MNC Asia Holding

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 7 September 2021 11.13 oleh 182.1.136.168 (bicara)

PT MNC Investama Tbk [butuh rujukan] (IDX: BHIT) (sebelumnya bernama PT Bhakti Investama Tbk) atau lebih dikenal dengan nama MNC Corporation atau MNC Group merupakan perusahaan multinasional yang bergerak di bidang media, finansial, properti, sumber daya alam, dan transportasi yang berpusat di Jakarta, Indonesia, didirikan pada 2 November 1989. Perusahaan ini memegang mayoritas kepemilikan saham Global Mediacom (sebelumnya bernama Bimantara Citra), MNC Financial Services (sebelumnya bernama Bhakti Kapital Indonesia), dan MNC Land (sebelumnya bernama Kridaperdana Indahgraha dan Global Land Development).[1]

PT MNC Investama Tbk
MNC Corporation
MNC Group
Sebelumnya
Bhakti Investama (2 November 1989-28 Agustus 2013)
Publik
Kode emitenIDX: BHIT
IndustriKonglomerat
Didirikan2 November 1989 (sebagai Bhakti Investama)
28 Agustus 2013 (sebagai MNC Investama/MNC Corporation)
PendiriHary Tanoesoedibjo
Kantor pusatMNC Financial Center Lantai 21, Jalan Kebon Sirih Raya No. 21-27, Kebon Sirih, Jakarta 10340, Indonesia
Tokoh kunci
Hary Tanoesoedibjo (Komisaris Utama)
Liliana Tanaja Tanoesoedibjo (Komisaris)
Darma Putra (Direktur Utama)
ProdukMedia
Properti
Infrastruktur
Sumber daya alam
Transportasi
JasaKeuangan
Anak usahaMNC Media
MNC Financial Services
MNC Land
Situs webwww.mncgroup.com

Sejarah

Bhakti Investama didirikan di Surabaya pada tanggal 2 November 1989 oleh Hary Tanoesoedibjo dengan nama Bhakti Investama. Perusahaan ini awalnya hanya berfokus pada jasa sekuritas. Kemudian memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta pada tahun 1990. Relokasi Perusahaan ke Jakarta membawa peluang yang lebih besar untuk mengembangkan usaha sesuai dengan pasar modal berkembang. Modal yang digunakan dalam pendirian PT Bhakti adalah Rp 64 juta.[2]

Pada tahun 1994, Perusahaan memperluas cakupan usahanya untuk memasukkan perdagangan efek dan perantara pedagang efek, penasihat investasi, manajer investasi, penjamin emisi, originasi dan sindikasi, penasihat keuangan dan jasa riset, serta merger dan akuisisi, diikuti oleh peluncuran reksa dana produk.

Pada tanggal 24 November 1997, perusahaan resmi mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). IPO ini berhasil meraup dana Rp 80 miliar.[3] Hary Tanoe dikenal cukup pintar menarik dana dari berbagai pihak. Tercatat, HT sempat menggandeng Titiek Soeharto dan George Soros sebagai pemegang saham minoritas di PT Bhakti Investama, walaupun keduanya tidak lama.[4]

Di awal 2000-an, PT Bhakti Investama bisa dibilang merupakan perusahaan yang paling mengejutkan di pasar saham. Pada saat itu, Bhakti banyak terlibat dalam pembelian banyak perusahaan, seperti Astra Internasional (3%), PT Bentoel Prima (75%), PT Indomarco Prismatama (51%), PT Salim Oleochemical (100%) dan yang paling utama adalah PT Bimantara Citra.[5] Semua perusahan itu, kemudian banyak dilepas, termasuk banyak anak usaha Bimantara. Menurut HT, ketika ia masuk Bimantara, ia ditawari langsung oleh Bambang Trihatmodjo untuk membeli sahamnya sebesar 25%, dan langsung dibelinya dengan dana sendiri.[6]

Keberhasilan Bhakti dalam membeli banyak perusahaan ini sempat menimbulkan pertanyaan. Selain rumor dari George Soros, ada juga rumor bahwa dibelakang Bhakti ada keluarga Cendana ataupun Salim Group.[7] Namun, Hary Tanoe mengaku bahwa ia hanya memanfaatkan situasi ekonomi saat itu untuk menarik banyak investor sebesar-besarnya, dan keberhasilannya lebih disebabkan usahanya yang bisa menyehatkan perusahaan-perusahaan yang ia beli. Kemudian, ia menjual perusahaan yang sudah lebih baik itu kepada pemilik baru dengan harga mahal.[8][9] Dari akuisisi inilah, Hary Tanoe membangun bisnis utamanya, yang dari awalnya di bidang keuangan, kini meluas ke berbagai sektor, terutama media massa. Ketertarikan Hary pada industri media bermula saat ia melihat kinerja stasiun televisi Bimantara, RCTI.[10] Setelah cukup mapan di media, Hary juga mengembangkan bisnis properti dan keuangan.

