Letnan Jenderal (Purn.) Haji Kanjeng Raden Mas Harjo Soerjo Wirjohadipoetro (lahir 24 Maret 1919) adalah seorang perwira tinggi keuangan di TNI Angkatan Darat dan pebisnis. Semasa hidupnya, ia menjadi direktur utama perusahaan PT Hotel Indonesia Internasional dan Bank Windu Kencana.

Soerjo Wirjohadipoetro
Anggota Dewan Pertimbangan Agung
Masa jabatan
3 Mei 1983 – 6 Agustus 1988
PresidenSoeharto
Informasi pribadi
Lahir24 Maret 1919 (umur 105)
Semampir, Kota, Kediri, Hindia Belanda
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1943–1974
Pangkat Letnan Jenderal
SatuanCorps Keuangan (CKU)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Masa kecil dan pendidikan

Soerjo Wirjohadipoetro lahir pada tanggal 24 Maret 1919[a] di Semampir, Kota, Kediri,[1][2][3] sebagai anak ke-2 dari 6 orang bersaudara. Ayahnya Soerjo merupakan seorang wedana yang sering berpindah-pindah tempat dinas karena penugasan dari pemerintah.[2]

Soerjo mengawali pendidikannya di Sekolah Dasar di Trenggalek dan lulus pada tahun 1932. Ia melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Lanjutan Pertama di Kediri dan berhasil menamatkannya pada tahun 1936.[3] Setelah itu, Soerjo pergi ke Batavia dan mengikuti pendidikan kejuruan di Middelbare Handels School (Sekolah Menengah Ekonomi). Ia kemudian mengikuti kursus notaris singkat di Semarang setelah menamatkan pendidikannya pada tahun 1939.[1]

Soerjo mulai bekerja di lingkungan pemerintahan Hindia Belanda setamat sekolah. Ia mengawali kariernya sebagai Asisten Penata Muda di Algemeene Nederlandsche Indische Electriciteit Maatschappij (ANIEM, Perusahaan Listrik Negara Hindia Belanda) Semarang hingga tahun 1942. Ketika Jepang menduduki Hindia Belanda, ia pindah ke Kediri dan menjabat sebagai Kepala Dinas Perdagangan Kota Kediri dari tahun 1942 sampai tahun 1943.[1]

Karier militer

Usai berkarier dalam birokrasi, Soerjo bergabung dengan organisasi paramiliter Pembela Tanah Air (PETA). Ia menempuh pendidikan militer di Renseitai, sebuah akademi militer yang didirikan oleh tentara Jepang. Soerjo ditempatkan sebagai Keirikan (perwira keuangan) di Kediri setelah menamatkan pendidikan militernya. Setelah PETA dibubarkan, Soerjo bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat dan ditempatkan di Markas Besar Badan Keamanan Rakyat Surabaya sebagai Kepala Keuangan. Ia kemudian dipindahkan ke Divisi VI yang terletak di Kediri dan menjabat berturut-turut sebagai sebagai Kepala Intendans dan Pembantu Inspektur. Setelah menjalani tugas di Divisi VI, Soerjo ditempatkan di Markas Besar Komando Djawa di Yogyakarta dan kembali menjabat sebagai Kepala Keuangan.[4]

Setelah Revolusi Nasional Indonesia berakhir, Soerjo sempat menjabat sebagai Kepala Keuangan Kementerian Pertahanan sebelum dipindahtugaskan menjadi Kepala Dinas Administrasi Angkatan Darat (DAMAD).[4] Selama menjabat sebagai Kepala DAMAD, Soerjo memprakarsai pembentukan Sekolah Kader Administrasi Militer “A” (SKAM “A”) dan Sekolah Kader Administrasi Militer “B” (SKAM “B”). Sekolah ini didirikan di seluruh wilayah Tentara dan Teritorium (sekarang Kodam). SKAM kemudian berubah menjadi Pusat Pendidikan Administrasi Militer pada tanggal 1 Mei 1954.[5] Setelah mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala DAMAD, ia kembali ke Markas Besar Angkatan Darat sebagai Asisten Keuangan Kepala Staf Angkatan Darat.[3]

