Jalur kereta api Jakarta Kota–Bogor–Padalarang
Jalur kereta api Manggarai–Padalarang merupakan jalur kereta api yang melintasi dua provinsi, DKI Jakarta dan Jawa Barat. Dari Stasiun Manggarai sampai Stasiun Sukabumi dioperasikan oleh Daerah Operasi I Jakarta, sementara dari Stasiun Gandasoli sampai Stasiun Padalarang dioperasikan oleh Daerah Operasi II Bandung.
Jalur dari Stasiun Manggarai hingga Stasiun Bogor merupakan segmen yang sudah digandakan. Jalur ini memiliki percabangan di Citayam menuju Nambo.
Jalur ini berkali-kali mendapat musibah tanah longsor, antara lain di Terowongan Lampegan pada ruas Sukabumi-Cianjur,[1] dan pada tanggal 21 November 2012 di antara Stasiun Citayam dan Stasiun Cilebut di lintas Manggarai-Bogor.[2] Selanjutnya, juga longsor di Ciranjang, Cianjur hingga rel menggantung.[3]
Sejarah
Bukit Duri/Manggarai–Bogor (Buitenzorg)
Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) adalah perusahaan kereta api komersial pertama di Hindia Belanda, yang dibentuk pada tanggal 27 Agustus 1863, menurut akta notaris Amya Esser di Amsterdam.[4] Perusahaan ini rencananya akan mengoperasikan kereta api di seluruh wilayah Hindia Belanda. Jalur pertamanya sendiri adalah Samarang–Vorstenlanden (dimulai dari segmen pertama Samarang–Tangoeng, 10 Agustus 1867). Dalam buku de Spoorweg Samarang–Vorstenlanden karya J.P. de Bordes (dirut NIS), disebutkan bahwa jalur ini merupakan bagian dari konsesi pembangunan dua jalur kereta api oleh NIS, yaitu Samarang–Vorstenlanden dan Batavia–Buitenzorg.[5] Untuk jalur kereta api Batavia–Buitenzorg ini ternyata memakan biaya sebesar ƒ3.370.000,00.[6]
Pembangunan jalur ini mengalami kendala karena masalah keuangan. Tahun 1870 proyek ini sempat macet, yaitu pada pengerjaan gelombang pertama. Pekerjaan ini dimulai dari 15 Oktober 1869 sampai Februari 1870 dimana selama kurun waktu itu jalur sepanjang 7.590 m untuk bagian Kleine Boom, Meester Cornelis sejauh 13.087 m, dan jalur sepanjang 18.730 m untuk bagian Bogor selesai dikerjakan. Pekerjaan kedua baru bisa dilaksanakan pada Juni 1870 sampai Juni 1871, yaitu jalur di Bogor sepanjang sekitar 9.270 m. Selanjutnya, pada Juni 1871 hingga Januari 1873 barulah seluruh proyek pembangunan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg selesai, termasuk jalur Weltevreden–Meester Cornelis NIS (Stasiun Bukit duri) sampai ke Buitenzorg.[7]
Pada awalnya, trase jalur kereta api ini lurus melewati Bukit Duri (dipo KRL). Sejak diakuisisi oleh Staatsspoorwegen pada tahun 1913 dan dibangunnya stasiun baru Manggarai per 1 Mei 1918, jalurnya sedikit bergeser ke timur hingga kembali ke trase lama, sedangkan Stasiun Meester Cornelis NIS diubah menjadi dipo lokomotif.[8]
Bogor–Padalarang
Bogor–Padalarang dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS), meneruskan tugas NIS dalam membangun jalur kereta apinya. Berawal dari evaluasi oleh P.P. van Bosse di hadapan Parlemen Belanda pada November 1873 terkait kinerja Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS).[9][10] Dalam proposalnya, NIS mengalami defisit suntikan modal semenjak beroperasinya dua jalur kereta api yang dibangun tersebut. Bahkan perusahaan ini berkali-kali terancam bangkrut.[9] Selain itu, pihak Pemerintah Kolonial mengakui bahwa gunung di selatan Jawa memiliki kontur yang curam dan membutuhkan biaya sangat besar untuk menaklukkannya. Penetapan trase ini mengharuskan Pemerintah turun tangan membangun jalur kereta api tersebut dan dibentuklah perusahaan yang kemudian dikenal dengan nama Staatsspoorwegen Nederlandsch-Indië (Perusahaan Kereta Api Negara Hindia Belanda). Perusahaan ini berdiri pada tanggal 6 April 1875 berdasarkan pengukuhan staatsblad tersebut.[10][11]
