Johor Bahru
Johor Bahru (pengucapan bahasa Malaysia: [ˈjohorˈbahru] adalah ibu kota negara bagian Johor, Malaysia. Menurut sensus Malaysia 2010, Johor Bahru memiliki populasi sejumlah 497.067 dan merupakan kota terbesar kedua di negara Malaysia serta kota paling selatan kedua di Semenanjung Malaya.
Johor Bahru
Tanjung Puteri / Iskandar Puteri | |
---|---|
Transkripsi Lain-lain | |
• Jawi | جوهر بهرو |
• Tionghoa Sederhana | 新山 |
• Pinyin | Xīnshān |
• Tamil | ஜொகூர் பாரு |
Julukan: JB, Bandaraya Selatan | |
Motto: Berkhidmat, Berbudaya, Berwawasan | |
Negara | Malaysia |
Negara bagian | Johor |
Kawasan administratif | Daftar |
Didirikan oleh Temenggong Daeng Ibrahim | 10 Maret 1855 (sebagai Tanjung Puteri) |
Meraih status kota | 1 Januari 1994 |
Luas | |
• Kota dan Ibu kota Negara Bagian | 220,00 km2 (84,94 sq mi) |
Ketinggian | 32 m (105 ft) |
Populasi (2010)[3] | |
• Kota dan Ibu kota Negara Bagian | 497,067 |
• Metropolitan | 1,805,000 |
• Demonim | Orang Johor Bahru |
Zona waktu | UTC+8 (MST) |
Kode pos | 79xxx sampai 81xxx |
Kode kawasan | 07 |
Plat kendaraan | J |
Situs web | www |
Johor Bahru didirikan pada 1855 dengan nama Iskandar Puteri pada masa ketika Kesultanan Johor berada di bawah pengaruh Temenggong Daeng Ibrahim. Kota tersebut awalnya masih diperintah dari Telok Blangah di Singapura. Berkat kedatangan orang-orang Tionghoa dan Jawa, kawasan tersebut secara perlahan berkembang menjadi sebuah pusat pertanian. Kawasan tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru" pada 1862 dan lalu menjadi ibu kota Kesultanan Johor. Pada masa pemerintahan Sultan Abu Bakar, kota tersebut mengalami modernisasi, seperti pembangunan gedung-gedung administratif, sekolah-sekolah, tempat-tempat ibadah, dan jalur kereta api yang terhubung ke Singapura. Pada masa Perang Dunia II, Jepang menggunakan Istana Bukit Serene sebagai basis sementara mereka untuk melancarkan serangan terhadap kekuatan Inggris di Singapura. Johor Bahru diduduki oleh pasukan Jepang dari 1942 sampai 1945. Seusai perang, wilayah Johor diperintah sebagai bagian dari Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu dan Johor Bahru tetap menjadi ibu kotanya. Johor Bahru juga menjadi pusat nasionalisme Melayu dan merupakan tempat kelahiran sebuah partai politik yang bernama United Malays National Organisation (UMNO) pada 1946. Setelah pembentukan Malaysia pada 1963, Johor Bahru tetap menyandang status sebagai ibu kota negara bagian Johor dan secara resmi mendapatkan status kota pada 1994. Distrik bisnis pusat dikembangkan di pusat kota tersebut pada 1990-an. Pembangunan kota tersebut semakin digencarkan setelah pemerintah mendirikan kawasan ekonomi Iskandar Malaysia pada 2006.
Johor Bahru adalah pusat ekonomi negara bagian Johor. Rumah Sakit Sultanah Aminah yang terletak di kota ini juga merupakan rumah sakit terbesar di negara bagian Johor. Sementara itu, tempat wisata di sekitaran Johor Bahru adalah: Istana Besar, Museum Warisan Tionghoa Johor Bahru, Galeri Seni Johor, Gedung Sultan Ibrahim, stasiun kereta api Johor Bahru, Teluk Danga, Alun-Alun Kota Johor Bahru, Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar, dan Kelenteng Tua Johor Bahru.
Etimologi
Tempat berdirinya kota Johor Bahru saat ini awalnya dikenal dengan sebutan "Tanjung Puteri", yang merupakan sebuah desa nelayan Melayu. Sultan Ali lalu menganugerahkan wilayah tersebut kepada Temenggong Daeng Ibrahim, dan ia mengganti nama "Tanjung Puteri" menjadi "Iskandar Puteri" setelah ia mendatangi kawasan tersebut pada 1858.[4] Setelah Temenggong meninggal, nama "Iskandar Puteri" diganti menjadi "Johor Bahru" oleh Sultan Abu Bakar.[5] (akhiran "Bahru" sama dengan "baru" dalam bahasa Melayu, tetapi ada pula ragam ejaan lain seperti Kota Bharu dan Pekanbaru di Indonesia.) Ejaannya dalam bahasa Inggris Britania adalah Johore Bahru atau Johore Bharu,[6] namun saat ini satu-satunya ejaan yang dianggap tepat di Barat adalah Johor Bahru, karena Johore hanya disebut Johor (tanpa huruf "e" di akhir kata) dalam bahasa Melayu.[7][8] Nama kota tersebut sekarang juga dieja Johor Baru atau Johor Baharu.[9][10]
Kota ini juga pernah disebut "Swatow (Shantou) Kecil" oleh orang-orang Tionghoa di Johor Bahru, karena sebagian besar penduduk Tionghoa di Johor Bahru adalah orang Teochew dengan leluhur yang berasal dari Shantou, Tiongkok. Mereka datang pada pertengahan abad ke-19, pada masa pemerintahan Temenggong Daeng Ibrahim.[11]
Sejarah
Akibat perselisihan antara orang Melayu dan Bugis, Kesultanan Johor-Riau mengalami perpecahan pada 1819; daratan utama Kesultanan Johor dikuasai oleh Temenggong Daeng Ibrahim, sementara Kesultanan Riau-Lingga berada di bawah kendali orang Bugis.[12] Temenggong ingin membentuk pusat pemerintahan yang baru untuk Kesultanan Johor dengan maksud untuk mendirikan sebuah dinasti dengan nama Temenggong.[13] Temenggong sebelumnya sudah menjalin hubungan yang erat dengan Inggris, dan Inggris sendiri ingin mengendalikan aktivitas dagang di Singapura, sehingga ditandatanganilah sebuah perjanjian antara Sultan Ali Iskandar Shah dengan Temenggong Ibrahim di Singapura pada 10 Maret 1855.[14] Berdasarkan perjanjian tersebut, Ali akan dimahkotai sebagai Sultan Johor dan memperoleh $5.000 (dolar Spanyol) ditambah dengan tunjangan sebesar $500 setiap bulannya.[15] Sebagai gantinya, Ali harus menyerahkan kedaulatan wilayah Johor (kecuali Kesang di Muar) kepada Temenggong Ibrahim.[12][15] Setelah isi perjanjian tersebut diberlakukan, Temenggong mengganti nama kawasan tersebut menjadi Iskandar Puteri dan memerintahnya dari Telok Blangah, Singapura.[5]
