Angkatan Udara Kerajaan Malaysia
Angkatan Udara Malaysia (nama resmi: Tentera Udara Diraja Malaysia, disingkat TUDM) adalah cabang Angkatan Tentera Malaysia yang bertanggungjawab atas operasi dan pertahanan wilayah udara Malaysia. Tentera Udara Diraja Malaysia didirikan pada tahun 1958 sebagai Tentera Udara Persekutuan Malaya. Saat ini TUDM mengoperasikan sebuah kombinasi unik yang menggabungkan beberapa jenis pesawat udara modern buatan Amerika Serikat, Eropa, dan Rusia.
Royal Malaysian Air Force Tentera Udara Diraja Malaysia | |
---|---|
Tentera Udara DiRaja Malaysia (TUDM) | |
Dibentuk | 2 Juni 1958 |
Negara | Malaysia |
Cabang | Angkatan Tentera Malaysia |
Tipe unit | Angkatan Udara Malaysia |
Peran | Mempertahan kedaulatan dan keutuhan negara serta kepentingannya melalui penggunaan kuasa udara yang berkesan |
Moto | Sentiasa Di Angkasaraya |
Warna seragam | Navy Blue, Maya Blue |
Ulang tahun | Juni 2 1958 (founded) |
Pertempuran | Kedaruratan Malaya Konfrontasi Indonesia-Malaysia Perang Kosovo |
Tokoh | |
Panglima TUDM | Jendral Dato' Rodzali bin Daud |
Wakil Panglima TUDM | Letnan Jendral Dato' Haji Shahron bin Ibrahim |
Insignia | |
Roundel & Fin Flash | |
Roundel 1963-1982 | |
Pesawat tempur | |
Pesawat serbu | BAE Hawk Mk.208 |
Radar pesawat | Sapura UVA, RJX1 UVA |
Pesawat tempur | Sukhoi Su-30 MKM Flanker, Boeing F/A-18D Hornet, Mikoyan MiG-29N Fulcrum |
Pesawat penyergap | Mikoyan MiG-29N Fulcrum |
Pesawat patroli | Beechcraft Super King Air |
Pesawat pengintai | Northrop RF-5 |
Pesawat latih | Aermacchi MB-339, MD3-160 Aerotiga, BAE Hawk Mk.108, Pilatus PC-7 Turbo Trainer |
Pesawat pengangkut | Lockheed C-130 Hercules, Airbus A400M, CN-235, Sikorsky S-61 Sea King, Mil Mi-17, Eurocopter EC 725 |
Sejarah
Berdirinya dan eksistensi TUDM sebagai pengawal wilayah udara Malaysia tidak terlepas dari rangkaian catatan sejarah negara Malaysia. Dimulai sejak masa penjajahan Inggris hingga masa sekarang.
Pasukan Sukarelawan Udara Negeri Selat
Kerajaan Inggris, melalui Perusahaan Hindia Timur Britania, saat masih menguasai sejumlah wilayah di Semenanjung Melayu membentuk Pasukan Sukarelawan Udara Negeri-negeri Selat untuk membantu pertahanan wilayah udara Negeri-negeri Selat dan Negeri-negeri Malaya. Satuan pasukan udara ini dilengkapi dengan pesawat Hawker Audax, salah satu varian pesawat Hawker Hart buatan Hawker Aircraft, Inggris.
Tentera Udara Sukarelawan Malaya
Tahun 1940, di bawah ancaman pecahnya perang melawan Kekaisaran Jepang yang semakin dekat, pasukan ini dikembangkan menjadi Tentera Udara Sukarelawan Malaya (Malayan Volunteer Air Force (MVAF)). MVAF diperkuat dengan sejumlah pesawat udara non-kombatan buatan de Havilland, Inggris, seperti Tiger Moth, Leopard Moth, dan Dragon Rapide. Saat bala tentara Jepang berhasil menguasai wilayah Singapura dalam Pertempuran Singapura pada Februari 1942, pasukan MVAF berhasil melarikan diri. Namun pada pertempuran di wilayah Sumatra, pasukan MVAF ini berhasil dihancurkan oleh angkatan udara Jepang yang memiliki peralatan yang jauh lebih besar dan modern.
