 2007.
  33. ^ (Inggris)(Latin) Thesis 55 of Tetzel's One Hundred and Six Theses. These "Anti-theses" were a reply to Luther's Ninety-five Theses and were drawn up by Tetzel's friend and former Professor, Konrad Wimpina. Theses 55 & 56 (responding to Luther's 27th Theses) read: "For a soul to fly out, is for it to obtain the vision of God, which can be hindered by no interruption, therefore he errs who says that the soul cannot fly out before the coin can jingle in the bottom of the chest." In, The reformation in Germany, Henry Clay Vedder, 1914, Macmillon Company, p. 405. [1] Animam purgatam evolare, est eam visione dei potiri, quod nulla potest intercapedine impediri. Quisquis ergo dicit, non citius posse animam volare, quam in fundo cistae denarius possit tinnire, errat. In: D. Martini Lutheri, Opera Latina: Varii Argumenti, 1865, Henricus Schmidt, ed., Heyder and Zimmer, Frankfurt am Main & Erlangen, vol. 1, p. 300. (Print on demand edition: Nabu Press, 2010, ISBN 1-142-40551-6 ISBN 978-1-142-40551-9). [2] See also:   Herbermann, Charles, ed. (1913). "Johann Tetzel". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. 
  34. ^ (Inggris) Ludwig von Pastor, The History of the Popes, from the Close of the Middle Ages, Ralph Francis Kerr, ed., 1908, B. Herder, St. Louis, Volume 7, pp. 348–349. [3]
  35. ^ (Jerman) Krämer, Walter and Trenkler, Götz. "Luther" in Lexicon van Hardnekkige Misverstanden. Uitgeverij Bert Bakker, 1997, 214:216.
  36. ^ (Jerman) Ritter, Gerhard. Luther, Frankfurt 1985.
  37. ^ (Jerman) Gerhard Prause "Luthers Thesanschlag ist eine Legende,"in Niemand hat Kolumbus ausgelacht. Düsseldorf, 1986.
  38. ^ (Inggris) Bekker, Henrik (2010). Dresden Leipzig & Saxony Adventure Guide. Hunter Publishing, Inc. hlm. 125. ISBN 9781588439505. Diakses tanggal 7 February 2012. 
  39. ^ (Inggris) Brecht, Martin. Martin Luther. tr. James L. Schaaf, Philadelphia: Fortress Press, 1985–93, 1:204–205.
  40. ^ (Inggris) Spitz, Lewis W. The Renaissance and Reformation Movements, St. Louis: Concordia Publishing House, 1987, 338.
  41. ^ (Inggris) Wriedt, Markus. "Luther's Theology," in The Cambridge Companion to Luther. New York: Cambridge University Press, 2003, 88–94.
  42. ^ (Inggris) Bouman, Herbert J. A. "The Doctrine of Justification in the Lutheran Confessions", Concordia Theological Monthly, 26 November 1955, No. 11:801.
  43. ^ (Inggris) Dorman, Ted M., "Justification as Healing: The Little-Known Luther", Quodlibet Journal: Volume 2 Number 3, Summer 2000. Retrieved 13 July 2007.
  44. ^ (Inggris) "Luther's Definition of Faith". 
  45. ^ (Inggris) "Justification by Faith: The Lutheran-Catholic Convergence". 
  46. ^ (Inggris) Luther, Martin. "The Smalcald Articles," in Concordia: The Lutheran Confessions. Saint Louis: Concordia Publishing House, 2005, 289, Part two, Article 1.
  47. ^ Froom 1948, hlm. 243.
  48. ^ Mullett, 145; Lohse, 119.
  49. ^ Wilson, 183; Brecht, 2:48–49.
  50. ^ Mullett, 149; Wilson, 302.
  51. ^ a b J.L.Ch. Abineno. 1990. Perjamuan Malam. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.20-22.
  52. ^ a b (Indonesia)Alister E. McGrath. 1997. Sejarah Pemikiran Reformasi. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm.217.

Pranala luar

Teks asli

Writings of Luther and contemporaries, translated into English

Sumber-sumber Online

Online information on Luther and his work