Pada masa itu, kawasan Iskandar Puteri masih berupa hutan belantara, sehingga Temenggong mencoba menarik pendatang Tionghoa dan Jawa untuk membuka lahan dan mengembangkan ekonomi pertanian di Johor.[16] Orang-orang Tionghoa menanami wilayah tersebut dengan lada dan gambir,[17] sementara orang-orang Jawa menggali parit, membangun jalan, dan menanam kelapa.[18] Seorang pengusaha Tionghoa yang bernama Wong Ah Fook juga tiba pada masa itu, dan pada saat yang sama sistem Kangchu dan sistem kontrak buruh Jawa mulai diberlakukan.[16][19][20] Setelah Temenggong tutup usia pada 31 Januari 1862, kota tersebut berganti nama menjadi "Johor Bahru"; Temenggong digantikan oleh putranya, Abu Bakar, dan pusat pemerintahannya di Telok Blangah dipindah ke Johor Bahru pada 1889.[5]
Pemerintahan Inggris
Pada permulaan pemerintahan Abu Bakar, Inggris hanya mengakuinya sebagai maharaja ketimbang sultan. Pada 1855, Kantor Kolonial Inggris mulai mengakui statusnya sebagai sultan setelah pertemuan Abu Bakar dengan Ratu Victoria.[21] Setelah terjadinya sebuah perang saudara, Abu Bakar berhasil merebut kembali wilayah Kesang dengan bantuan dari Inggris, dan ia lalu membenahi infrastruktur dan ekonomi pertanian kota tersebut.[21][22] Infrastruktur seperti Masjid Negeri dan Istana Besar dibangun dengan bantuan dari Wong Ah Fook, yang telah membina hubungan yang erat dengan sultan semenjak kedatangannya pada masa kekuasaan Temenggong.[23] Abu Bakar lalu memerintah dengan mengikuti contoh Inggris, dan juga menerapkan sebuah konstitusi yang dikenal dengan nama Undang-undang Tubuh Negeri Johor (Konstitusi Negari Johor).[12][21] Meskipun Inggris telah lama menjadi penasihat Kesultanan Johor, wilayah tersebut belum dikendalikan secara langsung oleh pemerintah kolonial Inggris.[24] Kekuasaan secara langsung baru dimulai pada tahun 1914 (pada masa pemerintahan Sultan Ibrahim), setelah status penasihat diangkat menjadi status yang mirip dengan "Residen" di Negeri-Negeri Melayu Bersekutu.[25]
Di Johor Bahru, proyek perpanjangan jalur kereta api Semenanjung Malaya diselesaikan pada 1909,[26] dan pada 1923 pembangunan Jalan Layang Johor–Singapura juga telah dituntaskan.[27] Johor Bahru mengalami perkembangan yang biasa-biasa saja pada masa antara Perang Dunia Pertama dan Kedua. Gedung sekretariat yang disebut Gedung Sultan Ibrahim diselesaikan pembangunannya pada 1940, karena pemerintah kolonial Inggris berupaya menyederhanakan sistem pemerintahan Johor.[28]
Perang Dunia II
Pembangunan kota Johor terhenti setelah Jepang yang berada di bawah pimpinan Jenderal Tomoyuki Yamashita menyerang kota tersebut pada 31 Januari 1942. Jepang sendiri telah memasuki Johor barat laut pada 15 Januari, sehingga mereka dapat dengan mudah menaklukkan kota-kota besar di Johor seperti Batu Pahat, Yong Peng, Kluang, dan Ayer Hitam.[29] Inggris dan pasukan Sekutu lainnya terpaksa hijrah ke Johor Bahru; namun, setelah Jepang terus menerus membombardir posisi pasukan Sekutu pada 29 Januari, pasukan Inggris mundur ke Singapura dan meledakkan jalan layang di antara kedua kota tersebut pada hari berikutnya sebagai upaya terakhir untuk menghentikan pergerakan pasukan Jepang.[29] Jepang kemudian menggunakan kediaman Sultan di Istana Bukit Serene, Johor Bahru, sebagai pangkalan sementara mereka untuk menjalankan rencana penaklukan Singapura sesambil menunggu penghubungan kembali jalan layang yang telah terputus.[30][31] Jepang memilih istana tersebut sebagai pangkalan, karena mereka tahu Inggris tidak akan berani menyerang tempat tersebut mengingat mereka menjalin hubungan yang erat dengan Johor.[29]
Dalam waktu kurang dari sebulan, Jepang memperbaiki jalan layang tersebut dan dapat dengan mudah memasuki pulau Singapura.[32] Seusai perang pada 1946, kota tersebut menjadi pusat pergerakan nasionalisme Melayu. Onn Jaafar, seorang politikus Melayu yang kemudian menjadi Menteri Besar Johor, membentuk partai United Malay National Organisation pada 11 Mei 1946 setelah orang-orang Melayu menyatakan rasa ketidakpuasan mereka terhadap tindakan pemerintah Inggris yang juga memberlakukan hukum kewarganegaraan kepada orang-orang non-Melayu di Malaya.[33][34] Kesepakatan terkait dengan kebijakan tersebut kemudian tercapai di Johor Bahru: orang-orang Melayu akan membiarkan dominasi ekonomi oleh orang non-Melayu, tetapi orang Melayu akan menguasai urusan politik.[35] Namun, konflik antara orang Melayu dan non-Melayu (khususnya orang Tionghoa) terus menerus dihasut semenjak terjadinya Kedaruratan Malaya.[36]
Setelah kemerdekaan
Setelah pembentukan Federasi Malaysia pada 1963,[37] Johor Bahru masih menjadi ibu kota negara bagian Johor, dan pembangunan pun terus digalakkan, termasuk dengan memperluas kota dan mendirikan kawasan-kawasan industri yang baru. Konfrontasi dengan Indonesia tidak berdampak secara langsung terhadap Johor Bahru karena tempat pendaratan utama pasukan Indonesia di Johor adalah di Labis dan Tenang.[38][39] Hanya terdapat satu organisasi mata-mata Indonesia yang aktif di kota tersebut pada masa ini, yang dikenal dengan nama Gerakan Ekonomi Melayu Indonesia (GEMI). Organisasi tersebut sering meminta orang-orang Indonesia yang tinggal di Johor Bahru untuk memberikan informasi hingga terjadinya pengeboman MacDonald House di Singapura pada 1965.[40] Pada awal era 1990-an, Johor Bahru mengalami perkembangan pesat, dan secara resmi memperoleh status kota pada 1 Januari 1994.[41] Alun-alun utama di Johor Bahru, yaitu Alun-Alun Kota Johor Bahru, dibangun untuk merayakan peristiwa ini. Distrik bisnis pusat kemudian dibangun di sekitaran Jalan Wong Ah Fook di pusat kota Johor Bahru dari pertengahan era 1990-an. Pemerintah negara bagian dan federal sendiri terus menggelontorkan dana yang besar untuk membangun kota ini - terutama setelah 2006, ketika kawasan ekonomi Iskandar Malaysia dibentuk.[42][43]
