Sulawesi Tenggara

provinsi di Pulau Sulawesi, Indonesia

Sulawesi Tenggara (disingkat Sultra) merupakan sebuah provinsi di Indonesia yang terletak bagian tenggara pulau Sulawesi dengan ibu kota Kendari.

Sulawesi Tenggara
Kiri atas ke kanan: Masjid Al Alam, Tugu eks-MTQ, Danau Biru, Air Terjun Moramo
Kiri atas ke kanan: Masjid Al Alam, Tugu eks-MTQ, Danau Biru, Air Terjun Moramo
Bendera Sulawesi Tenggara
Motto: 
Inae Konasara Iye Pinesara Inae Liasara Iye Pinekasa (Siapa Yang Berbuat Baik, Anda Akan Hormati Dan Siapa Yang Berbuat Buruk Maka Akan Di Perlakuan Buruk) Bahasa Tolaki - Bolimo Karo Somanamo Lipu Bahasa Wolio - Hansuru hansuru badha sumano kono hansuru liwu Bahasa Muna
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUndang-Undang No. 13 Tahun 1964[1]
Tanggal27 April 1964
Ibu kotaKota Kendari
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 15
  • Kota: 2
  • Kecamatan: 209
  • Kelurahan: 2272
Pemerintahan
 • GubernurAli Mazi
 • Wakil GubernurLukman Abunawas
 • Ketua DPRDAbdulrahman Saleh
Luas
 • Total38.140 km2 (14,730 sq mi)
Populasi
 (2020)[2]
 • Total2.755.589
 • Kepadatan72/km2 (190/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 79,26%
Kristen 4,11%
Protestan 2.58%
Katolik 1,53%
Hindu 16 %
Buddha 0,62%
Lain-lain 0,01%
 • BahasaIndonesia (bahasa resmi)
Tolaki, Moronene, Cia-cia, Wolio, Muna, Kulisusu, Bajo, Wakatobi, Culambacu
 • IPMKenaikan (70.61)[3] tinggi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode pos
93xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 0401 — Kendari
  • 0402 — Baubau
  • 0403 — Muna
  • 0404 — Wakatobi
  • 0405 — Kolaka
  • 0408 — Konawe
Kode ISO 3166ID-SG
Pelat kendaraanDT
Kode Kemendagri74 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS74 Edit nilai pada Wikidata
DAURp981.035.741.000,00 (2013)[4]
Lagu daerahWulele Sanggula (Tolaki), Wonua Mekongga (Tolaki), Lamarambi (Tolaki), Peia Tawa-tawa (Tolaki), Molulo (Tolaki), Notesolo Riringgu (Tolaki), Wonua Bombana (Moronene), Kampo Tangkeno (Moronene), Tina Orima (Moronene),Otampo (Muna), Kapusuli Kadea (Muna), Lemo Nipi (Muna), Koemo Moghae (Muna), Ngkururio (Buton) Tana Wolio (Buton), Kaki Dhisaku (Buton). Sope-Sope (Buton), Bentena Wolio (Buton), Botuki Pojanjita (Buton), Campaga Kapalute (Buton), Nana Maelu (Buton), Kasamea (Buton), Yinca Motobori (Buton), Poraeku (Buton), Kamboi Tepandona Matamu (Buton), Konowiana Ahadi (Buton), Kaliwu-liwu Kampou (Buton), Hune (Buton), Lalaala (Buton), Kamba Yimasiaka (Buton), Baraungga Mpaempea (Buton), Baralalou (Buton), Apokia Upara-Para (Buton), Lagu Wolio (Buton), Bula (Buton), Kanturu Maynawa (Buton), Mancuana Momakesana (Buton), Lawana Anto (Buton), Kampo Tangkeno (Buton)
Flora resmiAnggrek serat
Fauna resmiAnoa
Situs websultraprov.go.id

Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' – 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' – 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).

Sejarah

Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulselra) dengan Baubau sebagai ibu kota kabupaten. Sulawesi Tenggara ditetapkan sebagai Daerah Otonom berdasarkan Perpu No. 2 tahun 1964 Juncto UU No.13 Tahun 1964.

Masa Kesultanan – Kerajaan Nusantara

Sulawesi Tenggara pada masa pemerintahan Negara Kesultanan – Kerajaan Nusantara hingga terbentuknya Kabupaten Sulawesi Tenggara pada tahun 1952, sebelumnya merupakan Afdeling. Onderafdeling ini kemudian dikenal dengan sebutan Onderafdeling Boeton Laiwoi dengan pusat Pemerintahannya di Bau-Bau. Onderafdeling Boeton Laiwui tersebut terdiri dari: Afdeling Boeton, Afdeling Muna, dan Afdeling Laiwui.

Onderafdeling secara konsepsional merupakan suatu wilayah administratif setingkat kawedanan yang diperintah oleh seorang (wedana bangsa Belanda) yang disebut Kontroleur (istilah ini kemudian disebut Patih) pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Sebuah onderafdeling terdiri atas beberapa landschap yang dikepalai oleh seorang hoofd dan beberapa distrik (kedemangan) yang dikepalai oleh seorang districthoofd atau kepala distrik setingkat asisten wedana.

Status Onderafdeling diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda kepada daerah-daerah yang memiliki kekuasaan asli dan kedaulatan yang dihormati bahkan oleh pemerintah Hindia Belanda sendiri. Pengakuan kekuasaan ini diberikan karena daerah-daerah tersebut bukanlah daerah jajahan Belanda namun sebagai daerah yang memiliki jalinan hubungan dengan Belanda.

Dalam beberapa anggapan bahwa Onderafdeling merupakan jajahan kiranya tidaklah benar, karena dalam kasus Onderafdeling Boeton Laiwoi terdapat hubungan dominasi yang agak besar oleh Belanda sebagai pihak yang super power pada masa itu dengan Kesultanan dan Kerajaan di Sulawesi Tenggara khususnya Kesultanan Buton, sehingga diberikanlah status Onderafdeling Boeton Laiwoi.

Afdeling Kolaka pada waktu itu berada di bawah Onderafdeling Luwu (Sulawesi Selatan), kemudian dengan Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 1952 Sulawesi Tenggara menjadi satu Kabupaten, yaitu Kabupaten Sulawesi Tenggara dengan ibu Kotanya Baubau. Kabupaten Sulawesi Tenggara tersebut meliputi wilayah-wilayah bekas Onderafdeling Boeton Laiwui serta bekas Onderafdeling Kolaka dan menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara dengan Pusat Pemerintahannya di Makassar ( Ujung Pandang ).

Selanjutnya dengan Undang-Undang No. 29 Tahun 1959, Kabupaten Sulawesi Tenggara yang dimekarkan menjadi empat kabupaten, yaitu:

  1. Kabupaten Buton
  2. Kabupaten Kendari,
  3. Kabupaten Kolaka, dan
  4. Kabupaten Muna.

Keempat Daerah Tingkat II tersebut merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara. Betapa sulitnya komunikasi perhubungan pada waktu itu antara Daerah Tingkat II se Sulawesi Selatan Tenggara dengan pusat Pemerintahan Provinsi di Makassar, sehingga menghambat pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan maupun pelaksanaan tugas pembangunan. Disamping itu gangguan DI/TII pada saat itu sangat menghambat pelaksanaan tugas-tugas pembangunan utamanya dipedesaan.

Daerah Sulawesi Tenggara terdiri dari wilayah daratan dan kepulauan yang cukup luas, mengandung berbagai hasil tambang yaitu aspal dan nikel, maupun sejumlah bahan galian lainya. Demikian pula potensi lahan pertanian cukup potensial untuk dikembangkan. Selain itu terdapat pula berbagai hasil hutan berupa rotan, damar serta berbagai hasil hutan lainya. Atas pertimbangan ini tokoh – tokoh masyarakat Sulawesi Tenggara, membentuk Panitia Penuntut Daerah Otonom Tingkat I Sulawesi Tenggara.