Tahun 1950 Tentera Udara Sukarelawan Malaya kembali dibentuk untuk mendukung operasi-operasi militer melawan Parti Komunis Malaya saat peristiwa Kedaruratan Malaya tahun 1948-1960. Unit inilah yang menjadi cikal bakal pembentukan Tentera Udara Diraja Persekutuan Malaya pada tahun 1958.
Tentera Udara Diraja Persekutuan Malaya
Setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 31 Agustus 1957, Kerajaan Persekutuan Tanah Melayu, atau yang juga disebut Federasi Malaya, memandang perlunya membentuk sebuah angkatan udara sendiri untuk keperluan pertahanan negara agar tidak tergantung pada kekuatan militer yang diberikan oleh Inggris. Pasukan Tentera Udara Sukarelawan Malaya dijadikan cikal bakal pembentukan Tentera Udara Diraja Persekutuan Malaya. Parlemen mengesahkan satu keputusan, yang disebut Ordinan Tentera Udara 1958, yang memberi kuasa untuk pembentukan sebuah angkatan udara yang disebut "Tentera Udara Diraja Persekutuan" atau TUDP. Pada awal pembentukannya, TUDP dipimpin oleh Air Commodore (setingkat Brigadir Jenderal) A.V.R. Johnstone, seorang anggota AU Inggris. Air Commodore A.V.R. Johnstone yang sengaja dipinjam untuk memimpin dan menjadi panglima pertama Tentera Udara Diraja Persekutuan sekaligus juga sebagai penasehat Federasi Malaya. Air Commodore A.V.R. Johnstone bertanggungjawab membuat rencana pengembangan dan pelatihan personel, alutsista, organisasi, dan peraturan-peraturan lain yang terkait.
Sebagai sebuah unit pasukan yang masih baru, personel TUDP terdiri dari personel yang dipinjam dari AU Inggris. Kemudian personel AU Inggris yang berasal dari daerah setempat dialihstatuskan menjadi anggota TUDP pada November 1958. Di antara personel yang dialihstatuskan tersebut ialah Flying Officer (Leftenan/Letnan) Lim Heng Lip, Sergeant (Sarjan/Sersan) Subramaniam, Corporal (Koperal/[[Kopral) Othman Mohd Ismail, Corporal Wan Said, Corporal JD Parsley, Corporal Mahadeven, Senior Aircraftman (Laskar Udara Kanan/Prajurit Kepala) Surindam, Senior Aircraftman Md. Noor, Senior Aircraftman Zainal, Senior Aircraftman Mohd. Hussain, dan Junior Technician (Laskar Udara Kanan/Prajurit Kepala) Ismail Ariffin. Beberapa orang pribumi Malaya yang berdinas di AU Inggris dapat masuk menjadi anggota Tentera Udara Diraja Persekutuan, termasuk di antaranya ialah Marsyal Udara (Marsekal) Sulaiman bin Sujak.
Pada 25 Oktober 1960, usai berakhirnya Kedaruratan Malaya, AU Inggris menyerahkan pangkalan udara pertamanya di Malaya kepada TUDP, yaitu Landasan Udara Simpang. Pangkalan yang berlokasi di Sungai Besi, Kuala Lumpur, ini pertama kali dibuka pada 1 Juni 1941 oleh AU Inggris.
Pesawat udara pertama yang digunakan oleh TUDP adalah pesawat angkut ringan jenis Scottish Aviation Twin Pioneer, buatan Scottish Aviation, Inggris. Pesawat dengan nomor registrasi FM-1001 ini dinamai "Lang Rajawali" oleh Perdana Menteri Tunku Abdul Rahman.
Pada awalnya, peran TUDM hanya terbatas dalam bidang komunikasi dan dukungan operasional darat Tentera Persekutuan saat terjadi peristiwa Kedaruratan Malaya, selain mendukung operasi-operasi militer yang dilakukan oleh AU Inggris (RAF) dan AU Australia (RAAF) dalam peristiwa yang sama. Peran yang dijalankan oleh TUDM ini karena pada saat itu Malaysia masih belum memiliki satuan pesawat tempur militer dan oleh sebab itu Malaysia masih menggantungkan kebutuhan satuan pesawat udara dari angkatan udara kedua negara tersebut.
