Ismail Sabri Yaakob
Dato' Sri Ismail Sabri bin Yaakob (Jawi: إسماعيل صبري بن يعقوب; lahir 18 Januari 1960) adalah seorang politikus Malaysia yang pernah menjabat Perdana Menteri ke-9 sejak 21 Agustus 2021. Ia juga merupakan anggota Parlemen Malaysia untuk daerah pemilihan Bera di Pahang, mewakili partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dalam koalisi Barisan Nasional.[1] Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme Malaysia.
Ismail Sabri Yaakob | |
---|---|
إسماعيل صبري يعقوب | |
Berkas:DSIS Cropped.jpg | |
Perdana Menteri Malaysia ke-9 | |
Mulai menjabat 21 Agustus 2021 | |
Penguasa monarki | Al-Sultan Abdullah |
Pengganti Petahana | |
Wakil Perdana Menteri Malaysia ke-13 | |
Masa jabatan 7 Juli 2021 – 16 Agustus 2021 | |
Penguasa monarki | Al-Sultan Abdullah |
Perdana Menteri | Muhyiddin Yassin |
Pengganti Petahana | |
Menteri Senior Keamanan | |
Masa jabatan 10 Maret 2020 – 7 Juli 2021 Menjabat bersama Mohamed Azmin Ali, Fadillah Yusof dan Mohd Radzi Md Jidin | |
Perdana Menteri | Muhyiddin Yassin |
Pendahulu tidak ada, jabatan baru | |
Menteri Pertahanan Malaysia ke-13 | |
Masa jabatan 10 Maret 2020 – 16 Agustus 2021 | |
Perdana Menteri | Muhyiddin Yassin |
Wakil | Ikmal Hisham Abdul Aziz |
Pengganti Petahana | |
Menteri Pembangunan Daerah dan Pedesaan Malaysia | |
Masa jabatan 29 Juli 2015 – 10 Mei 2018 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Wakil | Daftar
|
Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro Malaysia | |
Masa jabatan 16 Mei 2013 – 29 Juli 2015 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Wakil | Tajuddin Abdul Rahman |
Menteri Perdagangan Dalam Negeri, Koperasi dan Konsumerisme Malaysia ke-7 | |
Masa jabatan 10 April 2009 – 5 Mei 2013 | |
Perdana Menteri | Najib Razak |
Wakil | |
Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia | |
Masa jabatan 18 Maret 2008 – 9 April 2009 | |
Perdana Menteri | Abdullah Ahmad Badawi |
Wakil | Wee Jeck Seng |
Ketua Oposisi Malaysia ke-13 | |
Masa jabatan 11 Maret 2019 – 24 Februari 2020 | |
Perdana Menteri | Mahathir Mohamad |
Wakil Presiden UMNO (Plt. Deputi Presiden: 18 Desember 2018–30 Juni 2019) | |
Mulai menjabat 30 Juni 2018 Menjabat bersama Mahdzir Khalid dan Mohamed Khaled Nordin | |
Presiden | Ahmad Zahid Hamidi Mohamad Hasan (Plt.) |
Pengganti Petahana | |
Anggota Parlemen Malaysia dapil Bera, Pahang | |
Mulai menjabat 21 Maret 2004 | |
Pendahulu daerah pemilihan baru Pengganti Petahana | |
Mayoritas | 4,982 (2004) 4,313 (2008) 2,143 (2013) 2,311 (2018) |
Informasi pribadi | |
Lahir | Ismail Sabri bin Yaakob 18 Januari 1960 Temerloh, Pahang, Federasi Malaya (sekarang Malaysia) |
Partai politik | UMNO (sejak 1987) |
Afiliasi politik lainnya | Barisan Nasional (sejak 1987) Muafakat Nasional (sejak 2019) Perikatan Nasional (sejak 2020) |
Suami/istri | Muhaini Zainal Abidin
(m. sesudah 1986) |
Anak | 4 (termasuk Gadaffi Ismail Sabri) |
Almamater | Universitas Malaya |
Pekerjaan | Pengacara |
Profesi | Politikus |
Situs web | www |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Keluarga
Ismail Sabri menikah dengan Datin Muhaini Zainal Abidin pada 1986 dan dikurniakan empat orang anak, yaitu tiga laki-laki termasuk Gadaffi Ismail Sabri yang merupakan mantan pelajar Akademi Fantasia musim kelima yaitu sebuah perancang realita jenis hiburan[2] dan seorang perempuan.
Pendidikan
Ismail Sabri memulai masa sekolahnya di Sekolah Kebangsaan Bangau pada 1967. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Air Putih, Kuantan, Pahang pada 1973 dan Sekolah Menengah Teknik Kuantan pada 1976. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Jaya Akademik tingkat enam dan kemudian melanjutkan studinya di Fakultas Hukum Universitas Malaya pada tahun 1980.
