Kabupaten Bogor

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
Revisi sejak 10 Februari 2022 12.59 oleh Herryz (bicara | kontrib)

Kabupaten Bogor (bahasa Sunda: ᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat. Pusat pemerintahannya adalah Kecamatan Cibinong. Kabupaten Bogor berbatasan dengan Kabupaten Lebak di barat, Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi di utara; Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di timur; Kabupaten Cianjur di tenggara, Kabupaten Sukabumi. Kota Bogor merupakan enklave dari kabupaten ini.

Kabupaten Bogor
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮊᮘᮥᮕᮒᮨᮔ᮪ ᮘᮧᮌᮧᮁ
Baris ke-1: Gunung Munara Rumpin, Taman Safari Indonesia, Stadion Persikabo, baris ke-2: Jalan di Leuwiliang zaman Hindia Belanda, Kebun Teh Puncak dan Gunung Gede, Puncak Pass, baris ke-3: Curug Lontar di Sungai Cianten, Persawahan Cileungsi, Gunung Kapur Ciampea, baris ke-4: Stasiun Tenjo, Sirkuit Sentul, Litografi Citeureup (1865–1872), baris ke-5: Stadion Pakansari, Stasiun Paledang, Curug Panjang Megamendung, baris ke-6: Jembatan Gerendong, Hutan di Desa Wisata Malasari, Jalan Raya Gunung Sindur
Bendera Kabupaten Bogor
Motto: 
Prayoga, Tohaga, Sayaga-Kuta Udaya Wangsa
(Sunda) Bersikap baik, kukuh pendirian, dan siap siaga untuk mewujudkan Bogor sebagai pusat kebangkitan perjuangan pembangunan demi kesejahteraan bangsa
Peta
Peta
Kabupaten Bogor di Jawa
Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor
Peta
Kabupaten Bogor di Indonesia
Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor
Kabupaten Bogor (Indonesia)
Koordinat: 6°19′S 106°10′E / 6.32°S 106.17°E / -6.32; 106.17
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri3 Juni 1482
Ibu kotaCibinong
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 40 kecamatan
  • Kelurahan: 16 kelurahan
  • Desa: 410 desa
Pemerintahan
 • BupatiAde Yasin
 • Wakil BupatiIwan Setiawan
 • Sekretaris DaerahBurhanudin
 • Ketua DPRDRudy Susmanto
Luas
 • Total2,938,4 km2 (1,134,5 sq mi)
Populasi
 (2022)
 • Total5.427.068
 • Kepadatan1,847/km2 (4,78/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 89,14%
Kristen 9,58%
- Protestan 7,55%
- Katolik 2,03%
Hindu 0,70%
Buddha 0,42%
Konghucu 0,16%[1]
 • BahasaBahasa Indonesia
Sunda (asli)
Betawi (pendatang)
 • IPMKenaikan 74,10 (2022)
Penurunan 70,65 (2021)
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3201
Kode area telepon021 (kecamatan Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Gunung Putri, Cariu, Jonggol, Sukamakmur dan Tanjungsari)
0251 (sebagian besar wilayah kabupaten)
Pelat kendaraanF xxxx F**/G*/H*/I*/J*/K* /L*/M*/N*/O*/P*/R*
Kode Kemendagri32.01
DAURp. 2.083.540.132.000 (2022)
Semboyan daerahTegar Beriman
(Tertib, segar, bersih, indah, mandiri, aman, dan nyaman)
Flora resmiKemang[2]
Fauna resmiSurili[3]
Situs webwww.bogorkab.go.id
Pemandangan Desa di Daerah Bogor Pada Tahun 1880-an, Dengan Latar Belakang Gunung Salak.

Kabupaten Bogor terdiri atas 40 kecamatan, yang dibagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan Kabupaten Bogor terletak di Kecamatan Cibinong, yang berada di sebelah utara Kota Bogor.[4]

Sejarah

Pada tahun 1745, cikal bakal masyarakat Bogor semula berasal dari 9 kelompok pemukiman dengan 3 gabungan kelompok besar antara lain Bogor (wilayah tengah), Jonggol (wilayah timur dan utara) dan Leuwiliang (wilayah barat) yang digabungkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Baron van Inhof menjadi inti kesatuan masyarakat Kabupaten Bogor.

Pada waktu itu, Bupati Demang Wartawangsa berupaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan rakyat yang berbasis pertanian dengan menggali terusan dari Sungai Ciliwung ke Cimahpar dan dari Nanggewer sampai ke Kalimulya.[5]

Terdapat berbagai pendapat tentang lahirnya nama Bogor itu sendiri. Salah satu pendapat menyatakan bahwa nama Bogor berasal dari bahasa Arab yaitu Baqar yang berarti sapi dengan alasan terdapat bukti berupa patung sapi di Kebun Raya Bogor. Pendapat lainnya menyebutkan bahwa nama Bogor berasal dari kata Bokor yang berarti tunggul pohon enau. Pendapat di atas memiliki dasar dan alasan tersendiri diyakini kebenarannya oleh setiap ahlinya.