Pada tahun 1960 TUDM menerima satuan pesawat tempur pertamanya, yaitu 20 unit Canadair CL41G Tebuan, versi militer dari pesawat jenis Canadair Tutor Trainer buatan Kanada yang telah ditambah daya mesinnya serta dilengkapi dengan cantelan bom dan roket. Pesawat jenis ini dibagi dalam 2 skuadron, yaitu Skuadron 6 dan Skuadron 9. Malaysia merupakan pengguna satu-satunya pesawat jenis ini. Dalam kurun waktu ini pula TUDM menerima 29 helikopter Aérospatiale Alouette III buatan Prancis yang dipergunakan sebagai unit transportasi udara militer. Di kemudian hari pada tahun 1970, helikopter milik TUDM ini dilengkapi dengan kanon 20mm atau senapan mesin kaliber 12,7mm sebagai bagian dari satuan pesawat bantuan udara.
Tentera Udara Diraja Malaysia
Saat Persekutuan Malaysia dibentuk dan ditetapkan pada 16 September 1963, sesuai Resolusi Majelis Umum PBB 1514, maka nama pasukan udara ini pun berubah menjadi Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM). Sejumlah jenis pesawat udara baru masuk dalam jajaran TUDM. Di antaranya ialah pesawat angkut jenis Handley Page Herald dan De Havilland Canada DHC-4 Caribou. Pada akhir tahun 1960an dan awal tahun 1970an TUDM menerima 36 unit helikopter Sikorsky S-61A-4 (di dalam jajaran TUDM disebut Helikopter Nuri) sebagai satuan angkut udara. Helikopter ini mampu mengangkut 31 personel pasukan atau membawakargo hingga 3 ton. TUDM kemudian mencapai kemampuan pertahanan udara saat menerima sumbangan (hibah) 10 unit pesawat tempur CAC Sabre (atau juga disebut CA27 Sabre Mk.32) bekas pakai AU Australia (saat itu AU Australia sedang dalam proses penggantian pesawat tempur mereka dari CAC Sabre ke Mirage III). CAC Sabre merupakan varian pesawat F-86 Sabre yang dibuat khusus untuk AU Australia oleh Commonwealth Aircraft Corporation (CAC) berdasarkan lisensi dari North American Aviation. Satuan pesawat tempur CAC Sabre ini ditempatkan di Pangkalan Udara Butterworth, Penang.
Menjelang tahun 1970an, TUDM telah memiliki 16 skuadron dengan 1 pusat latihan penerbangan. Setelah penarikan pulang kekuatan militer Inggris dari Malaysia dan Singapura, kemudian ditandatangani Perjanjian Pertahanan 5 Negara atau Five Power Defence Arrangements (FPDA), yaitu antara Malaysia, Singapura, Selandia Baru, Australia, dan Inggris, yang menetapkan bahwa kelima negara akan saling membantu jika terdapat serangan dari luar terhadap Malaysia atau Singapura. FPDA dilakukan karena tanggung jawab pertahanan Inggris atas Malaysia dan Singapura karena pilihan Inggris pada tahun 1967 untuk menarik pasukan dari timur Suez. Sebagai bagian dari komitmen FPDA, AU Australia menempatkan skuadron pesawat tempur Mirrage III di Pangkalan Udara Butterworth. Pada tahun 1983 skuadron ini ditarik pulang kembali ke Australia meski penempatan satuan tempur udara AU Australia sesekali masih dilakukan.
Modernisasi TUDM
Sejak penarikan kekuatan militer Inggris dari Malaysia, TUDM secara bertahap melakukan modernisasi kekuatannya pada tahun 1970an hingga 1990an. Pada tahun 1975 pesawat tempur CAC Sabre digantikan 16 unit Northrop F-5E Tiger-IIs dan 4 unit Northrop F-5 B Tiger (pesawat ini kemudian digantikan oleh 4 unit F-5F). Satuan pesawat tempur ini kemudian diperkuat dengan datangnya 2 unit Northrop RF-5E Tigereye yang merupakan varian intai taktis. TUDM juga membeli 88 unit A-4 Skyhawk bekas pakai AL Amerika Serikat, 40 unit di antaranya mengalami perubahan airframe yang dikerjakan oleh Grumman Aircraft Engineering di Bethpage, New York, AS, hingga nama variannya berubah menjadi A-4PTM (Peculiar To Malaysia) yang mirip dengan spesifikasi standar varian A-4M yang dioperasikan oleh satuan udara Marinir Amerika Serikat (USMC) dan AL Amerika Serikat (US Navy).
Untuk memenuhi kebutuhan pesawat tempur latih di jajaran TUDM, mulai tahun 1983 TUDM menggunakan 8 unit pesawat Aermacchi MB339AM buatan Italia sebagai pesawat tempur latih lanjut. Kemudian TUDM kembali memperoleh pesawat tempur latih jenis Pilatus PC-7 buatan Swiss sebanyak 44 unit yang mulai diterima dan dioperasikan pada tahun 1984 sebagai pesawat tempur latih dasar.
Secara tradisional, TUDM berkiblat ke barat untuk setiap belanja peralatan militernya, terutama ke Amerika Serikat. Namun, dengan adanya pembatasan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat atas sejumlah "teknologi baru" pada suatu wilayah regional, seperti rudal udara ke udara AIM-120 AMRAAM, membuat Malaysia mempertimbangkan pembelian peralatan militer ke Rusia dan sumber-sumber non-tradisional lainnya. Pembatasan belanja "teknologi baru" oleh Malaysia ini merupakan hasil dari "pengajuan keberatan' oleh Singapura yang merupakan sekutu dekat Amerika Serikat.
Pada tahun 1990an masuk pesawat tempur buru sergap jenis BAE Hawk Mk108/208 ke dalam jajaran TUDM menggantikan A-4PTM. Kemudian disusul dengan kedatangan 18 unit pesawat tempur taktis MiG-29N/NUB pada tahun 1995 dan 8 unit pesawat tempur taktis F/A-18D Hornet pada tahun 1997. Pesawat ini setipe dengan yang digunakan oleh Marinir Amerika Serikat (USMC). Pada awalnya, pesawat F/18D Hornet milik TUDM hanya dibekali rudal jarak menengah AIM-7 Sparrow. Pada akhirnya TUDM dapat memperoleh rudal AMRAAM versi C-5 yang memiliki jarak jangkauan hanya 64 km, lebih pendek jika dibandingkan dengan rudal AIM-120D AMRAAM yang memiliki jangkauan hingga 95 km.
Pada tahun 2003 ditandatangani perjanjian pembelian 18 unit pesawat tempur taktis Sukhoi Su-30MKM dengan jadwal pengiriman mulai tahun 2007 untuk memenuhi kebutuhan peran satuan pesawat tempur multi peran atau ulti-role combat aircraft (MRCA). Kontrak pembelian Sukhoi Su-30 ini sebesar 900 juta dollar AS dengan sebagian pembayarannya diwujudkan dalam bentuk komoditi (kelapa sawit). Sebagai bagian dari kontrak pembelian Sukhoi Su-30 ini Rusia juga menyetujui seorang calon astronot Malaysia untuk ikut terbang dan bergabung dengan astronot lain di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Sukhoi Su-30 milik TUDM ditempatkan di pangkalan baru TUDM di Gong Kedak, Kelantan. Kebutuhan untuk opsi penambahan 18 unit Sukhoi-30 berikutnya ternyata tidak dapat terlaksana karena minimnya anggaran pertahanan. TUDM juga tengah mengkaji pembelian pesawat peringatan dini AWACS meski hingga saat ini belum ada pesanan yang dilayangkan ke pihak produsen.
Pada 8 Desember 2006 Malaysia telah menandatangani kontrak pemesanan 8 unit pesawat angkut Boeing C-17 Globemaster III. Pesawat Boeing C-17 Globemaster III pertama Malaysia akan diserahterimakan pada tahun 2016.[1] Pada akhir tahun 2006 Pemerintah Malaysia menandatangani kontrak pembelian 8 unit pesawat Aermacchi MB339AM untuk menambah pesawat sejenis yang telah ada sebelumnya.