Tugas Panitia tersebut adalah memperjuangkan pembentukan Daerah Otonom Sulawesi Tenggara pada Pemerintah Pusat di Jakarta. Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, cita-cita rakyat Sulawesi Tenggara tercapai dengan keluarnya Perpu No. 2 Tahun 1964 Sulawesi Tenggara di tetapkan menjadi Daerah Otonom Tingkat I dengan ibu kotanya Kendari.

Realisasi pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara dilakukan pada tanggal 27 April 1964, yaitu pada waktu dilakukannya serah terima wilayah kekuasaan dari Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tenggara, Kolonel Inf. A. A Rifai kepada Pejabat Gubernur Kepala Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, J. Wajong. Pada saat itu Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara mulai berdiri sendiri terpisah dari Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Oleh karena itu tanggal 27 April 1964 adalah hari lahirnya Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara yang setiap tahun diperingati

Masa Orde Baru Tahun 1995

Dibentuk satu kota yaitu Kota Kendari, pemekaran dari Kabupaten Kendari, sekarang Kabupaten Konawe (3 Agustus 1995).

Dibentuk satu kota Baru yaitu: Kota Baubau, pemekaran dari Kabupaten Buton (21 Juni 2001).

Terbentuk beberapa kabupaten baru:

  1. Kabupaten Bombana, pemekaran dari Kabupaten Buton (18 Desember 2003)
  2. Kabupaten Wakatobi, pemekaran dari Kabupaten Buton (18 Desember 2003)
  3. Kabupaten Kolaka Utara, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (18 Desember 2003)
  4. Kabupaten Konawe Selatan, pemekaran dari Kabupaten Konawe (25 Februari 2003)
  5. Kabupaten Konawe Utara, pemekaran dari Kabupaten Konawe (2 Januari 2007)
  6. Kabupaten Buton Utara, pemekaran dari Kabupaten Muna (2 Januari 2007)
  7. Kabupaten Kolaka Timur, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (14 Desember 2012)
  8. Kabupaten Konawe Kepulauan, dimekarkan dari Kabupaten Konawe (12 April 2013)
  9. Kabupaten Buton Tengah, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)
  10. Kabupaten Buton Selatan, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)
  11. Kabupaten Muna Barat, dimekarkan dari Kabupaten Muna (Juli 2014)

Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 15 kabupaten dan 2 kota. Saat ini Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki Kantor Penghubung Provinsi Sulawesi Tenggara pada Gedung Menara Global yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto DKI Jakarta.

Demografi

Jumlah Penduduk

Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.

Dari publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035 disebutkan bahwa jumlah penduduk Sulawesi Tenggara berturut-turut (dalam ribuan) 2.243,6 (2010), 2.499,5 (2015), 2.755,6 (2020), 3.003,3 (2025), 3.237,7 (2030) dan 3.458,1 (2035).

Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990–2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004–2005 menjadi 0,02%.[butuh rujukan] Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004–2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.

Struktur Penduduk

Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).

Jumlah penduduk tahun 1971–2010

Tahun 1971 1980 1990 1995 2000 2010
Jumlah penduduk   714.120   942.302   1.349.619   1.586.917   1.776.292   2.232.586
Sejarah kependudukan Sulawesi Tenggara
Sumber:[5]

Bahasa

Bahasa resmi instansi pemerintahan di Sulawesi Tenggara adalah bahasa Indonesia. Hingga 2019, Badan Bahasa mencatat ada 14 bahasa daerah di Sulawesi Tenggara.[6] Keempat belas bahasa tersebut adalah: (1) Bajo, (2) Bali, (3) Cia-Cia, (4) Culambacu, (5) Jawa, (6) Kulisusu, (7) Lasalimu-Kamaru, (8) Morunene, (9) Muna, (10) Pulo, (11) Sasak, (12) Sunda, (13) Tolaki, dan (14) Wolio.[7]

Ekonomi

Komoditi

  1. Pertanian, meliputi: kakao, kacang mede, kelapa, cengkih, kopi, pinang lada dan vanili
  2. Kehutanan, meliputi: kayu gelondongan dan kayu gergajian
  3. Perikanan, meliputi: perikanan darat dan perikanan laut
  4. Peternakan, meliputi: sapi, kerbau dan kambing
  5. Pertambangan, meliputi: aspal,[8] nikel, emas, marmer, batu setengah permata, onix, batu gamping dan tanah liat

