Kabupaten Garut

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa

Kabupaten Garut (aksara Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮦᮔ᮪ ᮌᮛᮥᮒ᮪, Latin: Kabupatén Garut) adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat.

Kabupaten Garut
Daerah tingkat II
Lambang Kabupaten Garut
Motto: 
ᮒᮒ ᮒᮨᮀᮒᮢᮨᮙ᮪ ᮊᮨᮁᮒ ᮛᮠᮁᮏ
Tata Tengtrem Kerta Raharja
Peta
Peta
Kabupaten Garut di Jawa
Kabupaten Garut
Kabupaten Garut
Peta
Kabupaten Garut di Indonesia
Kabupaten Garut
Kabupaten Garut
Kabupaten Garut (Indonesia)
Koordinat: 7°12′17″S 107°53′15″E / 7.20469407°S 107.88758994°E / -7.20469407; 107.88758994
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Ibu kotaTarogong Kidul
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 42
  • Kelurahan: 21[1]
  • Desa: 424
Pemerintahan
 • BupatiH. Rudy Gunawan, S.H., M.H.
 • Wakil Bupatidr. H. Helmi Budiman
Luas
 • Total3.065,19 km2 (118,348 sq mi)
Populasi
 ((2015)[2])
 • Total2.548.723
 • Kepadatan793/km2 (2,050/sq mi)
Demografi
 • BahasaSunda, Indonesia
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3205 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0262
Kode Kemendagri32.05 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 1.141.265.938.000,-
Situs webwww.garutkab.go.id
Hotel Ngamplang pada tahun 1920-an.
Bupati Garut Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII beserta istri RA Lasminingrat (duduk) dan keluarga.
Sociestraat atau Jalan Jend. Ahmad Yani pada sekarang pada tahun 1936.
Adu domba di Garut pada tahun 1921.
Situ Bagendit di Garut tahun 1932.

Sejarah

Sejarah Garut tak bisa dilepaskan dari Kabupaten Limbangan. Kabupaten Limbangan adalah Kabupaten lama yang ibu kotanya dipindahkan ke Garut kini karena seringkali terjadi bencana alam berupa banjir yang melanda daerah ibu kota. Selain itu, kurang berkembangnya pusat pemerintahan karena jauh dari sungai yang menjadi sarana transportasi dan irigasi areal pesawahan dan perkebunan. Bupati Adiwijaya (1813–1831) membentuk panitia survei lokasi untuk ibu kota kabupaten yang baru. Pilihan akhirnya jatuh di tempat yang dikelilingi gunung dan memiliki mata air yang mengalir ke Ci Manuk. Tempat tersebut berjarak ± 17 km dari pusat kota lama. Saat menemukan mata air, seorang panitia kakarut (bahasa sunda: tergores) belukar. Orang Belanda yang ikut survei tak dapat menirukan kata tadi, dan menyebutnya gagarut. Pada awalnya, nama kabupaten yang ibu kotanya telah dipindahkan tidak akan diubah, masih Kabupaten Limbangan. Namun, atas saran sesepuh hendaknya nama kabupaten diganti dengan nama baru sehingga tidak menimbulkan bencana dan malapetaka dikemudian hari seperti yang sering menimpa kabupaten Limbangan. Dari kejadian kakarut tersebut, yang dilafalkan oleh orang Belanda dengan gagarut, muncullah nama kebupaten baru, Garut. Hari jadi Garut diperingati setiap tanggal 16 Februari.

Geografi

Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49 – 7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8 – 108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Sebagian besar wilayah kabupaten ini adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Di antara gunung-gunung di Garut adalah: Gunung Papandayan (2.262 m) dan Gunung Guntur (2.249 m), keduanya terletak di perbatasan dengan Kabupaten Bandung, serta Gunung Cikuray (2.821 m) di selatan kota Garut.

Kabupaten Garut yang secara geografis berdekatan dengan Kota Bandung sebagai ibu kota provinsi Jawa Barat, merupakan daerah penyangga dan hinterland bagi pengembangan wilayah Bandung Raya. Karena itu, Kabupaten Garut mempunyai kedudukan strategis dalam memasok kebutuhan warga Kota dan Kabupaten Bandung, sekaligus berperan di dalam pengendalian keseimbangan lingkungan.