Pada Maret 2007, Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Malaysia, Najib Tun Razak, mengumumkan kepada publik bahwa masa dinas aktif pesawat tempur MiG-29 dalam jajaran TUD akan tetap dipertahankan hingga tahun 2010. Kemudian pada tahun yang sama, Najib Tun Razak juga mengumumkan bahwa helikopter Nuri (Sikorsky S-61A-4) akan dinon-aktifkan mulai tahun 2012 dan akan digantikan oleh helikopter Eurocopter EC725.[2] Wakil Panglima TUDM, Letnan Jenderal Bashir Abu Bakar, menyatakan pada media usai membuka acara Heli-Asia 2007, bahwa tender pengadaan helikopter pengganti Sikorsky S-61A-4 akan dimulai awal Juli 2008.[3]
Pada Juni 2009, Panglima TUDM, Jenderal Azizan Ariffin, menyatakan keinginan pihak TUDM bahwa akan mengganti pesawat tempur MiG-29 dengan F-35 Lightning yang memiliki kemampuan manuver yang lebih lincah dan kemampuan menyerang lawan yang lebih baik daripada pesawat sebelumnya.[4]
Pada Pameran Pertahanan Asia ke-12 tahun 2010,[5] telah dilakukan penandatangan kontrak perjanjian pembelian 12 unit helikopter Eurocopter EC725 oleh TUDM untuk keperluan operasi militer.[6] Dengan kontrak perjanjian tersebut, pihak EADS selaku produsen Eurocopter EC725 telah menjanjikan investasi senilai 100 juta euro untuk mendirikan pusat helikopter yang komprehensif di Subang, Selangor sebagai akademi penerbangan, pelatihan, simulasi, dan sebagai fasilitas pemeliharaan, perbaikan, dan overhaul untuk helikopter Eurocopter EC725, baik versi militer maupun versi sipil.[7]
Organisasi
Hingga akhir tahun 1970an, Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) masih menggunakan sistem jenjang kepangkatan yang sama dengan AU Inggris (RAF).[8] Jenjang kepangkatan ini kemudian digantikan dengan pola kepangkatan angkatan darat. Daftar kepangkatan yang saat ini berlaku di TUDM adalah sebagaimana disebutkan di bawah ini, berurutan mulai dari pangkat tertinggi hingga terendah.
Kepangkatan hingga 1970
Flag Officer (Perwira Tinggi) |
Air Chief Marshal | Air Marshal | Air Vice Marshal | Air Commodore | - | - | - |
Commissioned Officer (Perwira Menengah) |
Group Captain | Wing Commander | Aquadron Leader | Flight Lieutenant | Flying Officer | Section/Pilot Officer | Cadet Officer |
Enlisted (Bintara & Tamtama) |
Warrant Officer I | Flight Sergeant | Sergeant | Corporal | Leading Aircraftman | Aircraftman 2nd Class | Aircraftman 1st Class |
Kepangkatan sejak 1990
Tamtama, Bintara, dan Perwira
- Perajurit Muda (Recruit)
- Laskar Udara II (Aircraftman 2nd Class)
- Laskar Udara I (Aircraftman 1st Class)
- Laskar Udara Kanan (Leading Aircraftman)
- Koperal Udara (Air Corporal)
- Sarjan Udara (Air Sergeant)
- Flait Sarjan (Flight Sergeant)
- Pegawai Waran 2 (Warrant Officer 2)
- Pegawai Waran 1 (Warrant Officer 1)
Perwira
Semua penyebutan jenjang pangkat perwira diikuti dengan akronim TUDM.
- Leftenan Muda TUDM (Junior Lieutenant of the RMAF)
- Leftenan TUDM (Lieutenant of the RMAF)
- Kapten TUDM (Captain of the RMAF)
- Mejar TUDM (Major of the RMAF)
- Leftenant Kolonel TUDM (Lieutenant Colonel of the RMAF)
- Kolonel TUDM (Colonel of the RMAF)
Perwira Tinggi
Semua penyebutan jenjang pangkat perwira tinggi / jenderal diikuti dengan akronim TUDM
Tanda Pangkat | Keterangan | |
---|---|---|
Brigadier Jeneral TUDM (Brigadier General of the RMAF) |
Pada umumnya seorang brigadir jenderal menjabat sebagai wakil komandan sebuah divisi dan membantu mengawasi perencanaan dan koordinasi sebuah misi/operasi. Pada satuan setingkat brigade yang tidak melekat pada sebuah divisi, seorang brigadir jenderal bertindak sebagai komandan brigade dengan wakilnya seorang perwira berpangkat kolonel. | |
Mejar Jeneral TUDM (Major General of the RMAF) |
