Kereta api Argo Dwipangga

layanan kereta api di Indonesia

Kereta api Argo Dwipangga merupakan layanan kereta api penumpang kelas Eksekutif dan Luxury (reguler) yang dioperasikan oleh Kereta Api Indonesia yang memiliki rute Solo BalapanGambir melalui jalur lintas selatan Jawa (via Purwokerto-Cirebon) dan sebaliknya.

Kereta api Argo Dwipangga
KA ARGO DWIPANGGA
Solo Balapan - Gambir (PP)
Kereta api Argo Dwipangga saat melintas di Tambun Selatan, Bekasi

Kereta api Argo Dwipangga
Peta
Informasi umum
Jenis layananKereta api antarkota
StatusBeroperasi
PendahuluDwipangga
Mulai beroperasi21 April 1998 (sebagai KA Dwipangga)
5 Oktober 1998 (sebagai KA Argo)
Operator saat iniKereta Api Indonesia
Lintas pelayanan
Stasiun awalSolo Balapan
Stasiun akhirGambir
Jarak tempuh573 km
Waktu tempuh rerata7 jam 2 menit
Frekuensi perjalananSatu kali keberangkatan tiap hari pada jadwal malam dan sebaliknya pada jadwal pagi.
Jenis relRel berat
Pelayanan penumpang
KelasEksekutif & Luxury (reguler)
Pengaturan tempat duduk
  • 50 tempat duduk disusun 2-2 (eksekutif)
    kursi dapat direbahkan dan diputar
  • 26 tempat duduk disusun 1-2 (luxury)
    kursi dapat diputar dan dapat direbahkan hingga 140°
Fasilitas restorasiAda
Fasilitas observasiKaca panorama dupleks, dengan blinds, lapisan laminasi isolator panas.
Fasilitas hiburanAda
Fasilitas lainLampu baca, toilet, alat pemadam api ringan, rem darurat, penyejuk udara, peredam suara, meja lipat, pengeras suara, bantal, selimut, dan Wi-Fi.
Teknis sarana dan prasarana
Lebar sepur1.067 mm
Kecepatan operasional81.5-120 km/jam
Pemilik jalurDitjen KA, Kemenhub RI
Nomor pada jadwal
  • 9-10 (reguler)
  • 59F-60F (fakultatif)

Kereta api ini menempuh perjalanan dari Solo Balapan menuju Gambir sejauh 573 km dalam waktu sekitar 7 jam 2 menit dan hanya berhenti di Klaten, Yogyakarta, Purwokerto, dan Cirebon. Kereta api yang membawa sembilan kereta kelas eksekutif dan satu kereta kelas luxury ini menawarkan alternatif perjalanan pada siang hari dari Gambir ke Solo Balapan dan perjalanan pada malam hari dari arah sebaliknya.

Nama Dwipangga diambil dari sebutan kendaraan Dewa Indra berupa gajah.

Sejarah

Awal pengoperasian kereta api

Kereta api Dwipangga (1998)

Kereta api Dwipangga pertama kali diresmikan oleh Menteri Perhubungan RI saat itu, Giri Suseno Hadihardjono, pada 21 April 1998.[1] Rangkaian kereta yang digunakan awalnya merupakan kereta kelas spesial dengan susunan kursi 2–1 sebanyak 33 kursi dalam satu kereta, hasil perbaikan kereta keluaran 1950-an maupun lebih muda secara besar-besaran.[2] Tarif yang ditetapkan untuk kelas spesial saat itu sebesar Rp160.000,00.[2]

Kereta api Argo Dwipangga (1998–2011)

 
Kereta api Argo Dwipangga saat melintas di Stasiun Cikini, 2013

Sebagai tanggapan atas rendahnya tingkat okupansi pada kereta api kelas spesial, maka ia dilakukan perubahan layanan menjadi kelas eksekutif dan mengalami perubahan nama menjadi "Argo Dwipangga" pada 5 Oktober 1998. Corak pada rangkaian kereta api Argo Dwipangga saat itu berwarna putih-kuning gading, sebagian berwarna abu-abu khas kereta api Argo.[3]

Pada November 1998, kereta api Argo Dwipangga mulai beroperasi menggunakan rangkaian kereta buatan PT INKA, namun kereta makan dan kereta pembangkit yang digunakan berupa kereta yang telah ada di Depo Solo Balapan. Pada tahun 2002, kereta api ini juga beroperasi menggunakan bekas rangkaian kereta eksekutif Argo Lawu keluaran 1996 setelah ia beroperasi menggunakan rangkaian berbogie K9.[3]

Kereta api Argo Dwipangga saat itu memiliki ciri khas, yaitu logo "Dwipangga" dengan gambar gajah baik saat masih menjadi kereta kelas spesial maupun kelas eksekutif Argo—tidak seperti logo pada kereta api Argo saat itu—sebelum dilakukan perubahan logo seperti kereta api kelas eksekutif Argo lainnya.