Namun berdasarkan catatan sejarah, pada tanggal 7 April 1752 telah muncul kata Bogor dalam sebuah dokumen dan tertulis Hoofd van de Negorij Bogor, yang berarti Kepala Kampung Bogor. Pada dokumen tersebut diketahui juga bahwa kepala kampung itu terletak di dalam lokasi Kebun Raya itu sendiri yang mulai dibangun pada tahun 1817.

Pada tahun 1908 Kabupaten Bogor memiliki 5 kawedanan yang dipimpin oleh seorang demang, yaitu (Buitenzorg, Jonggol, Cibinong, Parung dan Leuwiliang). Kemudian untuk memudahkan tugas distrik dibentuklah sejumlah onderdistrik yang dikepalai oleh asisten demang.

Perjalanan sejarah Kabupaten Bogor memiliki keterkaitan yang erat dengan zaman kerajaan yang pernah memerintah di wilayah tersebut. Pada 4 abad sebelumnya, Sri Baduga Maharaja dikenal sebagai raja yang mengawali zaman Kerajaan Pajajaran, raja tersebut terkenal dengan ajaran dari leluhur yang dijunjung tinggi yang mengejar kesejahteraan. Sejak saat itu secara berturut-turut tercatat dalam sejarah adanya kerajaan-kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah tersebut, yaitu:

  • Kerajaan Tarumanegara, diperintah oleh 12 orang raja. Berkuasa sejak tahun 358 sampai dengan tahun 669.
  • Kerajaan Galuh, diperintah oleh 14 raja. Berkuasa sejak 516 hingga tahun 852.
  • Kerajaan Sunda, diperintah oleh 28 raja. Bertahta sejak tahun 669 sampai dengan tahun 1333.
  • Kerajaan Kawali, diperintah oleh 6 orang raja. Berkuasa sejak tahun 1333 hingga 1482.
  • Kerajaan Pajajaran, berkuasa sejak tahun 1482 hingga tahun 1579. Pelantikan raja yang terkenal sebagai Sri Baduga Maharaja, menjadi satu perhatian khusus. Pada waktu itu terkenal dengan Upacara Kuwedabhakti, dilangsungkan tanggal 3 Juni 1482. Tanggal itulah kiranya yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kota Bogor dan Kabupaten Bogor.

Pasca Proklamasi, tepatnya pada era Republik Indonesia Serikat atau RIS, Kabupaten Bogor masuk dalam wilayah Negara Pasundan, kemudian keluar SK Wali Negeri Pasundan Nomor 12[6] yang menyatakan bahwa Kabupaten Bogor, kembali dibentuk 7 Kawedanan yaitu:

  • Kawedanan Buitenzorg (mencakup Semplak, Kedunghalang, Ciawi, Cisarua, Cigombong, dan Cijeruk; serta seluruh wilayah Kota Bogor modern)
  • Kawedanan Cibinong (mencakup Cibinong, Bojonggede, Tajurhalang, Sukaraja, Citeureup dan Babakan Madang; serta sebagian Kota Depok modern, seperti Sukmajaya)
  • Kawedanan Depok (mencakup Parung, Gunungsindur, Kemang, Rumpin dan Ciseeng; serta sebagian Kota Depok modern, seperti Depok, Limo, dan Sawangan)
  • Kawedanan Jonggol (mencakup Jonggol, Gunung Putri, Cileungsi, Cariu, dan Tanjungsari; serta kecamatan diluar Kabupaten Bogor modern, seperti Cimanggis, Jatisampurna, Cibarusah, Bojongmangu, Serangbaru Cikalongkulon, Pangkalan dan Tegalwaru)
  • Kawedanan Leuwiliang (mencakup Leuwiliang, Ciampea, Nanggung, Pamijahan dan Dramaga)
  • Kawedanan Jasinga (mencakup Jasinga, Sukajaya, Tenjo dan Cigudeg).
 
Kawedanan Jasinga (biru), Kawedanan Depok (oren), Kawedanan Leuwiliang (merah), Kawedanan Cibinong (kuning), Kawedanan Buitenzorg (hijau toska), Kawedanan Jonggol (hijau).

Pada tahun 1950-an seiring dengan kebijakan restrukturisasi otonomi daerah, khususnya berkaitan dengan organisasi dan wilayah membuat Kabupaten Bogor kehilangan banyak wilayahnya. Yang paling kehilangan banyak wilayahnya adalah Kawedanan Jonggol, seperti Kecamatan Cibarusah dan desa Jatisampurna dilimpahkan kepada Kabupaten Bekasi, Kecamatan Cikalongkulon dilimpahkan kepada Kabupaten Cianjur dan Kecamatan Pangkalan dilimpahkan kepada Kabupaten Karawang.

Pada tahun 1975, Pemerintah Pusat menginstruksikan bahwa Kabupaten Bogor harus memiliki Pusat Pemerintahan di wilayah Kabupaten sendiri. Atas dasar tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengadakan penelitian di beberapa wilayah Kabupaten Bogor untuk dijadikan calon ibukota sekaligus berperan sebagai pusat pemerintahan. Alternatif lokasi yang akan dipilih diantaranya adalah wilayah Kecamatan Ciawi, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan Parung, Kecamatan Semplak dan Kecamatan Cibinong.

Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa yang diajukan ke Pemerintah Pusat untuk mendapat persetujuan sebagai calon ibukota adalah Desa Rancamaya (saat ini menjadi bagian Kota Bogor). Akan tetapi Pemerintah Pusat menilai bahwa Rancamaya masih relatif dekat letaknya dengan Pusat Pemerintahan Kota Bogor dan dikhawatirkan akan masuk ke dalam rencana perluasan dan pengembangan wilayah Kota Bogor.

Mempertimbangkan rencana pembentukan Kota Administratif Depok dan Kabupaten Jonggol yang sudah menjadi bahasan Menteri Dalam Negeri Amir Machmud bersama Gubernur Jawa Barat. Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mengambil salah satu alternatif wilayah yaitu Kemang yang akan menjadi titik paling tengah bagi kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor apabila Kota Administratif Depok terbentuk dan Kabupaten Jonggol dimekarkan dari Kabupaten Bogor.

Dalam sidang Pleno DPRD Kabupaten Bogor tahun 1980, Desa Kemang batal ditetapkan menjadi calon ibukota Kabupaten Bogor, dikarenakan ketersediaan lahan milik pemerintah kabupaten masih sangat sedikit, infrastruktur yang minim, hingga wacana pembentukan Kabupaten Jonggol yang dianggap masih mentah. Akhirnya ditetapkan bahwa calon ibukota Kabupaten Bogor terletak di Desa Tengah (Sekarang Kelurahan Tengah), Kecamatan Cibinong.

Penetapan calon ibukota ini diusulkan kembali ke pemerintah Pusat dan mendapat persetujuan serta dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, yang menegaskan bahwa ibukota Pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor berkedudukan di Desa Tengah, Kecamatan Cibinong. Sejak saat itu, dimulailah rencana persiapan pembangunan Pusat Pemerintahan ibukota Kabupaten Bogor dan pada tanggal 5 Oktober 1985 dilaksanakan peletakan batu pertama oleh Bupati Kabupaten Bogor saat itu.

Wilayah Kabupaten Bogor yang luas ditambah cepatnya pertumbuhan penduduk akibat lokasi geografis Kabupaten Bogor sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta, muncul beberapa wacana terkait pemekaran berbasis pengembangan wilayah. Pada tahun 1978, Menteri Dalam Negeri Amir Machmud mengusulkan pembentukan Kota Administratif Depok yang mencakup Kecamatan Depok serta kecamatan lainnya yang berbatasan dengan DKI Jakarta khususnya yang terdampak pembangunan Perumnas di wilayah tersebut. Rencananya Kota Administratif Depok akan dijadikan kawasan pemukiman yang tertata bagi para pekerja di DKI Jakarta.

Gubernur Jawa Barat Aang Kunaefi juga mengusulkan kepada Menteri Dalam Negeri Amir Machmud pembentukan wilayah di bekas Kawedanan Jonggol yang sebagian telah dilimpahkan ke kabupaten lain untuk dipersatukan sebagai Daerah Tingkat II Kabupaten. Wilayah Jonggol dan sekitarnya dianggap layak, karena wilayahnya cukup luas, memiliki kekayaan alam yang melimpah, serta berpotensi sebagai kawasan pemukiman baru, industri, dan pariwisata.

Wilayah yang diusulkan sebagai bagian dari pemekaran dahulunya merupakan bekas wilayah dari Kawedanan Jonggol antara lain, daerah Kecamatan Jonggol, Kecamatan Gunung Putri, Kecamatan Cileungsi dan Kawasan Cibubur, juga pelimpahan dari luar Kabupaten Bogor, seperti Kabupaten Bekasi yaitu Kecamatan Cibarusah serta Kecamatan Pondok Gede (bagian selatan) dan pelimpahan dari Kabupaten Karawang yaitu Kecamatan Pangkalan.

Pada tahun 1981 akhirnya Kecamatan Depok ditingkatkan statusnya dari Kecamatan menjadi kota administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang mencakup Kecamatan Beji dan Kecamatan Pancoran Mas serta pemekaran dari Kecamatan Gunung Putri yaitu Kecamatan Cimanggis. Kota Administratif Depok dipimpin oleh Walikota Administrasi. Sementara itu, gagasan pembentukan Kabupaten Jonggol tidak terlaksana.[7]

Pada tahun 1994, Presiden Soeharto tertarik menjadikan salah satu wilayah Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Jonggol (kala itu termasuk Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari dan Karang Tengah) [8] sebagai lokasi ibukota negara baru pengganti DKI Jakarta, karena Jonggol terletak hanya 40 km di sebelah tenggara Jakarta.

Pasca reformasi seiring dengan kebijakan penghapusan daerah otonom Kota Administratif di seluruh Indonesia. Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 meningkatkan status Depok menjadi Kotamadya, dengan demikian Depok resmi berpisah dengan Kabupaten Bogor dan menjalankan otonominya sendiri. Sementara, rencana dan persiapan pemindahan ibukota negara ke Jonggol tenggelam seiring dengan lengsernya Presiden Soeharto tahun 1998.[8]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut merupakan daftar Bupati Bogor.