Pariwisata

  • Benteng Keraton Buton, di Kota Baubau yang merupakan benteng terluas di dunia;
  • Makam Raja Mekongga Sangia Nibandera, Kab. Kolaka
  • Makan Raja Sangia Ngginoburu, Kab. Konawe
  • Masjid Tua Loghiya, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna
  • Rumah Adat Laika Mbu'u, Kab. Konawe
  • Rumah Adat Mekongga Raha Bokeo, Kab. Kolaka
  • Gua Sejarah Watuwulaa, Kab. Kolaka
  • Replika Istana Kerajaan Konawe Laika Aha, Kab. Konawe
  • Gua Tengkorak Lawolatu, Kab. Kolaka Utara
  • Gua Soronga (Makam) Kuno Suku Tolaki, Kab. Kolaka Timur
  • Gua Tengkorak Wiwirano, Kab. Konawe Utara
  • Istana Kerajaan Laiwoi, Kota Kendari
  • Benteng Lapadi, Kab. Konawe Selatan
  • Situs Benteng Bende Wuta, Kab. Kolaka
  • Situs Peninggalan Purbakala Liang Kobori dan Metanduno, Kabupaten Muna
  • Kompleks Rumah Adat Muna, Kabupaten Muna
  • Benteng Kerajaan Tiworo, Kabupaten Muna Barat
  • Benteng Keraton Kulisusu, Kab. Buton Utara
  • Kompleks Pemakaman Kuno Kerajaan Waworete/Wawonii, Kab. Konawe Kepulauan
  • Istana Kamali Baadia, di Kota Baubau yang merupakan Istana dari Sultan Ke-38 La Ode Falihi dan Sultan Ke-39 Drs. H. La Ode Manarfa;
  • Istana Malige, di Kota Baubau dengan arsitektur khas Suku Buton dan merupakan bangunan adat yang tidak menggunkan paku;
  • Istana Kamali Kara, di Kota Baubau yang terletak di dalam benteng keraton Buton;
  • Istana Kamali Bata, di Kota Baubau yang letaknya bersebelahan dengan Istana Kamali Kara;
  • Kasulana Tombi, di Kota Baubau yang merupakan bekas tiang bendera Kesultanan Buton yang umurnya lebih dari tiga abad;
  • Masjid Agung Keraton Buton (Masigi Ogena), di Kota Baubau yang merupakan masjid pertama yang berdiri di Sulawesi Tenggara;
  • Kampua, di Kota Baubau yang merupakan mata uang Kerajaan dan Kesultanan Buton;
  • Petilasan Arung Palakka; yang merupakan tempat persembunyian Arung Palakka ketika berlindung di Tanah Buton;
  • Benteng Kerajaan Moronene Kabaena (Benteng Istana Tangkeno dan Benteng Tontontari) di pulau Kabaena Kabupaten Bombana
  • Festival Benteng Tindoi di Pulau Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi
  • Wakatobi Wave (Wakatobi Wonderful Festival) di Wangi-Wangi, Biasanya dilaksanakan pada tanggal 11-13 November)
  • Festival Tukang Besi dilaksanakan di Pulau Binongko
  • Tomia Maritime Festival dilaksanakan di pulau Tomia, Kabupaten Wakatobi. Festival ini dilaksanakan setiap tahun
  • Kalosara Suku Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
  • Upacara Adat Mosehe Wonua (Penyucian Negeri) Suku Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
  • Upacara Adat Monahu Nda'u (Upacara Panen Padi) Suku Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
  • Upacara Adat Motasu (Pembukaan Ladang) Suku Tolaki, Kab. Konawe dan Kab. Kolaka
  • Festival Lulo Ngganda, Kab. Konawe Selatan
