Binturung
Binturung, Arctictis binturong
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Arctictis

Temminck, 1824
Spesies:
A. binturong
Nama binomial
Arctictis binturong

Binturung (Arctictis binturong) adalah sejenis musang bertubuh besar, anggota suku Viverridae. Beberapa dialek Melayu menyebutnya binturong, menturung atau menturun. Dalam bahasa Inggris, hewan ini disebut Binturong, Malay Civet Cat, Asian Bearcat, Palawan Bearcat, atau secara ringkas Bearcat. Barangkali karena karnivora berbulu hitam lebat ini bertampang mirip beruang yang berekor panjang, sementara juga berkumis lebat dan panjang seperti kucing (bear: beruang; cat: kucing).

Deskripsi

Musang yang berekor besar panjang dan bertubuh besar. Panjang kepala dan tubuh antara 60 – 95 cm, ditambah ekornya antara 50 – 90 cm. Beratnya sekitar 6 – 14 kg, bahkan sampai 20 kg.

Ketika lahir, binturung memiliki berat rata-rata sekitar 142 gram dan matanya masih tertutup.[1]

Berambut panjang dan kasar, berwarna hitam seluruhnya atau kecoklatan, dengan taburan uban keputih-putihan atau kemerahan. Pada masing-masing ujung telinga terdapat seberkas rambut yang memanjang. Ekor berambut lebat dan panjang, terutama di bagian mendekati pangkal, sehingga terkesan gemuk. Ekor ini dapat digunakan untuk berpegangan pada dahan (prehensile tail), sebagai ‘kaki kelima’.

Reproduksi

Masih sedikit peneliitan yang dilakukan untuk mengetahui sistem kawin dari spesies ini, akan tetapi sistem kawin dari binturung kemungkinan besar monogami. Binturung tIdak memiliki musim kawin karena spesies ini kawin sepanjang tahun, akan tetapi terdapat peningkatan jumlah kelahiran pada bulan Januari hingga Maret yang dapat disebabkan karena implantasi yang tertunda. Binturung betina mencapai kematangan seksual pada umur 30 bulan sementara pada binturung jantan pada umur 28 bulan. Hewan betina melahirkan 2 hingga 6 anak, setelah mengandung selama kurang lebih 91 hari. Binturung yang baru lahir bersembunyi pada bulu induknya selama beberapa hari dan menyapih selama 6 hingga 8 minggu. Pejantan tidak selalu mengasuh anaknya, tetapi terkadang mereka melakukannya hingga anakan bisa mandiri, sementara induk betina akan selalu mengasuh anaknya hingga bisa mandiri, terkadang melanjutkan hidup dalam satu kelompok bersama anaknya meskipun telah mandiri.[1]

Binturung betina memiliki pseudo-penis alias penis palsu, suatu organ khas yang langka ditemui.[2]

Kebiasaan dan Persebaran

Sebagaimana umumnya musang, binturung terutama aktif di malam hari. Di atas pepohonan (arboreal) atau juga turun ke tanah (terestrial). Kadang-kadang ada juga yang bangun dan aktif di siang hari.

Meski termasuk bangsa Carnivora, yang artinya pemakan daging atau pemangsa, makanan binturung terutama adalah buah-buahan masak di hutan, misalnya jenis-jenis ara (Ficus spp.). Hewan ini juga memakan pucuk dan daun-daun tumbuhan, telur, dan hewan-hewan kecil semisal burung dan hewan pengerat.

Pandai memanjat dan melompat dari dahan ke dahan, binturung biasanya bergerak tanpa tergesa-gesa di atas pohon. Ekornya digunakan untuk keseimbangan, atau kadang-kadang berpegangan manakala sedang meraih makanannya di ujung rerantingan. Cakarnya berkuku tajam dan melengkung, memungkinkannya untuk mencengkeram pepagan dengan kuat. Kaki belakangnya dapat diputar ke belakang untuk memegang batang pohon, sehingga binturung dapat turun dengan cepat dengan kepala lebih dulu.

Binturung mengeluarkan semacam bau, seperti umumnya musang, dari kelenjar di bawah pangkal ekornya. Bau ini digunakan untuk menandai wilayah kekuasaannya.