No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Referensi
1   Ipik Gandamana 1948 1949 Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia   N/A 1 [ket. 1]
2   Abdoellah Natadipoera 1950 1958 Non Partai   N/A 2
3   Raden Kahfi 1958 1960 Majelis Syuro Muslimin Indonesia   N/A 3
1960 1961 4
4   Suprayogi 1961 1969   N/A 5
5   Wissatya Sasemita 1969 1973   N/A 6
6   Raden Mochamad Muchlis 1973 1976   N/A 7
7   Ayib Rughby 1976 1978 Militer   N/A
1978 30 Desember 1983 8 [ket. 2]
8   Soedardjat Nataatmadja 30 Desember 1983 30 Desember 1988   N/A 9
9 Eddie Yoso Martadipura 30 Desember 1988 30 Desember 1993   Moh. Masduki
(1994–?)
10
30 Desember 1993 30 Desember 1998 11
10   Agus Utara Effendi 30 Desember 1998 30 Desember 2003   N/A 12 [ket. 3]
30 Desember 2003 30 Desember 2008   Laode Albert Pribadi 13
(2003)
11   Rahmat Yasin 30 Desember 2008 30 Desember 2013 Partai Persatuan Pembangunan   Karyawan Faturahman 14
(2008)
30 Desember 2013 25 November 2014   Nurhayanti 15
(2013)
12   Nurhayanti 16 Maret 2015 30 Desember 2018 Non Partai   N/A [ket. 4]
13   Ade Yasin 30 Desember 2018 28 April 2022 Partai Persatuan Pembangunan   Iwan Setiawan 16
(2018)
[ket. 5]
14   Iwan Setiawan 28 April 2022 30 Desember 2023 Partai Gerakan Indonesia Raya   N/A [10]
  Non Partai

Dewan Perwakilan

DPRD Kabupaten Bogor periode 2019-2024 hasil Pemilu 2019 terdiri dari 55 anggota dalam 9 partai politik.[11] Sedangkan pada periode 2014-2019, DPRD Kabupaten Bogor terdiri dari 50 anggota dalam 10 partai politik.[12]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024 2024-2029
PKB 3   2   6
Gerindra 6   14   12
PDI-P 7   6   5
Golkar 9   6   7
NasDem 3   0   4
PKS 5   9   7
PPP 7   6   6
PAN 3   5   2
Hanura 3   1   0
Demokrat 4   6   6
Jumlah Anggota 50   55   55
Jumlah Partai 10   9   9


Kecamatan

Kabupaten Bogor memiliki 40 kecamatan, 19 kelurahan, dan 416 desa. Pada tahun 2019, jumlah penduduk mencapai 5.965.410 jiwa dengan luas wilayah 2.663,85 km² dan sebaran penduduk 2.236 jiwa/km².[13]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Bogor, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Ketinggian (Ibukota) Kelurahan Desa Kodepos[14] Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.01.05 Babakan Madang 224 mdpl 9 16861-16869 Desa
32.01.13 Bojonggede 156 mdpl 1 8 16921-16929 Desa
Kelurahan
32.01.27 Caringin 455 mdpl 12 16731-16739 Desa
32.01.08 Cariu 179 mdpl 10 16841-16849 Desa
32.01.15 Ciampea 188 mdpl 13 16621-16629 Desa
32.01.24 Ciawi 518 mdpl 13 16721-16729 Desa
32.01.01 Cibinong 130 mdpl 13 - 16911-16919 Kelurahan
32.01.16 Cibungbulang 350 mdpl 15 16631-16639 Desa
32.01.38 Cigombong 578 mdpl 9 16741-16749 Desa
32.01.22 Cigudeg 369 mdpl 15 16661-16669 Desa
32.01.28 Cijeruk 587 mdpl 9 16781-16789 Desa
32.01.07 Cileungsi 101 mdpl 12 16821-16829 Desa
32.01.29 Ciomas 222 mdpl 1 10 16611-16619 Desa
Kelurahan
32.01.25 Cisarua 789 mdpl 1 9 16751-16759 Desa
Kelurahan
32.01.33 Ciseeng 125 mdpl 10 16381-16389 Desa
32.01.03 Citeureup 136 mdpl 2 12 16811-16819 Desa
Kelurahan
32.01.30 Dramaga 192 mdpl 10 16681-16689 Desa
32.01.02 Gunung Putri 129 mdpl 10 16961-16969 Desa
32.01.11 Gunungsindur 76 mdpl 10 16341-16349 Desa
32.01.19 Jasinga 107 mdpl 16 16671-16679 Desa
32.01.06 Jonggol 230 mdpl 14 16831-16839 Desa
32.01.12 Kemang 175 mdpl 1 8 16311-16319 Desa
Kelurahan
32.01.32 Klapanunggal 173 mdpl 9 16871-16879 Desa
32.01.14 Leuwiliang 238 mdpl 11 16641-16649 Desa
32.01.39 Leuwisadeng 229 mdpl 8 16281-16288 Desa
32.01.26 Megamendung 708 mdpl 12 16771-16779 Desa
32.01.21 Nanggung 334 mdpl 11 16651-16659 Desa
32.01.17 Pamijahan 581 mdpl 15 16691-16699 Desa
32.01.10 Parung 97 mdpl 9 16331-16339 Desa
32.01.20 Parung Panjang 51 mdpl 11 16361-16369 Desa
32.01.34 Rancabungur 155 mdpl 7 16251-16256 Desa
32.01.18 Rumpin 86 mdpl 14 16351-16359 Desa
32.01.35 Sukajaya 422 mdpl 11 16291-16299 Desa
32.01.09 Sukamakmur 610 mdpl 10 16881-16889 Desa
32.01.04 Sukaraja 176 mdpl 13 16711-16719 Desa
32.01.37 Tajurhalang 162 mdpl 7 16931-16937 Desa
32.01.31 Tamansari 532 mdpl 8 16261-16268 Desa
32.01.36 Tanjungsari 327 mdpl 10 16851-16859 Desa
32.01.23 Tenjo 95 mdpl 9 16371-16379 Desa
32.01.40 Tenjolaya 661 mdpl 7 16271-16276 Desa
TOTAL 19 416

