Kejadian 1:3
Kejadian 1:3 adalah ayat ketiga dari pasal pertama Kitab Kejadian, yaitu kitab pertama dalam Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen. Memuat catatan penciptaan terang oleh Allah. Dalam Alkitab bahasa Indonesia ayat ini ditampilkan sebagai kalimat kedua dalam Kitab Kejadian, setelah berakhirnya kalimat pertama pada ayat 2.
Kejadian 1:3 | |
---|---|
Kitab | Kitab Kejadian |
Kategori | Taurat |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 1 |
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. Kejadian 1:3 (Terjemahan Baru)
Bahasa Kuno
- (dari kanan ke kiri)::ויאמר אלהים יהי אור ויהי־אור׃
Transliterasi
- (dari kiri ke kanan): wa-yō-mer ’ĕ-lō-hîm yə-hî ’ō-wr way-hî-’ō-wr.
Terjemahan harfiah:
- Dan berkatalah Allah 'ada terang' dan ada terang.
Bahasa Yunani
- καὶ εἶπεν ὁ θεός γενηθήτω φῶς καὶ ἐγένετο φῶς
Transliterasi
- kai eipen o deos genetheto fos kai egeneto fos
- Naskah kuno yang memuat ayat ini dalam bahasa Yunani adalah versi Septuaginta yang dibuat sekitar abad ke-3 SM. Salinan yang terlestarikan antara lain adalah Papirus 12 (~ 285 M) yang memuat Kejadian 1:1–5.
Bahasa Latin
Vulgata (abad ke-4 M)
- dixitque Deus fiat lux et facta est lux
Bahasa Indonesia
Versi | Kejadian 1:3 |
---|---|
Terjemahan Baru (1974) | Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.[1] |
BIS (1985) | Allah berkata, "Jadilah terang!" Lalu ada terang.[2] |
Terjemahan Lama (1958) | Maka firman Allah: Hendaklah ada terang. Lalu terangpun jadilah.[2] |
AYT Draft | Kemudian, berkatalah Allah, “Jadilah terang!” Maka, terang mulai bersinar.[2] |
MILT (2008) | Lalu Allah berfirman, "Jadilah terang." Dan terang itu jadi.[2] |
FAYH (1989) | Lalu Allah berfirman, "Jadilah terang." Maka terang pun jadilah.[2] |
KS (Revisi Shellabear 2011) | Berfirmanlah Allah, "Jadilah terang." Lalu terang pun jadi.[2] |
Bahasa asing
Bahasa Inggris
Versi Raja James (1610)
- And God said, Let there be light: and there was light.
Analisis
Frasa "Jadilah terang" dalam berbagai bahasa sering dijadikan motto, terutama versi bahasa Latin, fiat lux, bagi banyak institusi pendidikan di mana "terang" digunakan sebagai kiasan untuk "pengetahuan", misalnya pada University of California.[3] Frasa ini juga dipakai dalam nyanyian, antara lain refrain nyanyian rohani karya John Mariott mengenai Penciptaan, "Thou, Whose Almighty Word."[4]
Dengan satu kata
Augustinus dari Hippo, dalam tulisannya City of God, memandang ayat ini mengindikasikan "tidak hanya Allah menciptakan dunia, tetapi juga Ia menciptakannya dengan Firman." (Firman = kata)[5] Frasa "jadilah terang" merupakan Firman Allah pertama dalam Alkitab.[6] Dalam Bahasa Latin frasa "jadilah terang" adalah "fiat lux," dan gambaran penciptaan dengan perintah menghasilkan frasa teologi "creation by fiat" ("Penciptaan dengan fiat").[7] Peter Kreeft menulis bahwa Allah "hanya berfirman (=berkata)... dan terjadilah."[8]
Gerhard von Rad melihat implikasi ini sebagai "perbedaan paling radikal antara Pencipta dan ciptaan. Penciptaan sama sekali tidak dapat dipandang sebagai suatu "emanasi" dari Allah; bukan merupakan suatu aliran atau cerminan hakikat-Nya, yaitu hakikat keilahian-Nya, melainkan hasil dari kehendak pribadi-Nya."[9]
Terang
Kata Ibrani untuk "terang" (= sinar, cahaya) ialah אור (o·wr [or]) yang menunjuk kepada gelombang-gelombang energi terang yang mula-mula mendatangi bumi. Allah kemudian menempatkan "benda-benda penerang" (bahasa Ibrani: מָאוֹר, ma'or, bentuk jamak: מארת, mə·’ō·rōṯ, secara harafiah, "pembawa terang", (Kejadian 1#Ayat 14Kejadian 1:14) di cakrawala sebagai pembangkit dan pemantul cahaya secara tetap dari gelombang-gelombang cahaya. Maksud utama dari benda-benda penerang itu ialah menjadi tanda-tanda musim, hari, dan tahun (ayat Kejadian 1:5,14).[10]
St Basil menekankan peranan terang dalam membuat alam semesta ini indah,[11] sebagaimana St Ambrose, yang menulis: "Tetapi sang Pengarang yang baik mengucapkan kata 'terang' supaya Ia dapat menyatakan dunia ini melalui suntikan kecerahan di dalamnya sehingga membuat aspeknya indah."[12]
Terang ini digambarkan diciptakan sebeleum matahari, bulan dan bintang-bintang, yang baru muncul pada hari penciptaan keempat (Kejadian 1:14–19).[13] Dalam sejumlah tafsiran Yahudi, terang yang diciptakan di sini adalah "terang purba" (primordial light), yang sifatnya berbeda (dan lebih terang) daripada matahari.[14] The light has also been interpreted metaphorically,[15] dan dihubungkan dengan Mazmur 104 (suatu "puisi penciptaan" ("poem of creation")[16]), di mana Allah digambarkan membungkus diri-Nya dalam terang.[17][18]
Sejumlah penulis telah melihat hubungan antara ayat ini dengan Dentuman Dahsyat ("Big Bang") dalam kosmologi fisika.[13][19][20][21]
Tradisi Yahudi
Ayat ini merupakan bagian dari Bacaan Taurat Mingguan yang dinamai Bereshit (Kejadian 1:1–6:8).