Batas Wilayah

Batas wilayah Kabupaten Garut adalah sebagai berikut:

Utara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Timur Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Majalengka
Selatan Samudera Hindia
Barat Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur

Iklim dan Cuaca

Secara umum iklim di wilayah Kabupaten Garut dapat dikatagorikan sebagai daerah beriklim tropis basah (humid tropical climate) karena termasuk tipe Af sampai Am dari "klasifikasi iklim Koppen". Berdasarkan studi data sekunder, iklim dan cuaca di daerah Kabupaten Garut dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattern), topografi regional yang bergunung-gunung di bagian tengah Jawa Barat; dan elevasi topografi di Bandung. Curah hujan rata-rata tahunan di sekitar Garut berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan dan bulan kering 3 bulan, sedangkan di sekeliling daerah pegunungan mencapai 3500–4000 mm. Variasi temperatur bulanan berkisar antara 24 °C – 27 °C. Besaran angka penguap keringatan (evapotranspirasi) menurut Iwaco-Waseco (1991) adalah 1572 mm/tahun.

Selama musim hujan, secara tetap bertiup angin dari Barat Laut yang membawa udara basah dari Laut Cina Selatan dan bagian barat Laut Jawa. Pada musim kemarau, bertiup angin kering bertemperatur relatif tinggi dari arah Australia yang terletak di tenggara.

Geomorfologi

Bentang alam Kabupaten Garut Bagian Utara terdiri dari atas dua aransemen bentang alam, yaitu: (1) dataran dan cekungan antar gunung berbentuk tapal kuda membuka ke arah utara, (2) rangkaian-rangkaian gunung api aktif yang mengelilingi dataran dan cekungan antar gunung, seperti komplek G. Guntur – G. Haruman – G. Kamojang di sebelah barat, G. Papandayan – G. Cikuray di sebelah selatan tenggara, dan G. Cikuray – G. Talagabodas – G. Galunggung di sebelah timur. Bentang alam di sebelah Selatan terdiri dari dataran dan hamparan pesisir pantai dengan garis pantai sepanjang 80 km.

Evolusi bentang alam Kabupaten Garut khususnya Garut Utara dapat dijelaskan melalui 2 (dua) pendekatan hipotesis, yaitu:

  1. Bemmelen (1949) berpendapat bahwa terbentuknya tataan bentang alam, khususnya di sekitar Garut, dikontrol oleh aktivitas volkanik yang berlangsung pada periode Kuarter (sekitar 2 juta tahun lalu sampai sekarang). Setelah terjadi pergerakan tektonik yang memicu pembentukan pegunungan di akhir Pleistosen, terjadilah deformasi regional yang digerakan oleh beberapa patahan, seperti patahan Lembang, patahan Kancana, dan patahan Malabar-Tilu. Khusus di sekitar dataran antar gunung Garut diperkirakan telah terjadi suatu penurunan (depresi) akibat isostasi (proses menuju keseimbangan) dari batuan dasar dan pembebanan batuan sedimen volkaniklasik diatasnya.
  2. Menurut konsep Tektonik Lempeng (Hamilton, 1979), proses pembentukan gunung api di Zona Bandung tidak terlepas dari proses pembentukan busur magmatis Sunda yang dikontrol oleh aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Samudera Indonesia yang menyusup sekitar 6–10 cm/tahun di bawah Lempeng Kontinen Asia. Bongkahan (slab) lempeng samudera setebal lebih dari 12 km tersebut akan tenggelam ke mantel bagian luar yang bersuhu lebih dari 3000°, sehingga mengalami pencairan kembali. Akibat komposisi lempeng kerak samudera bersifat basa, sedangkan mantel bagian luar bersifat asam, maka pada saat pencairan akan terjadi asimilasi magma yang memicu bergeraknya magma ke permukaan membentuk busur magmatis berkomposisi andesitis-basaltis. Setelah terbentuk busur magmatis, pergerakan tektonik internal (intra-arctectonics) selanjutnya bertindak sebagai penyebab utama terjadinya proses perlipatan, patahan, dan pembentukan cekungan antar gunung.

Topografi

Ibu kota Kabupaten Garut berada pada ketinggian 717 m dpl dikelilingi oleh Gunung Karacak (1.838 m), Gunung Cikuray (2.821 m), Gunung Papandayan (2.622 m), dan Gunung Guntur (2.249 m).