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 40 tahun 2003 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 tahun 2002 saat ini wilayah Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan, 410 desa dan 16 kelurahan.

Kampung Ramah Lingkungan

Kampung Ramah Lingkungan (KRL) adalah sebuah program pemeliharaan lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bogor kepada pemerintahan daerah yang tadinya kumuh dan kotor menjadi daerah yang bersih dan hijau.

Kampung Ramah Lingkungan bertujuan untuk mendorong Pemerintah Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat setempat untuk memahami permasalahan lingkungan dan dampaknya, serta melakukan tindakan nyata secara proaktif yang berkontribusi kepada upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Beberapa cara yang dilakukan:

  • Pengendalian kekeringan, banjir dan longsor melalui kegiatan penghijauan, pengelolaan sampah dan pembuatan lubang biopori
  • Penyediaan bank sampah dan kreasi sampah daur ulang
  • Penyediaan tanaman vertikultur dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah demi terciptanya Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
  • Edukasi lingkungan kepada masyarakat

Kampung Ramah Lingkungan memiliki beberapa program, yaitu :

Pembentukan Pengurus Kampung Ramah Lingkungan'
Sebagai program yang bersifat terstruktur dan berkelanjutan, KRL harus dikelola secara tersistem dalam suatu wadah organisasi yang memiliki nilai hukum sesuai dengan Surat Keputusan (SK) dari Pemerintah Desa. Struktur organisasi KRL secara umum terdiri dari Ketua/ Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara serta Kelompok Kerja (Pokja) Pengelolaan Sampah, Penghijauan, Sanitasi dan Biopori.
Dengan terbentuknya struktur kepengurusan KRL, diharapkan ke depannya KRL akan dijalankan secara mandiri dan dimotori oleh kader-kader lingkungan yang loyal dan integratif.
Pengelolaan Sampah
Sebagai salah satu masalah terbesar bagi lingkungan, masyarakat diupayakan sadar akan pentingnya mengelola sampah secara mandiri maupun secara struktural. Dalam aspek ini, masyarakat akan diedukasi mengenai pengelolaan sampah secara benar mulai dari pentingnya pemilahan sampah dari rumah, pembentukan bank sampah, komposting hingga bagaimana membuat sampah menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi.
Konservasi atau Penghijauan
Untuk mewujudkan bumi tegar beriman yang hijau dan bersih, program konservasi harus dilaksakan secara rutin dan masiv. Program ini mengupayakan masyarakat untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan baik lahan umum maupun lahan pekarangan rumah. Upaya ini juga bertujuan untuk menciptakan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
Sanitasi
Kelayakan sanitasi menjadi salah satu indikator kualitas hidup sehat di masyarakat. Dalam kegiatan KRL, pengelolaan sanitasi layak secara menyeluruh diupayakan melalui edukasi, himbauan, juga pendataan sebagai data yang potensial untuk penerapan program pemerintah yang tepat sasaran. Ruang lingkup sanitasi meiputi alur pembuangan air limbah rumah tangga, limbah rumah usaha, serta aliran air hujan.
Lubang Resapan Biopori (LRB)
Di tengah masalah krisis air bersih yang menimpa sebagian wilayah di Kabupaten Bogor, Lubang Resapan Biopori (LRB) sebagai inovasi yang solutif berupaya untuk diterapkan di lokasi Kampung Ramah Lingkungan. Setiap rumah di lokasi KRL diwajibkan memiliki lubang biopori minimal 3 lubang. LRB sangat bermanfaat untuk menyimpan cadangan air dan melakukan komposting sampah organik.

Demografi

Saat ini populasi penduduk di Kabupaten Bogor mencapai hampir 6.000.000 jiwa di tahun 2018, namun menurun akibat pandemi akibat pendatang kembali ke kampung halaman, Penduduk Kabupaten Bogor menjadi 5.427.000 Jiwa berdasarkan sensus penduduk 2022, membuat Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten dengan penduduk terbanyak di Indonesia.

