GTV (Indonesia)

Jaringan televisi di Indonesia
Revisi sejak 6 November 2021 14.01 oleh Anak D263 (bicara | kontrib)

GTV (sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari sebuah stasiun televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya. Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV berganti nama menjadi GTV dalam rangka acara ulang tahun GTV yang bernama "Amazing 15".

GTV
Nama sebelumnyaGlobal TV (2002–2017)
JenisJaringan televisi
SloganPilihan Terbaik Keluarga Indonesia
Negara Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
PendiriNasir Tamara
Timmy Habibie (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia)
Tanggal siaran perdana1 Juni 2002 (siaran percobaan)
Tanggal peluncuran8 Oktober 2002 (sebagai Global TV)
11 Oktober 2017 (sebagai GTV)
Kantor pusatMNC Studios, Jl. Raya Perjuangan No. 1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Indonesia
Wilayah siaranNasional
PemilikMedia Nusantara Citra
Anggota jaringanlihat #Jangkauan siaran
Tokoh kunciHary Tanoesoedibjo (plt. Direktur Utama)
Valencia Herliani Tanoesoedibjo (Direktur Pelaksana)
Format gambar1080i HDTV 16:9
(diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV)
Satelit
KabelFirst Media: 53
IPTV
Televisi internet
Situs webgtv.id
GTV
PT Global Informasi Bermutu
Jakarta Barat, DKI Jakarta
Indonesia
SaluranAnalog: 51 UHF
Digital: 44 UHF
Virtual: 30
SloganPilihan Terbaik Keluarga Indonesia
Pemrograman
AfiliasiGTV (stasiun induk)
Kepemilikan
Pemilik
Riwayat
Siaran perdana
1 Juni 2002 (siaran percobaan)
8 Oktober 2002 (sebagai Global TV)
11 Oktober 2017 (sebagai GTV)
Bekas tanda panggil
Global TV (2002-2017)
Global TV (nama sebelumnya)
Informasi teknis
Otoritas perizinan
Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia
Pranala
Situs webgtv.id

Sejarah

GTV yang mulanya bernama Global TV didirikan pada tanggal 22 Maret 1999, awalnya dimiliki oleh ICMI dan IIFTIHAR (via PT Titian Paraputra Sejahtera) dengan nama perusahaan PT Global Informasi Bermutu. Global TV memperoleh izin siaran pada tanggal 25 Oktober 1999. Sebenarnya, Global TV ditujukan untuk televisi dengan syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia.

Pada tahun 2001, Bimantara Citra lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri (kemudian berganti nama menjadi PT Media Nusantara Citra Tbk) mengakuisisi saham kepemilikan Global TV (secara teknis Global TV menggantikan SCTV sebagai saluran saudara kepada RCTI). Saat itu, operasional siarannya berada di Kawasan RCTI, Jl. Raya Perjuangan No.1 Kebon Jeruk, Jakarta Barat, sempat menempati gedung Ariobimo Sentral di Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan dari tahun 2009 hingga 2016, kemudian kembali ke Kawasan RCTI dan dijadikan kantor pusatnya (bersama dengan MNCTV) hingga saat ini. Global TV juga pernah berkantor di Jl. Ahmad Yani No.31 Jakarta.[1]

Pada tanggal 1 Juni 2002, Global TV memulai siaran percobaan dengan merelai MTV (yang sebelumnya direlai melalui antv) selama 15 jam sehari, yaitu pukul 09.00–24.00 WIB di wilayah Jakarta (51 UHF), Bandung (46 UHF), Semarang (37 UHF), Yogyakarta (36 UHF), Surabaya (50 UHF) dan Medan (31 UHF). Memulai acara pertamanya pada siaran percobaan yaitu MTV Land.

Pada tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diresmikan sebagai stasiun televisi untuk anak muda, serta merelai MTV selama 24 jam sehari.