Jalur ini menjadi jalur kereta api ketiga yang dibangun oleh SS, setelah Surabaya–Pasuruan (16 Mei 1878) dan Surabaya–Malang (20 Juli 1879). Jalur ini sebenarnya juga sepaket dengan jalur Surabaya–Sidoarjo–Mojokerto–Kertosono–Solo (1882–1884) karena dibangun untuk mewujudkan hubungan Jakarta–Surabaya melalui jalur selatan. Pada tanggal 17 Mei 1884, Bogor–Padalarang telah tersambung dengan kereta api.[12]
Terdapat terowongan legendaris di jalur ini, yang juga merupakan terowongan kereta api pertama di Indonesia, Terowongan Lampegan. Terowongan di sebelah barat Stasiun Lampegan ini memiliki konstruksi yang sangat berbeda dengan terowongan lainnya di Indonesia, antara lain penampangnya yang cenderung oval, bukan lingkaran. Hal ini menyebabkan sebaran beban yang diampu oleh terowongan ini lebih berat bila dibandingkan dengan penampang lingkaran.
Keadaan saat ini
Pada tahun 2001, Terowongan Lampegan runtuh.[13] Akibatnya, kereta api Cianjuran tidak dapat memasuki terowongan dan tertahan hingga Stasiun Lampegan saja (sebelumnya melayani Bandung–Bogor pp). Lama tidak beroperasi, terowongan ini sudah dapat dioperasikan pada tahun 2010, dengan renovasi penampang dalam dari yang semula oval menjadi kotak.
Pada tanggal 13 Desember 2008, kereta api Bumi Geulis yang melayani Bogor–Sukabumi, p.p, dioperasikan. Dalam catatan yang pernah ada, kereta api Bumi Geulis turut mendukung slot jalur kereta api Bogor–Sukabumi–Cianjur–Bandung yang saat itu masih sedikit layanannya.[14] Karena mesin KRD ini rusak, KRD ini dihentikan operasinya semenjak 18 Desember 2012.[15] Otomatis, halte yang hanya cukup untuk menampung satu rangkaian KRD (Cijambe dan Ciomas) juga dinonaktifkan.
Ketersediaan suku cadang untuk lokomotif diesel hidraulis BB301 dan BB304 untuk KA Cianjuran kini sudah langka karena usianya yang sudah cukup tua untuk dijalankan, serta ketidaktersediaan subsidi PSO dari Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.[16] Pada akibatnya jalur kereta api Cianjur–Padalarang menganggur lama.
Pada tanggal 9 November 2013, kereta api Pangrango mulai beroperasi untuk rute Bogor–Sukabumi, p.p. Akan tetapi, perjalanan kereta apinya tidak diberhentikan di halte Cijambe dan Ciomas lantaran panjang peron yang tidak cukup. Untuk mempersiapkannya, jalurnya kemudian di-upgrade dengan mengganti relnya menjadi R54 dengan bantalan beton agar dapat didaki oleh lokomotif CC206 yang cukup berat.[17] Di segmen Sukabumi–Cianjur disediakan kereta api Siliwangi. Kereta api ini diresmikan pada tanggal 8 Februari 2014, yang dalam operasional hari ke-2 dan ke-3-nya, anjlok di Lampegan.[18] Pada hari ke-2 operasional, KA ini menabrak dinding Terowongan Lampegan.[19] Memang, penampang terowongan yang oval ini menyebabkan ruang bebasnya menjadi sangat sempit untuk dimensi standar kereta penumpang Indonesia sekarang, mengingat pada zaman kolonial terowongan itu didesain untuk kereta yang berdimensi kecil.