Pada umumnya seorang mayor jenderal memimpin satuan setingkat divisi dengan kekuatan antara 10.000 - 16.000 personel. | |
Leftenan Jeneral TUDM Lieutenant General of the RMAF |
Pada umumnya seorang letnan jenderal memimpin sebuah pasukan setingkat korps dengan kekuatan antara 20.000 - 45.000 personel. | |
Jeneral TUDM General of the RMAF |
Memimpin semua operasi militer yang berada dalam ruang lingkup wilayahnya. Panglima pasukan pertahanan dan panglima angkatan udara adalah seorang jenderal bintang empat. | |
Marsyal Tentera Udara Di Raja Malaysia Marshal of the Royal Malaysian Air Force |
Jenjang pangkat ini hanya dimiliki oleh Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia) sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata Malaysia (Tentera Diraja Malaysia/TDM). |
Pangkalan TUDM
- TUDM Alor Setar, Kedah, (akademi angkatan udara)
- TUDM Bukit Ibam, Pahang
- TUDM Bukit Jugra, Selangor
- TUDM Butterworth, Penang 5°27′52″N 100°23′28″E / 5.464434°N 100.391178°E, Penang
- TUDM Gong Kedak, Kelantan (satellite imagery)
- TUDM Ipoh, Perak, (sekolah angkatan udara)
- TUDM Kinrara, Selangor, (sekolah manajemen logistik dan pusat fasilitas kesehatan)
- TUDM Kuantan, Pahang (satellite imagery)
- TUDM Kuching, Sarawak
- TUDM Labuan
- TUDM Subang, Selangor3°07′08″N 101°32′40″E / 3.119005°N 101.544399°E, Selangor
- TUDM Simpang, Kuala Lumpur3°06′51″N 101°42′07″E / 3.114120°N 101.701813°E
- TUDM Bukit Lunchu, Johor (satuan radar pertahanan)
Divisi TUDM
Divisi 1
Pangkalan dan satuan udara Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang berada di bawah komando Divisi 1 TUDM berkedudukan di Malaysia Barat yaitu di wilayah Semenanjung Malaysia.
- TUDM Subang
- Skuadron 2, satuan pesawat angkut dan VIP, menggunakan pesawat Fokker F-28 Fellowship Mk.1000, Dassault Falcon 900, Bombardier Global Express BD700, dan Boeing BBJ (737-700NG).
- Skuadron 16, satuan pesawat patroli maritim, menggunakan pesawat Beech 200T.
- Skuadron 20, satuan pesawat angkut, menggunakan pesawat Lockheed C-130H Hercules, C-130H-MP, dan C-130T.
- Skuadron 21, satuan pesawat patroli maritim, menggunakan pesawat CN-235MPA buatan Indonesia.
- TUDM Kuala Lumpur
- Skuadron 10, satuan helikopter angkut dan VIP, menggunakan helikopter Sikorsky S-61A4A Nuri dan UH-60L (S-70A) Black Hawks.
- Staff Flying Conversion Unit (SFCU)
- TUDM Butterworth
- Skuadron 3, satuan helikopter angkut, menggunakan helikopter Sikorsky S-61A4A Nuri.
- Skuadron 12, satuan pesawat tempur buru sergap, menggunakan pesawat Northrop F-5E, F-5F, RF-5E
- Skuadron 15, satuan pesawat tempur buru sergap, menggunakan pesawat BAE Hawk 108/Hawk 208 dan Aermacchi MB-339A
- Skuadron 18, satuan pesawat tempur multifungsi, menggunakan pesawat Boeing F/A-18D Hornet
- TUDM Kuantan
- Skuadron 6, satuan pesawat tempur buru sergap, menggunakan pesawat BAE Hawk 108/Hawk 208
- Skuadron 17, satuan pesawat tempur taktis, menggunakan pesawat MiG-29N/UB.
- Skuadron 19, satuan pesawat tempur taktis, menggunakan pesawat MiG-29N/UB.
- Skuadron 401, satuan rudal pertahanan udara (Ground Based Air Defence / GBAD), menggunakan rudal darat ke udara tipe Starburst.
- TUDM Gong Kedak
- Skuadron 11, satuan pesawat tempur taktis, menggunakan pesawat Su-30 MKM.
Divisi 2
Pangkalan dan satuan udara Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) yang berada di bawah komando Divisi 2 TUDM berkedudukan di Malaysia Timur (Pulau Kalimantan bagian utara).
- TUDM Kuching
- Skuadron 1, satuan pesawat patroli maritim, menggunakan pesawat CN-235MPA buatan Indonesia.
- Skuadron 7, satuan helikopter angkut, menggunakan helikopter Sikorsky S-61A4A Nuri.
- TUDM Labuan
- Skuadron 5, satuan helikopter angkut, menggunakan helikopter Sikorsky S-61A4A Nuri.
