Kepulauan Riau (disingkat Kepri) adalah sebuah provinsi yang ada di Indonesia. Provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah Utara; Malaysia dan provinsi Kalimantan Barat di sebelah Timur; provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di Selatan; negara Singapura, Malaysia dan provinsi Riau di sebelah Barat. Provinsi ini termasuk provinsi kepulauan di Indonesia. Tahun 2020, penduduk Kepulauan Riau berjumlah 2.064.564 jiwa, dengan kepadatan 252 jiwa/km2, dan 58% penduduknya berada di kota Batam.[1][2]

Kepulauan Riau
Transkripsi bahasa Melayu
Bendera Kepulauan Riau
Motto: 
Berpancang Amanah Bersauh Marwah
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 25 Tahun 2002
Tanggal24 September 2002
Ibu kota Kota Tanjung Pinang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 5
  • Kota: 2
  • Kecamatan: 52
  • Kelurahan: 299
  • Desa: 176
Pemerintahan
 • GubernurAnsar Ahmad
 • Wakil GubernurMarlin Agustina
 • Sekretaris DaerahLamidi (Pj.)
 • Ketua DPRDJumaga Nadeak
Luas
 • Total8.201,72 km2 (3,166,70 sq mi)
Populasi
 • Total2.064.564
 • Kepadatan252/km2 (650/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 78,29%
Kristen 14,39%
Protestan 11,91%
Katolik 2,48%
Buddha 7,10%
Konghucu 0,16%
Hindu 0,05%
Kepercayaan 0,01%[2]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 75,59 Tinggi (2020)
Kenaikan 75,48 Tinggi (2019)[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
29xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 0770 — Batam Industrial Zone (Mukakuning)
  • 0771 — Kota Tanjungpinang dan Kabupaten Bintan
  • 0772 — Tarempa (Kabupaten Kepulauan Anambas)
  • 0773 — Ranai (Kabupaten Natuna)
  • 0776 — Dabosingkep (Kabupaten Lingga)
  • 0777 — Tanjung Balai Karimun (Kabupaten Karimun)
  • 0778 — Kota Batam
  • 0779 — Tanjungbatu (Kabupaten Karimun)
Kode ISO 3166ID-KR
Pelat kendaraanBP
Kode Kemendagri21 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS21 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.206.473.650.000,00 (2020)[4]
Lagu daerahHang Tuah, Pak Ngah Balek, Pulau Bintan, Segantang Lada
Rumah adatRumah Belah Bubung
Senjata tradisionalKeris Sempena Riau, Pedang Jenawi, Badik
Flora resmiSirih
Fauna resmiKakap
Situs webwww.kepriprov.go.id
Peta Administrasi Provinsi Kepulauan Riau

Secara keseluruhan wilayah Kepulauan Riau terdiri dari 5 kabupaten, dan 2 kota, 52 kecamatan serta 299 kelurahan/desa dengan jumlah 2.408 pulau besar, dan kecil yang 30% belum bernama, dan berpenduduk. Adapun luas wilayahnya sebesar 8.201,72 km², sekitar 96% merupakan lautan, dan hanya sekitar 4% daratan.

Nama

Asal usul nama Kepulauan Riau berasal dari nama Riau. Riau diduga berasal kata "riuh" yang berarti ramai. Hal ini dikarenakan daerah Kepulauan Riau dahulunya merupakan pusat perdagangan dan keramaian. Lalu nama ini berkembang dengan digunakannya nama Riau pada nama Kesultanan Lingga. Pada masa kolonial, kata Riau dituliskan "Riouw", sesuai dengan ejaan bahasa Belanda.

Setelah proklamasi kemerdekaan, wilayah Riau (Kepulauan Riau saat ini) disatukan dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra. Dahulunya, hal ini dilakukan karena gerakan Ganyang Malaysia sehingga mempermudah hubungan dari wilayah kepulauan ke daratan Sumatra.

Namun, seiring berjalannya waktu, nama Riau digunakan oleh wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra, sementara Kepulauan Riau memekarkan diri. Kata kepulauan ditambahkan didepan kata Riau karna wilayah yang sebagian besar lautan atau berbentuk kepulauan.

Asal usul nama Riau juga menuai polemik di antara budayawan Riau dan Kepulauan Riau. Kedua kubu ini menilai bahwa nama Riau berasal dari provinsinya masing-masing dengan versi sejarah yang berbeda.

Sejarah

Sejarah sebelum pembentukan provinsi

Masa sejarah di Kepulauan Riau dimulai dengan ditemukannya Prasasti Pasir Panjang di Karimun yang terdapat semboyan pemujaan melalui tapak kaki Buddha. Hal ini diduga berhubungan dengan Kerajaan Melayu di Sumatra. Buddha diperkiran masuk melalui pedagang dari Tiongkok dan India.