Pemerintahan
Sebagai ibu kota negara bagian, Johor Bahru memainkan peran penting dalam kesejahteraan ekonomi penduduk di seluruh negara bagian Johor. Di kota ini terdapat satu daerah pilih (P.160) yang diwakili oleh satu anggota parlemen. Penduduk kota tersebut juga dapat memilih dua anggota Dewan Negeri Johor dari daerah pilih Larkin dan Stulang.[44]
Otoritas lokal dan definisi kota
Kota ini diperintah oleh Majelis Bandaraya Johor Bahru. Wali kota Johor Bahru sejak 23 Juli 2018 adalah Amran bin A. Rahman.[45] Johor Bahru memperoleh status kota pada 1 Januari 1994.[41] Daerah-daerah yang masuk ke dalam yuridiksi Majelis Bandaraya adalah Distrik Pusat, Kangkar Tebrau, Kempas, Larkin, Majidee, Maju Jaya, Mount Austin, Pandan, Pasir Pelangi, Pelangi, Permas Jaya, Rinting, Tampoi, Tasek Utara, dan Tebrau.[46] Kawasan tersebut mencakup wilayah seluas 220 km2.[1]
Pengadilan dan penegakan hukum
Kompleks pengadilan tinggi kota terletak di Jalan Dato' Onn.[47] Pengadilan Sesi dan Magistrat terletak di Jalan Ayer Molek,[47] sementara pengadilan hukum syariah terletak di Jalan Abu Bakar.[48] Markas Besar Kontingen Polisi Johor terletak di Jalan Tebrau.[49] Terdapat pula dua markas besar polisi di tingkatan distrik di kota tersebut, yaitu markas besar polisi Distrik Utara Johor Bahru di Skudai, dan markas besar Distrik Selatan Johor Bahru di Jalan Meldrum. Keduanya juga beroperasi sebagai kantor polisi. Terdapat sekitar sebelas kantor polisi dan tujuh sub-kantor polisi (Pondok Polis) di distrik selatan sementara lima kantor polisi terletak di distrik utara dengan enam sub-kantor polisi. Markas besar polisi lalu lintas distrik utara kota tersebut terletak di sepanjang Jalan Tebrau sementara distrik selatan-nya berada di Skudai.[50][51] Sel penjara atau tempat tertutup sementara lainnya tersedia di sebagian besar kantor polisi di kota tersebut.[52]
Geografi
Johor Bahru terletak di ujung selatan Semenanjung Malaysia dan merupakan kota yang paling selatan kedua di semenanjung tersebut setelah Iskandar Puteri.[53][54] Letaknya di sepanjang Selat Johor yang berakhir di Laut Tiongkok Selatan and Selat Malaka. Awalnya, luas kota tersebut hanya sebesar 12,12 km2 pada 1933, tetapi kemudian terus meluas hingga akhirnya mencapai 220 km2 pada 2000.[1] Topografi Johor Bahru cukup datar dengan ketinggian yang tidak terlalu berbeda antara ujung utara and ujung selatannya. Reklamasi daratan telah dilakukan beberapa kali untuk memperluas kawasan pantai di bagian selatan kota tersebut.
Iklim
Johor Bahru memiliki iklim khatulistiwa dengan suhu yang konsisten serta curah hujan dan kelembaban yang cukup besar sepanjang tahun.[55][56] Suhunya berkisar antara 25,5 °C sampai 27,8 °C dengan curah hujan tahunan sekitar 2.000 mm, dan hujan paling sering turun dari bulan November sampai Februari.[57] Terdapat dua periode muson setiap tahunnya. Muson yang pertama berlangsung antara Desember dan Februari dan dikenal sebagai muson timur laut,[53] dan memiliki ciri berupa hujan dan angin yang kuat dari timur laut.[53] Yang kedua adalah muson barat daya antara Juni dan Agustus yang memiliki ciri kekeringan dengan angin yang bertiup dari selatan dan barat daya. Musim tersebut terjadi antara Juni dan Agustus. Terdapat dua periode antar-Muson dari Maret sampai Mei dan dari September sampai November, dengan curah hujan rendah yang lebih rendah dan angin yang lebih tenang.[53]
Data iklim Johor Bahru (1974–2000) | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31.0 (87.8) |
32.0 (89.6) |
32.5 (90.5) |
32.8 (91) |
32.5 (90.5) |
32.1 (89.8) |
31.5 (88.7) |
31.5 (88.7) |
31.5 (88.7) |
31.8 (89.2) |
31.3 (88.3) |
30.6 (87.1) |
31.8 (89.2) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 21.9 (71.4) |
22.0 (71.6) |
22.4 (72.3) |
22.9 (73.2) |
23.1 (73.6) |
22.9 (73.2) |
22.4 (72.3) |
22.4 (72.3) |
22.4 (72.3) |
22.6 (72.7) |
22.7 (72.9) |
22.4 (72.3) |
22.5 (72.5) |
Curah hujan mm (inci) | 162.6 (6.402) |
139.8 (5.504) |
203.4 (8.008) |
232.8 (9.165) |
215.3 (8.476) |
148.1 (5.831) |
177.0 (6.969) |
185.9 (7.319) |
190.8 (7.512) |
217.7 (8.571) |
237.6 (9.354) |
244.5 (9.626) |
2.355,5 (92,736) |
Rata-rata hari hujan (≥ 1.0 mm) | 11 | 9 | 13 | 15 | 15 | 12 | 13 | 13 | 13 | 16 | 17 | 15 | 162 |
Sumber: Organisasi Meteorologi Dunia[58] |
Demografi
Kelompok etnis
Hasil sensus Malaysia pada 2010 menunjukkan populasi Johor Bahru berjumlah 497.067 orang.[3] Maka dari itu, kota ini merupakan kota terbesar kedua di Malaysia.[17][59][60] Populasi Johor Bahru saat ini terbagi menjadi tiga kelompok etnis utama, yaitu Melayu, Tionghoa, dan India, ditambah dengan beberapa kelompok lainnya yang dianggap sebagai bumiputra. Orang Melayu merupakan kelompok mayoritas dengan jumlah 240.323, disusul oleh orang Tionghoa yang berjumlah 172.609, India yang berjumlah 33.319, dan lainnya berjumlah 2.957.[3] Jumlah orang-orang yang bukan warga negara Malaysia sendiri mencapai 42.585.[3]
Orang-orang Tionghoa di kota ini pada umumnya berasal dari kelompok Teochew, Hoklo, Hainan, dan Hakka,[11][61] sementara komunitas India sebagian besar terdiri dari orang Tamil, meskipun terdapat pula minoritas Malayali, Telugu, dan Punjabi.
Kelompok etnis di Johor Bahru, 2010[3] | ||
---|---|---|
Etnis | Populasi | Persentase |
Melayu | 240.323 | 48,35% |
Bumiputra lainnya | 5.374 | 1,98% |
Tionghoa | 172.609 | 34,73% |
India | 73.319 | 13,70% |
Lainnya | 2.957 | 0,59% |
Non-Malaysia | 2.585 | 1,57% |
Jumlah | 497.067 | 100,00% |
Bahasa
Etnis Melayu di kota ini menuturkan bahasa Melayu, sementara bahasa yang biasa digunakan oleh orang Tionghoa setempat adalah bahasa Mandarin. Komunitas Tionghoa terwakili oleh beberapa kelompok dialek: Teochew, Hainan, Hakka, dan Hokkien.[29][62] Komunitas India biasanya memakai bahasa Tamil, Malayalam, Telugu, dan Punjabi. Bahasa Inggris (atau Manglish) juga banyak dituturkan, khususnya oleh generasi tua yang masuk sekolah pada masa pemerintahan Inggris.[63]
Ekonomi
Johor Bahru adalah salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Malaysia setelah Kuala Lumpur.[64] Kota tersebut merupakan pusat dagang utama negara bagian Johor dan terletak di Segitiga Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Singapura. Sektor industri tersier mendominasi ekonomi kota ini, dan terdapat banyak wisatawan mancanegara yang mengunjungi kota tersebut.[64][65][66] Johor Bahru merupakan pusat jasa keuangan, dagang, dan ritel, seni dan budaya, keramahtamahan, pariwisata, pembuatan plastik dan barang elektronik, serta pengolahan makanan.[67] Distrik-distrik perbelanjaannya terletak di pusat kota, walaupun terdapat pula pusat perbelanjaan besar di kawasan suburban. Johor Bahru juga merupakan tempat diadakannya berbagai konferensi, kongres, dan pameran dagang, seperti Organisasi Regional Timur untuk Perencanaan dan Perumahan dan Forum Ekonomi Islam Sedunia.[68][69] Kota ini merupakan kota pertama di Malaysia yang mempraktikkan ekonomi rendah karbon.[70]
Kota ini memiliki hubungan ekonomi yang dekat dengan Singapura, karena banyak orang dari negara tersebut yang datang untuk berbelanja, mencari hiburan, atau makan malam, sehingga meningkatkan pemasukan kota tersebut, beberapa orang Singapura juga memilih untuk tinggal di kota tersebut.[64][65][66][71][72] Banyak pula warga kota Johor Bahru yang tinggal di Singapura.[73][74] Pada tahun 2014, perubahan akhir pekan yang dicanangkan oleh Sultan Johor dari Sabtu dan Minggu menjadi Jumat dan Sabtu memiliki dampak yang relatif kecil terhadap ekonomi kota tersebut, dan usaha-usahalah yang paling terkena dampaknya. Namun, perubahan tersebut dapat menguntungkan industri pariwisata, karena usaha-usaha bisa tetap buka pada hari Minggu, sehingga akan menarik lebih banyak orang Singapura.[75]
Layanan lainnya
Layanan kesehatan
Terdapat tiga rumah sakit umum,[76] empat klinik kesehatan dan tiga belas klinik 1Malaysia di Johor Bahru.[77] Rumah Sakit Sultanah Aminah, yang terletak di sepanjang Jalan Persiaran, adalah rumah sakit publik terbesar di negara bagian Johor dengan 989 tempat tidur. Rumah sakit yang didanai pemerintah lainnya adalah Rumah Sakit Spesialis Sultan Ismail dengan 700 tempat tidur.[78] Regency Specialist Hospital di Masai adalah rumah sakit swasta terbesar dengan 218 tempat tidur.[79] Fasilitas kesehatan swasta besar lainnya adalah Rumah Sakit Spesialis Puteri KPJ dengan 158 tempat tidur.[80] Fasilitas kesehatan lainnya juga tersedia untuk menyediakan layanan kesehatan di kota tersebut.[81]
Pendidikan
Banyak sekolah negeri yang tersedia di kota ini. Sekolah-sekolah menengah meliputi English College Johore Bahru, Sekolah Menengah Kebangsaan Engku Aminah, Sekolah Menengah Kebangsaan Sultan Ismail, Sekolah Menengah Infant Jesus Convent, Sekolah Menengah Kebangsaan (Perempuan) Sultan Ibrahim, dan Sekolah Menengah Saint Joseph.[82] Di distrik Johor Bahru sendiri terdapat sebanyak 41 sekolah menengah, satu sekolah agama, tiga sekolah vokasi, satu sekolah menengah teknis dan satu sekolah berasrama penuh.[83] Terdapat juga sejumlah sekolah swasta independen di kota tersebut. Sekolah-sekolah tersebut meliputi Austin Heights,[84] Excelsior International School,[85] Foon Yew High School dan Sri Ara Schools. Sri Ara Schools menyediakan dua kurikulum, kurikulum berbasis Inggris dari International General Certificate of Secondary Education (IGCSE) di bawah naungan Cambridge International Examinations dan Kurikulum Nasional yang mementingkan kemampuan bahasa Inggris dan mempersiapkan siswa-siswi untuk memperoleh Sertifikat Sekolah-Sekolah Malaysia.[86] Kampus utama Universitas Teknologi Malaysia terletak di Johor Bahru dan merupakan satu-satunya universitas negeri di sana.[87] Universitas lainnya adalah universitas-universitas swasta seperti Universitas Terbuka Wawasan. Terdapat juga sejumlah kampus kolese swasta dan satu politeknik yang beroperasi di kota tersebut; kolese-kolese dan politeknik-politeknik tersebut adalah Crescendo International College, KPJ College, Olympia College, Southern University College, Sunway College, Taylor's College, College of Islamic Studies Johor, dan Politeknik Ibrahim Sultan.[88]
Perpustakaan
Markas besar Perpustakaan Umum Johor adalah perpustakaan utama di negara bagian Johor; perpustakaan ini terletak di Jalan Yahya Awal.[89] Perpustakaan umum lainnya adalah University Park di Jalan Kebudayaan, sementara terdapat perpustakaan pribadi atau perpustakaan lainnya di sekolah-sekolah, kolese-kolese, dan universitas-universitas.[90] Dua perpustakaan desa juga tersedia di distrik Johor Bahru.[91]
Budaya dan tempat wisata
Tempat wisata dan tempat rekreasi
Tempat wisata kebudayaan
Terdapat sejumlah tempat wisata kebudayaan di Johor Bahru. Museum Kerajaan Abu Bakar yang terletak di gedung Istana Besar merupakan museum utama di kota tersebut. Warisan Kwong Siew Johor Bahru yang terletak di Jalan Wong Ah Fook merupakan bekas rumah klan Kanton yang disumbangkan oleh Wong Ah Fook.[92] Sekolah Tinggi Foon Yew menyimpan banyak dokumen bersejarah tentang Johor Bahru dan warisan budaya Tionghoanya.[93][94] Sebuah Museum Warisan Tionghoa di Jalan Ibrahim menampilkan sejarah migrasi Tionghoa ke Johor bersama dengan kumpulan dokumen, foto, dan artefak-artefak lainnya.[95] Plaza Seni di Jalan Wong Ah Fook menampilkan warisan dan budaya negara bagian Johor dengan pameran seni, pertunjukan kebudayaan, busana, aksesoris, biro-biro perjalanan, dan kain-kain batik.[96]
Galeri Seni Johor di Jalan Petrie adalah sebuah galeri rumahan yang dibangun pada 1910, yang dikenal sebagai rumah dari mantan Ketua Menteri Johor ketiga, Abdullah Jaafar. Rumah tersebut menampilkan arsitektur lama dan menjadi pusat koleksi artefak yang berkaitan dengan sejarah kebudayaan Johor sejak direnovasi pada 2000.[94]
Tempat wisata sejarah
Istana Besar adalah salah satu tempat wisata bersejarah di Johor Bahru, dan merupakan sebuah contoh dari arsitektur bergaya Viktoria yang dilengkapi dengan sebuah kebun. Museum Tokoh adalah bangunan kolonial bersejarah lainnya yang pernah menjadi rumah Menteri Besar Johor pertama, Jaafar Mohamed; tempat tersebut terletak di puncak Bukit Senyum yang menghadap ke Selat Johor.[97] The English College (sekarang disebut Maktab Sultan Abu Bakar) yang didirikan pada 1914 terletak berdekatan dengan Istana Sungai Chat sebelum dipindahkan ke lokasinya saat ini di Jalan Sungai Chat; beberapa reruntuhan masih dapat terlihat di situs lamanya.[22] Gedung Sultan Ibrahim adalah gedung bersejarah lainnya di kota tersebut; dibangun pada 1936 oleh arsitek Inggris Palmer dan Turner, bangunan tersebut setelah dibangun langsung menjadi pusat administrasi Johor, karena pemerintah Johor sebelumnya tidak pernah memiliki bangunannya sendiri semenjak mereka berpindah tempat dari Telok Blangah di Singapura.[94][98] Sebelum stasiun kereta api yang berdiri saat ini dibangun, terdapat stasiun kereta api Johor Bahru (awalnya Wooden Railway) yang sekarang dialihfungsikan menjadi sebuah museum setelah sempat melayani penumpang selama 100 tahun.[96]
Masjid Negara Bagian Sultan Abu Bakar, yang terletak di Jalan Skudai, adalah masjid utama dan tertua di Johor. Masjid tersebut dibangun dengan perpaduan arsitektur Viktoria, Moor, dan Melayu.[94][99] Kelenteng Tua Johor Bahru, yang terletak di Jalan Trus, adalah tempat ibadah para penganut kepercayaan tradisional Tionghoa di Johor Bahru. Kelenteng tersebut dibangun pada 1875 dan direnovasi oleh Persekutuan Tiong Hua Johor Bahru pada 1994–95 dengan tambahan sebuah museum kecil berbentuk L di salah satu sudut lapangan.[17] Mansion Wong Ah Fook, rumah dari Wong Ah Fook, pernah menjadi tempat wisata bersejarah. Bangunan tersebut telah berdiri selama lebih dari 150 tahun, tetapi dihancurkan secara ilegal oleh pemiliknya pada 2014 agar dapat digantikan oleh perumahan komersial tanpa memberitahukan pemerintah terlebih dahulu.[100][101] Bangunan keagamaan bersejarah lainnya meliputi Kuil Hindu Arulmigu Sri Rajakaliamman, Kuil Hindu Sri Raja Mariamman, Gurdwara Sahib, dan Gereja Dikandung Tanpa Noda.[96][97]
Tempat rekreasi dan kawasan konservasi
Teluk Danga adalah kawasan rekreasi tepi laut seluas 25 km. Di kota tersebut juga terdapat sejumlah taman untuk bermain paintball yang juga digunakan untuk aktivitas olahraga motor off-road.[96]
Kebun Binatang Johor adalah salah satu kebun binatang tertua di Malaysia; dibangun pada 1928 di atas lahan seluas 4 hektare, kebun binatang tersebut awalnya disebut "kebun hewan" sebelum akhirnya diserahkan kepada pemerintah negara bagian untuk direnovasi pada 1962.[102] Kebun binatang tersebut memiliki sekitar 100 spesies hewan, yang meliputi kucing liar, unta, gorila, orangutan, dan burung-burung tropis.[103] Para pengunjung dapat melakukan aktivitas seperti naik kuda atau mengayuh perahu pedal.[94]
Tempat wisata lainnya
Alun-Alun Kota Johor Bahru dibangun setelah Johor Bahru memperoleh status kota. Di tempat tersebut terdapat sebuah menara jam, air mancur, dan lapangan besar.[94] Laman Tun Sri Lanang (Taman Tun Sri Lanang), yang mengambil nama dari Tun Sri Lanang (Bendahara Istana Kesultanan Johor pada abad ke-16 dan ke-17) terletak di pusat kota tersebut. Jalan Wong Ah Fook dinamai dari Wong Ah Fook. Jalan Tam Hiok Nee mengambil nama dari Tan Hiok Nee, yang merupakan pemimpin Kongsi Ngee Heng, sebuah perkumpulan rahasia di Johor Bahru. Bersama dengan Jalan Dhoby, kedua jalan tersebut merupakan bagian dari sebuah jalur wisata yang dikenal sebagai Jalan Bangunan-Bangunan Tua; di jalan-jalan tersebut terdapat percampuran warisan budaya Tionghoa dan India, terlihat dari bentuk bisnis dan arsitekturnya.[96][97]
Perbelanjaan
Mal di Johor Bahru meliputi Johor Bahru City Square, Paradigm Mall Johor Bahru, MidValley Southkey, Holiday Plaza, Komtar JBCC, KSL City, Plaza Pelangi, Mal R&F, Toppen Shopping Centre dan Plaza Kotaraya. Mal-mal baru masih dibangun di kota tersebut.[71] Pusat Kerajinan Tangan Mawar, sebuah pusat penjualan dan pameran yang didanai pemerintah, terletak di sepanjang jalan Sungai Chat dan menjual pakaian batik dan songket. Di seberangnya, Pusat Kerajinan Tangan Organisasi Rehabilitasi Kawasan Johor menjual barang-barang seperti pernak-pernik rotan buatan tangan, mainan, dan keranjang rotan yang dibuat oleh orang-orang berkebutuhan khusus.[96][104]
Hiburan
Bioskop tertua di Johor Bahru adalah Broadway Theatre, dan kebanyakan film yang ditayangkan di bioskop ini adalah film Tamil dan Hindi. Terdapat pula sekitar lima bioskop baru di kota tersebut dan sebagian besar terletak di dalam pusat perbelanjaan.[96]
Olahraga
Stadion sepak bola utama di kota tersebut, yaitu Stadion Tan Sri Dato Haji Hassan Yunos, memiliki kapasitas sekitar 30.000 orang.[105] Stadion tersebut merupakan kandang tim Johor Darul Ta'zim F.C., yang juga dikenal sebagai JDT.
Di Johor Bahru juga terdapat sebuah pusat futsal, yang dikenal dengan nama Sports Prima, yang memiliki delapan lapangan futsal yang sesuai dengan standar FIFA; tempat tersebut merupakan pusat olahraga dalam ruangan terbesar di kota tersebut.[106]
Stasiun radio
Terdapat dua stasiun radio yang berkantor di Johor Bahru: Best FM (104.1)[107] dan Johor FM (101.9).[108]
Angkutan
Darat
Jalan-jalan internal yang menghubungkan berbagai tempat di Johor Bahru sebagian besar adalah jalan-jalan federal yang dibangun dan dirawat oleh Departemen Pekerjaan Umum Malaysia. Terdapat lima jalan raya yang menghubungkan Distrik Bisnis Pusat Johor Bahru dengan kawasan-kawasan luar: Jalan Raya Tebrau dan Johor Bahru Eastern Dispersal Link Expressway di bagian timur laut, Jalan Raya Skudai di bagian barat laut, Jalan Raya Pesisir Iskandar di bagian barat, dan Jalan Pesisir Timur Johor Bahru di bagian timur.[67] Jalan Raya Pasir Gudang berfungsi sebagai jalan lingkar tengah kawasan metropolitan. Jalan Lingkar Dalam Johor Bahru, yang terhubung dengan Southern Integrated Gateway, membantu mengendalikan lalu lintas di dalam dan di sekitaran distrik bisnis pusat.[67] Akses menuju jalan ekspres nasional disediakan melalui Jalan Ekspres Utara-Selatan dan Jalan Ekspres Senai-Desaru. Jalan Layang Johor–Singapura menghubungkan Johor Bahru dengan Woodlands, Singapura, dengan jalan enam lajur dan sebuah jalur kereta api yang berakhir di Southern Integrated Gateway.[67]
Terminal Bus Larkin Sentral menyediakan layanan bus yang menghubungkan kota ini dengan berbagai tempat di Malaysia Barat, Thailand selatan, dan Singapura.[109] Dua jenis taksi beroperasi di kota tersebut; taksi utama berwarna merah, sementara taksi yang lebih jarang beredar adalah taksi limousine yang lebih nyaman namun mahal. Sebagian besar taksi di kota Johor Bahru tidak menggunakan argo.[110]
Kereta api
Johor Bahru memiliki dua stasiun kereta api, yaitu stasiun Johor Bahru Sentral dan Kempas Baru. Stasiun Johor Bahru Sentral menyediakan layanan kereta sampai menuju Kuala Lumpur.[111] Pada 2015, sebuah layanan shuttle train baru mulai dioperasikan oleh Keretapi Tanah Melayu (KTM) untuk menyediakan transportasi menuju Woodlands, Singapura.[112]
Udara
Johor Bahru tidak memiliki bandar udara. Bandar udara yang terdekat terletak di kota Senai di sebelah barat laut Johor Bahru, yaitu Bandar Udara Internasional Senai. Lima maskapai penerbangan, yaitu AirAsia, Firefly, Malaysia Airlines, Malindo Air, dan XpressAir, menyediakan layanan penerbangan internasional dan domestik.
Hubungan internasional
Beberapa negara telah mendirikan konsulat mereka di Johor Bahru, termasuk Indonesia[113] dan Singapura.[114][115]
Kota kembar – Kota saudara
Johor Bahru saat ini memiliki enam kota saudara:
Catatan kaki
- ^ a b c "Background (Total Area)". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Agustus 2015. Diakses tanggal 22 Agustus 2015.
- ^ "Malaysia Elevation Map (Elevation of Johor Bahru)". Flood Map : Water Level Elevation Map. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 Agustus 2015. Diakses tanggal 22 Agustus 2015.
- ^ a b c d e "Total population by ethnic group, Local Authority area and state, Malaysia" (PDF). Statistics Department, Malaysia. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 14 November 2013. Diakses tanggal 12 Maret 2012.
- ^ Zainol Abidin Idid (Syed.). Pemeliharaan warisan rupa bandar: panduan mengenali warisan rupa bandar berasaskan inventori bangunan warisan Malaysia (dalam bahasa Malay). Badan Warisan Malaysia. ISBN 978-983-99554-1-5.
- ^ a b c "Background of Johor Bahru City Council and History of Johor Bahru" (PDF). Malaysian Digital Repository. 12 Maret 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 June 2015. Diakses tanggal 27 Juni 2015.
- ^ Margaret W. Young; Susan L. Stetler; United States. Department of State (October 1985). Cities of the world: a compilation of current information on cultural, geograph. and polit. conditions in the countries and cities of 6 continents, based on the Dep. of State's "Post Reports". Gale. ISBN 978-0-8103-2059-8.
- ^ Gordon D. Feir (10 September 2014). Translating the Devil: Captain Llewellyn C Fletcher Canadian Army Intelligence Corps In Post War Malaysia and Singapore. Lulu Publishing Services. hlm. 378–. ISBN 978-1-4834-1507-9.
- ^ Cheah Boon Kheng (1 Januari 2012). Red Star Over Malaya: Resistance and Social Conflict During and After the Japanese Occupation, 1941–1946. NUS Press. hlm. 13–. ISBN 978-9971-69-508-8.
- ^ Carl Parkes (1994). Southeast Asia Handbook. Moon Publications.
- ^ Faridah Abdul Rashid (2012). Biography Of The Early Malay Doctors 1900–1957 Malaya And Singapore. Xlibris Corporation. hlm. 383–. ISBN 978-1-4771-5994-1.
- ^ a b "Keeping the art of Teochew opera alive". New Straits Times. AsiaOne. 24 Juli 2010. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 Juli 2015. Diakses tanggal 24 Juli 2015.
- ^ a b c Swaran Ludher (22 Januari 2015). THEY CAME TO MALAYA. Xlibris Corporation. hlm. 60–. ISBN 978-1-5035-0036-5.
- ^ M. A. Fawzi Mohd. Basri (1988). Johor, 1855–1917: pentadbiran dan perkembangannya (dalam bahasa Malay). Fajar Bakti. ISBN 978-967-933-717-4.
- ^ "Johor Treaty is signed". National Library Board. 10 March 1855. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 30 June 2015.
- ^ a b Abdul Ghani Hamid (3 October 1988). "Tengku Ali serah Johor kepada Temenggung (Kenangan Sejarah)" (dalam bahasa Melayu). Berita Harian. Diakses tanggal 30 Juni 2015.
- ^ a b c "History of the Johor Sultanate". Coronation of HRH Sultan Ibrahim. 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 Juli 2015. Diakses tanggal 2 July 2015.
- ^ a b c S. Muthiah (19 Juni 2015). "The city that gambier built". The Hindu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ Carl A. Trocki (2007). Prince of Pirates: The Temenggongs and the Development of Johor and Singapore, 1784–1885. NUS Press. hlm. 152–. ISBN 978-9971-69-376-3.
- ^ Patricia Pui Huen Lim (1 July 2000). Oral History in Southeast Asia: Theory and Method. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 119–. ISBN 978-981-230-027-0.
- ^ Patricia (2002), hlm. 129–132
- ^ a b c Muzaffar Husain Syed; Syed Saud Akhtar; B D Usmani (14 September 2011). Concise History of Islam. Vij Books India Pvt Ltd. hlm. 316–. ISBN 978-93-82573-47-0.
- ^ a b Dominique Grele (1 January 2004). 100 Resorts Malaysia: Places with a Heart. Asiatype, Inc. hlm. 292–. ISBN 978-971-0321-03-2.
- ^ Cheah Jin Seng (15 March 2008). Malaya: 500 Early Postcards. Didier Millet Pte, Editions. ISBN 978-981-4155-98-4.
- ^ Fr Durand; Richard Curtis (28 February 2014). Maps of Malaysia and Borneo: Discovery, Statehood and Progress. Editions Didier Millet. hlm. 177–. ISBN 978-967-10617-3-2.
- ^ "Johor is brought under British control". National Library Board. 12 Mei 1914. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 30 Juni 2015.
- ^ Winstedt (1992), hlm. 141
- ^ Winstedt (1992), hlm. 143
- ^ Oakley (2009), hlm. 181
- ^ a b c d Patricia Pui Huen Lim; Diana Wong (1 Januari 2000). War and Memory in Malaysia and Singapore. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 140–145. ISBN 978-981-230-037-9.
- ^ Richard Reid. "War for the Empire: Malaya and Singapore, Dec 1941 to Feb 1942". Australian War Memorial. Australia-Japan Research Project. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2015. Diakses tanggal 2 Juli 2015.
- ^ Bill Yenne (20 September 2014). The Imperial Japanese Army: The Invincible Years 1941–42. Osprey Publishing. hlm. 140–. ISBN 978-1-78200-982-5.
- ^ Wendy Moore (1998). West Malaysia and Singapore. Tuttle Publishing. hlm. 186–187. ISBN 978-962-593-179-1.
- ^ Swan Sik Ko (1990). Nationality and International Law in Asian Perspective. Martinus Nijhoff Publishers. hlm. 314–. ISBN 0-7923-0876-X.
- ^ Keat Gin Ooi (1 January 2004). Southeast Asia: A Historical Encyclopedia, from Angkor Wat to East Timor. ABC-CLIO. hlm. 1365–. ISBN 978-1-57607-770-2.
- ^ Christoph Marcinkowski; Constance Chevallier-Govers; Ruhanas Harun (2011). Malaysia and the European Union: Perspectives for the Twenty-first Century. LIT Verlag Münster. hlm. 159–. ISBN 978-3-643-80085-5.
- ^ M. Stenson (1 November 2011). Class, Race, and Colonialism in West Malaysia. UBC Press. hlm. 89–. ISBN 978-0-7748-4440-6.
- ^ Arthur Cotterell (15 Juli 2014). A History of South East Asia. Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 341–. ISBN 978-981-4634-70-0.
- ^ K. Vara (16 Februari 1989). "Quiet town with a troubled past". New Straits Times. Diakses tanggal 5 Juli 2015.
- ^ "Indonesian Confrontation, 1963–66". Australian War Memorial. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juli 2018. Diakses tanggal 4 Juli 2018.
- ^ Mohamed Effendy Abdul Hamid; Kartini Saparudin (2014). "MacDonald House bomb explosion". National Library Board. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2015. Diakses tanggal 5 July 2015.
- ^ a b "Background" (dalam bahasa English and Malay). Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Juli 2015. Diakses tanggal 4 Juli 2015.
- ^ Zaini Ujang (2009). The Elevation of Higher Learning. ITBM. hlm. 46–. ISBN 978-983-068-464-2.
- ^ Oxford Business Group Malaysia. The Report: Malaysia 2010 - Oxford Business Group. Oxford Business Group. hlm. 69–. ISBN 978-1-907065-20-0.
- ^ "List of Parliamentary Elections Parts and State Legislative Assemblies on Every States". Kementerian Informasi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Mei 2014. Diakses tanggal 7 Juli 2015.
- ^ "Mayor's Profile". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 September 2015. Diakses tanggal 3 September 2015.
- ^ "Administrative areas of Johor Bahru City Council". Johor Bahru City Council. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ a b "Senarai Mahkamah Johor" (dalam bahasa Melayu). Johor Law Courts Official Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Johore Syariah Court Directory". E-Syariah Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Johor Police Contingent". Johor Police Contingent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Agustus 2015. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Direktori PDRM Johor - Johor Bahru (Utara)" (dalam bahasa Malay). Royal Malaysia Police. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Direktori PDRM Johor - Johor Bahru (Selatan)" (dalam bahasa Malay). Royal Malaysia Police. Diakses tanggal 1 Agustus 2015.
- ^ "Soalan Lazim (Frequently Asked Questions)" (dalam bahasa Melayu). Departemen Penjara Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ a b c d Eric Wolanski (18 January 2006). The Environment in Asia Pacific Harbours. Springer Science & Business Media. hlm. 349–. ISBN 978-1-4020-3654-5.
- ^ Nathalie Fau; Sirivanh Khonthapane; Christian Taillard (2014). Transnational Dynamics in Southeast Asia: The Greater Mekong Subregion and Malacca Straits Economic Corridors. Institute of Southeast Asian Studies. hlm. 253–. ISBN 978-981-4517-89-8.
- ^ Al-Gailani, S.A.; Mohammad, A.B.; Shaddad, R.Q. (2012). "Evaluation of a 1 Gb/s Free Space Optic system in typical Malaysian weather". Penang, Malaysia: IEEE Xplore. hlm. 121–124. doi:10.1109/ICP.2012.6379839. ISBN 978-1-4673-1461-9. Diakses tanggal 10 Juli 2015.
- ^ Al-Gailani, S.A.; Siat Ling Jong; Michele D’Amico; Jafri Din; Hong Yin Lam (5 Januari 2014). "Analysis of Fade Dynamic at Ku-Band in Malaysia". Hindawi Publishing Corporation. hlm. 7. doi:10.1155/2014/741678. Diakses tanggal 10 Juli 2015.
- ^ A.N.M. Ludin; A.S. Barau (2011). "Industrial Agitation vs. Climate Disruption: Flood Vulnerabilities & Spatial Planning in Iskandar Metropolis (Geographical Data)" (PDF). Centre for Innovative Planning and Development (CIBD) – Faculty of Building Environment, Universiti Teknologi Malaysia. START. hlm. 11. Diakses tanggal 10 July 2015.
- ^ "World Weather Information Service — Johor Bahru". World Meteorological Organisation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2013. Diakses tanggal 25 Maret 2015.
- ^ "Malaysia among Most Urbanized Countries in East Asia". The World Bank. 26 Januari 2015. Diakses tanggal 11 Oktober 2015.
- ^ "Johor". MSC Cyberport. Diakses tanggal 11 Oktober 2015.
- ^ Eileen Lee; Shin Pyng Wong; Lyon Laxman (April 2014). "Language Maintenance and Cultural Viability in the Hainanese Community: A Case Study of the Melaka Hainanese" (PDF). Athens Journal of Humanities & Arts. Athens Institute for Education and Research. hlm. 159. Diakses tanggal 24 Juli 2015.
- ^ Robbie B.H. Goh (1 Maret 2005). Contours of Culture: Space and Social Difference in Singapore. Hong Kong University Press. hlm. 3–. ISBN 978-962-209-731-5.
- ^ "Johor Sultan: English in danger of becoming older people's language". The Malay Mail. 28 Desember 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ a b c "Johor Bahru, a city on the move". South China Morning Post. 31 Agustus 1996. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ a b Aldo Tri Hartono (11 Agustus 2014). "Wisata Belanja di Malaysia, Johor Bahru Tempatnya" (dalam bahasa Indonesia). DetikCom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ a b "Menikmati Johor Bahru Selangkah dari Singapura" (dalam bahasa Indonesian). Jawa Pos Group. 4 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 9 Juli 2015.
- ^ a b c d "Flagship A: Johor Bahru City". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ "46th EAROPH Regional Conference, Iskandar, Malaysia, Thistle Hotel, Johor Bahru" (PDF). Organisasi Wilayah Timur untuk Perencanaan dan Keuangan. 2013. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ "8th WIEF Johor Bahru, Malaysia". 8th World Islamic Economic Forum. 2012. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Juli 2015. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ "Low carbon city report focus on Johor Bahru, Malaysia". British High Commission, Kuala Lumpur. Pemerintah Britania Raya. 17 Juli 2014. Diakses tanggal 27 Juli 2015.
- ^ a b "JB calling". The Straits Times. 7 Juli 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ Tash Aw (13 Mei 2015). "With more Singaporeans in Iskandar, signs of accelerating détente with Malaysia". The New York Times. The Malay Mail. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ Zazali Musa (14 Juli 2015). "Lure of the Singapore dollar". The Star. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ "More M'sians prefer to earn S'pore wages". Daily Express. 15 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 Juli 2015. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ Dominic Loh (24 November 2013). "Changed weekends could impact Johor's economy". My Sinchew. Diakses tanggal 26 Juli 2015.