Karakteristik topografi Kabupaten Garut: sebelah Utara terdiri dari dataran tinggi dan pegunungan, sedangkan bagian Selatan (Garut Selatan) sebagian besar permukaannya memiliki tingkat kecuraman yang terjal dan di beberapa tempat labil. Kabupaten Garut mempunyai ketinggian tempat yang bervariasi antara wilayah yang paling rendah yang sejajar dengan permukaan laut hingga wilayah tertinggi d ipuncak gunung. Wilayah yang berada pada ketinggian 500–100 m dpl terdapat di kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan dan wilayah yang berada pada ketinggian 100–1500 m dpl terdapat di kecamatan Cikajang, Pakenjeng, Pamulihan, Cisurupan dan Cisewu. Wilayah yang terletak pada ketinggian 100–500 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong, Cisompet, Cisewu, Cikelet dan Bungbulang serta wilayah yang terletak di daratan rendah pada ketinggian kurang dari 100 m dpl terdapat di kecamatan Cibalong dan Pameungpeuk.

Rangkaian pegunungan vulkanik yang mengelilingi dataran antar gunung Garut Utara umurnya memiliki lereng dengan kemiringin 30-45% disekitar puncak, 15-30% di bagian tengah, dan 10-15% di bagian kaki lereng pegunungan. Lereng gunung tersebut umumnya ditutupi vegetasi cukup lebat karena sebagian diantaranya merupakan kawasan konservasi alam. Wilayah Kabupaten Garut mempunyai kemiringan lereng yang bervariasi antara 0-40%, diantaranya sebesar 71,42% atau 218.924 Ha berada pada tingkat kemiringan antara 8-25%. Luas daerah landai dengan tingkat kemiringan dibawah 3% mencapai 29.033 Ha atau 9,47%; wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 8% mencakup areal seluas 79.214 Ha atau 25,84%; luas areal dengan tingkat kemiringan sampai 15% mencapai 62.975 Ha atau 20,55% wilayah dengan tingkat kemiringan sampai dengan 40% mencapai luas areal 7.550 Ha atau sekitar 2.46%.

Berdasarkan arah alirannya, sungai-sungai di wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi dua daerah aliran sungai (DAS) yaitu Daerah Aliran Utara yang bermuara di Laut Jawa dan Daerah Aliran Selatan yang bermuara di Samudera Indonesia. Daerah aliran selatan pada umumnya relatif pendek, sempit dan berlembah-lembah dibandingkan dengan daerah aliran utara. Daerah aliran utara merupakan DAS sungai Cimanuk Bagian Utara, sedangkan daerah aliran selatan merupakan DAS Cikaengan dan Sungai Cilaki. Wilayah Kabupaten Garut terdapat 36 buah sungai dan 112 anak sungai dengan panjang sungai seluruhnya 1.403,35 km; dimana sepanjang 92 km diantaranya merupakan panjang aliran Sungai Cimanuk dengan 60 buah anak sungai.[3]

Berdasarkan interpretasi citra landsat Zona Bandung, tampak bahwa pola aliran sungai yang berkembang di wilayah dataran antar gunung Garut Utara menunjukan karakter mendaun, dengan arah aliran utama berupa sungai Cimanuk menuju ke utara. Aliran Sungai Cimanuk dipasok oleh cabang-cabang anak sungai yang berasal dari lereng pegunungan yang mengelilinginya. Secara individual, cabang-cabang anak sungai tersebut merupakan sungai-sungai muda yang membentuk pola penyaliran sub-paralel, yang bertindak sebagai subsistem dari DAS Cimanuk.

Geologi

Berdasarkan peta geologi skala 1:100.000 lembar Arjawinangun, Bandung dan Garut yang dikompilasi oleh Ratman & Gafor (1998) menjadi peta geologi skala 1:500.000, tataan dan urutan batuan penyusun di wilayah Kabupaten Garut bagian utara didominasi oleh material vulkanik yang berasosiasi dengan letusan (erupsi) gunungapi, diantaranya erupsi G. Cikuray, G. Papandayan dan G. Guntur. Erupsi tersebut berlangsung beberapa kali secara sporadik selama periode Kuarter (2 juta tahun) lalu, sehingga menghasilkan material volkanis berupa breksi, lava, lahar dan tufa yang mengandung kwarsa dan tumpuk menumpuk pada dataran antar gunung di Garut.