Masa Islam di Kepulauan Riau berkembang dengan berdirinya Kesultanan Riau-Lingga. Kesultanan ini berasaskan Melayu Islam dan Islam sendiri dikenal setelah dibawa oleh pedagang dari Gujarat, India, dan Arab.

Masa Kolonial sangat berpengaruh dalam sejarah Kepulauan Riau. Julukan Hawaii Van Lingga yang diberikan kepada pulau Penuba, penggunaan uang tersendiri bagi Kepulauan Riau, dan terbentuknya Karesidenan Riouw menjadi bukti pengaruh kuat para kolonial di Kepulauan Riau.

Setelah masa kemerdekaan, Kepulauan Riau bergabung dengan wilayah Kesultanan Siak di daratan Sumatra sehingga membentuk provinsi Riau. Dahulunya, Kepulauan Riau juga menggunakan mata uang tersendiri bernama Uang Kepulauan Riau (KR). Namun secara perlahan, penggunaan mata uang ini dihentikan dan digantikan dengan mata uang Rupiah.

Setelah lama bergabung dengan Riau, Kepulauan Riau akhirnya memutuskan untuk memisahkan diri dengan membentuk Badan Perjuangan Pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (BP3KR). Perjuangan BP3KR akhirnya membuahkan hasil dengan pemekaran provinsi Kepulauan Riau dari Riau pada tanggal 24 September 2002.

Sejarah setelah pembentukan provinsi

Kepulauan Riau merupakan provinsi baru hasil pemekaran dari provinsi Riau. Provinsi Kepulauan Riau terbentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 tahun 2002 merupakan provinsi ke-32 di Indonesia yang mencakup Kota Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas dan Kabupaten Lingga.

Batas wilayah

Utara Laut Tiongkok Selatan, Laut Natuna, Kamboja, Vietnam
Timur Pulau Kalimantan, Kalimantan Barat, Malaysia Timur, Selat Karimata
Selatan Selat Berhala, Kepulauan Bangka Belitung
Barat Pulau Sumatra, Riau, Jambi, Malaysia Barat, Singapura

Iklim


Geografi

Secara geografis provinsi Kepulauan Riau berbatasan dengan negara tetangga, yaitu Singapura, Malaysia, dan Vietnam yang memiliki luas wilayah 251.810,71 km² dengan 96 persennya adalah perairan dengan 1.350 pulau besar, dan kecil telah menunjukkan kemajuan dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. Ibu kota provinsi Kepulauan Riau berkedudukan di Tanjungpinang. Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut, dan udara yang strategis, dan terpadat pada tingkat internasional serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar. Titik tertinggi di Kepulauan Riau adalah Gunung Daik (1.165 mdpl) yang terdapat di pulau Lingga.

Sumber daya alam

Kepri memiliki potensi sumber daya alam mineral, dan energi yang relatif cukup besar, dan bervariasi baik berupa bahan galian A (strategis) seperti minyak bumi, dan gas alam, bahan galian B (vital) seperti timah, bauksit, dan pasir besi, maupun bahan galian golongan C seperti granit, pasir, dan kuarsa.

Pemerintahan

Daftar Gubernur

 
Gedung Daerah Provinsi Kepri di Kota Tanjung Pinang.

Berikut adalah daftar Gubernur Kepulauan Riau secara definitif sejak tahun 2004 pasca pembentukan Kepulauan Riau sebagai provinsi.

  Gubernur Kepulauan Riau  
Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Ismeth Abdullah
(lahir 1946)
  Independen 19 Agustus 2005 19 Agustus 2010 5 tahun, 0 hari 1
(2005)
Muhammad Sani
2005–2010
2 Muhammad Sani
(1942–2016)
  Demokrat 19 Agustus 2010 19 Agustus 2015 5 tahun, 0 hari 2
(2010)
Soerya Respationo
2010–2015
12 Februari 2016 8 April 2016 56 hari 3
(2015)
Nurdin Basirun
2016
[a][5]
3 Nurdin Basirun
(lahir 1957)
  NasDem 25 Mei 2016 27 Juli 2020 4 tahun, 63 hari Isdianto
2018–2019
[6][b]
4 Isdianto
(lahir 1961)
  Demokrat 27 Juli 2020 12 Februari 2021 200 hari Tidak ada [8]
5 Ansar Ahmad
(lahir 1964)
  Golkar 25 Februari 2021 Petahana 3 tahun, 274 hari 4
(2020)
Marlin Agustina
2021–sekarang
[9][10]

Dalam tumpuk pemerintahan, seorang kepala daerah yang mengajukan diri untuk cuti atau berhenti sementara dari jabatannya kepada pemerintah pusat, maka Menteri Dalam Negeri menyiapkan penggantinya yang merupakan birokrat di pemerintah daerah atau bahkan wakil gubernur, termasuk ketika posisi gubernur berada dalam masa transisi. Berikut merupakan daftar pengganti sementara untuk jabatan Gubernur Kepulauan Riau.