  • Festival Mepae-pae, Kab. Kolaka
  • Ritual Mo'oli (Membuka LadanG Pertanian) Suku Tolaki, Kabupaten Konawe, dan Kab. Kolaka
  • Ritual Pensucian Pusaka Kerajaan Konawe 1 Muharam, Kab. Konawe
  • Tenunan Tolaki, Ameroro Kab. Konawe dan Lalombaa Kab. Kalaka
  • Festival Tangkeno, Kab. Bombana
  • Festival Meleura, Kab. Muna
  • Tenunan Buton di kota Baubau, Kabupaten Buton dan Kabupaten Buton Utara;
  • Tenun Ikat di Kabupaten Wakatobi;
  • Upacara Adat Mataa, dari Kabupaten Buton;
  • Pekande-kandea, upacara adat masyarakat Buton Raya (Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Utara, Kota Baubau, Kabupaten Wakatobi);
  • Pengrajin Besi, di Binongko, Kabupaten Wakatobi;
  • Upacara Adat Posuo, Tandaki, dan Posusu (Masyarakat Buton Raya);
  • Upacara Adat Kabuenga, dari Kabupaten Wakatobi;
  • Upacara Adat Karia, dari Wangi-wangi di Kabupaten Wakatobi;
  • Upacara Adat Tururangiana Andala, dari Pulau Makassar di Kota Baubau;
  • Layang-layang Tradisional Khagati, dari Kabupaten Muna;
  • Aduan Kuda, dari Kabupaten Muna;
  • Pacuan Kuda Kabaena, dari Kabupaten Bombana;
  • Upacara Adat Religi Goraana Oputa, hanya oleh Sultan Buton;
  • Upacara Adat Religi Qunua, oleh masyarakat Buton Raya;
  • Gambus dan Dhole-Dhole, alat musik khas masyarakat Buton Raya;
  • Upacara adat Bhangka Mbule Mbule di Kabupaten Wakatobi;
  • Barata Kaledupa Festival di Kaledupa, Kabupaten Wakatobi
  • Upacara Pongkotu'A (panen padi) di Kabupaten Bombana;
  • Tari Lulo (Molulo) Tarian Suku Tolaki, dari Kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka Timur, Kab. Kolaka, Kab. Kolaka Utara
  • Tari Dinggu (Modinggu) Tarian Panen dari Suku Tolaki, di Kota Kendari, Kab. Konawe, Kab. Konawe Utara, Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka Timur, Kab. Kolaka, Kab. Kolaka Utara
  • Tari Umo'ara, tarian perang Suku Tolaki, dari Kabupaten Konawe, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur, Konawe Selatan, Konawe Utara, dan Kota Kendari
  • Tari Lulo Sangia, dari Kabupaten Kolaka
  • Tari Lariangi Tolaki, Tarian Kuno Masyarakat Tolaki di Kab. Konawe dan Kolaka
  • Tari Mondotambe, tarian penjemputan Suku Tolaki, dari Kabupaten Kolaka, Kabupaten Kolaka Timur
  • Tari Lumense, dari Kab. Bombana
  • Tari Lulo Alu, dari Kab. Bombana
  • Tari Molihi, dari Kab. Konawe Kepualauan
  • Tari Lense, dari Kab. Buton Utara
  • Tari Balumpa dari Kabupaten Wakatobi;
  • Atraksi Perahu Naga, di Kota Baubau;
  • Atraksi Momani (Tarian Perang Moronene), di Kabaena Kabupaten Bombana;
  • Tari Lulo Alu, dari Kabaena Kabupaten Bombana;
  • Tari Galangi, Buton Raya;
  • Tari Mangaru, Buton Raya;
  • Tari Lumense, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
  • Tari Dudenge, dari Kabaena di Kabupaten Bombana;
  • Posepaa, dilaksanakan Kompleks Benteng Liya Togo, Wanci, Kabupaten Wakatobi.