Pada tanggal 15 Januari 2005, Global TV mulai menayangkan acaranya sendiri yang dimulai pada pukul 15.00–23.00 WIB dan 03.00–07.00 WIB namun dikarenakan kebijakan pemerintah terkait penghematan energi, jam siaran Global TV kemudian dibatasi menjadi pukul 05.00-01.00 WIB sekaligus Global TV hanya menyiarkan program MTV pada pukul 07.00-15.00 WIB saja. Dalam perkembangannya juga menyiarkan acara-acara non-MTV dengan pembagian 8 jam untuk Global TV, 8 jam untuk MTV dan 8 jam untuk Nickelodeon yang juga pernah ditayangkan di Lativi (sekarang tvOne). Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, tetapi sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk animasi dari Jepang. Mulai 1 Januari 2012, Global TV tidak menayangkan acara MTV lagi dan digantikan dengan 100% Ampuh yang merupakan program musik varietas sejenis Dahsyat di RCTI dan Inbox di SCTV.

Pada tanggal 28 Juni 2012, Global TV sempat membuat heboh karena Hary Tanoesoedibjo, pemiliknya sempat menyatakan bahwa Global TV akan dijadikan sebagai stasiun televisi berita (seperti tvOne dan MetroTV). Menurut salah satu sumber, rencana perubahan format ini sudah didesain sejak bulan Juni, yang dapat dilihat dari penambahan program berita (Buletin Indonesia dan Kilas Global) serta acara politik, seperti dialog Indonesia Bicara dan parodi politik Apa Maunya Indonesia. Bahkan pihak MNC dirumorkan sudah mendekati Karni Ilyas untuk menjadi personel Global TV.[2] Banyak yang menduga perubahan ini tidak jauh dari upaya Hary untuk menjadikan media miliknya ini sebagai corong politiknya, terutama setelah ia bergabung dengan Partai NasDem dan terjerat kasus restitusi pajak.[3][4] Namun, pada akhirnya tampak rencana ini dibatalkan, dan Global TV tetap menjadi saluran yang fokus pada acara hiburan. MNC pada akhirnya meluncurkan stasiun beritanya sendiri, iNews pada tanggal 6 April 2015.

Setelah menghilangnya rumor akan menjadi TV berita, Global TV tampak "gamang" dalam memilih jenis programnya. Sempat mencoba mencari peruntungan dengan drama Korea (seperti Descendants of the Sun dan Goblin)[5][6] maupun telenovela (seperti Cinta Paulina dan Maria Mercedes),[7] namun penayangan dua program ini pada 2017 hanya berumur pendek. Juga sempat mencoba menayangkan acara sitkom seperti Jeany & Soun Miun dan Epen Cupen The Series, tetapi kebanyakan mendapatkan nasib yang sama dan tak sesukses pendahulunya, seperti Awas Ada Sule. Di saat yang sama Global TV juga pernah menayangkan ulang beberapa sinetron lawas, seperti dari produksi SinemArt (termasuk label Pop Soaps Productions), sinetron 2010-an seperti Preman Pensiun, hingga sinetron 1990-an seperti Jin dan Jun.[8][9] Walaupun demikian, tetap ada acara yang tetap ditayangkan Global TV secara konsekuen dan menjadi andalannya, yaitu film Barat dan kartun-kartun untuk anak-anak (seperti Naruto dan SpongeBob SquarePants).[10]

Sejak diluncurkan ulang dengan nama GTV pada tanggal 11 Oktober 2017, stasiun televisi ini tampak mengalami perubahan besar di bidang pemograman, dengan banyak menayangkan acara realitas (terutama social experiment show), acara permainan/kuis dan kemudian ditambah acara varietas.[11] Dimulai dari 20 November 2017 dengan penayangan Bedah Rumah, Uang Kaget, dan Family 100 Indonesia,[12][13][14] yang kemudian sukses memunculkan program-program sejenis lainnya seperti Pantang Ngemis, Minta Tolong, Komunikata Indonesia, dan Super Deal Indonesia.[15][16][17][18] Acara-acara tersebut awalnya cukup sukses mendongkrak pamor GTV,[19] namun kemudian perlahan berkurang dan saat ini tidak ditayangkan lagi.