Di bawah kepemimpinan, pendiri, sekaligus Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Perseroan saat ini berfokus pada 3 (tiga) investasi strategis yaitu media, jasa keuangan, properti, serta 1 (satu) bisnis pendukung yang masih terkait dengan bisnis inti di sektor jasa keuangan, yaitu investasi keuangan.

Komposisi kepemilikan saham

Komposisi kepemilikan saham MNC Corporation periode akhir Desember 2020 adalah:

Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Kepemilikan (%)
HT Investment Development Ltd 13.238.835.716 25,84
Caravaggio Holdings Ltd 8.321.109.800 11,68
New Ascent Ltd 7.431.267.600 10,43
PT Bhakti Panjiwira 5.262.220.112 7,39
Komisaris dan Direksi
Hary Tanoesoedibjo (Komisaris Utama) 2.166.568.300 4,23
Liliana Tanoesoedibjo (Komisaris) 90.762.000 0,18
Angela Tanoesoedibjo (Komisaris) 52.360.300 0,10
Darma Putra (Direktur Utama) 29.359.100 0,06
Tien (Direktur) 26.886.800 0,06
Henry Suparman (Direktur) 16.180.500 0,03
Natalia Purnama (Direktur) 7.457.000 0,01
Jiohan Sebastian (Direktur) 1.000.000 0,00
Susanty Tjandra Sanusi (Wakil Direktur Utama) 300.000 0,00
Valencia Herliani Tanoesoedibjo (Komisaris) 160.000 0,00
Masyarakat (kepemilikan di bawah 5%) 19.877.357.414 38,81
Jumlah 51,228,749,338 100
Ditambah: Saham diperoleh kembali 710.386.246
Jumlah 51.939.135.584

Anak perusahaan

Berikut ini anak usaha BHIT, dari laporan keuangan 2020:[11][12][13]

  • PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC)
    • PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI)
      • PT RCTI Satu
      • PT RCTI Dua
      • PT RCTI Tiga
      • PT RCTI Empat
      • PT RCTI Lima
      • PT RCTI Enam
      • PT RCTI Tujuh
      • PT RCTI Delapan
      • PT RCTI Sembilan
      • PT RCTI Sepuluh
      • PT RCTI Sebelas
      • PT RCTI Duabelas
      • PT RCTI Tigabelas
      • PT RCTI Empatbelas
      • PT RCTI Limabelas Aceh
      • PT RCTI Enambelas
      • PT RCTI Gorontalo
    • PT Media Nusantara Citra Televisi Indonesia (MNCTV)
      • PT TPI Satu
      • PT TPI Dua
      • PT TPI Tiga
      • PT TPI Empat
      • PT TPI Lima
      • PT TPI Enam
      • PT TPI Tujuh
      • PT TPI Delapan
      • PT TPI Sembilan
      • PT TPI Sepuluh
      • PT TPI Sebelas
      • PT TPI Lintas Ambon
      • PT TPI Lintas Babel
      • PT TPI Lintas Bengkulu
      • PT TPI Lintas Jember
      • PT TPI Lintas Kalteng
      • PT TPI Lintas NTB
    • PT Global Informasi Bermutu (GTV)
      • PT GTV Satu
      • PT GTV Dua
      • PT GTV Tiga
      • PT GTV Empat
      • PT GTV Lima
      • PT GTV Enam
      • PT GTV Tujuh
      • PT GTV Delapan
      • PT GTV Sembilan
      • PT GTV Sepuluh
      • PT GTV Aceh
      • PT GTV Ambon
      • PT GTV Babel
      • PT GTV Balikpapan
      • PT GTV Batam
      • PT GTV Bengkulu
      • PT GTV Cirebon
      • PT GTV Garut
      • PT GTV Jember
      • PT GTV Kendari
      • PT GTV Kupang
      • PT GTV Madiun
      • PT GTV Mataram
      • PT GTV Palangkaraya
      • PT GTV Palu
      • PT GTV Purwokerto
      • PT GTV Sukabumi
      • PT GTV Sumedang
      • PT GTV Tegal
    • PT MNC Televisi Network (iNews)
      • PT Deli Media Televisi
      • PT Global Telekomunikasi Terpadu
      • PT Media Semesta Sumatera
      • PT Media Semesta Bangka
      • PT Media Semesta Lampung
      • PT Media Semesta Jakarta
      • PT Media Semesta Jabar
      • PT Media Semesta Matahari
      • PT Media Semesta Bali
      • PT Media Semesta Nusa
      • PT Media Semesta Kalimantan
      • PT Media Semesta Sulawesi
      • PT Media Semesta Makassar
      • PT Media Semesta Permata
      • PT Tivi Bursa Indonesia (IDX Channel)
      • PT Semesta Aceh Televisi
      • PT Semesta Alam Televisi
      • PT Semesta Bumi Televisi
      • PT Semesta Esa Televisi
      • PT Semesta Indah Televisi
      • PT Semesta Kalimantan Televisi
      • PT Semesta Matahari Televisi
      • PT Semesta Mutiara Televisi
      • PT Semesta Permata Televisi
      • PT Semesta Pesona Televisi
      • PT Semesta Sulawesi Televisi
      • PT Semesta Sumatera Televisi
      • PT Semesta Televisi Jakarta
      • PT Lampung Media Televisi
      • PT Indonesia Musik Televisi
      • PT Visi Citra Mitra Mulia
      • PT Bali Music Channel
      • PT Sun Televisi Makassar
      • PT Manado Semesta Televisi
    • PT MNC Networks (MNC Radio Networks)
    • PT MNI Global
    • PT MNI Publishing
    • PT MNC Portal Indonesia (MNC Portal)
    • PT MNC Studios International Tbk
    • PT MNC Digital Indonesia (RCTI+)
      • PT MNC Metube Indonesia (d.h. meTube)
    • MNC International Middle East Limited
    • PT MNC Media Utama
  • PT MNC GS Homeshopping (M Shop)
  • PT MNC Vision Networks Tbk
    • PT MNC Sky Vision Tbk (MNC Vision)
      • PT Media Citra Indostar
      • PT Mitra Operator Lokal
    • PT Digital Vision Nusantara (K-Vision)
    • PT Asia Vision Network
      • PT Vision Network Nusantara
    • PT Nusantara Vision
  • PT Infokom Elektrindo (Infokom)
    • PT Telesindo Media Utama
  • Universal Media Holding Corporation
  • Global Mediacom International Ltd