Sarana Infrastruktur

  1. Univeristas HaluOleo (UNHALU), Kendari
  2. Universitas Dayanu Ikhsanuddin (UNIDAYAN[9]), Baubau
  3. Universitas Muhammadiyah Kendari (UMK), Kendari
  4. Universitas Muhammadiyah Buton (UMB), Baubau
  5. Universitas Islam Buton Nusantara (UNISBUN), Baubau
  6. UPBJJ-Universitas Terbuka Kendari
  7. AMIK Milan Dharma, Baubau
  8. Akademi Kebidanan Kabupaten Buton (AKBID Buton), Baubau
  9. Akademi Kebidanan Buton Raya (AKBID Buton Raya), Baubau
  10. Akademi Kebidanan YAPENAS (AKBID YAPENAS), Baubau
  11. Akademi Kebidanan Raha, Muna
  12. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI), Baubau
  13. Universitas Sulawesi Tenggara (UNSULTRA), Kendari
  14. Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Kendari
  15. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STIMIK Catur Sakti), Kendari Diarsipkan 2014-08-29 di Wayback Machine.
  16. Universitas Negeri Sembilanbelas November (UNSN), Kolaka
  17. AMIK Milenium kolaka
  18. Sekolah Tinggi Agama Islam Syarif Muhammad Raha (STAI Syarif Muhammad Raha)
  19. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Raha (STIP Wuna Raha)
  20. Sekolah Tinggi Agama Islam Kolaka (STAI Kolaka)
  21. POLTEK Indotec kolaka
  22. STIK Avicena Kendari
  23. Akademi Kebidayan Konawe (AKBID KONAWE), Konawe
  24. Universitas Lakidende (UNILAKI), Konawe
  25. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wakatobi
  26. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya (STIKES MW) Kendari
  27. Akademi Manajemen Informatika Komputer Catur Sakti (AMIK CATUR SAKTI)
  28. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika Komputer Catur Sakti (STMIK CATUR SAKTI)
  1. Bandar Udara Haluoleo, Konawe Selatan
  2. Bandar Udara Matahora, Wakatobi
  3. Bandar Udara Tomia, Wakatobi
  4. Bandar Udara Sugimanuru, Muna Barat
  5. Bandar Udara Betoambari, Baubau
  6. Bandar Udara Sangia Nibandera, Kolaka
  1. Pelabuhan Murhum Baubau
  2. Pelabuhan Nusantara Kendari
  3. Pelabuhan Pangulu Belo, di Pulau Wangi-Wangi Wakatobi
  4. Pelabuhan Samudra Kolaka
  5. Pelabuhan Nusantara Raha
  6. Pelabuhan Ferry (ASDP)Kolaka
  7. Pelabuhan Ferry Tampo Muna
  8. Pelabuhan Ferry Lagasa Muna
  9. Pelabuhan Ferry Pure Muna
  10. Pelabuhan Maligano Muna
  11. Pelabuhan Fery Wamengkoli Buton Tengah
  12. Pelabuhan Fery Batulo Baubau
  13. Pelabuhan Ferry Tondasi Muna Barat
  14. Pelabuhan Liana Banggai Buton Tengah
  15. Pelabuhan Simpu Buton Selatan
  16. Pelabuhan Transito Talaga Raya – Buton Tengah
  17. Pelabuhan Antam Pomalaa
  18. Pelabuhan ASDP (Kendari - Wawonii)
  1. Jalan Negara:
  2. Jalan Provinsi:
  3. Jalan Kota/Kabupaten:

Pemerintahan

Daftar gubernur

Berikut merupakan daftar Gubernur Sulawesi Tenggara secara definitif sejak tahun 1964.[10][11] <onlyinclude>