Pada Februari 2014, PT KAI sempat merencanakan mengoperasikan kereta api Kian Santang pada Maret 2014, tetapi diundur lagi, dan akhirnya gagal beroperasi pada tahun 2015 karena permasalahan teknis prasarana yang dianggap tidak layak operasi. Padahal, stasiun-stasiun di lintas ini juga sempat menjalani renovasi untuk menyambutnya.[20][21][22]
Jalur Cianjur–Padalarang merupakan jalur semiaktif karena hanya lori, dresin, dan kereta inspeksi saja yang dapat melewati jalur ini. Untuk menyatukan kembali hubungan Cianjur–Padalarang, Direktorat Jenderal Perkeretaapian memutuskan meng-upgrade jalur kereta api ini. Untuk tahap pertama, jalur yang di-upgrade adalah Cianjur–Ciranjang.[23]
Proses reaktivasi segmen Cianjur-Ciranjang sudah rampung sejak tanggal 30 Juli 2019. Adapun Stasiun Ciranjang kini sudah direnovasi total dan memasang papan nama stasiun terbaru versi 2017. Kereta api Siliwangi juga diperpanjang rutenya sampai ke Stasiun Ciranjang yang sebelumnya hanya sampai Cianjur.[24] Meskipun demikian, Stasiun Maleber dan Stasiun Selajambe tidak ikut diaktifkan kembali.
Untuk tahap kedua, jalur yang direaktivasi adalah segmen Ciranjang-Cipatat. Stasiun Cipeuyeum, Stasiun Rajamandala, dan Stasiun Cipatat rencananya akan direnovasi total dan diaktifkan kembali setelah proses reaktivasi tahap kedua selesai.
Jalur terhubung
Lintas aktif
Layanan kereta api
Penumpang
Kelas campuran
Pangrango, tujuan Bogor dan tujuan Sukabumi (eksekutif-ekonomi AC)
Kelas ekonomi AC
Siliwangi, tujuan Sukabumi dan tujuan Ciranjang
KRL Commuter Line
- Red Line, tujuan Jakarta dan tujuan Depok/Bogor
- Yellow Line, tujuan Jatinegara/Angke dan tujuan Depok/Bogor/Nambo
Barang
Daftar stasiun
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Lintas 4 Manggarai–Padalarang–Bandung dengan percabangan dari Citayam menuju Nambo Segmen Manggarai–Bogor |
Diresmikan pada tanggal 1873 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij, diambil alih pada tanggal 1 November 1913 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen[25] Termasuk dalam Daerah Operasi I Jakarta | ||||||
0440 | Manggarai | MRI | Jalan Manggarai Utara 1, Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan | km 9+890 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 6+026 lintas Tanahabang–Manggarai km 0+010 lintas Manggarai–Jatinegara km 0+000 lintas Manggarai–Dipo KRL Bukit Duri |
+13 m | Beroperasi | |
Tebet | TEB | Jalan Lapangan Ros Raya, Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan | km 11+980 | +17 m | Beroperasi | ||
Cawang | CW | Jalan Tebet Timur Dalam 11, Tebet Timur, Tebet, Jakarta Selatan | km 13+730 | +26 m | Beroperasi | ||
0701 | Duren Kalibata | DRN | Jalan Pengadegan, Rawa Jati, Pancoran, Jakarta Selatan | km 15+059 | +26 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun Duren Kalibata.jpg |
Pasar Minggu Baru | PSMB | Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan | km 16+100 | +29 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun Pasar Minggu baru.jpg | |
0702 | Pasar Minggu | PSM | Jalan Pasar Minggu, Pasar Minggu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan | km 18+500 | +36 m | Beroperasi | |
0703 | Tanjung Barat | TNT | Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan | km 21+300 | +44 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun tanjung barat.jpg |
0704 | Lenteng Agung | LNA | Jalan Lenteng Agung Timur, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan | km 23+971 | +57 m | Beroperasi | |