Layaknya di saat bernama Global TV, pun akhirnya stasiun televisi ini secara konsisten memfokuskan acaranya pada serial animasi karena cukup bisa mendongkrak rating-nya.[20] Nampak bahwa strategi gonta-ganti acara pun dilakukan kembali. Hal ini dapat dilihat ketika GTV mulai menayangkan program-program bernuansa mistis yang mengambil video yang bersumber dari YouTube, seperti Kisah Viral dan Legenda Sang Penunggu. GTV juga mulai kembali menayangkan FTV dan sinetron sejak tahun 2021, seperti IPA & IPS yang diadaptasi dari novel Wattpad berjudul sama.[21]

Acara

Olahraga

GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV.

GTV juga pernah menayangkan Piala Dunia 2010 dan untuk tahun ini, GTV dan MNCTV menayangkan Liga Utama Inggris dan Piala FA. Pada tahun 2011, GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV.

Acara olahraga sendiri sesungguhnya sempat vakum selama dua tahun setelah pergantian logo dan programming GTV. Namun mulai tahun 2019 hingga sekarang, GTV mulai menayangkan kompetisi/turnamen eSports, maupun acara-acara seperti gelar wicara, pencarian bakat dan penganugerahan yang semuanya tentang eSports.[22][23] Sejak 2021, GTV juga kembali memunculkan program berita sepakbola berjudul Kick Off.[24]

Kepemilikan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, Global TV (awalnya direncanakan bersiaran dengan nama Global IIFTIHAR Broadcasting - GIB, namun kemudian diganti menjadi Global TV, dan sempat juga direncanakan sebagai stasiun TV Islami internasional)[25][26] pada awalnya didirikan oleh sejumlah organisasi Islam yang dimotori oleh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia dan The International Islamic Forum for Science, Technology and Human Resource (IIFTIHAR) pada 22 Maret 1999. Selain oleh organisasi tersebut, Global TV juga didukung oleh beberapa tokoh intelektual Muslim seperti Achmad Tirtosudiro dan Jimly Asshiddiqie dan beberapa pihak lainnya.[27] Komposisi kepemilikan Global Informasi Bermutu saat pertama kali didirikan terdiri dari Achmad Tirtosudiro 40%, Jimly Asshiddiqie 30%, Ahmad Husin Lubis 10%, serta Nasir Tamara dan MS Ralie Siregar 20%.[28] Sebagai pemimpin perusahaan PT Global Informasi Bermutu, diangkatlah Nasir Tamara dan sebagai perusahaan induknya kemudian didirikan PT Titian Paraputra Sejahtera yang juga dipimpin oleh Tamara. Kemungkinan pemilihan Tamara di sini adalah karena ia memang terlibat dalam industri media, yaitu sebagai Pemimpin Umum tabloid Kapital. Dalam perkembangannya, ide pendirian Global TV kemudian berusaha diwujudkan dengan mengikuti seleksi pendirian stasiun TV swasta yang diadakan oleh Departemen Penerangan pada 1999 dan Global TV lolos bersama 4 stasiun swasta lain. Banyak yang menduga bahwa peran besar Presiden Habibie, yang terkenal sebagai eksponen ICMI dalam memuluskan pemberian izin Global TV dalam bentuk menyetujui surat permohonan yang disampaikan oleh tokoh IIFTIHAR, Zuhal Abdulqadir yang berasal dari ICMI dan memberikan "katebelece" lewat Mensesneg Muladi untuk meloloskan Global TV sebagai pemenang seleksi.[29][30] Kedekatan Tamara dengan Habibie, dan isu adanya keinginan adik Habibie, Timmy untuk untuk mendukung pendanaan Global TV pun seperti memberikan pelicin baginya untuk mendapatkan izin stasiun TV ini.[31][32]