Batuan tertua yang tersingkap di lembah Sungai Cimanuk diantaranya adalah breksi volkanik bersifat basaltic yang kompak, menunjukan kemas terbuka dengan komponen berukuran kerakal sampai bongkah. Secara umum, batuan penyusun dataran antar gunung Garut didominasi oleh material volkaniklasik berupa alluvium berupa pasir, kerakal, kerikil, dan Lumpur.

Jenis tanah komplek podsolik merah kekuning-kuningan, podsolik kuning dan regosol merupakan bagian yang paling luas terutama di bagian Selatan, sedangkan di bagian Utara didominasi tanah andosol yang memberikan peluang terhadap potensi usaha sayur-mayur.

Penggunaan lahan

Bedasarkan jenis tanah dan medan topografi di Kabupaten Garut, penggunaan lahan secara umum di Garut Utara digunakan untuk persawahan dan Garut Selatan didominasi oleh perkebunan dan hutan.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Ket. Wakil Bupati
1
  R.A.A. Adiwijaya
1813
1831
1
[ket. 1]
2
  R.A.A. Kusumadinata
1831
1833
2
 
3
  Tumenggung Jaya Diningrat
1833
1871
3
 
4
  R.A.A. Wiratanudatar VII
1871
1915
4
5
  R.A.A. Soeria Kartalegawa
1915
1929
5
[ket. 2]
6
  R.A.A. Muh. Musa Suria Kertalegawa
1929
1944
6
 
7
  R. Tumenggung Endung Suriaputra
1944
1945
7
[ket. 3]
8
  R. Kalih Wiramihardja
1945
1948
 
9
  R. Tumenggung Agus Padmanagara
1948
1949
8
[ket. 4]
10
  R. Tumenggung Kartahudaya
1949
1950
 
11
  R. Moh. Sabri Kartasomantri
1950
1956
9
 
12
  R. Moh. Noh Kartanegara
1956
1959
10
 
13
  R. Gahara Widjaja Suria
1959
1966
11
[ket. 5]
14
  Letkol Akil Ahyar Mansyur
1966
1967
12
 
15
  R.M. Bob Yacob Ishak
1967
1972
13
[ket. 6]
16
  Drs. R. Moh. Syamsudin
1972
1973
14
 
17
  Hasan Wirahadikusumah
1973
1978
15
(1973)
 
18
  Letkol Iman Sulaeman
1978
1983
16
(1978)
 
19
  Letkol Kav Taufik Hidayat
1983
1988
17
(1983)
[ket. 7]
20
  Momon Gandasasmita
1988
1993
18
(1988)
 
21
  Toharudin Gani
1993
1998
19
(1993)
 
22
  Dede Satibi
1999
2004
20
(1999)
23
  Agus Supriadi
2004
2007
21
(2003)
[ket. 8]
Memo Hermawan
  Memo Hermawan
(Penjabat)
2007
2009
[ket. 9]
24
  Aceng Fikri
13 Juni 2009
25 Februari 2013
22
(2008)
[ket. 10]
Diky Candra
(2009—11)
Agus Hamdani
(2011—13)
25
  Agus Hamdani
25 Februari 2013
23 Januari 2014
[ket. 11]
26
  Rudi Gunawan
23 Januari 2014
23 Januari 2019
23
(2013)
Helmi Budiman
23 Januari 2019
23 Januari 2024
24
(2018)
[7]
  Barnas Adjidin
(Penjabat)
23 Januari 2024
Petahana
[ket. 12]
Catatan
  1. ^ Bernama kabupaten Limbangan
  2. ^ Berubah nama menjadi Kabupaten Garut pada masa jabatan R.A.A. Wiratanudatar VII pada tahun 1913
  3. ^ Diangkat menjadi Bupati Bandung
  4. ^ Diturunkan dari jabatan oleh pemerintah pusat karena kesangsian gelar kerajaan
  5. ^ Menjayakan Garut sebagai Kota Intan dengan diberi penghargaan oleh presiden.[4]
  6. ^ Berhenti di akhir masa jabatan karena sakit.[5]
  7. ^ Bertukar jabatan dengan Bupati Ciamis, Momon Gandasasmita.[5]
  8. ^ Pada tahun 2007, ia dinonaktifkan karena terlibat kasus korupsi yang divonis pada tahun 2009
  9. ^ Penjabat bupati dipegang Memo Hermawan selaku wakil bupati saat itu
  10. ^ Diberhentikan karena kasus pernikahan kilat dengan Fani Oktora[6]
  11. ^ Sebelumnya menjabat wakil bupati, kemudian diangkat menjadi penjabat bupati setelah Aceng Fikri dimakzulkan. Ia dilantik pada tanggal 4 April 2013
  12. ^ Merupakan Penjabat Bupati yang dilantik oleh Pj. Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin hingga masa Pilkada Serentak 2024[8][9]