Universitas Pancasila | UP | Jalan Lenteng Agung Timur, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan | km 24+900 | +57 m | Beroperasi | Berkas:44 big.jpg | |
Universitas Indonesia | UI | Kawasan Kampus UI Depok, Pondok Cina, Beji, Depok | km 27+350 | +69 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun kereta ui.JPG | |
0705 | Pondok Cina | POC | Pondok Cina, Beji, Depok | km 28+373 | +74 m | Beroperasi | |
Depok Baru | DPB | Jalan Margonda Raya, Depok, Pancoran Mas, Depok | km 31+100 | +93 m | Beroperasi | ||
0706 | Depok | DP | Jalan Stasiun Depok, Pancoran Mas, Pancoran Mas, Depok | km 32+684 | +93 m | Beroperasi | |
0712 | Pondok Terong | PTO | Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok | km 35+940 | Tidak beroperasi | ||
0707 | Citayam | CTA | Jalan Raya Citayam, Pabuaran, Bojonggede, Bogor | km 37+768 | +120 m | Beroperasi | Berkas:Citayamstation.jpg |
0708 | Bojonggede | BJD | Jalan Pasar Baru, Bojonggede, Bojonggede, Bogor | km 42+965 | +140 m | Beroperasi | Berkas:Penumpang-bojong-05.jpg |
0709 | Cilebut | CLT | Cilebut Timur, Sukaraja, Bogor | km 47+292 | +171 m | Beroperasi | Berkas:Stasiun Cilebut.jpg |
0711 | Kebon Pedes | KBP | Kebonpedes, Tanah Sareal, Bogor | km 51+097 | Tidak beroperasi | ||
0720 | Bogor | BOO | Cibogor, Bogor Tengah, Bogor | km 54+810 lintas Jakarta–Manggarai–Bogor km 0+000 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta |
+246 m | Beroperasi | |
Segmen Bogor–Cicurug |
Diresmikan pada tanggal 5 Oktober 1881 | ||||||
Bogor Paledang | PLG | Jalan Paledang, Paledang, Bogor Tengah, Bogor | km 0+400 | +246 m | Beroperasi | ||
0801 | Tanjakan Empang | TEP | Empang, Bogor Selatan, Bogor | km 1+511 | Tidak beroperasi | ||
0802 | Batutulis | BTT | Jalan R. Saleh Danasasmita, Lawanggintung, Bogor Selatan, Bogor | km 4+378 | +299 m | Beroperasi | |
0803 | Ciomas | CS | Genteng, Bogor Selatan, Bogor | km 9+306 | +349 m | Tidak beroperasi | |
0804 | Maseng | MSG | Ciadeg, Cigombong, Bogor | km 14+096 | +425 m | Beroperasi | |
0805 | Cigombong | CGB | Cigombong, Cigombong, Bogor | km 19+622 | +699 m | Beroperasi | |
0806 | Cicurug | CCR | Jalan Raya Sukabumi, Cicurug, Cicurug, Sukabumi | km 26+715 | +478 m | Beroperasi | Berkas:Cicurugstation.jpg |
Segmen Cicurug–Sukabumi |
Diresmikan pada tanggal 21 Maret 1882 | ||||||
0807 | Cijambe | CJE | Kompa, Parungkuda, Sukabumi | km 30+867 | +438 m | Tidak beroperasi | |
0808 | Parungkuda | PRK | Parungkuda, Parungkuda, Sukabumi | km 34+539 | +396 m | Beroperasi | |
0809 | Cibadak | CBD | Jalan Raya Sukabumi, Cibadak, Cibadak, Sukabumi | km 39+884 | +380 m | Beroperasi | |
0811 | Karangtengah | KE | Ciheulang Tonggoh, Cibadak, Sukabumi | km 44+774 | +477 m | Beroperasi | Berkas:(8) Karangtengah.JPG |
0812 | Pondok Leungsir | PON | Cisande, Cicantayan, Sukabumi | km 48+451 | +537 m | Tidak beroperasi | Berkas:53550827.jpg |
0813 | Cisaat | CSA | Cisaat, Cisaat, Sukabumi | km 52+352 | +584 m | Beroperasi | |
0820 | Sukabumi | SI | Jalan Stasiun Sukabumi Barat 2, Gunungparang, Cikole, Sukabumi | km 57+713 | +584 m | Beroperasi | |
Segmen Sukabumi–Cianjur |
Diresmikan pada tanggal 20 Mei 1883 oleh Staatsspoorwegen Westerlijnen Termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung | ||||||
1501 | Ranji | RI | Jalan Bojong Galing, Kebonpedes, Kebonpedes, Sukabumi | km 61+710 | Tidak beroperasi | ||
