Zona ekonomi khusus
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah kawasan dengan batas tertentu yang tercangkup dalam daerah atau wilayah untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan daya saing internasional.
Pada dasarnya KEK dibentuk untuk membuat lingkungan kondusif bagi akitivitas investasi, ekspor, dan perdagangan guna mendorong laju pertumbuhan ekonomi serta sebagai katalis reformasi ekonomi. Untuk ide ini diinspirasi dari keberhasilan beberapa negara yang lebih dulu mengadopsinya, seperti Tiongkok dan India. Bahkan data-data empiris melukiskan bahwa KEK di negara tersebut mampu menarik para investor, terutama investor asing untuk berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja. Hal itu tak lain karena kemudahan yang didapat para investor, kemudahan itu berbentuk kemudahan di bidang fiskal, perpajakan dan kepabeanan. Bahkan ada juga di bidang non-fiskal, seperti kemudahan birokrasi, pengaturan khusus di bidang ketenagakerjaan dan keimigrasian, serta pelayanan yang efisien dan ketertiban di dalam kawasan.
Sejarah
Zona bebas dan entrepôt telah digunakan selama berabad-abad untuk menjamin penyimpanan gratis dan pertukaran sepanjang rute perdagangan.
KEK Modern muncul dari tahun 1950-an di negara-negara industri. Yang pertama adalah di Bandar Udara Shannon di Clare, Irlandia.[1]
Dari tahun 1970 dan seterusnya, zona-zona yang menyediakan manufaktur padat karya telah dibentuk, dimulai di Amerika Latin dan Asia Timur. KEK pertama di Tiongkok setelah dibukanya Tiongkok pada tahun 1979 oleh Deng Xiaoping adalah Kawasan Ekonomi Khusus Shenzhen, yang mendorong investasi asing dan mempercepat industrialisasi di kawasan ini. Zona ini menarik investasi dari perusahaan-perusahaan multinasional.[2]
Sebuah tren baru-baru telah untuk negara-negara Afrika untuk mendirikan KEK dalam kemitraan dengan Tiongkok.[3]
Jenis
Istilah Zona Ekonomi Khusus dapat mencakup
- Zona Perdagangan Bebas (FTZ),
- Zona Pemrosesan Ekspor (EPZ),
- Zona Bebas / Zona Ekonomi Bebas (FZ / FEZ),
- Taman industri / Kawasan Industri (IE),
- Pelabuhan Bebas,
- Kawasan Logistik Berikat (BLP),
- Zona Perusahaan Urban.
Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia
- KEK Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten. Sektor pariwisata.
- KEK Tanjung Kelayang, Belitung, Bangka Belitung. Sektor pariwisata.
- KEK Sei Mangkei, Simalungun, Sumatra Utara. Industri hilirisasi kelapa sawit dan karet. logistik, dan pariwisata.
- KEK Palu, Sulawesi Tengah. Industri pertambangan (Nikel, Biji Besi, emas), industri pengolahan kakao, karet, rotan, dan rumput laut, industri manufaktur alat berat.
- KEK Bitung, Sulawesi Utara. Industri Perikanan dan Industri Pengolahan agro (kelapa dan tanaman obat), dan logistik.
- KEK Likupang, Sulawesi Utara. Sektor pariwisata
- KEK Morotai, Maluku Utara. Industri pengolahan ikan, logistik, dan pariwisata.
- KEK Tanjung Api-api, Banyuasin, Sumatra Selatan. Industri karet dan kelapa sawit, industri petrokimia meliputi gasifikasi batubara dan etanol.
- KEK Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau. Industri pengolahan bauksit dan logistik.
- KEK Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Sektor pariwisata seperti Hotel, Resort, MICE, dan eco-tourism.
- KEK Maloy Batuta Trans Kalimantan (MBTK), Kutai Timur, Kalimantan Timur. Industri kelapa sawit, pengolahan kayu dan logistik.
- KEK Arun Lhokseumawe, Aceh. Industri pengolahan kelapa sawit, Industri petrokimia, dan Industri energi.
- KEK Singasari, Malang. Sektor pariwisata dan pengembangan teknologi.
- KEK Kendal, Jawa Tengah. Industri manufaktur elektronik, otomotif, tekstil, furniture, dan logistik.
- KEK Sorong, Papua Barat. Industri pengolahan nikel, hasil hutan dan perkebunan serta logistik.
Daftar Pustaka
- ^ "Political priority, economic gamble". The Economist. April 4, 2015
- ^ "Special Economic Zones Progress, Emerging Challenges, and Future Directions" (PDF). Washington DC: The International Bank for Reconstruction and Development/The World Bank. 2011. Diakses tanggal 25 May 2014.
- ^ Woolfrey, Sean (2013). "Special economic zones and regional integration in Africa" (PDF). Trade Law Center. Diakses tanggal 25 May 2014.
- UU No. 39 Tahun 2009 http://kek.ekon.go.id/?wpdmdl=433
- Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia