[1]

Terorisme Islam telah mengakibatkan sejumlah insiden dan jatuhnya korban, terutama di negara mayoritas berpenduduk Muslim; seperti Irak, Afghanistan, Nigeria, Pakistan, dan Suriah.[2] Pada tahun 2015, Indeks Terorisme Global 2016 menyebutkan bahwa, sebanyak empat kelompok ekstremis Islam terbesar: ISIS, Boko Haram, Taliban dan Al-Qaeda; bertanggung jawab atas 74% dari total kematian akibat terorisme di seluruh dunia.[3] Dalam beberapa dasawarsa terakhir, insiden seperti itu telah pecah dalam skala global, yang berdampak tidak hanya atas negara-negara mayoritas Muslim di Afrika dan Asia, tetapi juga terhadap negara lain; antara lain negara-negara anggota Uni Eropa, Rusia, Australia, Kanada, Israel, India, Inggris, dan Amerika Serikat. Serangan terorisme Islam mengincar Muslim ataupun non-Muslim.[4] Di sejumlah negara berpenduduk mayoritas Muslim, para teroris ini berhadapan dengan kelompok perlawanan bersenjata,[5] aparatur negara, dan proksi mereka, dan di tempat lain dengan kecaman yang datang dari tokoh-tokoh Islam.[6][7][8]

Terminologi

Penggunaan istilah "terorisme Islam" secara harfiah hingga kini masih diperdebatkan. Cara penyebutan seperti itu dalam diskursus politik di Barat, dinilai "kontra-produktif", "terlalu dipolitisasi", "secara intelektual dapat dipertanyakan", serta dinilai dapat "merusak hubungan masyarakat".[9]

Akan tetapi, sementara pihak yang mendukung penggunaan istilah ini menganggap, bahwa penyangkalan penggunakan istilah "terorisme Islam" adalah "menipu diri sendiri", "sensor besar-besaran", serta "ketidakjujuran intelektual".[10][11][12][13]

Contoh organisasi dan aksi

 
"Bendera hitam Jihad ", digunakan oleh berbagai organisasi Islamis sejak akhir dekade 1990-an, terdiri dari tulisan Syahadat putih di atas latar hitam.


Lihat juga

Referensi

  1. ^ Yohanan, Friedmann (2003). Morgan, David, ed. Tolerance and Coercion in Islam: Interfaith Relations in the Muslim Tradition. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 978-0521827034. OCLC 57256339. 
  2. ^ "Global Terrorism Index Report 2015" (PDF). Institute for Economics & Peace. November 2015. hlm. 10. Diakses tanggal October 5, 2016. 
  3. ^ Global Terrorism Index 2016 (PDF). Institute for Economics and Peace. 2016. hlm. 4. Diakses tanggal 14 December 2016. 
  4. ^ Siddiqui, Mona (August 23, 2014). "Isis: a contrived ideology justifying barbarism and sexual control". The Guardian. Archived from the original on August 24, 2014. Diakses tanggal January 7, 2015. 
  5. ^ Constanze Letsch. "Kurdish peshmerga forces arrive in Kobani to bolster fight against Isis". The Guardian. Diakses tanggal 7 January 2015. 
  6. ^ Charles Kurzman. "Islamic Statements Against Terrorism". UNC.edu. Diakses tanggal Jan 31, 2017. 
  7. ^ Fawaz A. Gerges. "Al-Qaida today: a movement at the crossroads". openDemocracy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2014. Diakses tanggal 7 January 2015. 
  8. ^ Christine Sisto. "Moderate Muslims Stand against ISIS". National Review Online. Diakses tanggal 7 January 2015. 
  9. ^ Jackson, Richard (2007). "Constructing Enemies: 'Islamic Terrorism' in Political and Academic Discourse". Government and Opposition. 42 (3): 394–426. doi:10.1111/j.1477-7053.2007.00229.x. ISSN 0017-257X. 
  10. ^ "Obama Would Rather Declare War on the English Language than Speak of Islamic Terrorism". 
  11. ^ Terrorism (4 April 2016). "4 Problems With Obama Censoring 'Islamist Terrorism'". The Federalist. 
  12. ^ Terrorism (20 June 2016). "Obama Admin Deletes ISIS References From Orlando 911 Calls". The Federalist. 
  13. ^ "Why can't we talk frankly about Islamic terrorism?".