1502 | Gandasoli | GDS | Cipurut, Cireunghas, Sukabumi | km 64+296 | +580 m | Beroperasi | |
1503 | Cireungas | CRG | Bencoy, Cireunghas, Sukabumi | km 70+142 | +587 m | Beroperasi | |
BH 415 Terowongan Lampegan |
panjang: 686 m Dibangun pada tahun 1879-1882 | ||||||
1504 | Lampegan | LP | Cimenteng, Campaka, Cianjur | km 73+252 | +439 m | Beroperasi | |
1505 | Cibeber | CBB | Cipetir, Cibeber, Cianjur | km 82+410 | +456 m | Beroperasi | |
1506 | Cilaku | CLK | Sukasari, Cilaku, Cianjur | km 88+167 | +457 m | Beroperasi | |
1507 | Pasirhayam | PH | Jalan Raya Sukabumi-Cianjur, Sirnagalih, Cilaku, Cianjur | km 92+669 | +448 m | Tidak beroperasi | |
1510 | Cianjur | CJ | Jalan Yulius Usman, Sayang, Cianjur, Cianjur | km 95+774 | +439 m | Beroperasi | |
Segmen Cianjur–Padalarang |
Diresmikan pada tanggal 17 Mei 1884 | ||||||
1511 | Maleber | MLB | Maleber, Karangtengah, Cianjur | km 99+886 | +357 m | Tidak beroperasi | |
1512 | Tipar | TIP | km 103+263 | Tidak beroperasi | |||
1513 | Selajambe | SLJ | Selajambe, Sukaluyu, Cianjur | km 104+888 | +282 m | Tidak beroperasi | |
1514 | Ciranjang | CRJ | Jalan Raya Cianjur-Padalarang, Ciranjang, Ciranjang, Cianjur | km 108+078 | +262 m | Beroperasi | Berkas:StaCIranjang 1.jpg |
1515 | Cipeuyeum | CPY | Jalan Raya Cianjur-Padalarang, Cipeuyeum, Haurwangi, Cianjur | km 113+269 | +272 m | Tidak beroperasi | Berkas:StaCipeuyeum.jpg |
1516 | Rajamandala | RM | Mandalawangi, Cipatat, Bandung Barat | km 119+501 | +319 m | Tidak beroperasi | |
1517 | Cipatat | CPT | Jalan Raya Cianjur-Padalarang, Cipatat, Cipatat, Bandung Barat | km 124+077 | +387 m | Tidak beroperasi | |
1518 | Tagog Apu | TAU | Tagogapu, Padalarang, Bandung Barat | km 134+904 | +595 m | Tidak beroperasi | Berkas:StaTagogApu.jpg |
1415 | Padalarang | PDL | Jalan Cihaliwung, Kertamulya, Padalarang, Bandung Barat | km 174+850 lintas Jakarta Kota-Cikampek-Purwakarta-Padalarang km 140+472 lintas Bogor-Bandung-Banjar-Kutoarjo-Yogyakarta |
+695 m | Beroperasi |
Percabangan menuju Nambo
Percabangan menuju Nambo dibuka mulai tahun 1997. Pada awalnya jalur tersebut rencananya akan dibuat jalur lingkar dari Parungpanjang menuju Cikarang, tetapi ditunda karena krisis finansial di Asia pada tahun 1997. Saat ini jalur tersebut sudah dielektrifikasi dan resmi beroperasi kembali mulai 1 April 2015.[26]
Nomor | Nama stasiun | Singkatan | Alamat | Letak | Ketinggian | Status | Foto |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Segmen Nambo–Citayam |
Diresmikan pada tanggal 1997 | ||||||
Nambo | NMO | Bantar Jati, Klapanunggal, Bogor | km 51+077 | +114 m | Beroperasi | ||
Gunung Putri | GPI | Gunung Putri, Gunung Putri, Bogor | km 48+850 | +115 m | Tidak beroperasi | ||
Cibinong | CBN | Pabuaran, Cibinong, Bogor | km 44+550 | +192 m | Beroperasi | Berkas:Cibinongstation2.JPG | |
Pondok Rajeg | PDRG | Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor | km 41+615 | +121 m | Tidak beroperasi | ||
0707 | Citayam | CTA | Jalan Raya Citayam, Bojong Pondok Terong, Cipayung, Depok | km 37+768 | +120 m | Beroperasi | Berkas:Citayamstation.jpg |
Keterangan:
Referensi:
|
Referensi
- ^ Suhendra (8 September 2015). "Sempat 'Mati', Terowongan Rel Kereta Tertua di RI Bangkit Lagi". Detik Finance. Diakses tanggal 13 Agustus 2017.
- ^ Pratomo, Yulistyo (22 November 2012). "Longsor Cilebut, Stasiun Bogor Alami Rugi Rp128 Juta". Merdeka.com. Diakses tanggal 13 Agustus 2017.