Potret Nama Partai Awal Akhir Periode Definitif Ref.
  Ismeth Abdullah
(Penjabat Sementara)
Non Partisan 1 Juli 2004 Januari 2005 Transisi
  Darjo Sumarjono
(Penjabat)
Non Partisan Januari 2005 19 Agustus 2005
  Agung Mulyana
(Penjabat)
Non Partisan 21 Agustus 2015 30 Desember 2015 [11][12]
  Nuryanto
(Penjabat)
Non Partisan 30 Desember 2015 12 Februari 2016 [13][14]
  Nurdin Basirun
(Pelaksana Tugas)
Partai NasDem 9 April 2016 25 Mei 2016 3
(2015)
Muhammad Sani [c]
  Isdianto
(Pelaksana Tugas)
Non Partisan 14 Juli 2019 27 Juli 2020 Nurdin Basirun [d]
  Tengku Said Arif Fadillah
(Pelaksana Harian)
Non Partisan 12 Februari 2021 18 Februari 2021 Transisi [16]
  Suhajar Diantoro
(Penjabat)
Non Partisan 18 Februari 2021 25 Februari 2021 [17]
  Marlin Agustina
(Pelaksana tugas)
Gerindra 25 September 2024 23 November 2024 4
(2020)
Ansar Ahmad [e]
Catatan
  1. ^ Gubernur Muhammad Sani meninggal setelah 2 bulan menjabat di periode ke 2 pada 8 April 2016
  2. ^ Gubernur Nurdin Basirun dinonaktifkan pada 14 Juli 2019 akibat terjaring Operasi Tangkap Tangan tindak pidana korupsi[7]
  3. ^ Menggantikan Gubernur Muhammad Sani yang wafat pada saat menjabat
  4. ^ Menggantikan sementara Gubernur Nurdin Basirun yang dinonaktifkan dari jabatannya[7][15]
  5. ^ Gubernur Ansar Ahmad cuti kampanye karena menjadi kandidat pada Pemilihan umum Gubernur Kepulauan Riau 2024, posisinya untuk sementara digantikan oleh Wakil Gubernur Marlin Agustina sebagai pelaksana tugas[18]


Perwakilan

DPRD Kepulauan Riau beranggotakan 45 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Kepulauan Riau terdiri dari 1 Ketua dan 3 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Kepulauan Riau yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 9 September 2019 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Pekanbaru, Moch. Eka Kartika, di Ruang Sidang Utama Gedung DPRD Provinsi Kepulauan Riau.[19][20][21] Komposisi anggota DPRD Kepulauan Riau periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik dimana PDI Perjuangan dan Partai Golkar adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu masing-masing 8 kursi, kemudian disusul oleh Partai Keadilan Sejahtera dan Partai NasDem yang masing-masing meraih 6 kursi.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKB 3   3   2
Gerindra 3   4   9
PDI-P 9   8   4
Golkar 8   8   9
NasDem 2   6   7
PKS 4   6   6
PPP 2   1   0
PAN 2   2   2
Hanura 5   3   1
Demokrat 7   4   3
Perindo (baru) 1
PSI (baru) 1
Jumlah Anggota 45   45   45
Jumlah Partai 10   10   10

Kabupaten dan kota

Provinsi Kepulauan Riau merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatra. Provinsi Kepulauan Riau terdiri atas 5 Kabupaten dan 2 kota. Berikut adalah daftar Kabupaten dan Kota di Provinsi Kepulauan Riau.

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[22] Jumlah Penduduk (2022)[22] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
 
Peta lokasi
1 Kabupaten Bintan Bandar Seri Bentan Roby Kurniawan 1.317,15 169.447 10 15/36
 
 
2 Kabupaten Karimun Tanjung Balai Karimun Aunur Rafiq 930,45 262.075 14 29/42
 
 
3 Kabupaten Kepulauan Anambas Tarempa Abdul Haris 627,03 48.084 9 2/52
 
 
4 Kabupaten Lingga Daik M. Nizar 2.210,82 102.150 13 9/75
 
 
5 Kabupaten Natuna Ranai Wan Siswandi 1.999,16 82.824 17 7/70
 
 
6 Kota Batam - Muhammad Rudi 1.034,73 1.207.082 12 64/-
 
 
7 Kota Tanjungpinang - Andri Rizal (Pj.) 150,37 229.553 4 18/-
 
 


Demografi

Suku bangsa

Suku bangsa asli/lokal yang terdapat di provinsi Kepulauan Riau adalah Melayu & Orang Laut. Adapun etnis pendatang lainnya yang dominan yaitu Jawa, Tionghoa, Batak, Minangkabau, Bugis, Sunda, Suku asal NTT, Banjar, dan suku lainnya yaitu: (Aceh, Arab, India, Nias, Madura, Karo, Bajau, Melayu Jambi, Melayu Palembang, Melayu Bengkulu, juga suku Melayu lainnya, dan suku lain-lain yang bukan penduduk asli/lokal (setempat) di provinsi Kepulauan Riau melainkan pendatang/perantau dari daerah lain (luar Kepri/luar pulau).[23]

Dalam Sensus Penduduk Indonesia 2010, keberagaman suku atau etnis berdasarkan hasil data survei, didominasi oleh lima suku dari 1.672.891 jiwa. Dengan mayoritas penduduk Kepulauan Riau adalah orang Melayu, kemudian Jawa, Batak, Tionghoa, dan Minang.[24]

 
Sebuah gapura dengan gaya Melayu, di kota Tanjung Pinang.

Berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Kepulauan Riau tahun 2010:[24]

No Suku Jumlah 2010 %
1 Melayu 501.061 29,95%
2 Jawa 417.438 24,95%
3 Batak 208.678 12,48%
4 Minangkabau 162.452 9,71%
5 Tionghoa 128.704 7,69%
6 Sunda 49.419 2,95%
7 Asal NTT 37.165 2,22%
8 Bugis 37.124 2,22%
9 Asal Sumatra Selatan 32.941 1,97%
10 Aceh 11.839 0,71%
11 Banjar 11.811 0,71%
12 Suku Lainnya 74.259 4,44%
Provinsi Kepulauan Riau 1.672.891 100%

Agama

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri tahun 2020 mencatat bahwa mayoritas penduduk Kepulauan Riau menganut agama Islam. Adapun persentase agama penduduk di provinsi Kepulauan Riau adalah Islam 78,25%, kemudian Kristen Protestan 11,91%, Buddha 7,15%, Katolik 2,47%, Konghucu 0,16%, Hindu 0,05% dan Kepercayaan 0,01%.[2]

Agama di Provinsi Kepulauan Riau
Agama Persen
Islam
  
78,25%
Protestan
  
11,91%
Buddha
  
7,15%
Katolik
  
2,47%
Konghucu
  
0,16%
Hindu
  
0,05%
Kepercayaan
  
0,01%

Bahasa

Bahasa yang dipakai adalah bahasa resmi yaitu Bahasa Indonesia dan ada juga yang menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor, akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu Johor, dan bahasa Melayu zaman Riau terkenal dengan bahasa Melayu Riau.

Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:

  1. Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara.
  2. Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji dan kawan-kawannya[butuh rujukan], sehingga bahasa ini sudah menjadi standar.
  3. Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah, dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru.

Pendidikan

Beberapa Perguruan tinggi yang ada di Kepulauan Riau:

  1. Politeknik Negeri Batam
  2. Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) (Tanjungpinang)
  3. Universitas Internasional Batam
  4. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Miftahul U'lum (Tanjungpinang)
  5. Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji (Tanjungpinang)
  6. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Tanjungpinang (Tanjungpinang)
  7. Universitas Batam
  8. Universitas Putera Batam
  9. STMIK Putera Batam
  10. Universitas Riau Kepulauan (Batam)
  11. Universitas Karimun
  12. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Ibnu Sina (Batam)
  13. Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina (Batam)
  14. Sekolah Tinggi Ilmu Agama Ibnu Sina (Batam)
  15. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pembangunan (Tanjungpinang)
  16. Sekolah Tinggi Teknologi Indonesia (Tanjungpinang)
  17. Akademi Akuntansi Tanjung Pinang
  18. Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang
  19. Akademi Keperawatan Angkatan Laut Tanjungpinang
  20. Akademi Keperawatan Griya Husada (Batam)
  21. Akademi Keperawatan Mitra Bunda Persada (Batam)
  22. Akademi Bahasa Asing Tanjungpinang
  23. Akademi Bahasa Asing Putera Batam
  24. Politeknik Kesehatan Kepulauan Riau (Tanjungpinang)
  25. Politeknik Pariwisata Batam
  26. Akademi Keperawatan Angkatan Laut (Tanjungpinang)
  27. Sekolah Tinggi Katolik Bentara Persada (Batam)
  28. Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - International Gurindam Archipelago
  29. Sekolah Tinggi Keguruan, dan Ilmu Pendidikan Al-Fayed (Batam)
  30. Sekolah Tinggi Teknik Batam
  31. Sekolah Tinggi Teknik Bentara Persada Batam
  32. Sekolah Tinggi Katolik Bentara Persada (Batam)
  33. Sekolah Tinggi Ilmu Pariwisata Sahid Bintan
  34. Sekolah Tinggi Teologi Calvary (Batam)
  35. Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (Batam)
  36. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karimun
  37. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cakrawala (Karimun)
  38. Sekolah Tinggi Agama Islam Natuna
  39. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Sultan Abdurrahman Kepualauan Riau
  40. Politeknik Bintan Cakrawala (Lagoi-Bintan)
  41. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (Dabo-Lingga)
  42. Sekolah Tinggi Agama Islam Nadhlatul Ulama

Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2005 adalah sebesar 6,57%. Sektor-sektor yang tumbuh dengan baik (lebih cepat dari pertumbuhan total PDRB) pada tahun 2005 antara lain sektor pengangkutan, dan komunikasi (8,51%), sektor industri pengolahan (7,41%), sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan (6,89%), sektor jasa (6,77%), serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran (6,69%).

PDRB Perkapita Provinsi Kepulauan Riau dalam lima tahun terakhir (2001-2005) cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2001 PDRB Perkapita (Atas Harga Berlaku – Tanpa Migas) sebesar Rp 22,808 juta, dan pada tahun 2005 meningkat sehingga menjadi sebesar Rp29,348 juta. Namun secara riil (tanpa memperhitungkan inflasi) PDRB Perkapita (tanpa gas) pada tahun 2001 hanya sebesar Rp20,397 juta, dan pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp 22,418 juta.

Kelautan

Sebagai provinsi kepulauan, wilayah ini terdiri atas 96 % lautan. Kondisi ini sangat mendukung bagi pengembangan usaha budidaya perikanan mulai usahapembenihan sampai pemanfaatan teknologi budidaya maupun penangkapan. Di Kabupaten Karimun terdapat budidaya ikan kakap, budidaya rumput laut, kerambah jaring apung. Kota Batam, Kabupaten Bintan, Lingga, dan Natuna juga memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Selain perikanan tangkap di keempat kabupaten tersebut, juga dikembangkan budidaya perikanan air laut, dan air tawar.

Di kota Batam tepatnya di Pulau Setoko, bahkan terdapat pusat pembenihan ikan kerapu yang mampu menghasilkan lebih dari 1 juta benih setahunnya. Di Kota Batam tepatnya didaerah Telaga Punggur, ada satu pelabuhan perikanan yang dikelola murni oleh swasta. Pelabuhan Perikanan Swasta Telaga Punggur diresmikan pada tanggal 08 Januari 2010 oleh Menteri Kelautan, dan Perikanan R.I Dr. Ir. H. Fadel Muhammad. Letak pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur sangat strategis karena berhadapan dengan jalur lintas kapal penangkapan ikan antara Provinsi Kepri, dan Natuna, ZEEI, Laut Cina Selatan serta keberadaan pelabuhan perikanan swasta Telaga Punggur di Kota Batam sangat dekat dengan negara Singapura yang dapat meningkatkan ekspor hasil laut, dan menambah pendapatan asli daerah.

Peternakan

Potensi di bidang peternakan difokuskan pada ternak itik, ternak sapi, ternak ayam, ternak babi, dan ternak kambing yang umumnya masih dilaksanakan oleh peternakan kecil.

Pertanian

Hampir diseluruh wilayah kabupaten/kota di provinsi Kepulauan Riau berpotensi untuk diolah menjadi lahan pertanian, dan peternakan mengingat tanahnya subur. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis terutama di Kabupaten Bintan, Kabupaten Karimun, dan Kota Batam. Disamping palawija, dan holtikultura, tanaman lain seperti kelapa, kopi, gambir, nenas serta cengkih sangat baik untuk dikembangkan. Demikian juga di kabupaten Bintan dan Lingga sangat cocok untuk ditanami buah-buahan, dan sayuran. Di beberapa pulau sangat cocok untuk perkebunan kelapa sawit. Salah satu perkebunan kelapa sawit terbesar di Kepulauan Riau terdapat di kawasan Tirta Madu.

Pariwisata

 
Pemandangan pantai di sudut Pulau Batam.

Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata dari mancanegara kedua setelah Pulau Bali. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di provinsi Kepulauan Riau antara lain adalah wisata pantai yang terletak di berbagai kabupaten, dan kota. Pantai Melur, Pulau Abang dan Pantai Nongsa di kota Batam, Pantai Pelawan di kabupaten Karimun, Pantai Lagoi, Pantai Tanjung Berakit, Pantai Trikora, dan Bintan Leisure Park di kabupaten Bintan, Pantai Batu Kasah Natuna. Kabupaten Natuna terkenal dengan wisata baharinya seperti snorkeling.

Selain wisata pantai dan bahari, provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian-tarian tradisional serta event-event khas daerah. Di kota Tanjungpinang terdapat pulau Penyengat sebagai pulau bersejarah karena di pulau ini terdapat masjid bersejarah, dan makam-makam Raja Haji Fisabililah dan Raja Ali Haji yang kedua-duanya adalah pahlawan nasional.

Kawasan wisata di Kepulauan Riau juga mendapat banyak penghargaan. Treasure Bay di Lagoi, Bintan merupakan kolam renang air asin terbesar di Asia Tenggara, Patung Dewi Kwan Im di KTM Resort yang tertinggi se-Asia Tenggara, Vihara Avalokitesvara Graha yang terbesar se-Asia Tenggara, Patung Dewi Kwan Im di dalam Vihara Avalokitesvara Graha merupakan patung Dewi Kwan Im terbesar yang terdapat dalam sebuah ruangan se-Indonesia, Pulau Bawah di Anambas yang termasuk pulau tropis terbaik Asia versi CNN, Pantai Sisi di Natuna yang termasuk pantai alami terbaik di dunia versi majalah Island, dan Funtasy Island yang merupakan kawasan agrowisata terbesar di dunia.

Kuliner

Transportasi

 
Kapal speedboat yang menghubungkan pulau Batam (pelabuhan Telaga Punggur) dan pulau Bintan.

Sistem transportasi yang terdapat di provinsi ini sangat beragam, sesuai dengan kondisi alam, dan jarak antar wilayahnya. Adapun jenis transportasi yang terdapat di provinsi ini adalah:

 
Bandar Udara Hang Nadim, Batam

Transportasi laut

  • Perahu motor kecil (pompong), banyak digunakan oleh masyarakat di kawasan pesisir (hinterland).
  • Kapal ferry (MV), merupakan transportasi utama antar kota (Tanjungpinang - Batam - Karimun - Lingga).
  • SpeadBoat, merupakan transportasi boat cepat, biasa digunakan masyarakat untuk tujuan Tanjungpinang - Lobam - Batam.
  • KM. Perintis, merupakan salah satu transportasi laut menuju ke dan dari kabupaten Natuna, kepulauan Anambas, juga kepulauan Tambelan.
  • Pelni merupakan salah satu transpotasi masyarakat Karimun, Bintan, dan Batam menuju daratan Sumatra atau pulau Jawa.
  • ASDP atau Kapal RoRo (Roll On Roll Off) merupakan salah satu transportasi laut utama bagi masyarakat Tanjungpinang, Bintan, Batam, Karimun, dan Lingga.

Transportasi darat

  • Taksi, merupakan salah satu alat transportasi darat utama di Kota Batam, selain itu merupakan salah satu angkutan umum dari kota Tanjungpinang menuju Kijang (Bintan Timur, Kabupaten Bintan).
  • Angkutan kota (angkot), memiliki perbedaan sebutan di masing-masing daerah, di kota Tanjungpinang sebutan untuk angkot adalah "Transport", sedangkan di kota Batam disebut "Metro Trans".
  • Bus, untuk Kota Batam, bus sendiri memiliki beberapa jenis, di antaranya: Damri, dan bus kota (Busway). Di Kota Tanjungpinang, bus digunakan oleh masyarakat untuk menuju Tanjunguban (Bintan Utara, Kabupaten Bintan). Selain itu juga terdapat bus khusus anak sekolah.
  • Becak motor, di kawasan pesisir (hinterland) seperti kawasan Belakang Padang, dan pulau Penyengat terdapat sebuah transportasi darat yang cukup unik, yakni Becak Motor.
  • Ojek.
  • Pembangunan monorail di Kota Batam

Transportasi udara

Provinsi ini memiliki 5 bandara udara, yakni:

  • Bandara Internasional Hang Nadim (Batam), Bandara Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Bandara Sei Bati di Karimun, Bandara Ranai di Natuna, Bandara Dabo di Dabo Singkep (Lingga) dan Bandara Matak di Matak (Kepulauan Anambas).
  • Bandara Internasional Hang Nadim (Batam) merupakan sebuah kebanggaan bagi provinsi Kepulauan Riau, karena bandara ini mempunyai landasan terpanjang di Asia Tenggara.
  • Dalam waktu dekat, sebuah bandara baru akan dibangun di provinsi ini yang terletak di Kabupaten Bintan Utara. Bandara baru ini dinamakan Bandara Busung yang konon dikabarkan akan menempati luas area sampai 170 hektare. Bandara baru juga akan dibangun di Tambelan, Bintan dan Letung, Kepulauan Anambas.