Dewan Perwakilan

Kecamatan

Kabupaten Garut terdiri atas 42 kecamatan, yang dibagi lagi atas 424 desa dan 21 kelurahan.[10] Pusat pemerintahan di Kecamatan Tarogong Kidul. Berikut daftar kecamatan di Kabupaten Garut:

Wacana Pemekaran Daerah

Kabupaten Garut merupakan wilayah yang sangat kaya sumberdaya alam. Wilayah seluas 3.065 km2 tersebut dihuni oleh 2.737.526 jiwa penduduk (Sensus Penduduk 2010), atau dengan kepadatan penduduk 893 jiwa per km2. Secara administrasi saat ini Kabupaten Garut terbagi menjadi 42 kecamatan, 21 kelurahan dan 403 desa. Seperti yang terjadi di daerah lain, isu pemekaran wilayah di Kabupaten Garut pun makin marak. Tuntutan pembentukan Kabupaten Garut Selatan dan Kabupaten Garut Utara kini mewarnai pemberitaan media lokal dan media nasional. Sebenarnya kalau memperhatikan aspek luas wilayah, sumberdaya alam dan kependudukan, Kabupaten Garut layak dimekarkan menjadi tiga daerah otonomi.

Kabupaten Garut Selatan

Kabupaten Garut Selatan meliputi bagian selatan wilayah Garut, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia; sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, sebelah timur dengan Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah utara dengan Kabupaten Bandung dan Kota Garut. Nama lain untuk Kabupaten Garut Selatan bisa saja Kabupaten Pameungpeuk.

Terdapat tujuh kecamatan yang memiliki kawasan pantai memanjang dari barat ke timur berturut-turut Caringin, Bungbulang, Mekarmukti, Pakenjeng, Cikelet, Pameungpeuk dan Cibalong. Dilengkapi dengan 15 kecamatan lain yaitu Cikajang, Banjarwangi, Cisewu, Talegong, Pamulihan, Cisompet, Peundeuy, Singajaya, Cihurip, Cisurupan, Cigedug, Cilawu, Bayongbong, Sukaresmi dan Pasirwangi akan membentuk daerah otonomi seluas 2.248,83 km2 atau sekitar 73,37 persen dari luas Kabupaten Garut saat ini. Kabupaten Garut Selatan yang meliputi 22 kecamatan dihuni penduduk sebanyak 1.171.846 jiwa (Sensus Penduduk 2010) atau sekitar 43 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Garut saat ini. Tingkat kepadatan penduduk daerah ini 521 jiwa per km2.

Pada tanggal 27 Desember 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan amanat pembentukan Kabupaten Garut Selatan dengan amanat presiden (ampres) nomor R-66/Pres/12/2013. Ibu kota Kabupaten rencananya akan bertempat di Kecamatan Mekarmukti, kecamatan yang masuk ke dalam Garut Selatan ada 16 kecamatan yaitu Kecamatan Banjarwangi, Bungbulang, Caringin, Cibalong, Cihurip, Cikajang, Cikelet, Cisewu, Cisompet, Mekarmukti, Pakenjeng, Pameungpeuk, Pamulihan, Peundeuy, Singajaya, dan Talegong.[11]

Kabupaten Garut Utara

Kabupaten Garut Utara merupakan meliputi bagian utara Kabupaten Garut. Di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sumedang, sebelah barat Kabupaten Bandung, sebelah timur Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah selatan dengan Kota Garut. Nama lain untuk Kabupaten Garut Utara bisa saja Kabupaten Balubur Limbangan.