Karier
Ismail Sabri memulai karirnya sebagai pengacara pada 1985, kemudian Ia diangkat sebagai Anggota Dewan Distrik Temerloh pada 1987 dan Anggota Dewan Kota Temerloh pada tahun 1996. Pada tahun 1995, ia diangkat sebagai Sekretaris Politik Menteri Kebudayaan, Seni, dan Pariwisata, Sabaruddin Chik. Ia juga pernah menjabat sebagai Board Member of the Board of Pahang Tenggara (DARA) pada 1995 serta Tourism Malaysia di tahun yang sama. Sebelum terjun ke dunia politik, ia menjabat sebagai Ketua Kompleks Olahraga Nasional.[3]
Politik
Pada 1987, ia diangkat menjadi anggota Komite UMNO Cabang Temerloh. Setelah itu pada 1988 ia diangkat sebagai Kepala Penerangan UMNO Cabang Temerloh. Pada 1993, terpilih sebagai Ketua Gerakan Pemuda Cabang Temerloh, Wakil Ketua Cabang pada 2001 dan menjadi Ketua UMNO Cabang Temerloh pada tahun 2004.
Pada pemilihan umum 2008, Ismail bertarung menggunakan tiket Barisan Nasional. Ia bertarung di daerah pemilihan Bera, negara bagian Pahang. Ia berhasil memenangkan pemilihan dengan suara 18.051. Kandidat lawannya adalah Mazlan Aliman dari Partai Islam Se-Malaysia yang hanya mendapatkan 14.230 suara.
Pada 20 Desember 2018, ia diangkat untuk menjalankan tugasnya sebagai Wakil Presiden UMNO yang baru setelah petahananya, yaitu Ahmad Zahid Hamidi diangkat sebagai Presiden (de facto) sejak 18 Desember 2018. Ia diangkat sebagai Pemimpin Oposisi di Dewan Rakyat sejak 2019 hingga 2020.
Ismail terpilih kembali sebagai anggota parlemen daerah pemilihan Bera pada 2008,[4] dan dilantik menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga dalam Kabinet Abdullah Badawi.[5] Pada April 2009, ia menjadi Menteri Perdagangan Domestik, Kooperatif dan Konsumerisme dalam kepemimpinan Perdana Menteri Najib Razak.[6] Setelah pemilihan umum 2013, ia diangkat sebagai Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro (2013–2015), selanjutnya ketika perombakan kabinet, ia menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah dan Pedesaan (2015-2018).
Pada 12 Maret 2019, Ismail dilantik sebagai Ketua Oposisi Malaysia menggantikan Ahmad Zahid Hamidi.[7]
Kembali di kabinet
Muhyiddin Yassin mengumumkan kabinetnya pada 9 Maret 2020 dan sehari setelahnya Ismail Sabri Yaakob bersama menteri dan wakil menteri lainnya dilantik. Ia dilantik sebagai Menteri Senior Keamanan sekaligus merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan. Sebagai menteri senior, ia selalu mengumumkan kebijakan pemerintah terkait pemberlakuan Perintah Kendali Pergerakan (PKP). Ia dikenali oleh warganet Malaysia dengan sebutan "Pak Long Mail".[8]
Jabatan Wakil Perdana Menteri yang kosong setelah Wan Azizah Wan Ismail mengundurkan diri pada Februari 2020, akhirnya Perdana Menteri Muhyiddin Yassin menunjuk Ismail sebagai wakilnya dalam pemerintahan untuk menangani masalah di masa pandemi COVID-19.[9] Pada 7 Juli 2021, ia resmi dilantik oleh Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah di Istana Negara dan menyandang gelar Yang Amat Berhormat. Ia dilantik bersama Hishammuddin Hussein yang menjadi menteri senior menggantikannya. Sehari setelah pelantikannya pula, partainya UMNO secara serta merta menarik kembali dukungan yang diberikan kepada Muhyiddin.[10] Jabatan yang diembannya hanya bertahan 40 hari diakibatkan krisis politik Malaysia dan membuatnya menjadi wakil perdana menteri dengan masa jabatan tersingkat di Malaysia.
