Organisasi Nasional Melayu Bersatu
Organisasi Nasional Melayu Bersatu (bahasa Melayu: Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu; bahasa Inggris: United Malays National Organisation, UMNO atau PERKEMBAR) adalah partai politik terbesar di Malaysia dan pendiri dari koalisi Barisan Nasional.
Organisasi Nasional Melayu Bersatu bahasa Inggris: United Malays National Organisation bahasa Melayu: Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu Tulisan Jawi: ڤرتوبوهن کبڠساءن ملايو برساتو | |
---|---|
Singkatan | UMNO/PERKEMBAR |
Presiden | Ahmad Zahid Hamidi |
Ketua umum | Badruddin Amiruldin |
Sekretaris Jenderal | Ahmad Maslan |
Deputi Presiden Pertama | Mohamad Hasan |
Deputi President Kedua (Ketua Wanita) | Noraini Ahmad |
Wakil Presiden | Ismail Sabri Yaakob Mahdzir Khalid Mohamed Khaled Nordin |
Treasurer | Tengku Adnan Tengku Mansor |
Ketua Pemuda | Asyraf Wajdi Dusuki |
Pendiri | Onn Jaafar |
Dibentuk | 11 Mei 1946 |
Disahkan | 11 Mei 1946 13 February 1988 (UMNO Baru) |
Didahului oleh | Organisasi Melayu Bersatu |
Kantor pusat | Tingkat 38, Menara Dato’ Onn, Putra World Trade Centre, Jalan Tun Ismail, 50480 Kuala Lumpur, Malaysia |
Surat kabar | New Straits Times Berita Harian[nb 1] Harian Metro[nb 2] |
Sayap pemuda | Pergerakan Pemuda UMNO Malaysia |
Sayap wanita | Wanita UMNO Malaysia |
Wanita UMNO Malaysia | Pergerakan Puteri UMNO Malaysia |
Keanggotaan (Berakhir 2019) | 3.2 juta |
Ideologi | Ketuanan Melayu[2][3] Nasionalisme melayu Konservatisme Nasional[4] Sosial Konservatisme[5] |
Posisi politik | Sayap kiri |
Afiliasi nasional | Aliansi (1952–1973) Barisan Nasional (sejak 1973) Muafakat Nasional (sejak 2019) Perikatan Nasional (2020–2021) |
Warna | Merah dan putih |
Himne | Bersatu, Bersetia, Berkhidmat |
Dewan Negara: | 11 / 70
|
Dewan Rakyat: | 39 / 222
|
Dewan Undangan Negeri: | 125 / 593
|
Bendera | |
Situs web | |
www | |
1. Merah dan putih telah digunakan sejak sebelum kemerdekaan. |
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Malaysia |
Portal Malaysia |
Pembentukan
Setelah Britania kembali ke Malaya setelah berakhirnya Perang Dunia II, gerakan kemerdekaan mulai mengambil bagian untuk menentang rencana Britania tentang Malayan Union. Sebuah seri kongres Melayu diadakan, yang awal pembentukan UMNO pada 11 Mei 1946 pada Kongres Melayu Ketiga di Johor Baru, dengan Datuk Onn Jaafar sebagai ketuanya.
Namun, anggota UMNO masih terbatas kepada anggota suku Melayu (bumiputra), dan Onn Jaafar berusaha mengubah kebijakan dan nama partai ini, tetapi ditolak. Onn Jaafar kemudian mengundurkan diri sebagai tanda protes, tetapi peranannya diangkat oleh Tunku Abdul Rahman yang menyetir negara ini menuju kemerdekaan pada 1957.
Presiden
Hanya Ahmad Zahid dan Onn Jaafar tidak bergelar Yang Amat Berhormat Perdana Menteri. Saat ini, Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu adalah Ahmad Zahid Hamidi sejak 30 Juni 2018. Berikut adalah daftar Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu.
No. | Potret | Presiden | Awal Jabatan | Akhir Jabatan | Periode | Ket |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Dato' Onn Jaafar | 11 Mei 1946 | 1949 | 1 (1946) |
||
1949 | 1950 | 2 (1949) |
||||
1950 | 25 Agustus 1951 | 3 (1950) |
||||
2 | Tunku Abdul Rahman | 25 Agustus 1951 | 1952 | 4 (1951) |
||
1952 | 1969 | 5 (1952) |
||||
1969 | 23 Januari 1971 | 6 (1969) |
||||
3 | Tun Abdul Razak Hussein | 25 Juni 1972 | 1975 | 7 (1972) |
||
1975 | 14 Januari 1976 | 8 (1975) |
||||
4 | Tun Hussein Onn | 15 September 1978 | 28 Juni 1981 | 9 (1978) |
||
5 | Tun Mahathir Mohamad | 28 Juni 1981 | 1984 | 10 (1981) |
||
1984 | 24 April 1987 | 11 (1984) |
||||
24 April 1987 | 30 November 1990 | 12 (1987) |
||||
30 November 1990 | 4 November 1993 | 13 (1990) |
||||
4 November 1993 | 10 Oktober 1996 | 14 (1993) |
||||
10 Oktober 1996 | 11 Mei 2000 | 15 (1996) |
||||
11 Mei 2000 | 31 Oktober 2003 | 16 (2000) |
||||
6 | Tun Abdullah Ahmad Badawi | 23 September 2004 | 26 Maret 2009 | 17 (2004) |
||
7 | Dato' Sri Mohammad Najib Abdul Razak | 26 Maret 2009 | 19 Oktober 2013 | 18 (2009) |
||
19 Oktober 2013 | 12 Mei 2018 | 19 (2013) |
||||
– | Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi | 12 Mei 2018 | 30 Juni 2018 | – | ||
8 | 30 Juni 2018 | 18 Desember 2018 | 20 (2018) |
|||
– | Dato' Seri Utama Mohamad Hasan | 18 Desember 2018 | 30 Juni 2019 | |||
(8) | Dato' Seri Ahmad Zahid Hamidi | 30 Juni 2019 | Petahana |
Sejarah UMNO
Zaman Dato Onn
Satu perhimpunan besar-besaran yang dikenal sebagai Kongres Melayu Se-Malaya pertama telah diatur oleh Persatuan Melayu Selangor di Klub Sultan Sulaiman, Kampung Baharu, Kuala Lumpur pada 1 Maret sampai 4 Maret 1946 dan sebanyak 41 organisasi Melayu telah mengirim perwakilan masing-masing.