- ^ "BREAKING NEWS: Rel KA Bandung-Cianjur Longsor Tergerus Hujan". Tribun Jabar. 28 Maret 2014. Diakses tanggal 13 Agustus 2017.
- ^ Banck, J.E. (1869). Geschiedenis van het Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij. M.J. Fisser.
- ^ Bordes, J.P. (1870). de Spoorweg Samarang-Vorstenlanden. Den Haag: de Gebroeders van Cleef.
- ^ van Vliet, L.W. Spoorweg-aanleg op Java. s'Gravenhage: W.P. van Stockum en Zoon.
- ^ "Van Kleine Boom Naar Buitenzorg Via Meester Cornelis". Diakses tanggal 26 April 2010.
- ^ Pratiwi, R.; Soviana, N.; Sudarsih, A. (2014). "Manggarai: Stasiun Simpang Tujuh Dilengkapi Bancik Terpanjang". Majalah KA. 97: 19-21.
- ^ a b Reitsma, S.A. (1925). Boekoe peringetan dari Staatsspoor-en-Tramwegen di Hindia Belanda. Weltevreden: Topografische Inrichting.
- ^ a b Verslag der handelingen van Staten-Generaal (1873-1877). Ned. Staten-Generaal. 1874.
- ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaverslag
- ^ Suganda, Her.2007.Jendela Bandung, Pengalaman Bersama Kompas.Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
- ^ "'Bumi Geulis' Layani Sukabumi-Bogor". detiknews. Diakses tanggal 2018-12-22.
- ^ "Ini Alasan KRD Bumi Geulis Rusak". Republika Online. 2013-01-23. Diakses tanggal 2018-12-22.
- ^ "KA Bandung-Cianjur Berhenti Beroperasi Karena Kekurangan Subsidi Pemerintah". 11 April 2013. Diakses tanggal 13 Agustus 2017.
- ^ "Mulai Besok, Kereta Api Pangrango Rute Bogor-Sukabumi Beroperasi". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2019-07-11.
- ^ "3 Hari Beroperasi, KA Siliwangi Jurusan Cianjur-Sukabumi Anjlok". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-11.
- ^ "Anjlok di Cianjur, Gerbong Ekonomi KA Siliwangi Tabrak Terowongan". detik.com. Diakses tanggal 2019-07-11.
- ^ developer, medcom id (2014-03-21). "Peluncuran KA Kiansantang Cianjur-Bandung Ditunda". medcom.id. Diakses tanggal 2019-07-25.
- ^ Awe (2015-04-08). "KA Bandung-Cianjur Kembali Beroperasi dari Kiara Condong". Berita Trans (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-25.
- ^ Triyono, Heru (2014-03-07). "11 Maret, Kereta Rute Cianjur-Bandung Dioperasikan". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-07-25.
- ^ "Reaktivasi Jalur Kereta Cianjur-Padalarang Selesai Akhir 2019". Liputan6.com. Diakses tanggal 2019-07-11.
- ^ Lukihardianti, Arie (2019-07-30). "Rute KA Siliwangi Diperpanjang Hingga Stasiun Ciranjang". Republika. Diakses tanggal 2019-07-31.
- ^ "Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij". Diakses tanggal 25 Agustus 2017.
In 1913 the NIS took over the 3' 6" gauge 56 kms line from Batavia (Jakarta) to Buitenzorg (Bogor), which had been opened in 1873 by the Batavia-Buitenzorg Spoorweg Maatschappij (BBzSM).
- ^ https://m.tempo.co/read/news/2016/07/20/083789150/pemerintah-siap-bangun-jalur-krl-citayam-parungpanjang
- ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Sumatra Bagian Selatan Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023.
- ^ Subdirektorat Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero).
- ^ Perusahaan Umum Kereta Api (1992). Ikhtisar Lintas Jawa.
- ^ Arsip milik alm. Totok Purwo mengenai Nama, Kode, dan Singkatan Stasiun Kereta Api Indonesia
- ^ Reitsma, S.A. (1928). Korte Geschiedenis der Nederlandsch-Indische Spoor- en Tramwegen. Weltevreden: G. Kolff & Co.
Pranala luar
Peta rute:
Berkas KML (sunting • bantuan)
|