- Skuadron 14, satuan pesawat angkut, menggunakan pesawat Lockheed C-130H Hercules.
Divisi Pelatihan
TUDM memiliki sejumlah Pusat Latihan Penerbangan (Pulatibang) sebagai tempat untuk melatih para calon penerbang TUDM.
- Pulatibang 1, merupakan sekolah penerbang pesawat udara, berlokasi di Pangkalan TUDM Alor Setar, Kedah, menggunakan pesawat latih jenis Pilatus PC-7/PC-7 Mk.II.
- Pulatibang 2, merupakan sekolah penerbang helikopter, berlokasi di Pangkalan TUDM Alor Setar, Kedah, menggunakan helikopter latih jenis Alouette III.
- Pulatibang 3 atau Institut Latihan Instruktur Terbang (ILIT), merupakan sekolah calon instruktur penerbang, berlokasi di Pangkalan TUDM Kuantan, Pahang, menggunakan pesawat latih Pilatus PC-7 Mk.II dan MB-339AM/CM.
Aset Kekuatan TUDM
Aset Saat Ini
Pesawat | Negara Asal | Peran | Versi | Jumlah Aktif[9] | Keterangan | |
---|---|---|---|---|---|---|
Pesawat Tempur | ||||||
Sukhoi Su-30 | Rusia | Pesawat tempur multifungsi | Su-30MKM | 18 | Initial Operational Test and Evaluation (IOTE) | |
F/A-18 Hornet | Amerika Serikat | Pesawat tempur multifungsi segala cuaca | F/A-18D | 8 | Dirancang untuk dapat bertempur di udara dan menyerang sasaran di darat. F/A adalah inisial untuk fighter (tempur) dan attack (serang). Berkemampuan tempur di segala cuaca, termasuk malam hari. | |
Northrop F-5 Tiger II | Amerika Serikat | Pesawat intai | F-5E RF-5 |
16 2 |
Telah di-upgrade, namun status operasional tidak diketahui. | |
Mikoyan MiG-29 | Rusia | Pesawat tempur superioritas udara | MiG-29N | 14 | Masih berstatus dinas aktif dan difungsikan sebagai pesawat buru sergap. Berperan sebagai pesawat pendukung Su-30MKM, pesawat tempur multifungsi baru milik TUDM.[10]. Namun pesawat ini sedang dalam proses penggantian dan hanya akan dipergunakan hingga pesawat penggantinya telah ditentukan dan diterima oleh TUDM. | |
BAE Hawk | Britania Raya | Pesawat tempur ringan | Mk.208 | 13 | Dipergunakan sebagai pesawat tempur pembom. Berperan sebagai pesawat pendukung MIG-29 dan SU-30 MKM. | |
Pesawat Tempur Latih | ||||||
Aermacchi MB-339 | Italia | Pesawat tempur latih | MB-339AM MB-339CM |
9 8 |
Digantikan oleh MB-339CM | |
MD3-160 Aerotiga | Malaysia | Pesawat tempur latih | 20 | Tidak diketahui | ||
BAE Hawk | Britania Raya | Pesawat tempur latih | Mk.108 | 5 | ||
Mikoyan MiG-29 | Rusia | Pesawat tempur latih | MiG-29NUB | 2 | ||
Northrop F-5 Tiger II | Amerika Serikat | Pesawat tempur latih lanjut | F-5F | 4 | ||
Pilatus PC-7 Turbo Trainer | Swiss | Pesawat tempur latih | PC-7 PC-7 Mk II |
37 5 |
Pesawat latih dasar | |
UAV | ||||||
CTRM Eagle ARV | Malaysia | Pesawat intai UAV |
3 | Pesawat mata-mata tak berawak (UAV) | ||
Pesawat angkut | ||||||
Airbus 319 | Uni Eropa | Angkut VIP | - | 1 | PMB/RMAF | |
Airbus A400M | Uni Eropa | Pesawat angkut berat | A400M | 4 | 4 unit pesawat dalam pesanan. | |
Beechcraft Super King Air | Amerika Serikat | Pesawat patroli maritim | B200T | 4 | ||
Boeing 737 | Amerika Serikat | Angkut VIP | 737-700 | 1 | Dipergunakan untuk Perdana Menteri dan/atau Wakil Perdana Menteri. | |
Bombardier Global Express | Canada | Angkut VIP | BD700 | 1 | - | |
Cassa CN-235 | Indonesia | Angkut VIP Pesawat angkut ringan |