Namun, ketika izin telah didapatkan, masalahnya adalah PT Global Informasi Bermutu tidak memiliki modal yang mencukupi, apalagi pada saat itu Indonesia sedang berada dalam ekonomi yang payah. Hal itu tetap terjadi walaupun Tamara telah menyampaikan bahwa ide Global TV telah dirintis sejak 1994 dengan bantuan pelatihan dari TV3 Malaysia dan sudah menyiapkan modal US$ 50 juta untuk mengembangkan stasiun TV ini.[33] Bahkan, pada awalnya dikatakan Global TV siap mengudara pada Agustus 2000[34][35] dan siarannya sedang digodok untuk menyiapkan acara yang mayoritas berasal dari berita ditambah hiburan dan olahraga. Dalam perjalanannya, PT Global Informasi Bermutu berusaha untuk menarik modal dari investor Muslim dan sektor ekonomi syariah, tetapi tidak berhasil. Ide untuk mendirikan Global TV pun makin sulit digapai ketika saat itu, salah satu tokoh ICMI yang menjadi Menristek Zuhal Abdulqadir justru tidak memberikan modal yang diharapkan akan muncul, padahal stasiun TV swasta sudah harus memulai siarannya setahun setelah izin didapatkan. Akibatnya, diambil jalan pintas untuk berkongsi dengan konglomerasi Bimantara Citra pada 2001. Pada saat itu, pihak Bimantara menjanjikan bahwa mereka akan menjaga niat awal Global TV yaitu untuk siaran dakwah, pendidikan, SDM dan teknologi. Beralihlah saham Global TV ke Bimantara sebanyak 70%, sedangkan sisanya masih dipegang pemilik lama lewat PT Titian Paraputra Sejahtera.[36] Transaksi dilakukan Bimantara dengan mengeluarkan biaya senilai US$ 9,53 juta lewat anak usahanya, PT Panca Andika Mandiri.[37] Walaupun sempat menimbulkan kontroversi karena dianggap telah melanggar hukum dengan menjual izin dan frekuensi siaran, tetapi baik pihak PT Titian dan Bimantara berkilah, bahwa hal itu wajar dalam bisnis dan yang dijual bukan izinnya, tapi saham perusahaannya.

Dikuasai oleh Bimantara membuat Global TV mampu bersiaran pada 2002. Permasalahannya adalah ketika bersiaran, justru Global TV tidak menyiarkan acara seperti yang diharapkan oleh pendiri awalnya, dengan fokus menyiarkan acara musik MTV yang sebelumnya bekerjasama dengan ANTV. Menurut pemilik lama, hal ini dikarenakan kepemilikan di Bimantara sudah berubah, yaitu oleh Hary Tanoesoedibjo (HT) yang tidak memikirkan janji dan komitmen manajemen Bimantara sebelumnya. Di lain pihak, HT mengaku bahwa saat pemilik lama menjual sahamnya, izin Global TV adalah sebagai televisi umum, sehingga dibebaskan untuk menyiarkan acara apapun.[38][39] Perubahan isi siaran ini sempat menimbulkan protes dan kekecewaan dari Muladi dan KPI pada Maret 2006 yang sempat meminta agar Global TV dikembalikan ke misinya semula, tetapi HT tetap bergeming.[40][41] Juga, akibat perubahan isi siaran ini, pihak IIFTIHAR dan ICMI kecewa, tetapi tidak bisa berbuat banyak karena sudah tidak memegang saham mayoritas. Mereka akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Global TV dengan menjual 30% sahamnya (dari PT Titian Paraputra Sejahtera) kepada pemilik 70% saham Global TV, PT Media Nusantara Citra (dahulu bernama PT Panca Andika Mandiri, kini merupakan induk perusahaan penyiaran milik Bimantara/HT)[42] senilai US$ 5 juta pada 21 Februari 2005[43] serta mundur dari berbagai jabatan penting di Global TV.[44][45] Hasilnya, kepemilikan MNC atas Global TV mencapai 100%. Kondisi itu terus berlangsung hingga kini.