Kabupaten Garut Utara akan meliputi 15 kecamatan, terdiri dari Balubur Limbangan, Selaawi, Kersamanah, Malangbong, Cibatu, Sukawening, Karangtengah, Cibiuk, Leuwigoong, Leles, Kadungora, Sucinaraja, Wanaraja, Pangatikan dan Banyuresmi. Luas wilayah Kabupaten Garut Utara 592,51 km2 atau sekitar 19,33 persen dari Kabupaten Garut saat ini. Jumlah penduduk mencapai 962.865 jiwa (Sensus Penduduk 2010), atau sekitar 35 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Garut. Angka kepadatan penduduk Garut Utara 1.625 jiwa per km2.

Kota Garut

Berdasarkan aspirasi yang berkembang di tengah masyarakat Garut, sebenarnya Kabupaten Garut Utara hanya meliputi 11 kecamatan dan Garut Selatan 16 kecamatan, sehingga tersisa wilayah kabupaten induk sebanyak 15 kecamatan. Namun hal yang patut dipertimbangkan ialah perubahan kondisi Kecamatan Garut Kota dan sekitarnya yang berangsur-angsur menjadi kawasan perkotaan. Tak heran di kawasan ini sudah terbentuk 21 kelurahan dan akan terus bertambah lagi.[12]

Beberapa kecamatan seperti Garut Kota, Karangpawitan, Tarogong Kaler, Tarogong Kidul dan Samarang layak diintegrasikan menjadi sebuah kota mandiri yang memiliki otonomi, yaitu Kota Garut. Kawasan ini sudah memiliki ciri-ciri sebuah kota seperti kepadatan penduduk yang tinggi, yaitu 3.072 jiwa per km2 ; Dominasi sector industri, perdagangan dan jasa; Ketersediaan infrastruktur yang lebih baik dan lengkap; Fasilitas pendidikan sampai jenjang pendidikan tinggi.

Jumlah penduduk keseluruhan lima kecamatan yang akan tergabung ke dalam Kota Garut mencapai 598.815 jiwa, lebih banyak dari penduduk Kota Banjar (175.165 jiwa) dan Kota Cimahi (541.139 jiwa). Luas wilayah Kota Garut 194,94 km2, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Garut Utara, sebelah selatan Kabupaten Garut Selatan, sebelah timur Kabupaten Tasikmalaya dan sebelah barat Kabupaten Bandung.

Pendidikan

Kabupaten Garut memiliki Sarana Pendidikan yang dikelola dengan baik, baik yang berstatus Negeri maupun Swasta. Berikut daftar Sarana Pendidikan yang ada di kawasan kota:

SD/MI

* SD Negeri Pakuwon 1
  • SD Negeri Pakuwon 2
  • SD Negeri Pakuwon 3
  • SD Negeri Paminggir 4
  • SD Negeri Paminggir 5
  • SD Negeri Paminggir 6
  • SD Negeri Paminggir 7
  • SD Negeri Pataruman 6
  • SD Negeri Pataruman 7
  • SD Negeri Jayaraga
  • SD Negeri Sukagalih 4
  • SD Negeri Sukagalih 5
  • SD Kartika Siliwangi 3
  • SDK Dharma Bakti
  • SD Negeri Sukamentri 1 dan 2
  • SD Negeri Kota Kulon XII
  • SD Negeri Sukatani 1
  • SD Negeri Regol 4

SMP/MTs

  • SMP Negeri 1 Garut
  • SMP Negeri 2 Garut
  • SMP Negeri 3 Garut
  • SMP Negeri 4 Garut
  • SMP Negeri 1 Tarogong Kidul
  • SMP Negeri 1 Tarogong Kaler
  • SMP Negeri 2 Tarogong Kidul
  • SMP Negeri 3 Tarogong Kidul
  • SMP Yos Sudarso
  • SMP Daya Susila
  • MTs Negeri 1 Garut
  • MTs Al-Musadaddiyah
  • SMP Negeri 6 Garut
  • SMP Negeri 1 Wanaraja
  • SMP Pasundan Cilawu