Perdana menteri
Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia bersama dengan kabinetnya secara serta merta mengajukan pengunduran diri pada 16 Agustus 2021 di hadapan Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah. Setelah itu, Barisan Nasional (UMNO, MCA, MIC, dan PBRS), Perikatan Nasional (BERSATU, PAS, dan STAR), Gabungan Partai Sarawak (PBB, PDP, PRS, dan SUPP), Partai Bersatu Sabah, dan anggota parlemen Independen sebulat suara menyatakan Ismail Sabri Yaakob sebagai calon perdana menteri.[11] Pada 19 Agustus 2021, seluruh anggota parlemen dari partai politik masing-masing datang menemui Yang di-Pertuan Agong di Istana Negara.[12]
Kontroversi
Seruan boikot
Pada 2015, Ismail Sabri memicu badai protes atas postingan Facebook-nya yang mendesak konsumen Melayu untuk memboikot bisnis Tionghoa yang memonopoli dan mengambil untung yang mendiskriminasi pengusaha non-Tionghoa, dengan alasan bahwa orang Melayu perlu menggunakan kekuatan konsumen untuk mencegah "pencurian keuntungan" oleh etnis Tionghoa Malaysia yang menguasai lebih dari 90% ekonomi Malaysia.[butuh rujukan]
Seorang pakar politik dan juga Kepala Institut Demokrasi dan Urusan Ekonomi Wan Saiful Wan Jan mengatakan dalam kapasitas pribadi bahwa setiap pemilih Malaysia tanpa memandang ras, akan ditolak oleh komentar Ismail. “Saya pikir reaksi orang Melayu atau Cina yang berpikiran lurus yang percaya pada persatuan Malaysia akan menjijikkan. “Dan saya pikir, atau setidaknya berharap, bahwa para pemilih China akan mengingat apa yang dia katakan tentang pemungutan suara”.[13] Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar menyatakan bahwa menteri tersebut akan diselidiki berdasarkan Undang-Undang Penghasutan 1948 dan Ismail Sabri telah menghapus postingan Facebook tersebut.[14]
Hasil pemilihan
Tahun | Calon | Suara | % | Lawan | Suara | % | Jumlah surat suara | Mayoritas | Hasil akhir | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2004 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 16,714 | 53.75% | Abd Wahab Ismail (PAS) | 12,244 | 39.37% | 31,096 | 4,982 | 76.53% | ||
2008 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 18,051 | 54.50% | Mazlan Aliman (PAS) | 14,230 | 42.96% | 33,123 | 4,313 | 77.04% | ||
2013 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 21,669 | 50.46% | Zakaria Abdul Hamid (PKR) | 19,526 | 45.47% | 42,944 | 2,143 | 84.21% | ||
Mohd Wali Ahmad (IND) | 670 | 1.56% | |||||||||
2018 | Ismail Sabri Yaakob (UMNO) | 20,760 | 43.89% | Zakaria Abdul Hamid (PKR) | 18,449 | 39.00% | 48,339 | 2,311 | 82.33% | ||
Musaniff Ab Rahman (PAS) | 8,096 | 17.11% |
Referensi
- ^ "Ismail Sabri bin Yaakob, Y.B. Dato' Sri" (dalam bahasa Melayu). Parlemen Malaysia. Diakses tanggal 16 Juli 2010.
- ^ Aida Ahman (20 Maret 2011). "Meet Gadaffi the singer". The Star. Diakses tanggal 13 Oktober 2014.
- ^ Selvam, S. (6 Juli 2003). "NSC: We are not biased". New Straits Times. Diakses tanggal 10 Januari 2010.
- ^ a b "Malaysia Decides 2008 (including 2004 results)". The Star (Malaysia). Diakses tanggal 9 Januari 2010. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "election results" didefinisikan berulang dengan isi berbeda - ^ "New ministers: PM's reminder a timely one". The Star. 21 Maret 2008. Diakses tanggal 10 Januari 2010.
- ^ "New Cabinet Line-up Meets People's Expectations". http://www.bernama.com/bernama/v5/newsgeneral.php?id=403026. 9 April 2009. Diakses tanggal 10 Januari 2010. Hapus pranala luar di parameter
|publisher=
(bantuan) - ^ "Ismail Sabri ketua pembangkang baharu". Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 2019-03-07. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "'Abah', 'Pak Long' dan 'Pak Ngah' kita..." Harian Metro (dalam bahasa Melayu). 2021-07-07. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "Ismail Sabri dilantik TPM, Hishammuddin Menteri Kanan Luar Negeri - PMO". Astro Awani (dalam bahasa Melayu). 2021-07-07. Diakses tanggal 2021-07-07.
- ^ "UMNO tarik serta-merta sokongan terhadap Muhyiddin". Berita Harian (dalam bahasa Melayu). 2021-07-07. Diakses tanggal 2021-07-08.
- ^ "Senarai 114 Ahli Parlimen dikatakan sokong pelantikan Ismail Sabri". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ "114 Ahli Parlimen sokong Ismail Sabri menghadap Seri Paduka". Utusan Malaysia (dalam bahasa Melayu). 2021-08-19. Diakses tanggal 2021-08-19.
- ^ Anisah Shukry (5 Februari 2015). "Ismail Sabri's future in Bera shaky, say analysts after boycott call". The Malaysian Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2015. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ Haikal Jalil; Nabilah Hamudin (2 Februari 2015). "Police to quiz Ismail Sabri over boycott call". The Sun. Diakses tanggal 15 Agustus 2015.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaThe Star election results
- ^ "Malaysia General Election". undiinfo Malaysian Election Data. Malaysiakini. Diakses tanggal 4 Februari 2017. Hasil hanya tersedia dari pemilihan 2004.
- ^ "KEPUTUSAN PILIHAN RAYA UMUM 13". Sistem Pengurusan Maklumat Pilihan Raya Umum (dalam bahasa Melayu). Komisi Pemilihan Umum Malaysia. Diakses tanggal 24 Maret 2017.
Pranala luar
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Wan Azizah Wan Ismail |
Wakil Perdana Menteri Malaysia 2021 |
Diteruskan oleh: |
Didahului oleh: tidak ada, jabatan baru |
Menteri Senior Keamanan 2020–2021 |
Diteruskan oleh: Hishammuddin Hussein |
Didahului oleh: Mohamad Sabu |
Menteri Pertahanan Malaysia 2020–2021 |
Diteruskan oleh: |