Seni dan budaya

Musik

Musik Melayu Kepulauan Riau, dan musik yang berkembang oleh masyarakat Kepulauan Riau mencakup Musik Melayu dalam bentuk Langgam atau Senandung, Musik Joget, Musik Zapin, Musik Silat, Musik Inang, Musik Ghazal, Musik Boria, Musik Mak Yong, Musik Mendu, Musik Lang-lang Buana, Musik Bangsawan, Musik Barongsai, Musik Gamelan yang dulunya berkembang istana Daik Lingga dengan sebutan Musik Tari Joget Lingga, Musik Randai, Musik Dul Muluk, Musik Tari Inai, Musik Kompang, Musik Berdah, Musik Rebana, Musik Kasidah, Musik Nobat yang bisa digunakan pada acara ritual kerajaan di Riau Lingga, Musik Boria, Musik Kuno kepang, Musik Wayang cecak, Musik Randai, Musik Angklung, Musik Manora, Musik Keroncong, Musik Dangdut, Musik Pop, Musik Gondang dari Sumatra Utara, Musik Agogo, dan lainnya.

Tarian

Tari Melayu di Kepulauan Riau yang berkembang di kabupaten, dan kota antara lain: Tari Zapin, Tari Joget Dangong, Tari Jogi, Tari Melemang, Tari Makyong, Tari Mendu, Tari Inai, Tari Dayung Sampan, Tari Topeng, Tari Lang-Lang Buana, Tari Alu, Tari Ayam Sudur, Tari Boria, Tari Zikir Barat, Tari Rokana, Tari Joget lambak, Tari Damnah, Tari Semah Kajang, Tari Dendang Dangkong, Tari Sirih Lelat, Tari Tebus Kipas, Tari Sekapur Sirih, Tari Engku Puteri, Tari Mustika Kencana, Tari Marhaban, Tari Menjunjung Duli, Tari Tandak Pengasih, Tari Ikan Kekek, Tari Tarek Rawai, Tari Pasang Rokok, Tari Masri, Tari Betabik, Tari Lenggang Cecak, Tari Laksemane Bentan, Joget Bebtan, Tari Joget Kak Long dari Moro, Tari Joget Mak Dare, Tari Dondang Sayang, Tari Joget Makcik Normah di pulau Panjang Batam.

Seni teater

Teater Melayu yang berkembang di Provinsi Kepulauan Riau antara lain: Teater Makyong di Kabupaten Bintan tepatnya di Pulau Mantang, Pulau Panjang, Batam; Teater Mendu di Kabupaten Ranai tepatnya di Kecamatan Sedanau, dan Ranai; Teater Lang-lang Buana di Kabupaten Natuna tepatnya di Ranai, dan Wayang Bangsawan di Daik Lingga, Dabo Singkep, Pulau Penyengat.

Teater dari daerah lain yang berada di Provinsi Kepulauan Riau antara lain seperti: Randai, Ketoprak, Wayang Orang, Dul Muluk, dan Manora. Semuanya dikembangkan oleh masyarakat, dan suku lain yang berada di provinsi Kepulauan Riau.

SUDAH lama Bangka Belitung hening sepi dari dunia sastra Indonesia. Tidak begitu banyak penyair yang bisa dicatat dan juga tak begitu banyak aktivitas sastra yang bisa kita nikmati. Dulu, sekira 13 tahun lalu, pernah muncul sejumlah penyair dalam buku antologi puisi karya bersama, dalam tajuk Balada: Antologi Puisi Penyair Bangka-Belitung Lintas Generasi (Penerbit Emas Bangka Production, Yogyakarta 2008, 114 halaman). Setelah itu sepi lagi.

Andrea Hirata sebagai penulis pun telah meraih sejumlah penghargaan internasional. Dampak positif setelah itu adalah, Provinsi Bangka-Belitung semakin terkenal dan dunia pariwisata di daerah itu semakin dilirik investor dan wisatawan dalam dan luar negeri. Setelah Andrea dunia sastra Bangka-Belitung seolah-olah kembali sepi.