Tradisi Inggris
Frasa ilahi "fiat lux" dalam ayat ini telah "menghasilkan pengaruh kuat pada tradisi puisi bahasa Inggris."[11] Contoh-contohnya termasuk baris-baris karya John Dryden
- "Thus Britain's Basis on a Word is laid, / As by a word the World itself was made."[11]
Lihat pula
- Kitab Kejadian pasal 1: ayat 1, 2
- Bagian Alkitab lain yang berkaitan: Mazmur 104
- Jadilah terang
Referensi
- ^ Kejadian 1:3
- ^ a b c d e f SabdaWeb Kejadian 1:3
- ^ Situs web University of California, diakses 25 Agustus 2012.
- ^ Morgan, Robert J., Near to the Heart of God: Meditations on 366 Best-Loved Hymns, Revell, 2010, ISBN 0-8007-3395-9, p. 141.
- ^ Augustine, City of God, Book XI, Chapter 21.
- ^ Worthington, Jonathan D., Creation in Paul and Philo: The Beginning and Before, Mohr Siebeck, 2011, ISBN 3-16-150839-4, p. 79.
- ^ Hamilton, Victor P., The Book of Genesis: Chapters 1-17, 7th ed., Eerdmans, 1990, ISBN 0-8028-2521-4, p. 119.
- ^ Kreeft, Peter, Catholic Christianity: A Complete Catechism of Catholic Beliefs Based on the Catechism of the Catholic Church, Ignatius Press, 2001, ISBN 0-89870-798-6, p. 48.
- ^ von Rad, Gerhard, Genesis: A Commentary, Westminster John Knox Press, 1973, ISBN 0-664-22745-7, pp. 51–52.
- ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
- ^ a b c Jeffrey, David L., A Dictionary of Biblical Tradition in English Literature, Eerdmans, 1992, ISBN 0-8028-3634-8, pp. 275–278.
- ^ Ambrose, Hexameron, Paradise, and Cain and Abel (tr. John J. Savage), CUA Press, 1961, ISBN 0-8132-1383-5, p. 39.
- ^ a b Albl, Martin C., Reason, Faith, and Tradition: Explorations in Catholic Theology, Saint Mary's Press, 2009, ISBN 0-88489-982-9, p. 82.
- ^ Schwartz, Howard, Tree of Souls: The Mythology of Judaism, Oxford University Press, 2004, ISBN 0-19-987979-6, p. lxxii.
- ^ Reno, R. R., Genesis, Brazos Press, 2010, ISBN 1-58743-091-6, p. 46.
- ^ Phillips, John, Exploring Psalms: An Expository Commentary, Volume 2, Kregel Academic, 2002, ISBN 0-8254-3493-9, p. 131.
- ^ Zorn, Walter D., Psalms, Volume 2, College Press, 2004, ISBN 0-89900-888-7, p. 266.
- ^ Schwartz, Howard, Tree of Souls: The Mythology of Judaism, Oxford University Press, 2004, ISBN 0-19-987979-6, p. 85.
- ^ Cootsona, Gregory S., Creation and Last Things: At the Intersection of Theology and Science, Westminster John Knox Press, 2002, ISBN 0-664-50160-5, p. 49.
- ^ Gasperini, Maurizio, The Universe Before the Big Bang: Cosmology and String Theory, Springer, 2008, ISBN 3-540-74419-3, p. 195.
- ^ Jammer, Max, Einstein and Religion: Physics and Theology, Princeton University Press, 2011, ISBN 0-691-10297-X, p. 255.
Daftar pustaka
- Carlson, Richard F.; Longman, Tremper (2010). Science, Creation and the Bible: Reconciling Rival Theories of Origins. InterVarsity Press. hlm. 109.
- Walton, John H. (2001). Genesis. Zondervan. ISBN 978-0-310-86620-6.
Pustaka tambahan
- Jewish Publication Society. The Torah: The Five Books of Moses (3rd ed). Philadelphia: 1999.
Pranala luar
- "Genesis 1:3." Online Parallel Bible.
Didahului oleh: Kejadian 1:2 |
Kitab Kejadian | Diteruskan oleh: Kejadian 1:4 |