Dato Onn bin Jaafar dari Persatuan Melayu Johor telah dipilih sebagai Ketua Kongres. Hampir semua wakil organisasi telah berpidato termasuk dua orang perwakilan anak-anak.
Tiga usul telah disetujui oleh Kongres seperti berikut:
- Mendirikan Perserikatan Nasional Melayu Bersatu;
- Menolak organisasi Malayan Union; dan
- Mengadakan Derma Pelajaran Nasional Melayu saja.
Satu komite yang terdiri dari Dato Onn Jaafar, Dato Panglima Bukit Gantang, Dato Nik Ahmad Kamil, Dato Hamzah Abdullah dan Encik Zainal Abidin Ahmad (Za'aba) telah dipilih untuk menyediakan draf piagam atau Perlembagaan UMNO untuk disampaikan dan diterima oleh Kongres Melayu Se-Malaya kelak.
Meskipun ada bantahan yang hebat dari kaum Melayu, Pemerintah Inggris tetap melanjutkan rencana mereka dan pada 1 April 1946 mendirikan Malayan Union. Orang-orang Melayu dan organisasi Melayu terus membangkang dan tidak memberikan dukungan terhadap Malayan Union. Pada 11 Mei 1946, Kongres Melayu Se-Malaya ketiga dan perhimpunan agung pertama Pertubuhan Melayu Nasional Melayu Bersatu atau PEKEMBAR (UMNO) bertahan di Istana Besar Johor Bahru dan Konstitusi UMNO telah diterima dan disetujui oleh para peserta. UMNO pun lahirlah secara resmi.
Dato Onn mengusulkan bahwa keanggotaan partai dibuka kepada semua penduduk Tanah Melayu, terlepas kaum, dan nama UMNO diubah menjadi "Pertubuhan Nasional Penduduk Tanah Melayu Bersatu". Karena saran itu ditentang, Dato Onn mundur sebagai presiden UMNO saat konferensi Majelis Permusyawaratan Agung Keenam diadakan pada 25 - 26 Agustus 1951. Dato Onn kemudian mendirikan Parti Kemerdekaan Malaya (IMP) pada 26 Agustus, 1951
Zaman Tunku Abdul Rahman
Pada 1951, Tunku Abdul Rahman dilantik sebagai Presiden UMNO kedua. Pada konsensus di antara UMNO, MCA dan MIC mengadakan pertemuan dengan pemerintah Inggris di London, kemerdekaan Tanah Melayu tercapai. Ia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan Presiden UMNO pada 1971 dan digantikan oleh wakilnya, Datuk Abdul Razak Hussein.
Zaman Tun Abdul Razak
Pada tahun 1971, Tun Abdul Razak mengumumkan Dasar Ekonomi Baru yang bertujuan membantu orang Melayu. Dasar ini mentargetkan pegangan ekonomi orang Melayu sebanyak 30% menjelang 1990 namun gagal.
Lihat pula
Referensi
- ^ Edge 2004, hlm. 185.
- ^ Helen Ting. "The Politics of National Identity in West Malaysia: Continued Mutation or Critical Transition? [The Politics of Ambiguity]" (PDF). Southeast Asian Studies, Kyoto University. J-Stage. hlm. 3/21 [33] and 5/21 [35].
UMNO came into being in 1946 under the impetus of the Anti-Malayan Union Movement based on this ideological understanding of ketuanan Melayu. Its founding president, Dato’ Onn Jaafar, once said that the UMNO movement did not adhere to any ideology other than Melayuisme, defined by scholar Ariffin Omar as “the belief that the interests of the bangsa Melayu must be upheld over all else”. Malay political dominance is a fundamental reality of Malaysian politics, notwithstanding the fact that the governing coalition since independence, the Alliance [subsequently expanded to form the Barisan Nasional or literally, the “National Front”], is multiethnic in its composition.
- ^ Jinna Tay; Graeme Turner (24 July 2015). Television Histories in Asia: Issues and Contexts. Routledge. hlm. 127–. ISBN 978-1-135-00807-9.
- ^ Jan Senkyr (2013). "Political Awakening in Malaysia". KAS International Reports (7): 73–74.
the UMNO can be described as a national conservative Islamic party
- ^ Timothy J. Lomperis, September 1996, 'From People's War to People's Rule: Insurgency, Intervention, and the Lessons of Vietnam', page 212, ISBN 0807822736