  Gubernur Sulawesi Tenggara  
Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Jan Wayong   Independen 27 April 1964 18 Juli 1965 1 tahun, 82 hari 1 Tidak ada
2 Laode Hadi   Independen 28 Juli 1965 5 Oktober 1966 1 tahun, 69 hari 2 Jacob Silondae
Konggoasa
3   Eddy Sabara
(1927–1995)
  ABRIAngkatan Darat 24 April 1967 23 Juni 1978 11 tahun, 60 hari 3 Tidak ada
4   Abdullah Silondae
(1928–1981)
  Independen 23 Juni 1978 1981 2–3 tahun 4 Tidak ada [ket. 1]
5 Alala
(1937–2003)
  Independen 23 September 1982 23 September 1987 5 tahun, 0 hari 5 Zainal Arifin Sugianto
23 September 1987 23 Desember 1992 5 tahun, 91 hari 6
6 Laode Kaimoeddin
(1935–2009)
  Independen 23 Desember 1992 23 Desember 1997 5 tahun, 0 hari 7 D. Muhiddin
23 Desember 1997 18 Januari 2003 5 tahun, 26 hari 8 Hoesein Effendy [ket. 2]
7   Ali Mazi
(lahir 1961)
  Golkar 18 Januari 2003 18 Januari 2008 5 tahun, 0 hari 9 Yusran Silondae [ket. 3]
8 Nur Alam
(lahir 1967)
  PAN 18 Februari 2008 18 Februari 2013 5 tahun, 0 hari 10 Saleh Lasata
18 Februari 2013 18 Februari 2018[a] 5 tahun, 0 hari 11
(7)   Ali Mazi
(lahir 1961)
  NasDem 5 September 2018 5 September 2023 5 tahun, 0 hari 12
(2018)
Lukman Abunawas
Catatan
  1. ^ Berstatus non-aktif dari 6 Juli 2017 hingga 18 Februari 2018, jabatan diisi oleh Pelaksana Tugas Saleh Lasata[13]
Keterangan
  1. ^ Meninggal dunia saat menjabat
  2. ^ Masa jabatan diperpanjang akibat terjadinya kerusuhan pasca pemilihan Gubernur
  3. ^ Diaktifkan kembali melalui Keppres N.059/P/2007 pada jabatannya semula sebagai Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuktikan bahwa Ali Mazi tidak pernah berbohong kepada publik dan masyarakat Sultra[12]

Dewan Perwakilan

DPRD Sulawesi Tenggara
2019–2024
Partai Kursi
  PAN 8
Lambang Partai Golkar Partai Golkar 7
  Partai Demokrat 5
Lambang PDI-P PDI-P 5
  Partai NasDem 5
  PKS 4
  Partai Gerindra 4
  PKB 3
PPP 2
  Partai Hanura 1
  PBB 1
Total 45

Pada Pemilu Legislatif 2014 lalu, DPRD Sulawesi Tenggara berjumlah 45 orang dengan perwakilan delapan partai politik. DPRD Sulawesi Tenggara beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Sulawesi Tenggara terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Sulawesi Tenggara yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 7 Oktober 2019 oleh Ketua Pengadilan Tinggi Sulawesi Tenggara, Charis Mardiyanto, di Gedung DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.[14][15][16] Komposisi anggota DPRD Sulawesi Tenggara periode 2019-2024 terdiri dari 11 partai politik dimana Partai Amanat Nasional adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu 8 kursi, kemudian disusul oleh Partai Golkar yang meraih 7 kursi serta PDI Perjuangan, Partai Demokrat, dan Partai NasDem yang masing-masing meraih 5 kursi. Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Sulawesi Tenggara dalam tiga periode terakhir.[17][18][19]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKB 1   3   3
Gerindra 4   4   5
PDI-P 5   5   6
Golkar 7   7   6
NasDem 3   5   6
PKS 5   4   4
PPP 2   2   3
PAN 9   8   3
Hanura 3   1   1
Demokrat 6   5   4
PBB 0   1   4
Jumlah Anggota 45   45   45
Jumlah Partai 10   11   11


Daftar kabupaten dan kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[20] Jumlah penduduk (2020)[20] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Bombana Rumbia Edi Suharmanto (Pj.) 3.316,16 150.706 22 22/121
 