- ^ "Direktori Hospital-Hospital Kerajaan" (dalam bahasa Malay). Johor State Health Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "Direktori Hospital-Hospital Kerajaan" (dalam bahasa Melayu). Johor State Health Department. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamahealthcare
- ^ "Introduction". Regency Specialist Hospital. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "About Us". KPJ Puteri Specialist Hospital. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "Healthcare projects in Iskandar Malaysia". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 Agustus 2015. Diakses tanggal 3 Agustus 2015.
- ^ "SENARAI SEKOLAH MENENGAH DI NEGERI JOHOR (List of Secondary Schools in Johor) – See Johor" (PDF). Educational Management Information System. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 16 Maret 2015. Diakses tanggal 4 August 2015.
- ^ "Senarai Sekolah Daerah Johor Bahru" (dalam bahasa Malay). Johor Bahru District Education Office. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "Private School". Austin Heights. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "Home". Excelsior International School. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "About Us (An Overview)". International School Johor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "Brief History of UTM". Universiti Teknologi Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 Agustus 2015. Diakses tanggal 10 Agustus 2015.
- ^ "Useful links". Universiti Utara Malaysia. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Lokasi Perbadanan Perpustakaan Awam Johor" (dalam bahasa Malay). Johor Public Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2015. Diakses tanggal 9 Agustus 2015.
- ^ "Perpustakaan Cawangan Seluruh Negeri Johor (Public Branches whole over the state of Johor)" (dalam bahasa Melayu). Johor Public Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2015. Diakses tanggal 9 Agustus 2015.
- ^ "Perpustakaan Desa (Village Libraries)" (dalam bahasa Malay). Johor Public Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Agustus 2015. Diakses tanggal 14 Mei 2013.
- ^ Peggy Loh (18 Desember 2014). "Added advantage". New Straits Times. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Revel In The Splendors Of Malaysia: Enjoy Johor Bahru's Social And Cultural Glory". Legoland Malaysia. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.
- ^ a b c d e f "Lokasi-lokasi Menarik Berhampiran HSAJB (Interesting Spots Near Sultanah Aminah Hospital)" (PDF) (dalam bahasa Melayu). Sultanah Aminah Hospital. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ Natalya (14 April 2013). "Chinese Heritage Museum". Johor Travel. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Agustus 2015. Diakses tanggal 18 Agustus 2015.
- ^ a b c d e f g "Guide to Iskandar Malaysia's Places of Interests". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ a b c "History, Heritage, Arts and Culture, Crafts" (PDF). Malaysian Urological Conference. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ "Sultan Ibrahim Building". National Archives. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ "Sultan Abu Bakar Mosque". Tourism Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ Desiree Tresa Gasper (2 Mei 2014). "150-year-old building torn down in middle of the night". The Star. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ "Johor govt issues writ of summons against Wong Ah Fook mansion owner for demolishment". Antara Pos. 9 Mei 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 Agustus 2015. Diakses tanggal 19 Agustus 2015.
- ^ "Zoo Johor". Tourism Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ Dees Stribling. "Zoos in Johor, Malaysia". USA Today. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Agustus 2015. Diakses tanggal 21 Agustus 2015.
- ^ "Top 5 Places to Shop in Iskandar Malaysia". Iskandar Regional Development Authority. Iskandar Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "Stadiums in Malaysia (Tan Sri Hassan Yunos)". World Stadiums. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Maret 2014. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ "About us". Sports Prima. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2015. Diakses tanggal 4 Agustus 2015.
- ^ Mohd al Qayum Azizi (12 Februari 2015). "Best FM Bakal Beroperasi Di KL Awal Tahun Depan" (dalam bahasa Melayu). mStar. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "FKE Seniors Gained First Hand Experience on Radio Station Operations For Their Capstone Projects". Department of Communication Engineering. Universiti Teknologi Malaysia. 4 Oktober 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Maret 2016. Diakses tanggal 28 Maret 2016.
- ^ "Larkin Bus Terminal". Express Bus Malaysia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2015. Diakses tanggal 29 Juli 2015.
- ^ "Johor Bahru Taxi". Taxi Johor Bahru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "From Singapore to KL by train". The Malaysia Site. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 Juli 2015. Diakses tanggal 29 Juli 2015.
- ^ "Singapore to Malaysia in just 5 minutes? It's now possible". The Straits Times/Asia News Network. Philippine Daily Inquirer. 5 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Agustus 2015. Diakses tanggal 20 Agustus 2015.
- ^ "Consulate General of the Republic of Indonesia, Johor Bahru". Konsulat Jenderal Indonesia, Johor Bahru, Johor, Malaysia. Diakses tanggal 2 Juli 2015.
- ^ "Consulate-General of the Republic of Singapore, Johor Bahru". Kementerian Urusan Luar Negeri. Diakses tanggal 2 Juli 2015.
- ^ "Singapore Consulate-General in Johor Bahru, Johor, Malaysia" (PDF). Kementerian Urusan Luar Negeri (Singapura). hlm. 7/44. Diakses tanggal 1 July 2015.
- ^ Liuxi (16 February 2012). "First Cultural Exchange after Shantou and Johor Bahru becomes Sister Cities". Shantou Daily. Shantou Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
- ^ "International Connections". Shantou Foreign and Oversea Chinese Affairs Bureau. Shantou Government. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
- ^ Zazali Musa (10 March 2014). "Johor to strengthen trade and tourism activities with Guandong Province". The Star. Diakses tanggal 1 July 2015.
- ^ Mat Oakley; Joshua Samuel Brown (15 September 2010). Singapore. Lonely Planet. hlm. 180–. ISBN 978-1-74220-401-7.
- ^ Helmut K Anheier; Yudhishthir Raj Isar (31 March 2012). Cultures and Globalization: Cities, Cultural Policy and Governance. SAGE Publications. hlm. 376–. ISBN 978-1-4462-5850-7.
- ^ "Relations between Turkey and Malaysia". Kementerian Urusan Luar Negeri. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 Juni 2015. Diakses tanggal 1 Juli 2015.
Daftar pustaka
- Guinness, Patrick (1992). On the Margin of Capitalism: People and development in Mukim Plentong, Johor, Malaysia. South-East Asian social monographs. Singapore: Oxford University Press. hlm. 177. ISBN 978-0-19-588556-9. OCLC 231412873.
- Lim, Patricia Pui Huen (2002). Wong Ah Fook: Immigrant, Builder and Entrepreneur. Singapore: Times Editions. ISBN 978-981-232-369-9. OCLC 52054305.
- Oakley, Mat; Brown, Joshua Samuel (2009). Singapore: city guide. Footscray, Victoria, Australia: Lonely Planet. ISBN 978-1-74104-664-9. OCLC 440970648.
- Winstedt, Richard Olof; Kim, Khoo Kay (1992). A History of Johore, 1365–1941. M. B. R. A. S. Reprints (6) (edisi ke-Reprint). Kuala Lumpur: Malaysian Branch of the Royal Asiatic Society. ISBN 978-983-99614-6-1. OCLC 255968795.
- John Drysdale (15 December 2008). Singapore Struggle for Success. Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 287–. ISBN 978-981-4677-67-7.
- A Halim Hassan (September 2013). Meniti Impian (dalam bahasa Malay). Trafford Publishing. hlm. 84–. ISBN 978-1-4907-0086-1.
- Jamie Han (2014). "Communal riots of 1964". National Library Board. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2015. Diakses tanggal 5 July 2015.