Pengoperasian kereta api mulai 2011–sekarang

 
Kereta api Argo Dwipangga saat meninggalkan Stasiun Purwokerto, 2020

Setelah Balai Yasa Manggarai melakukan penyehatan kereta eksekutif keluaran tahun 1984 dan 1986 sebagai eksekutif new image dengan kaca berbentuk "seperti pesawat", kereta api Argo Dwipangga beroperasi menggunakan kereta eksekutif hasil penyehatan tersebut mulai 2011, sementara kereta buatan tahun 1996 dan 1998 dimutasi ke Depo Kereta Yogyakarta (YK) digunakan untuk pengoperasian kereta api Taksaka.

Sejak 21 Juli 2016, kereta api Argo Dwipangga untuk perjalanan reguler bersama Argo Lawu dan Bima sempat beroperasi menggunakan rangkaian kereta eksekutif terbaru keluaran 2016 oleh PT INKA—sebelum dilakukan penggantian rangkaian kereta pada 1 Desember 2019.

Kereta api Argo Dwipangga melayani kelas luxury mulai 26 Mei 2019 yang memiliki 26 tempat duduk.[4]

Insiden

Pada 10 Desember 2002, kereta api Argo Dwipangga terguling ke sawah di Sarwogadung, Mirit, Kebumen, akibat truk yang menyenggol jembatan kereta dan mengakibatkan rel bergeser. Akibatnya, empat orang tewas dan 24 lainnya luka berat, serta ratusan penumpang terluka ringan akibat anjlokan tersebut.[5]

Pada 3 April 2007, kereta api Argo Dwipangga mengalami anjlok di km 342+500, Babakan, Karanglewas, Banyumas yang mengakibatkan perjalanan kereta api terhambat.[6]

Pada 1 Oktober 2013, kereta api Argo Dwipangga menabrak mobil bak terbuka yang mengangkut rombongan haji di Kertasemaya, Indramayu. Ketiga belas orang tewas dalam kejadian tersebut.[7]

Pada 25 Agustus 2019, kereta api Argo Dwipangga menabrak truk di km 463+4/5 antara Stasiun Kutowinangun dan Stasiun Prembun yang mengakibatkan sopir truk meninggal dunia dan satu orang lainnya luka-luka.[8]

Stasiun pemberhentian

Menurut Gapeka 2021 yang dirilis 10 Februari 2021 dengan revisi 24 September 2021, berikut ini adalah stasiun kereta api dilayani oleh KA Argo Lawu dan Argo Dwipangga.

Provinsi Kota/Kabupaten Stasiun Keterangan
Jawa Tengah Surakarta Solo Balapan Stasiun ujung dari kedua kereta api tersebut dan terintegrasi dengan KAI Commuter Yogyakarta-Solo dan kereta api bandara SOC dan terintegrasi dengan bus Batik Solo Trans dan Trans Jateng di terminal Tirtonadi.
Klaten Klaten Stasiun pemberhentian KAI Commuter Yogyakarta-Solo dan kereta api bandara SOC.
Banyumas Purwokerto
Daerah Istimewa Yogyakarta Yogyakarta Yogyakarta Stasiun pemberhentian KAI Commuter Yogyakarta-Solo dan kereta api bandara YIA dan terintegrasi dengan bus Trans Jogja (lin 1A, 1B, 2A, 3A, 3B).
Jawa Barat Cirebon Cirebon   Terletak di tepi Jalan Raya Nasional Pantura
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jakarta Pusat Gambir Stasiun ujung kedua kereta tersebut dan terintegrasi dengan BRT Transjakarta (     )
Stasiun ini dikhususkan untuk kereta api antarkota dan bukan tempat pemberhentian KAI Commuter Jabodetabek kecuali gangguan operasional dan keadaan mendesak bagi kereta KAI Commuter Jabodetabek.

Data teknis

Nomor urut Lokomotif CC206 1 1 2 3 4 Kereta makan (M1) 5 6 7 8 9 Kereta pembangkit (P)
Keterangan Kereta penumpang kelas Luxury (K1) Kereta penumpang kelas eksekutif (K1) Kereta penumpang kelas eksekutif (K1)
Depo Kereta Solo Balapan (SLO)
Catatan : Susunan rangkaian kereta dapat berubah sewaktu-waktu.

Galeri

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Liem, Dewangga (2019-09-02). "Dwipangga, Tunggangan Dewa Indra yang Disematkan HB X Sebagai Nama Kereta Api | GenPI Jogja". Diakses tanggal 2020-01-04. 
  2. ^ a b "Dwipangga". Perusahaan Umum Kereta Api. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 Februari 2002. 
  3. ^ a b "Argo Dwipangga, Gajah Sakti dari Solo". Roda Sayap. Diakses tanggal 2020-04-22. 
  4. ^ "Mengenal Kemewahan KA Luxury 2, Ini Fasilitas dan Jadwal Keberangkatan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  5. ^ "Suara Merdeka: KA Dwipangga Terguling, 4 Tewas". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-31. Diakses tanggal 2016-11-12. 
  6. ^ Detikcom: KA Dwipangga Anjlok di Banyumas, Jalur Tengah Terganggu
  7. ^ Vivanews: Argo Dwipangga Tabrak Pick Up Rombongan Haji, 13 Meninggal
  8. ^ [1]

Pranala luar