Transportasi dan infrastruktur: PT Global Transport Services

Pertambangan: PT MNC Energi

  • PT Nuansacipta Coal Investment
    • PT MNC Griya Prima
    • PT Griya Usaha Permai
    • PT Samarinda Properti Mandiri
    • PT Aneka Griya Abadi

Properti: PT MNC Land Tbk (17%)

  • PT MNC Land Lido
    • PT MNC Wahana Wisata
    • PT MNC Lido Resort
    • PT MNC Lido Hotel
  • PT GLD Property
    • PT Nusadua Graha International
    • Shorewood Holding Ltd.
      • SC Properties (SIN) Pte. Ltd.
  • PT MNC Land Bali
  • PT MNC Land Surabaya
  • PT MNC Graha Surabaya
  • PT MNC Graha Bali
  • PT Global Jasa Sejahtera
    • PT BSR Indonesia
  • PT Sentra Rasa Nusantara

Anak Usaha BHIT Lainnya

  • Bhakti Investama International Limited, Dubai
  • Bhakti Investama International Limited, Cayman Islands

Yayasan

Catatan: yayasan di bawah ini bukan anak usaha dari PT MNC Investama Tbk, akan tetapi seringkali dianggap bagian MNC Group

  • Yayasan Peduli Pesantren
  • Yayasan Hary Tanoesoedibjo
    • Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi MNC
    • Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan MNC
  • Yayasan Anugerah Musik Indonesia
  • Yayasan Miss Indonesia

Bekas anak usaha

Kebanyakan anak usaha dibawah ini diakuisisi pada awal 2000-an, misalnya dari BPPN atau skema obligasi. Kemudian, karena Hary Tanoe ingin fokus ke bisnis media atau sekedar berinvestasi, maka kemudian perusahaan ini dijual kembali.

Sedangkan perusahaan berikut ini, pada laporan keuangan 2020, sudah tidak tercatat lagi dimiliki BHIT.[11]

  • PT MNC Finansindo
  • PT Global Niaga Sentosa
    • PT Sejahtera Bangun Bangsa

Direksi dan Komisaris

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Hary Tanoesoedibjo 1989 2002
2 Hary Djaja 2002 2009
3 Hary Tanoesoedibjo 2009 2016
4 Darma Putra 2016 sekarang

Direksi saat ini

Struktur Direksi MNC Corporation saat ini adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan Awal Menjabat
1 Darma Putra Direktur Utama 30 September 2016
2 Susanty Tjandra Sanusi Wakil Direktur Utama
Direktur Independen
30 April 2014
2 Mei 2013
3 Tien Direktur 30 April 2014
4 Natalia Purnama Direktur 30 April 2014
5 Jiohan Sebastian Direktur 30 April 2014
6 Henry Suparman Direktur 30 April 2014
7 Mashudi Hamka Direktur 27 Juni 2018

Komisaris saat ini

Struktur Dewan Komisaris MNC Corporation saat ini adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan Awal Menjabat
1 Hary Tanoesoedibjo Komisaris Utama 30 September 2016
2 Liliana Tanoesoedibjo Komisaris 19 Juni 2009
3 Valencia H. Tanoesoedibjo Komisaris 23 Juni 2017
4 Kardinal A. Karim Komisaris Independen 27 Juli 2015
5 Ricky Herbert P. Sitohang Komisaris Independen 27 Juni 2018

Referensi

Pranala luar