Binturung jantan mengeluarkan bau yang lebih kuat dibandingkan betina. Bau yang dikeluarkan oleh spesies ini salah satunya berasal dari senyawa 2-asetil-1-pirolin (2-AP) yang biasanya diproduksi pada temperatur tinggi dari reaksi Maillard dan menyebabkan bau yang dikeluarkan mirip seperti aroma popcorn.[3]

Hewan ini menyebar luas mulai dari dataran tinggi Sikkim hingga ke Tiongkok selatan, Burma, Indochina, Semenanjung Malaya, Sumatra, Jawa, Kalimantan dan Palawan.

Binturung menyukai hutan-hutan primer dan sekunder, hanya kadang-kadang saja ditemukan di kebun di tepi hutan.

Di hutan Kalimantan, binturung terlihat hidup hingga di ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut.[4]

Konservasi

 
Binturung muda di Taman Negara, Malaysia.

Berdasarkan Red List IUCN, binturung masuk dalam hewan dengan status vulnerable atau rentan akibat adanya penurunan jumlah populasi yang diperkirakan lebih dari 30% selama 18 tahun terakhir (tiga generasi).[5] Di Indonesia sendiri, spesies ini termasuk dalam satwa yang dilindungi yang diatur dalam UU no. 7 tahun 1999.[4]

Di desa-desa pinggiran hutan, binturung sering dipelihara sebagai hewan kesayangan (pet). Orang menangkapnya ketika hewan ini masih kecil dan membiasakannya dengan kehidupan manusia. Dengan pemeliharaan yang baik, binturung dapat mencapai usia 20 tahun dalam tangkaran.

Sejalan dengan berkembangnya perdagangan, binturung juga diperjual belikan di pasar-pasar burung di kota. Selain itu, yang lebih mengancam kelestarian populasinya di alam, binturung juga diburu untuk diambil kulitnya yang berbulu tebal, dan untuk dimanfaatkan bagian-bagian tubuhnya sebagai bahan obat tradisional (jamu).

Ancaman lain datang dari kerusakan lingkungan di hutan-hutan di wilayah tropis sebagai akibat pembalakan yang serampangan. Hancurnya hutan mengakibatkan rusaknya habitat binturung, sehingga populasinya di alam terus menurun.

Referensi

  1. ^ a b "Arctictis binturong (binturong)". Animal Diversity Web (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-28. 
  2. ^ Stinner, Mindy. The Binturong Information Sheet
  3. ^ Greene, Lydia K.; Wallen, Timothy W.; Moresco, Anneke; Goodwin, Thomas E.; Drea, Christine M. (2016-06-01). "Reproductive endocrine patterns and volatile urinary compounds of Arctictis binturong: discovering why bearcats smell like popcorn". The Science of Nature (dalam bahasa Inggris). 103 (5-6): 37. doi:10.1007/s00114-016-1361-4. ISSN 0028-1042. 
  4. ^ a b Predicted distribution of the binturong Arctictis binturong (Mammalia: Carnivora: Viverridae) on Borneo https://sites.lsa.umich.edu/ajmarsha/wp-content/uploads/sites/162/2016/07/Semiadi-et-al.-2016-Binturong-small.pdf
  5. ^ "Arctictis binturong (Bearcat, Binturong)". www.iucnredlist.org. Diakses tanggal 2017-09-28. 

Pustaka

Ditulis dengan bahan-bahan dari Wikipedia bahasa Inggris, dan beberapa rujukan berikut:

  • Corbet, G.B. and J.E. Hill, 1992, The Mammals of the Indomalayan Region: a systematic review. Nat. Hist. Mus. Publ. and Oxford Univ. Press.
  • Cranbrook, Earl of., 1987, Riches of the Wild: land mammals of South-east Asia. Oxford Univ. Press, Singapore. ISBN 0-19-582697-3
  • Payne, J., C.M. Francis, K. Phillipps, dan S.N. Kartikasari. 2000. Panduan Lapangan Mamalia di Kalimantan, Sabah, Sarawak & Brunei Darussalam. The Sabah Society, Wildlife Conservation Society-Indonesia Programme dan WWF Malaysia. ISBN 979-95964-0-8
  • Tweedie, M.W.F. and J.L. Harrison, 1988, Malayan Animal Life, Longman, Petaling Jaya, Selangor Darul Ehsan. ISBN 0-582-69449-3

Pranala luar