Stasiun Semarang Tawang

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Semarang Tawang (SMT), juga disebut Stasiun Tawang, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di kawasan Kota Lama Semarang, Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah. Stasiun yang terletak pada ketinggian +2 meter di atas permukaan laut ini merupakan stasiun utama di Kota Semarang dan Jawa Tengah bagian utara dan berada dalam pengelolaan Kereta Api Indonesia Daerah Operasi IV Semarang.

Stasiun Semarang Tawang

Tampak Stasiun Semarang Tawang dari seberang polder Tawang, 2021
Nama lainStasiun Tawang
Lokasi
Koordinat6°57′52″S 110°25′40″E / 6.96444°S 110.42778°E / -6.96444; 110.42778
Ketinggian+2 m
Operator
Letak
km 0+000 lintas Semarang Tawang-:
Jumlah peron3 (satu peron sisi dan dua peron pulau yang sama-sama agak rendah)
Jumlah jalur8 (jalur 4 dan 5: sepur lurus)
LayananArgo Sindoro, Argo Muria, Argo Bromo Anggrek, Sembrani, Gumarang, Dharmawangsa, Jayabaya, Brawijaya, Matarmaja, Brantas, Harina, Joglosemarkerto, Kamandaka, Blora Jaya dan Kedung Sepur
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Fasilitas sepeda?
Akses difabelYa
ArsitekIr. L.C.L.W. Sloth-Blaauboer
Gaya arsitekturIndische
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe A[2]
Sejarah
Dibuka1 Juni 1914 (1914-06-01)
Nama sebelumnya
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan lokal/komuter Stasiun berikutnya
Semarang Poncol
Terminus
Kedung Sepur
Semarang Poncol–Ngrombo, p.p.
Alastua
menuju Ngrombo
Layanan penghubung
Halte sebelumnya
Trans Semarang
Halte berikutnya
Damri Koridor 2
transfer di Stasiun Tawang
Pengapon
menuju Terboyo
Damri
menuju Pelabuhan
Koridor 3
Melalui Kagok dari Dr. Cipto
transfer di Stasiun Tawang
Ronggowarsito
menuju Pelabuhan
Koridor 3
Melalui Elizabeth dari Balaikota
transfer di Stasiun Tawang
Damri
menuju Cangkiran
Koridor 4
Terminus
transfer di Stasiun Tawang
Pengapon
menuju Cangkiran
Damri
menuju Terboyo
Koridor 7
transfer di Stasiun Tawang
Widoharjo
menuju Terboyo
Halte sebelumnya Trans Jateng Halte berikutnya
Damri
menuju Bawen
Koridor 1
Kedungsepur
Terminus
transfer di Stasiun Tawang
Pengapon
menuju Bawen
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Area merokok Toilet Isi baterai Penitipan barang Pemesanan langsung di loket Ruang/area tunggu Tempat naik/turun Layanan pelanggan  Cetak tiket mandiri Penginapan Restoran Pertokoan/area komersial Galeri ATM Musala 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Tawang
KategoriBangunan
No. RegnasRNCB.20160711.02.001015
Tanggal SK1992 dan 2010
PemilikKereta Api Indonesia
PengelolaKereta Api Indonesia
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Semarang Tawang merupakan stasiun sibuk karena menjadi persimpangan antara jalur lintas utara dan tengah Pulau Jawa; melayani hampir seluruh kelas kereta api antarkota seperti kelas eksekutif, campuran dan sebagai kecil ekonomi. Nama "Tawang" diambil dari nama kampung di dekat stasiun ini, yaitu Tawangsari. Letak Stasiun Semarang Tawang tidak jauh dari objek wisata Kota Lama dan Pasar Johar.

Sejarah

 
Hall Stasiun Semarang Tawang pada zaman NIS.

Pada tahun 1911, Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mulai menyusun rencana induk sistem perkeretaapian di jalur kereta api Semarang–Surakarta–Yogyakarta yang sebelumnya diresmikan pada tahun 1873. Hal ini terjadi karena Stasiun Samarang NIS yang telah ditutup enam tahun sebelumnya sudah tidak memungkinkan dioperasikan kembali sebagai stasiun pusat NIS apabila Semarang dilanda banjir rob.