Masalah saham Global TV sempat diributkan pada September 2006. Kala waktu itu, pemilik lama Global TV (Jimly, Achmad Tirto, Ahmad Lubis, Zuhal) digugat oleh PT Jelang Era Global, yang pada saat itu menuntut 10% saham Global TV sebagai ganti dari pembayaran Rp 300 juta untuk konsultasi awal pendirian stasiun TV ini. Namun PT Jelang tidak bisa menerima 10% saham itu karena Global TV sudah keburu dijual kepada Bimantara. Gugatan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan tuntutan ganti rugi Rp 6 miliar ini akhirnya kandas setelah pada Juni 2007 ditolak oleh pengadilan.[46][47][48]

Jangkauan siaran

Berikut ini adalah transmisi GTV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan). Data dikutip dari data Izin Penyelenggaraan Penyiaran Kominfo[49] dan data dari laporan keuangan MNC Media.[50]

Nama jaringan Daerah Frekuensi analog (PAL) Frekuensi digital (DVB-T2)[51]
PT Global Informasi Bermutu DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi 51 UHF 44 UHF
PT GTV Satu Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur 46 UHF 31 UHF
Bandar Lampung, Kota Metro 38 UHF
PT GTV Dua Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus 37 UHF 46 UHF
Yogyakarta, Wonosari, Solo, Sleman, Wates 36 UHF 41 UHF
PT GTV Tiga Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan 50 UHF 41 UHF
PT GTV Empat Padang, Pariaman, Bukittinggi, Padang Panjang 37 UHF
Medan 31 UHF 42 UHF
PT GTV Lima Pekanbaru 36 UHF
Palembang 36 UHF
PT GTV Enam Manado 28 UHF
Makassar, Maros, Sungguminasa dan Pangkajene 43 UHF 40 UHF
PT GTV Tujuh Banjarmasin, Martapura dan Marabahan 28 UHF 47 UHF
Samarinda 41 UHF 33 UHF
PT GTV Delapan Jambi 31 UHF
Pontianak 33 UHF
PT GTV Sembilan Jayapura 36 UHF 37 UHF
Manokwari 36 UHF
PT GTV Sepuluh Kota Denpasar, Singaraja 47 UHF
PT GTV Bengkulu Bengkulu 55 UHF 40 UHF
PT GTV Balikpapan Balikpapan 50 UHF 33 UHF
Tanjung Selor 27 UHF 44 UHF
PT GTV Palu Gorontalo 60 UHF 37 UHF
Palu 41 UHF 44 UHF
PT GTV Tegal Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan 48 UHF 42 UHF
PT GTV Palangkaraya Palangkaraya 39 UHF
PT GTV Babel Pangkal Pinang 56 UHF 36 UHF
PT GTV Ambon Ternate Ambon 51 UHF 39 UHF
Ternate 46 UHF
PT GTV Aceh Banda Aceh 26 UHF 45 UHF
PT GTV Mataram Mataram 26 UHF
PT GTV Kupang Kupang 46 UHF 35 UHF
PT GTV Kendari Mamuju Kendari 57 UHF
Mamuju 52 UHF 37 UHF
PT GTV Batam Batam, Tanjung Balai Karimun off air sejak 2019 44 UHF
PT GTV Garut Garut, Tasikmalaya, Ciamis 46 UHF 38 UHF
PT GTV Sukabumi Sukabumi 46 UHF 41 UHF
PT GTV Sumedang Sumedang 49 UHF 46 UHF
PT GTV Cirebon Cirebon, Indramayu off air sejak 2021
(21 UHF)
25 UHF
PT GTV Purwokerto Purwokerto, Banyumas, Purbalingga, Kebumen dan Cilacap off air sejak 2013 42 UHF
PT GTV Madiun Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo dan Trenggalek off air sejak 2019 40 UHF
PT GTV Jember Jember off air sejak 2019 41 UHF
PT GTV Malang Malang off air sejak 2019 43 UHF
PT GTV Kediri Kediri, Pare, Kertosono, Blitar, Jombang, Tulungagung off air sejak 2019
Sabang 45 UHF (segera)
Lhokseumawe 44 UHF
Serang, Cilegon 34 UHF
Kotabaru 47 UHF