CN-235-220M-VIP CN-235-220M |
8 | Pesawat angkut militer untuk operasional lintas udara militer (airborne/PAC) dan untuk operasi kemanusiaan. 4 unit saat ini dalam pesanan untuk patroli maritim. | |
Cessna 402 | Amerika Serikat | Pesawat angkut ringan | 402B | 10 | - | |
Dassault Falcon 900 | Prancis | Angkut VIP | 900B | 1 | - | |
Fokker F28 Fellowship | Belanda | Angkut VIP | F28-1000 | 1 | ||
Lockheed C-130 Hercules | Amerika Serikat | Angkut taktis Angkut taktis Angkut taktis |
C-130H-30 C-130H C-130MP |
16 3 1 |
Angkutan lintas udara taktis | |
Helikopter | ||||||
Aérospatiale Alouette III | France | Multifungsi | SA-316B/SA-319B | 20 | Total 36 unit telah diterima TUDM (tidak termasuk 7 unit SA-316Bs hibah dari AU Singapura pada tahun 1978/1979). 20 unit SA-316Bs kemudian diserahkan ke satuan udara Angkatan Darat Malaysia (PUTD). | |
Agusta A109 | Italy | Multifungsi | A109C | 1 | Cadangan | |
Agusta AS-61N1 | Italia | Angkut VIP | AS-61N1 | 2 | Transportasi VIP | |
Eurocopter EC 725 | Prancis | SAR Tempur | Super Cougar | 12 | Dalam pesanan[11] | |
Mil Mi-171Sh | Rusia | SAR Tempur | Mi-171Sh | 4 | 4 unit telah diterima | |
Sikorsky S-61 Sea King | Amerika Serikat | Angkut multifungsi | S61A-4 Nuri | 30 | Untuk mengangkut pasukan dan bantuan kemanusiaan. | |
Sikorsky S-70 Black Hawk | Amerika Serikat | Angkut VIP | S-70 | 2 | Transportasi VIP |
Pesawat yang Pernah Digunakan
Tipe | Varian | Negara Asal | Keterangan |
---|---|---|---|
Bell 47 | Bell 47G | Amerika Serikat | |
Canadair CL-41 Tutor | CL-41G Tebuan | Kanada | Tempur ringan |
CAC Sabre | Sabre Mk. 32 | Australia | Tempur |
De Havilland DHC-4 Caribou | DHC-4A | Kanada | Angkut sedang |
Douglas A-4 Skyhawk | A-4PTM dan TA-4PTM | Amerika Serikat | Tempur |
Grumman HU-16 Albatross | HU-16B | Amerika Serikat | Angkut |
Handley Page Dart Herald | Britania Raya | Angkut | |
Hawker Siddeley HS125 | Britania Raya | Transportasi VIP | |
Percival Provost | T51 | Britania Raya | Latih |
Scottish Aviation Bulldog | Britania Raya | Latih | |
Scottish Aviation Pioneer | Britania Raya | Angkut ringan | |
Scottish Aviation Twin Pioneer | Britania Raya | Angkut ringan |
Lihat pula
Pranala luar
- Laman Resmi Tentera Udara Diraja Malaysia
- Laman Resmi Angkatan Tentera Malaysia
- Laman Resmi Departemen Pertahanan Malaysia
- Scramble, Malaysian Forces Overview, Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM)
- Royal Malaysian Air Force - Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM)
- Royal Malaysian Air Force Museum
- Pangkalan dan Skuadron
Rujukan
- ^ Malaysia: Military plane delivery delayed
- ^ [1]
- ^ International Tender For Nuri Replacement To Open Soon
- ^ http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2009&dt=0604&pub=utusan_malaysia&sec=Dalam_Negeri&pg=dn_13.htm&arc=hive
- ^ http://www.dsaexhibition.com/dsa2010/index.php
- ^ http://www.defenseworld.net/go/defensenews.jsp?id=4404
- ^ http://www.nst.com.my/articles/23eads/Article/
- ^ http://en.wiki-indonesia.club/wiki/RAF_officer_ranks
- ^ Malaysian military aviation OrBat
- ^ RMAF MiG-29N Jets To Be Phased Out-Zahid Bernama, 1 June 2009
- ^ Eurocopter Receives Letter Of Acceptance From Defence Ministry