Dalam melaksanakan rencana induk tersebut, NIS mulai membangun stasiun kereta api baru di wilayah Tawang yang mulai dibangun pada 29 April 1911.[4] Stasiun ini telah selesai dibangun dan diresmikan pada 1 Juni 1914.[5]

Meskipun telah dibangun, Stasiun Semarang Tawang selalu mengalami banjir rob. Hal ini terjadi karena Laut Jawa selalu mengalami pasang dan bercampur dengan air hujan dan air limbah yang berasal dari beberapa saluran air sehingga ketinggian stasiun turun menjadi 0 m di atas permukaan laut. Dalam menyelesaikan masalah ini, maka Pemerintah Kota Semarang mendirikan polder di depan stasiun yang mulai dibangun pada tahun 1998.[6][7]

Bangunan dan tata letak

 
Ruang tunggu VIP di Stasiun Tawang pada zaman NIS

Stasiun Semarang Tawang pada awalnya memiliki lima jalur kereta api dengan jalur 4 merupakan sepur lurus. Setelah jalur ganda menuju Stasiun Alastua resmi beroperasi pada awal Desember 2013[8] dan menuju Stasiun Semarang Poncol pada awal Februari 2014,[9] jumlah jalur bertambah menjadi delapan dan jalur 5 juga dijadikan sebagai sepur lurus. Jalur 1 dan 2 digunakan sebagai tempat pemberhentian kereta api antarkota untuk menaikturunkan penumpang, jalur 3 digunakan sebagai tempat kedatangan maupun keberangkatan kereta api antarkota yang memulai perjalanan dari stasiun ini dan digunakan untuk parkir rangkaian kereta, jalur 6 digunakan sebagai tempat persilangan maupun persusulan kereta api, serta jalur 7 dan 8 juga digunakan sebagai tempat parkir rangkaian kereta sekaligus tempat cuci rangkaian kereta. Di ujung timur jalur 6 dan 7—dekat dengan Jalan Ronggowarsito—terdapat tempat bongkar muat peti kemas.

Meskipun stasiun besar, stasiun ini masih menggunakan peron berukuran rendah, sementara peron berukuran tinggi hanya tersedia di jalur 1 yang digunakan untuk mempermudah naik-turun penumpang dan mengakomodasi penumpang difabel.[10]

Pada tahun 2019, tata letak jalur di stasiun ini mengalami sedikit perombakan dan sistem persinyalan elektrik yang lama telah diganti dengan yang terbaru produksi Len Industri.

Bangunan stasiun yang bergaya Hindia ini diarsiteki oleh Ir. Louis Cornelis Lambertus Willem Sloth-Blaauboer.[11] Stasiun ini tergolong stasiun sisi; memanjang mengikuti sumbu jalur kereta api. Bentuk massa bangunan adalah perpaduan kubus dan balok, dan atapnya berbentuk limas segiempat pada lobi utama serta prisma segitiga pada kedua sisi sampingnya. Atap pada bangunan lobi dimahkotai kubah sehingga memberi kesan megah, tegas, dan kokoh yang menjadi ciri khas arsitektur Hindia. Atap bangunan utama stasiun yang menjadi fokus utama stasiun ini terbuat dari genteng, sedangkan kanopi peron stasiun menggunakan atap seng yang ditopang tiang-tiang baja. Tebal dinding stasiun 30 cm; dan pada penopangnya mendapatkan penebalan 50 cm untuk memperkukuh konstruksi. Pada pintu dan jendelanya diberi ornamen berupa konstruksi bata rolaag, yang disambungkan dengan hiasan keramik glazur, memberikan kesan artistik bangunan.[12]

Ciri khas

Stasiun Semarang Tawang memiliki melodi penyambutan kereta api berupa lagu instrumental berjudul "Gambang Semarang" karya Oey Yok Siang dan Sidik Pramono[13] yang dimainkan dalam bentuk ansambel jazz untuk menandakan kedatangan kereta api. Selain itu, di depan bangunan stasiun dan di sebelah polder terdapat monumen lokomotif D301 59 yang dihiasi lampu berwarna-warni dan air mancur menari di sekelilingnya.[14][15]

Layanan kereta api

Semua layanan kereta api yang melintas di Kota Semarang berhenti di Stasiun Semarang Tawang, kecuali Kertajaya, Jayabaya, dan layanan kereta barang selain parsel ONS.