Soerjo mengikuti kursus pendidikan keuangan lanjutan[4] di Sekolah Komando dan Staf Umum Amerika Serikat dan lulus pada tahun 1955.[3] Beberapa tahun kemudian, Soerjo kembali menempuh pendidikan militer lanjutan dengan mengikuti Kursus C III Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad).[4] Ia kemudian ditugaskan sebagai seorang perwira menengah yang diperbantukan pada Deputi Menteri Keamanan Nasional/Kepala Staf Angkatan Darat Wilayah[4] setelah menyelesaikan kursus di Seskoad pada tahun 1961.[3] Ia memperoleh izin untuk mengenakan Tanda Kemampuan Staf dan Komando sebagai tanda kualifikasi Seskoad pada tanggal 11 Januari 1963.[6]

Menyusul terjadinya konfrontasi antara Indonesia dan Malaysia, Presiden Soekarno membentuk Komando Operasi Tertinggi (KOTI). Soerjo diangkat sebagai Kepala Seksi Anggaran KOTI pada bulan Juli 1963. Setelah Soekarno digulingkan oleh Soeharto, KOTI direorganisasi oleh Soeharto menjadi KOTI Gaya Baru. Soerjo kemudian ditunjuk oleh Soeharto pada tanggal 22 November 1965 sebagai Ketua Gabungan 6 (G-6) dengan lingkup bidang Keuangan di KOTI Gaya Baru.[3]

Setelah menjalani berbagai penugasan di Angkatan Darat, Soerjo memasuki masa pra-pensiun pada bulan Mei 1974. Ia secara resmi pensiun dari militer pada akhir tahun 1974.[7]

Di lingkungan pemerintahan

Setelah KOTI Gaya Baru dibubarkan, Soerjo ditunjuk oleh Soeharto untuk mengepalai Tim Pemeriksaan Keuangan Negara (Pekuneg).[3]

Soerjo menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Agung dari tanggal 3 Mei 1983[8] hingga 6 Agustus 1988.[9]

Karier bisnis

Kehidupan

Soerjo telah menikah dan memiliki 6 anak. Ia memiliki hobi berolahraga dan berkebun.[1]

Penghargaan

Referensi

  1. ^ a b c d Oebsger-Röder, Rudolf (1971). Who's who in Indonesia: Biographies of Prominent Indonesian Personalities in All Fields (dalam bahasa Inggris). Gunung Agung. hlm. 490. 
  2. ^ a b Tempo (1981). Apa & siapa sejumlah orang Indonesia. Jakarta: Grafiti Pers. hlm. 867. 
  3. ^ a b c d e f g Bachtiar, Harsya W. (1988). Siapa dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD). Jakarta. hlm. 399. ISBN 9789794281000. 
  4. ^ a b c d e "Biografi Singkat Penulis". Karya Wira Jati (6). 1962. hlm. 143. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  5. ^ "Profil Pusdikku". Pusat Pendidikan Keuangan. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  6. ^ "DAFTAR KRONOLOGIS NAMA2 PERWIRA JANG MEMAKAI TKSK". Karya Wira Jati (22). November 1966. hlm. 98. Diakses tanggal 17 June 2021. 
  7. ^ "Jenderal Pensiun". Suara Karya. 8 Mei 1974. hlm. 2. Diakses tanggal 2 Agustus 2021. 
  8. ^ "Menjadi Anggota DPA" . Tempo. 7 Mei 1983. Diakses tanggal 1 Agustus 2021. 
  9. ^ "1988-08-06 Presiden Soeharto Hadiri Pelantikan Anggota DPA" , diakses 22 November 2020.
  10. ^ "9 Jenderal Menerima Bintang Kartika Eka Paksi" . Kompas. 14 Februari 1973. hlm. 1. Diakses tanggal 1 Agustus 2021. 
  11. ^ "Presiden Anugerahkan Bintang Mahaputera Kepada Lima Tokoh". Antara. 15 Agustus 1989. Diakses tanggal 1 Agustus 2021. 

Catatan

  1. ^ Meskipun sumber-sumber kontemporer menulis tahun kelahirannya sebagai 1917, sumber-sumber lawas seperti buku Who's who in Indonesia: Biographies of Prominent Indonesian Personalities in All Fields (1971) oleh Rudolf Oebsger-Röder, Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia (1981) oleh Tempo, dan buku Siapa Dia? Perwira Tinggi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) (1988) oleh Harsya Wardhana Bachtiar menuliskan tahun kelahirannya sebagai 1919.