Tatkala media sosial semakin tumbuh subur dan menyatu dengan kemajuan teknologi informasi, berbagai genre karya sastra, berseliweran di jagad maya. Terkait dengan “keheningan” dunia sastra di Bangka-Belitung yang begitu lama, kemudian riuh rendah dengan kemunculan Andrea Hirata dengan Laskar Pelangi (2005), dan kemudian muncul dua nama penyair Bangka-Belitung di Apa & Siapa Penyair Indonesia (2017), Sobron Aidit dan Yudhie Guszara, saya seperti mendapat angin segar dengan kemunculan perempuan penyair Itsnataini – kelahiran 1971 dan kini ASN di Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka-Belitung.


Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b "Provinsi Kepulauan Riau Dalam Angka 2021" (pdf). www.kepri.bps.go.id. BPS Kepulauan Riau. hlm. 7, 89. Diakses tanggal 11 April 2021. 
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  3. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 11 April 2021. 
  4. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 24 Februari 2021. 
  5. ^ Nurdin, Ajang (2016-04-08). "Gubernur Kepri M Sani Meninggal Dunia di Jakarta". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 2023-02-18. 
  6. ^ "2 Gubernur Yang Dilantik Menggantikan Gubernur Sebelumnya Yang Tersandung Korupsi". Pemerintah Republik Indonesia. Sekretariat Kabinet. 2016-05-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-23. Diakses tanggal 2023-02-18. 
  7. ^ a b "Nurdin Kena OTT KPK, Mendagri Tunjuk Wagub Isdianto Sebagai Plt Gubernur Kepri". Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 14 Juli 2024. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  8. ^ Ihsanuddin. Rastika, Icha, ed. "Jokowi Lantik Isdianto sebagai Gubernur Kepulauan Riau". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-03. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  9. ^ Ismail. "Ansar-Marlin Ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri Terpilih". Kumparan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-08. Diakses tanggal 2021-04-08. 
  10. ^ Maulana, Hadi (2021-02-25). Gabrillin, Abba, ed. "Kamis Ini, Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih Kepri Dilantik". Kompas. Batam. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-18. Diakses tanggal 2023-02-18. 
  11. ^ ARA (21 Agustus 2015). "Hari Ini Mendagri Melantik Plt Gubernur Kepri Pilihan Jokowi". JPNN.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-09-13. Diakses tanggal 30 Desember 2015. 
  12. ^ Limahekin, Thom (30 Desember 2015). Murni, Sri, ed. "Ini Kata-Kata yang Dilontarkan Agung Mulyana di Hadapan Mendagri di Akhir Masa Jabatannya". Tribunnews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-07. Diakses tanggal 30 Desember 2015. 
  13. ^ "Hari Ini Mendagri Lantik Pj Gubernur Kepri". JPNN.com. 30 Desember 2015. Diakses tanggal 30 Desember 2015. [pranala nonaktif permanen]
  14. ^ "Mendagri Lantik Nuryanto Sebagai Penjabat Gubernur Kepri". rimanews.com. 30 Desember 2015. Diakses tanggal 30 Desember 2015. [pranala nonaktif permanen]
  15. ^ Adyatama, Egi (2019-07-13). Wijanarko, Tulus, ed. "Kemendagri Resmi Angkat Wagub Isdianto Jadi Plt Gubernur Kepri". Tempo.co. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 2020-12-12. 
  16. ^ "Arif Fadillah Plh Gubernur Kepri". Kepriprov.go.id. 2021-02-11. Diakses tanggal 2021-02-18. [pranala nonaktif permanen]
  17. ^ "Mendagri Lantik Suhajar Diantoro Jadi Penjabat Gubernur Kepri". www.batamnews.co.id (dalam bahasa Indonesia). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-18. Diakses tanggal 2021-02-18. 
  18. ^ "Marlin Agustina Resmi Menjabat Plt Gubernur Kepri, Gantikan Gubernur yang Cuti Kampanye". Sketsa News (dalam bahasa Indonesia). 25 September 2024. Diakses tanggal 26 September 2024. 
  19. ^ "Resmi Dilantik, Ini Nama-nama Anggota DPRD Kepri 2019-2024". haluankepri.com. 09-09-2019. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-20. Diakses tanggal 20-10-2019. 
  20. ^ "Pelantikan Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Hasil Pemilihan Umum Tahun 2019". kepri.kpu.go.id. 12-09-2019. Diakses tanggal 20-10-2019. 
  21. ^ "45 Anggota DPRD Kepri Periode 2019-2024 Resmi Dilantik, Ini Nama-Namanya". lintaskepri.com. 09-09-2019. Diakses tanggal 20-10-2019. 
  22. ^ a b "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-09. 
  23. ^ Badan Pusat Statistik (Oktober 2011), Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama, dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk 2010 (PDF), diarsipkan dari versi asli (pdf) tanggal 21 April 2021 
  24. ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 20 Oktober 2021. 

Pranala luar