Penyiar

Direksi

Daftar direktur utama

No. Nama Awal jabatan Akhir jabatan
1 Nasir Tamara 1999 2001
2 Adjie Gunawan 2001 2003
3 Agus Sjafruddin 2003 2004
4 Stephen K. Sulistyo 2004 2008
5 Daniel Tatang Hartono 2008 2010
6 David Fernando Audy 2010 2021
7 Hary Tanoesoedibjo (Plt.) 2021 sekarang

Direksi saat ini

Struktur dewan direksi GTV saat ini adalah sebagai berikut:

No. Nama Jabatan
1 Hary Tanoesoedibjo (Plt.) Direktur Utama
2 Valencia Herliani Tanoesoedibjo Direktur Pelaksana
3 Tantan Sumartana Wakil Direktur Pelaksana bidang Penjualan dan Pemasaran
4 Noersing Direktur Produksi
5 Faisal Dharma Setiawan Direktur Keuangan, Teknologi dan Legal
6 Harry Hermawan Direktur Program dan Akuisisi[52]
7 Firdauzi Cece Direktur Pemasaran
Logo pertama Global TV dengan akronim tvG (1 Juni 2002 – 13 Oktober 2006)
Logo kedua Global TV (13 Oktober 2006 – 30 Juni 2008)
Logo ketiga Global TV (1 Juli 2008 – 28 Maret 2012)
Logo terakhir Global TV (29 Maret 2012 – 11 Oktober 2017)

GTV awalnya menggunakan logo "tvG" dengan tulisan "tv" warna hijau dan huruf "G" besar warna biru, diadaptasi dari logo RCTI. Digunakan pada tanggal 1 Juni 2002 hingga 13 Oktober 2006, ketika masih merelai acara-acara MTV.

Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "tvG" dipensiunkan dan diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G" yang memiliki perpaduan warna jingga dengan Nickelodeon, hijau, dan biru dari "tvG" di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik" (siaran bersama RCTI saat itu), yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4.

Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga dimensi biru dengan huruf "G" dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, setelah Euro 2008 berakhir.

Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan Sindo TV dengan tulisan GlobalTV. David Fernando Audy, yang pada saat itu menjabat sebagai direktur utama Global TV mengatakan, “Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia”.[53]

Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Huruf "G" pada logo GTV ini hampir mirip dengan logo yang sebelumnya (2006–2008), begitu juga hampir mirip dengan logo Google, hanya saja warna yang berbeda di mana warna tersebut berdasarkan warna lambang dari logo MNC, yakni biru, merah, hijau dan kuning (berurutan searah jarum jam).

Slogan utama

Sebagai Global TV

  • Nongkrong Terus di MTV (2002–2005)
  • Millions of Entertainment (2005–2006)
  • Global TV Seru! (2005–2008, 2011–2017)
  • Untuk Keluarga Indonesia (2008–2011)
  • 100% Seru! (2011–2013)

Sebagai GTV

  • Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017–sekarang)

Penghargaan

Tahun Award Kategori Hasil
2015 Panasonic Gobel Awards 2015 Acara khusus/Special Events (Gemilang 12 HUT GTV) Nominasi
2017 Panasonic Gobel Awards 2017 Acara khusus/Special Events (Amazing 14) Nominasi
2018 Panasonic Gobel Awards 2018 Acara khusus/Special Events (Amazing 15) Nominasi
2019 Panasonic Gobel Awards 2019 Acara khusus/Special Events (Amazing 16) Nominasi