SMA/SMK/MA

  • SMA Negeri 1 Garut
  • SMA Negeri 19 Garut
  • SMA Negeri 6 Garut
  • SMA Negeri 10 Garut
  • SMA Negeri 11 Garut
  • SMA Negeri 15 Garut
  • SMA Negeri 17 Garut
  • SMA Negeri 27 Garut
  • SMK Negeri 1 Garut
  • SMK Negeri 2 Garut
  • SMK Negeri 3 Garut
  • SMK Negeri 4 Garut
  • MA Negeri 1 Garut
  • MA Negeri 2 Garut
  • MA Al-Musadaddiyah
  • SMK YPPT Garut
  • MA PERSIS TAROGONG
  • SMA Negeri 2 Garut
  • SMA Negeri 8 Garut
  • SMA Negeri 13 Garut

Perguruan Tinggi

  • Universitas Garut
  • Sekolah Tinggi Teknologi Garut
  • Sekolah Tinggi Hukum Garut
  • AMIK Garut
  • STAI Al-Musadaddiyah
  • STIE Yasa Anggana
  • STIKES Karsa Husada
  • Institut Pendidikan Indonesia
  • AKBID YPSDMI Garut
  • AKPER Pemkab Garut
  • AKPER Bidara Mukti
  • STAI PERSIS
  • STAI Siliwangi
  • STAIDA Muhammadiyah Garut

Kesehatan

Kabupaten Garut memiliki Sarana Kesehatan, salah satunya Rumah Sakit. Berikut daftar Sarana Kesehatan yang ada di kawasan kota:

  • RSUD dr. Slamet Garut
  • RS TNI AD Tk. IV Guntur
  • RS Annisa Queen
  • RS Nurhayati
  • RS Intan Husada

Transportasi

Ibu kota kabupaten Garut berada di jalur Jakarta-Garut-Tasikmalaya, biasanya sekadar transit di Terminal Guntur Garut, bila mau langsung ke Tasikmalaya, orang lebih memilih jalur Malangbong untuk dilewati. Garut memiliki sarana Transportasi seperti Delman Kuda, Ojek Sepeda Motor, Angkutan Pedesaan (Angdes) dari berbagai desa menuju Kota Kecamatan, Angkutan Kota (Angkot), Minibus dari berbagai kecamatan menuju Kota Garut dan Bus besar dengan jurusan Garut – Jakarta, Rental Mobil dari berbagai jenis dan Taksi. Terminal Guntur adalah nama terminal terbesar di Kota Garut. Ada juga Kereta api yang menuju Jakarta, Surabaya, ataupun kota-kota lainnya di Pulau Jawa, semua berhenti di Stasiun Cipeundeuy, dan kadang berhenti di beberapa Stasiun kereta api lain, seperti Stasiun Warung Bandrek, Stasiun Cibatu, dan Stasiun Leles.

Makanan khas

Kabupaten Garut memiliki makanan, minuman, dan buah-buahan Khas. Berikut daftar makanan, minuman, dan buah-buahan khas Garut:

  • Dodol Garut
  • Ladu Malangbong
  • Kerupuk Kulit (Dorokdok Garut)
  • Pindang Ikan
  • Sambal Cibiuk
  • Es Goyobod
  • Jeruk Garut
  • Wajit
  • Burayot
  • Getrek
  • Emplod
  • Chocodot
  • Burayot
  • Kerupuk RO
  • Rangginang
  • Bugis
  • Lagenar
  • Kicimpring
  • Opak
  • Angleng
  • Kolontong
  • Dapros
  • Gogodoh
  • Cuhcur
  • Peuyeum Ketan
  • Peuyeum Sampeu

Produk khas

Dengan tangan ulet masyarakat Garut, Garut memiliki Produk yang Khas. Berikut daftar Produk Khas Garut:

Pariwisata

 
Air terjun Cisanggiri pada tahun 1920-an.

Kabupaten Garut menjadi salah satu destinasi pariwisata unggulan di Jawa Barat. Terbentangnya Kabupaten Garut dari Garut Utara sampai dengan Garut Selatan juga memiliki berbagai objek wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kondisi topografi yang berada di ketinggian terendah 0 mdpl di sepanjang pesisir pantai Garut Selatan sampai dengan ketinggian 2821 mdpl di puncak gunung Cikuray, menawarkan berbagai jenis wisata terbaik di Garut seperti:

Jenis-jenis wisata yang ada di Kabupaten Garut tersebut tersebar di beberapa objek wisata. Adapun objek wisata di Garut yang bisa Anda jelajahi adalah antara lain:

Referensi

Pranala luar