Antarkota

Eksekutif
Campuran
Ekonomi

Lokal

Komuter

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Trans Semarang[16]  2  Terminal Sisemut–Terboyo Wetan
 3A  Pelabuhan Tanjung EmasPelabuhan Tanjung Emas (arah jarum jam via Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo dan Jalan Gajah Mada)
 3B  Pelabuhan Tanjung EmasElizabethPelabuhan Tanjung Emas (berlawanan arah jarum jam via Jalan Letjen Suprapto (kawasan Kota Lama Semarang), Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pandanaran)
 4  Terminal Cangkiran–Stasiun Semarang Tawang
 7  Terboyo WetanPemuda Balai KotaTerboyo (loop)
Trans Jateng[17] Koridor 1
Kedungsepur
Terminal Bawen-Stasiun Semarang Tawang

Galeri

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Tidak sama dengan Stasiun Samarang yang dibangun sejak 1864-1867

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Sugiana, A.; Lee, Key-Seo; Lee, Kang-Soo; Hwang, Kyeong-Hwan; Kwak, Won-Kyu (2015). "Study on Interlocking System in Indonesia" (PDF). Nyeondo Hangugcheoldohaghoe Chungyehagsuldaehoe Nonmunjib (Korean Society for Railway) (46). 
  4. ^ Kompas., Penerbit Buku ([2008]). Ekspedisi Anjer-Panaroekan : laporan jurnalistik Kompas : 200 tahun Anjer-Panaroekan, jalan untuk perubahan. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 9797093913. OCLC 298706775. 
  5. ^ 1895-1963., Liem, Thian Joe, (2004). Riwayat Semarang (edisi ke-Cet. 2). Jakarta: Hasta Wahana. ISBN 9789799695215. OCLC 60326750. 
  6. ^ Lida., Schelwald-van der Kley, (2009). Water, a way of life : sustainable water management in a cultural context. Boca Raton [Fla.]: CRC Press. ISBN 0203872363. OCLC 316028315. 
  7. ^ "Bernostalgia dengan Semarang Tempo Dulu di Stasiun dan Polder Tawang | Hello SEMARANG". Hello SEMARANG. 6 Juli 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-01-03. Diakses tanggal 3 Januari 2018. 
  8. ^ Buwono, Bakti (2013-12-15). "Jalur Rel Ganda Alastuwo-Tawang Sepanjang Delapan Km Dioperasikan". TribunJateng.com. Diakses tanggal 2020-04-11. 
  9. ^ Laeis, Zuhdiar (2014-02-07). "Jalur Ganda KA Stasiun Poncol-Tawang Dioperasikan". Kantor Berita Antara. Diakses tanggal 2020-04-18. 
  10. ^ Syamsuddin, M. (2011-10-26). Aspek Yuridis Pembangunan Peron Tinggi di Stasiun sebagai Sarana Perlindungan Hukum Konsumen (PDF). Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. 1. 2. hlm. 345–352. id. Diakses tanggal 2020-01-03. 
  11. ^ "Stasiun Tawang, Stasiun yang Terindah di Hindia Belanda". Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses tanggal 2020-11-04. 
  12. ^ Santoso, Beni Adi; Fauzy, Bachtiar (2017). "Pengaruh fungsi, bentuk, dan struktur terhadap hierarki ruang pada Stasiun Semarang Tawang di Semarang". Jurnal Riset Arsitektur. 01 (03): 267–285. ISSN 2548-8074. 
  13. ^ Dewanto, H. (2010-09-09). "Kisah "Empat Penari" di Tawang Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2021-10-13. 
  14. ^ "Monumen Lokomotif D 301 59 dan Dancing Fountain Percantik Kota Lama Semarang". kai.id. Diakses tanggal 2019-03-31. 
  15. ^ nugroho (2019-03-27). "Lokomotif D 301 59 Telah Purna Tugas, Monumen Dibuat di Semarang". Semaranginside.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-31. Diakses tanggal 2019-03-31. 
  16. ^ "Transportasi - Dinas Koperasi dan UKM Kota Semarang". Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang. Diakses tanggal 2018-06-26. 
  17. ^ Adhitya Purbaya, Angling (7 Juli 2017). "Ayo Naik Bus Trans Jateng, 3 Hari Gratis". Detikcom. Trans Media. Diakses tanggal 2020-09-07. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Semarang Poncol
menuju Tegal
Tegal–Brumbung Semarang Gudang
menuju Brumbung
Terminus Percabangan menuju Tanjung Emas
Trase DJKA
Semarang Gudang
Samarang
Terminus
Samarang–Semarang Tawang
Penghubung antara Samarang dengan Semarang Tawang
Terminus
Jurnatan
Terminus
Jurnatan–Rembang
Lintas utama SJS