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2003-08-06. Diakses tanggal 2003-08-06. 
  2. ^ Global TV Dijadikan TV Berita?
  3. ^ Kasus Pajak Terkait Restitusi Bhakti Investama
  4. ^ Banting Setir Anak Termiskin
  5. ^ DRAMA KOREA : Besok, Descendants Of The Sun Tayang Ulang Di Global TV
  6. ^ https://www.solopos.com/drama-korea-besok-descendants-of-the-sun-tayang-ulang-di-global-tv-83628
  7. ^ Global TV Siapkan 5 Serial Telenovela Terpopuler
  8. ^ Sinetron Preman Pensiun Kembali Tayang di Global TV
  9. ^ Global TV Tayangkan Jin dan Jun, Tuyul dan Mbak Yul, Jinny oh Jinny
  10. ^ MNC Media, “Smallest and Most Imaginated Media Group”
  11. ^ MNCN targetkan pendapatan tumbuh 5%-10% di tahun ini
  12. ^ Bedah Rumah yang Didukung Propan Raya Berhasil Menyabet Panasonic Gobel Award 2018
  13. ^ Bicara Layar Kaca #3: Uang Kaget (2017)
  14. ^ Mudahkan Masyarakat yang Ingin Jadi Peserta, Family 100 Indonesia Buka Audisi Online
  15. ^ Reality Minta Tolong Kembali Hadir di Layar Kaca
  16. ^ Hadiah Pantang Ngemis GTV Dinilai Kekecilan Dibanding Uang Kaget
  17. ^ Promo Super Deal Indonesia di GTV
  18. ^ Versi Baru 'KomuniKata' Tayang di GTV, Dipandu Choky Sitohang
  19. ^ Uang Kaget GTV Sukses, Penonton Ingin Settingan Tabrakan Hilang
  20. ^ Rating GTV
  21. ^ Sinopsis IPA & IPS, Sinetron Terbaru yang Tayang di GTV
  22. ^ E-Sports Star Indonesia GTV, Peluang Gabung E-Sport Profesional
  23. ^ Ini 11 Pemenang Indonesian Esports Awards 2020, Termasuk Ariel Noah
  24. ^ Promo Kick Off di GTV
  25. ^ Suara muhammadiyah, Volume 89,Masalah 17-24
  26. ^ Laporan pertanggungjawaban Majelis Pengurus Pusat, Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, periode 1995-2000, Volume 2
  27. ^ Demokrasi dan globalisasi: meretas jalan menuju kejatidirian
  28. ^ Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal
  29. ^ Bukan Cuma Global TV yang Cacat
  30. ^ Gatra, Volume 12,Masalah 16-19
  31. ^ Televisi Jakarta di atas Indonesia: Kisah Kegagalan Sistem Televisi Berjaringan di Indonesia
  32. ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5
  33. ^ Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000
  34. ^ AsiaCom: Asia-Pacific TV, Cable, Satellite, and Telecommunications, Volume 5
  35. ^ Eksekutif, Masalah 263-268
  36. ^ Sebaran Kerajaan Cendana di Bisnis Pertelevisian
  37. ^ Ekonomi Politik Media Penyiaran
  38. ^ Nasir Tamara Akui Misi Global TV Berubah Setelah Harry Tanoe Masuk
  39. ^ IIFTIHAR Sesalkan Perubahan Visi dan Misi Siaran Global TV
  40. ^ Muladi Kirim Surat ke IIFTIHAR Minta Tanggung Jawab Moral
  41. ^ Harry Tanoe: Izin Global TV Siaran Umum
  42. ^ PROSPEKTUS MNC 2007
  43. ^ Lapkeu Q2 BMTR 2005
  44. ^ Televisi Berita di Indonesia, Model Baru Pertelevisian Nasional
  45. ^ Masyarakat dan Teks Media: Membangun Nalar Kritis atas Hegemoni Media
  46. ^ Seteru Jimly Ajukan Banding
  47. ^ Digugat Rp 6 Miliar, Jimly Lempar ke Zuhal
  48. ^ Jimly Asshiddiqie Digugat ke PN Jaksel
  49. ^ DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
  50. ^ Laporan Keuangan Q2 MNC 2020
  51. ^ Peta ISR TV Digital - SDPPI Maps
  52. ^ https://www.rctiplus.com/programs/1352/voice-of-ramadan/episode/24222/voice-of-ramadhan-eps-19
  53. ^ "Konser Lampion 100% Ekspresif, Global TV Ganti Logo". KapanLagi.com. 30 Maret 2012. Diakses tanggal 14 Maret 2016. 

Pranala luar