Suku Bangsa

Penduduk di Kabupaten Bogor merupakan penduduk asli Suku Sunda dengan berkembangnya Kabupaten Bogor banyak pendatang dari suku lain di Indonesia khususnya Suku Jawa bahkan tahun 2022 di Kecamatan Gunung Putri populasi Suku Jawa mencapai 36%, Kecamatan Cileungsi 35%, Kecamatan Cibinong 33%, Kecamatan Bojonggede 32% dan Kecamatan Jonggol 30%. Sementara di Kecamatan Sukajaya, Kecamatan Nanggung, Kecamatan Jasinga, Kecamatan Pamijahan, Kecamatan Sukamakmur dan Kecamatan Tanjungsari populasi Suku Jawa masih di bawah 3%.[butuh rujukan]

Berikut persentase penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan suku 2022:

Bahasa

Bahasa Sunda merupakan bahasa mayoritas dan bahasa asli dituturkan penduduk di kabupaten Bogor bagian barat dan bagian selatan yang berbatasan dengan Kabupaten Lebak di provinsi Banten, dan Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor sendiri.

Sementara Bahasa Betawi merupakan bahasa pendatang yang dituturkan di seluruh kecamatan bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan di provinsi Banten, Kota Depok, Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi.

Indeks Pembangunan Manusia 2022

Hasil mengenai Analisis Indeks Pembangunan Manusia di 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor Tahun 2022.[15] Pembangunan manusia adalah upaya yang dilaukan untuk memperluas peluang penduduk untuk mencapai hidup layak (enlarging the choice of people), yang secara umum dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas dasar dan daya beli. Indeks Pembangunan Manusia mengukur pencapaian rata-rata suatu regional berdasarkan 3 aspek utama: kesehatan, pengetahuan, dan standar hidup. Dimensi/indikator pembentuk Indeks Pembangunan Manusia :

  • Kesehatan : Angka Harapan Hidup saat Lahir (AHH)
  • Pengetahuan : Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS)
  • Standar Hiudp : Pengeluaran Per Kapita

Data 10 Kecamatan Termaju berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia 2022 di Kabupaten Bogor:

Data 10 Kecamatan Terbelakang berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia 2022 di Kabupaten Bogor:

Geografi

Wilayah Kabupaten Bogor memiliki luas ± 2.938 km². Secara geografis terletak di antara 6°18'0"–6°47'10" Lintang Selatan dan 106°23'45"–107°13'30" Bujur Timur, dengan tipe morfologi wilayah yang bervariasi, dari dataran yang relative rendah di bagian utara hingga dataran tinggi di bagian selatan, dataran rendah sekitar 29,28% berada pada ketinggian 15-100 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan kategori ekologi hilir. Dataran bergelombang sekitar 43,62% berada pada ketinggian 100–500 meter di atas permukaan laut (mdpl), merupakan kategori ekologi tengah. Sekitar 19,53% daerah pegunungan berada pada ketinggian 500-1.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu. Daerah pegunungan tinggi sekitar 8,43% berada pada ketinggian 1.000–2.000 meter dpl, merupakan kategori ekologi hulu dan 0,22% berada pada ketinggian 2.000–2.500 meter dpl, merupakan kategori hulu.

Kabupaten Bogor memiliki beberapa rangkaian Gunung atau Pegunungan yang tinggi dan besar, antara lain di bagian barat ada Pegunungan Halimun Salak yang membentang dari Kabupaten Lebak, Banten hingga kaki timur Gunung Salak. Kemudian dua Pegunungan yang mengurung Kawasan Puncak, Bogor, di sebelah selatan yaitu Pegunungan Gede Pangrango yang membentang di tiga wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi, disebelah utara Puncak, Bogor ada Pegunungan Jonggol yang membentang dari Sentul, Sukamakmur (Jonggol) hingga Cipanas, Cianjur. Selain itu terdapat beberapa Pegunungan kecil yang biasanya tandus dan terdiri atas batuan kapur, antara lain Pegunungan Cigudeg-Rumpin, Pegunungan Kapur Leuwiliang, Pegunungan Kapur Cileungsi dan Pegunungan Sanggabuana, Jonggol yang berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta.[16]

Pendidikan

Sebagai Kabupaten dengan jumlah penduduk tertinggi dan memiliki wilayah yang luas, membuat Kabupaten Bogor memiliki kualitas pendidikan yang cukup senjang. Kualitas pendidikan yang terbilang baik hanya didapatkan dibeberapa kecamatan yang sudah maju, seperti Cibinong, Gunung Putri, Jonggol, Cileungsi, Bojonggede, Sukaraja dan Dramaga. Sementara, di Kecamatan lainnya kualitas pendidikan bisa dibilang sangat terbatas, terutama beberapa Kecamatan yang terbilang tertinggal seperti, Sukajaya, Jasinga, Nanggung, Rumpin, Pamijahan dan Sukamakmur. Dalam wilayah Kabupaten Bogor berdiri salah satu Perguruan Tinggi Negeri favorit, yaitu Institut Pertanian Bogor yang memiliki kampus di Dramaga, Jonggol dan Baranangsiang (diluar Kabupaten Bogor). Selain itu, terdapat beberapa Sekolah Menengah Atas (SMA) setingkat yang terbilang favorit, seperti SMA Negeri 2 Cibinong, SMA Negeri 1 Cileungsi, SMA Negeri 1 Jonggol, SMA BPK Penabur Kota Wisata Ciangsana, SMA Regina Pacis Bogor, SMA Global Mandiri dan SMA Citra Berkat Jonggol.[17]

Olahraga

Kabupaten Bogor memiliki sarana olahraga yang cukup baik, Stadion Pakansari dan Stadion Persikabo merupakan stadion yang terletak di pusat pemerintahan Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Cibinong. Tim sepak bola yang mewakili Kabupaten Bogor di Liga 1 adalah Persikabo 1973 yang terbentuk setelah mergernya PS TIRA dan Persikabo Bogor. Klub sepak bola wanita yang ada di Kabupaten Bogor adalah Persikabo Kartini yang merupakan tim wanita dari Persikabo 1973.

Transportasi

Kabupaten Bogor dilintasi Jalan Tol Jakarta-Bogor-Ciawi. Jalan tol ini adalah jalur wisata utama dari Jakarta menuju Bandung. Jalur ini melewati rute Jalan Tol Jagorawi-Puncak-Cianjur-Bandung. Jalur Ciawi-Puncak merupakan salah satu yang terpadat pada musim libur, karena kawasan tersebut merupakan tempat berlibur warga Jakarta dan sekitarnya.[18]

Apabila jalur wisata utama tersebut macet, yang biasanya terjadi pada hari-hari libur, maka dapat menggunakan rute alternatif melewati Cibubur-Cileungsi-Jonggol-Cariu-Cianjur-Bandung. Untuk angkutan kereta api, Kabupaten Bogor dilalui oleh Jalur KA Manggarai-Padalarang.

Untuk angkutan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), biasanya terdapat di Terminal Cileungsi. Ada beberapa PO Bus AKAP diantaranya:

  • PO. Sumber Alam
  • PO. Rosalia Indah
  • PO. Ramayana
  • PO. Santoso
  • PO. Maju Lancar
  • PO. Sinar Jaya
  • PO. Harapan Jaya
  • PO. New Shantika
  • PO. Haryanto
  • PO. Bejeu
  • PO. Kramat Jati
  • PO. Rukun Jaya
  • PO. Dedi Jaya
  • PO. Dewi Sri
  • PO. Agra Mas
  • PO. Gunung Harta

Dan untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) di Terminal Cileungsi ada beberapa PO Bus, diantaranya:

Sarana transportasi lain di wilayah Kabupaten Bogor adalah Angkutan Kota (Angkot), Angkutan Pedesaan (Angkudes), Ojek Motor, Becak Kayuh dan Delman.[19]

Angkutan Kota

  • A03: Bitung-Parungpanjang PP
  • C02: Sukasari-Bubulak PP
  • C03: Baranangsiang-Bubulak PP
  • C14: Laladon-Sukasari PP
  • C17: Baranangsiang-Pomad PP
  • C21: Baranangsiang-Ciawi PP
  • C22: Bubulak-Cilebut PP
  • D03: Depok-Parung PP
  • D05: Depok-Bojonggede PP
  • D05A: Citayam-Jatijajar PP
  • D07: Depok-Citayam PP
  • D20: Serpong-Cicangkal PP
  • D25: Parung-Rumpin PP
  • D26: Citayam-Sawangan PP
  • D27: Parung-BSD PP
  • D29: Parung-Ciputat PP
  • D41: Citeureup-Pekayon PP
  • D68: Leuwinanggung-Cibinong PP
  • D71: Cibinong-Kampung Bulak PP
  • D72: Cibinong-Kampung Sawah PP
  • D106: Parung-Lebak Bulus PP
  • D111: Citayam-Sasakpanjang PP
  • D111A: Parung-Sasakpanjang PP
  • D117: Parung-Bojonggede PP
  • D121: Cileungsi-Kampung Rambutan PP
  • D121A: Ciangsana-Kampung Rambutan PP
  • F02: Sukasari-Cicurug PP
  • F02A: Sukasari-Cisarua PP
  • F02B: Sukasari-Cibedug PP
  • F02C: Ciawi-Pasir Muncang PP
  • F03: BTM-Ciapus PP
  • F04A: BTM-Cihideung PP
  • F05: Laladon-Ciampea PP
  • F05A: Ciomas-Merdeka PP
  • F05C: Jasinga-Laladon PP
  • F06: Parung-Merdeka PP
  • F06A: Merdeka-Ciampea PP
  • F07: Pasar Anyar-Bojonggede PP
  • F08: Citeureup-Pasar Anyar PP
  • F11: Leuwiliang-Ciampea PP
  • F12: Ciampea-Bojonggede PP
  • F17: Laladon-Kampus Dalam PP
  • F18: Laladon-Neglasari PP
  • F19: Laladon-Cibeureum Petir PP
  • F23: Ciampea-Putat Nutug PP
  • F26: Parung-Prumpung PP
  • F28: Parung-Kuripan PP
  • F31: Bojonggede-Ciluar PP
  • F32: Cibinong-Taman Pagelaran PP
  • F34: Bambu Kuning-Cibinong City Mall PP
  • F35: Cibinong-Bambu Kuning PP
  • F38: Citeureup-Simpang Nagrak PP
  • F40: Cileungsi-Serang PP
  • F40A: Cileungsi-Griya Alam Sentosa PP
  • F42: Cileungsi-Situsari PP
  • F43: Citeureup-Sukamakmur PP
  • F44: Citeureup-Babakan Madang PP
  • F45: Cileungsi-Graha Prima PP
  • F49: Cileungsi-Bojong Kulur PP
  • F50: Laladon-Tenjolaya PP
  • F53: Laladon-Segog PP
  • F54: Leuwiliang-Parabakti PP
  • F55: Leuwiliang-Segog PP
  • F56: Leuwiliang-Nanggung PP
  • F57: Leuwiliang-Puraseda PP
  • F59: Leuwiliang-Gunung Bunder PP
  • F60: Cileungsi-Pasir Tanjung PP
  • F64: Cibinong-Jonggol PP
  • F66: Citeureup-Gunung Putri PP
  • F73: Citeureup-Lulut PP
  • F74: Citeureup-Nambo PP
  • F83: Parungpanjang-Griya PP
  • F90: Leuwiliang-Hamaro PP
  • F90A: Leuwiliang-Cisaranten PP
  • F92: Cileungsi-Bantar Gebang PP
  • K02B: Cileungsi-Pondok Gede PP
  • K56: Cileungsi-UKI PP
  • Colt Elf L-300
: Bogor-Cianjur PP
: Bogor-Sukabumi PP
  • P01: Cileungsi-Cisalak PP
  • T02: Cileungsi-Ciawi PP
  • T02A: Ciawi-Citeureup PP
  • T05: Cileungsi-Laladon PP

Angkutan Pedesaan

  • Leuwiliang-Barengkok PP
  • Cibatok-Segog PP
  • Laladon-Ciherang PP

Transportasi Lain

Stasiun

Kabupaten Bogor memiliki 9 stasiun KRL, 2 stasiun KA Pangrango, 4 stasiun LRT Jabodebek yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Bogor juga memiliki 1 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:

Terminal

Pariwisata

Objek Wisata

Keterangan

  1. ^ Diangkat sebagai Patih Bogor ditengah kondisi menegangkan setelah tentara Belanda menyerbu Kabupaten Bogor.
  2. ^ Pada masa kepemimpinannya dibentuk Kota Administratif Depok di Kabupaten Bogor.
  3. ^ Pada masa kepemimpinannya, Kota Administratif Depok dimekarkan dari Kabupaten Bogor, sehingga menjadi Kota Depok.
  4. ^ Bupati perempuan pertama di Kabupaten Bogor.
  5. ^ Ade Yasin diberhentikan karena terjerat kasus korupsi[9]

Referensi

  1. ^ "Statistik Kabupaten Bogor". bogorkab.bps.go.id. Diakses tanggal 09 Februari 2022. 
  2. ^ "Manfaat Kesehatan Buah Kemang Flora Identitas Kabupaten Bogor". pingpoint.co.id. Diakses tanggal 09 Februari 2022. 
  3. ^ "Surili Primata Khas Jawa Barat". www.greeners.co. Diakses tanggal 09 Februari 2022. 
  4. ^ Profil Daerah Kabupaten Bogor Diarsipkan 2015-06-08 di Wayback Machine. regionalinvestment.bkpm.go.id
  5. ^ Sejarah Kabupaten Bogor kemendagri.go.id
  6. ^ "Kabupaten Bogor - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat". jabarprov.go.id. Diakses tanggal 2020-08-17. 
  7. ^ "Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981". peraturan.go.id. Diakses tanggal 2020-10-12. 
  8. ^ a b c "Tempointeraktif.Com - Pemindahan Ibu Kota ke Jonggol Lebih Realistis". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-08. Diakses tanggal 2019-08-11.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "tempointeraktif.com" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  9. ^ "Ade Yasin Resmi Jadi Bupati Bogor". www.republika.co.id. 
  10. ^ Mahendra, Rizky Adha (4 September 2023url=https://news.detik.com/berita/d-6911786/iwan-setiawan-resmi-dilantik-jadi-bupati-bogor-gantikan-ade-yasin). "Iwan Setiawan Resmi Dilantik Jadi Bupati Bogor Gantikan Ade Yasin". news.detik.com. 
  11. ^ Gerindra Kuasai Kursi DPRD Kabupaten Bogor Periode 2019-2024 .Kompas
  12. ^ DPRD Kabupaten Bogor Didominasi Wajah Baru.Kompas
  13. ^ "Kabupaten Bogor Dalam Angka 2020". bogorkab.bps.go.id. 
  14. ^ Kode Pos Kabupaten Bogor
  15. ^ https://bappedalitbang.bogorkab.go.id/topik/analisis-indek-pembangunan-manusia-di-40-kecamatan-di-kabupaten-bogor-tahun-2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-02-09. Diakses tanggal 2022-02-09.  Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
  16. ^ "Gambaran Umum Kabupaten Bogor". bogorkab.go.id. 
  17. ^ "Pendidikan". bogorkab.go.id. 
  18. ^ Jalur Puncak Macet tempo.co
  19. ^ "Rute Angkot Jabodetabek". web.trafi.com. Diakses tanggal 2021-10-30. 

Pranala luar