 
2 Kabupaten Buton Pasarwajo La Haruna (Pj.) 1.648,04 119.353 7 12/83
 
 
3 Kabupaten Buton Selatan Batauga Parinringi (Pj.) 510,00 99.173 7 10/60
 
 
4 Kabupaten Buton Tengah Labungkari Konstantinus Bukide (Pj.) 958,00 118.907 7 10/67
 
 
5 Kabupaten Buton Utara Buranga M. Ridwan Zakariah 1.923,03 68.553 6 12/78
 
 
6 Kabupaten Kolaka Kota Kolaka Muhammad Fadlansyah (Pj.) 3.283,59 243.832 12 35/100
 
 
7 Kabupaten Kolaka Timur Tirawuta Abdul Azis 3.992,53 125.311 13 16/117
 
 
8 Kabupaten Kolaka Utara Lasusua Yusmin (Pj.) 3.392,00 139.319 15 6/127
 
 
9 Kabupaten Konawe Kota Unaaha Stanley (Pj.) 6.087,68 266.299 27 57/297
 
 
10 Kabupaten Konawe Kepulauan Langara Amrullah 867,58 38.849 7 7/89
 
 
11 Kabupaten Konawe Selatan Andolo Surunuddin Dangga 4.237,74 317.826 25 15/336
 
 
12 Kabupaten Konawe Utara Wanggudu Ruksamin 5.101,76 62.403 13 11/159
 
 
13 Kabupaten Muna Kota Raha Bachrun (Plt.) 2.057,69 223.991 22 26/125
 
 
14 Kabupaten Muna Barat Sawerigadi La Ode Butolo (Pj.) 1.022,89 84.182 11 5/81
 
 
15 Kabupaten Wakatobi Wangi-Wangi Haliana 473,62 111.402 8 26/75
 
 
16 Kota Baubau - Rasman Manafi (Pj.) 295,07 167.519 8 43/-
 
 
17 Kota Kendari - Muhammad Yusuf (Pj.) 271,80 347.381 10 64/-
 
 


Referensi

  1. ^ http://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/1433.pdf
  2. ^ "Data Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota 1971 - 2020". BPS. Diakses tanggal 2019-12-21. 
  3. ^ https://ipm.bps.go.id/data/nasional/metode/baru
  4. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-02-14. Diakses tanggal 2013-02-15. 
  5. ^ "Penduduk Sulawesi Tenggara dari tahun ke tahun terus meningkat". BPS Sultra. Diakses tanggal 1 October 2010. 
  6. ^ "Penyebaran Bahasa di Indonesia". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diakses tanggal 25 Mei 2020. 
  7. ^ "Bahasa di Provinsi Sulawesi Tenggara". Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. Diakses tanggal 25 Mei 2020. 
  8. ^ Produsen Aspal Buton
  9. ^ "Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau". und.ac.id. Diakses tanggal 2017-06-05. 
  10. ^ "Indonesian Provinces". World Statesmen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-16. Diakses tanggal 9 Maret 2016. 
  11. ^ "Sejarah Sultra". Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-16. Diakses tanggal 15 Oktober 2017. 
  12. ^ "Ali Mazi Terbukti Tidak Bohong". Merdeka.com. 28 Juli 2007. Diakses tanggal 13 September 2018. [pranala nonaktif permanen]
  13. ^ "Mendagri Tunjuk Saleh Lasata Plt Gubernur Sultra". sultra.antaranews.com. 6 Juli 2017. Diakses tanggal 27 Juni 2024. 
  14. ^ "45 Anggota DPRD Sultra Periode 2019—2024 Dilantik". mediakendari.com. 07-10-2019. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  15. ^ "45 Anggota DPRD Sultra 2019-2024 Resmi Dilantik". jurnalsumatra.com. 07-10-2019. Diakses tanggal 19-10-2019.  [pranala nonaktif permanen]
  16. ^ "Anggota DPRD Sultra Dilantik, Abdurrahman Saleh Terima Palu Sidang". sultrakini.com. 07-10-2019. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  17. ^ "Keputusan KPU Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 147/PL.01.9-Kpt/74/Prov/VIII/2019 tentang Penetapan Calon Terpilih Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dalam Pemilu 2019" (PDF). sultra.kpu.go.id. 13-08-2019. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2021-01-19. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  18. ^ "Resmi Dilantik Ini Daftar Nama Anggota DPRD Sultra Periode 2019-2024". sultranet.com. 08-10-2019. Diakses tanggal 19-10-2019. 
  19. ^ "45 Anggota DPRD Sultra Resmi Dilantik". dprd.sultraprov.go.id. 10-02-2018. Diakses tanggal 19-10-2019.  [pranala nonaktif permanen]
  20. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-12. 

Pranala luar