Jumadil Qubro

Revisi sejak 26 Mei 2019 21.36 oleh Adityagusetyawan (bicara | kontrib) (Perbaikan kesalahan historis. Tumpang tindih antara Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) yang BUKAN anak dari Syekh Jumadil Kubro dengan Maulana Ibrahim Asmoroqondi (anak Syekh Jumadil Kubro). Silahkan ditanyakan langsung di juru kunci makam Sunan Gresik dan Syekh Asmoroqondi langsung apabila data ini meragukan.)

Syekh Jumadil Qubro atau Jamaluddin Akbar al-Husaini atau Maulana Husain Jumadil Kubro berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah. Ia diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu Nabi Muhammad SAW.

Syekh Jumadil Qubro
KeturunanMaulana Ibrahim Asmoroqondi, Maulana Ishaq, dan Abdullah Asy'ari

Petilasan

Petilasan-(maqam)-nya dilaporkan ada di beberapa tempat, yaitu di Semarang[1], Trowulan[2], dan di Dusun Turgo (dekat Plawangan, Kaliurang), Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman. Ia wafat dan di makamkan di Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan.[butuh rujukan]

Syiar Islam

Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa. Setelah itu mereka berpisah; Syekh Jumadil Qubro akhirnya ke Wajo, Makassar di mana ia wafat dan dimakamkan,[butuh rujukan] Maulana Malik Ibrahim ke Champa, di sebelah selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa, sementara adiknya Maulana Ishaq pergi ke Aceh dan mengislamkan Samudra Pasai.[butuh rujukan]

Turunan

Bila demikian, beberapa Walisongo, yaitu Sunan Ampel (Raden Rahmat) dan Sunan Giri (Raden Paku) adalah cucunya. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah buyutnya. Sunan Kudus adalah cicitnya (keturunan keempat). Jadi bisa dikatakan bahwa para Walisongo merupakan keturunan etnis Uzbek.[butuh rujukan]

Hubungan dengan Laksamana Cheng Ho

Menurut catatan di Goa Batu, Semarang, tujuh dari sembilan para Walisongo adalah keluarga dan rekan Panglima Cheng Ho yang juga berasal Xin Kiang (Xinjiang), sekarang berada di wilayah Tiongkok.[butuh rujukan]

Referensi