Kabupaten Cianjur

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
Revisi sejak 10 Februari 2022 17.12 oleh Herryz (bicara | kontrib)


Cianjur (bahasa Sunda: aksara Sunda: ᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ) adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya terletak di kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor Kabupaten Karawang dan Kabupaten Purwakarta di Utara, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bogor di barat.

Kabupaten Cianjur
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮎᮤᮃᮔ᮪ᮏᮥᮁ
Situs Gunung Padang
Bendera Kabupaten Cianjur
Lambang Kabupaten Cianjur
Julukan: 
Kota Tauco
Motto: 
Sugih Mukti
(Sunda) Kaya dan makmur
Peta
Peta
Kabupaten Cianjur di Jawa
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur
Peta
Kabupaten Cianjur di Indonesia
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur
Kabupaten Cianjur (Indonesia)
Koordinat: 6°49′16″S 107°08′24″E / 6.82122221°S 107.14010111°E / -6.82122221; 107.14010111
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Hari jadi12 Juli 1677 (umur 347)
Ibu kotaCianjur
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 32
  • Kelurahan: 348
Pemerintahan
 • BupatiHerman Suherman[1]
 • Wakil BupatiTB. Mulyana Syahrudin[2]
Luas
 • Total3.840,16 km2 (1,482,69 sq mi)
Populasi
 • Total2.372.459
 • Kepadatan616,83/km2 (1,597,6/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 99,36%
Kristen 0,55%
Protestan 0,43%
Katolik 0,12%
Buddha 0,08%
Hindu 0,01%[3]
 • BahasaSunda
Indonesia
 • IPMPenurunan 65,36 (2020)
Kenaikan 65,38 (2019)
( Sedang )[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
3203 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0263
Pelat kendaraanF xxxx W*/X*/Y*/Z*
Kode Kemendagri32.03 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 1.630.344.869.000,00 (2020)
Semboyan daerahCianjur Manjur (Mandiri, Maju, Religius)
Situs webwww.cianjurkab.go.id

Geografi

Topografi

Sebagian besar wilayah Cianjur adalah pegunungan, kecuali di sebagian pantai selatan berupa dataran rendah yang sempit. Lahan-lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat. Keadaan itu ditunjang dengan banyaknya sungai besar dan kecil yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya pengairan tanaman pertanian. Sungai terpanjang di Cianjur adalah Sungai Cibuni, yang bermuara di Samudra Hindia.

Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.

Sejarah

Raden Djajasasana putra Aria Wangsa Goparana dari Talaga keturunan Sunan Talaga, dengan membawa 100 cacah (rakyat) ditugaskan untuk membuka wilayah baru yang bernama Cikundul. R. Djajasasana kemudian berhasil menahan serangan Banten dalam mempertahankan wilayahnya sehingga dia dianugerahi gelar panglima (Wira Tanu). Sehingga dia akhirnya dikenal dengan gelar Raden Aria Wira Tanu

Aria Wangsa Goparana kemudian mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Sementara itu Cikundul yang sebelumnya hanyalah merupakan sub nagari menjadi Ibu Nagari tempat pemukiman rakyat Djajasasana. Beberapa tahun sebelum tahun 1680 sub nagari tempat Raden Djajasasana disebut Cianjur (Tsitsanjoer-Tjiandjoer).[5]

 
Regent Cianjur dan isterinya naik mobil di depan kediaman mereka pada tahun 1920-an

Filosofi

Cianjur memiliki filosofi yakni NGAOS, MAMAOS dan MAEN PO yang mengingatkan pada kita semua tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup.

  1. NGAOS adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai daerah agamais ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 di mana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai.
  2. MAMAOS adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.
  3. Sedangkan MAEN PO adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).

Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Pemerintahan

Daftar Bupati

No Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Prd. Ket. Wakil Bupati
1
R.A. Wira Tanu I
1677
1691
1
[Ket. 1]
2
R.A. Wira Tanu II
1691
1707
2
[Ket. 2]
3
R.A. Wira Tanu III
1707
1727
3
[Ket. 3]
4
  R.A. Wira Tanu Datar IV
1727
1761
4
[Ket. 4]
5
R.A. Wira Tanu Datar V
1761
1776
5
6
R.A. Wira Tanu Datar VI
1776
1813
6
[Ket. 5]
7
R.A.A Prawiradireja I
1813
1833
7
[Ket. 6]
8
R. Tumenggung Wiranagara
1833
1834
8
9
  R.A.A. Kusumahningrat
1834
1862
9
[Ket. 7]
10
  R.A.A. Prawiradireja II
1862
1910
10
11
R. Demang Natakusumah
1910
1912
11
12
  R.A.A. Wiranatakusumah
1912
1920
12
13
R.A.A. Suriadiningrat
1920
1932
13
[Ket. 8]
14
R. Sunarya
1932
1934
14
15
  R.A.A. Suria Nata Atmadja
1934
1943
15
[Ket. 9]
16
R. Adiwikarta
1943
1945
16
17
R. Yasin Partadireja
1945
1945
17
18
R. Iyok Muhammad Sirodj
1945
1946
18
19
R. Abas Wilagasomantri
1946
1948
19
20
R. Ateng Sanusi Natawiyoga
1948
1950
20
21
  R. Ahmad Suriadikusumah
1950
1952
21
22
  R. Akhyad Penna
1952
1956
22
23
  R. Hollan Soekmadiningrat
1956
1957
23
24
  R. Muryani Nataatmaja
1957
1959
24
25
  R. Asep Adung Purawidjaja
1959
1966
25
26
  Letkol R. Rakhmat
1966
1966
26
27
  Sarmada
1966
1969
27
28
R. Gadjali Gandawidura
1969
1970
28
29
  Ahmad Endang
1970
1973
1973
1978
29
30
  Adjat Sudradjat Sudirahadja
1978
1983
30
31
  Arifin Yoesoef
1983
1988
31
32
  Eddi Soekardi
1988
1993
32
1993
1996
33
33
  Harkat Handiamihardja
1996
2001
34
34
  Wasidi Swastomo
2001
2006
35
Dadang Rahmat
35
  Tjetjep Muchtar Soleh
2006
2011
36
Dr.H.Dadang Sufianto.Drs.Mm
2011
2016
37
Suranto
36
  Irvan Rivano Muchtar
16 Mei 2016
14 Desember 2018
38
[Ket. 10]
Herman Suherman
Herman Suherman
(Pelaksana Tugas)
14 Desember 2018
25 September 2020
[7]
- Dudi Sudrajat Abdurachim 26 September 2020
37
  Herman Suherman 18 Mei 2021 2026 39 Tubagus Mulyana Syahrudin
Catatan
  1. ^ Dalem mandiri tanpa diangkat oleh sultan, raja atau pemerintahan lain
  2. ^ Dalem mandiri, tetapi kemudian diakui regent oleh VOC
  3. ^ Mengajukan gelar Pangeran Aria Adipati Amangkurat di Datar ke VOC
  4. ^ Wira Tanu pertama bergelar Adipati, dikabulkannya gelar Datar, yaitu gelar yang diminta oleh pendahulunya
  5. ^ Bupati Cianjur terakhir bergelar Wira Tanu Datar, Regent terakhir VOC. Kepatihan Sukabumi terbentuk pada masa pemerintahannya
  6. ^ Keponakan Wira Tanu Datar VI, cucu Wira Tanu Datar V, Regent pertama Hindia Belanda
  7. ^ Sering disebut Dalem Pancaniti. Pencipta seni mamaos (Cianjuran)
  8. ^ Pada masa pemerintahannya terbentuk Kabupaten Sukabumi sebagai Kabupaten tersendiri yang terpisah dari Kabupaten Cianjur
  9. ^ Regent terakhir Hindia Belanda. Bupati Cianjur terakhir keturunan Wira Tanu I
  10. ^ Terjerat kasus korupsi[6]

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Cianjur dalam empat periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009–2014[8] 2014–2019[9] 2019–2024[10] 2024–2029
PKB 3   4   5   6
Gerindra 2   5   11   7
PDI-P 7   7   5   6
Golkar 8   8   8   10
NasDem (baru) 1   6   6
PKS 5   5   5   5
Hanura 2   4   0   0
PAN 0   1   3   4
PBB 3   2   0   0
Demokrat 14   10   5   5
PPP 6   3   2   1
Jumlah Anggota 50   50   50   50
Jumlah Partai 9   11   9   9

Kecamatan

Kabupaten Cianjur memiliki 32 kecamatan, 6 kelurahan, dan 354 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 2.246.663 jiwa dengan luas wilayah 3.840,16 km² dan sebaran penduduk 585 jiwa/km².[11][12]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Cianjur, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Kelurahan Desa Kodepos[13] Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.03.22 Agrabinta 11 43273 Desa
32.03.06 Bojongpicung 11 43283 Desa
32.03.15 Campaka 11 43263 Desa
32.03.25 Campaka Mulya 5 43278 Desa
32.03.01 Cianjur 6 5 43211-43219 Desa
Kelurahan
32.03.03 Cibeber 18 43262 Desa
32.03.20 Cibinong 14 43271 Desa
32.03.23 Cidaun 14 43275 Desa
32.03.29 Cijati 10 43269 Desa
32.03.26 Cikadu 10 43276 Desa
32.03.12 Cikalongkulon 18 43291 Desa
32.03.04 Cilaku 10 43285 Desa
32.03.28 Cipanas 7 43255 Desa
32.03.05 Ciranjang 9 43282 Desa
32.03.11 Cugenang 16 43252 Desa
32.03.27 Gekbrong 8 43287 Desa
32.03.31 Haurwangi 8 43286 Desa
32.03.17 Kadupandak 14 43268 Desa
32.03.07 Karangtengah 16 43281 Desa
32.03.30 Leles 12 43277 Desa
32.03.08 Mande 12 43292 Desa
32.03.24 Naringgul 11 43274 Desa
32.03.10 Pacet 7 43253 Desa
32.03.18 Pagelaran 14 43266 Desa
32.03.32 Pasirkuda 9 43279 Desa
32.03.21 Sindangbarang 11 43272 Desa
32.03.09 Sukaluyu 10 43284 Desa
32.03.14 Sukanagara 10 43264 Desa
32.03.13 Sukaresmi 11 43254 Desa
32.03.16 Takokak 9 43265 Desa
32.03.19 Tanggeung 12 43267 Desa
32.03.02 Warungkondang 11 43261 Desa
TOTAL 6 354

Kabupaten Cianjur terdiri atas 32 Kecamatan, 342 Desa dan 6 Kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Cianjur.

Demografi

Kabupaten Cianjur, menurut Sensus Penduduk 2000, berpenduduk 1.931.480 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 982.164 jiwa dan perempuan 949.676 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 2,23 %.

Kecamatan yang jumlah penduduknya terbesar adalah Kecamatan Pacet sebanyak 170.224 jiwa dan Kecamatan Cianjur sebanyak 140.374 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya di atas 100.000 jiwa adalah Kecamatan Cibeber (105.0204 jiwa), Kecamatan Warungkondang (101.580 jiwa) dan Kecamatan Karangtengah (123.158 jiwa). Kecamatan yang jumlah penduduknya terkecil adalah Kecamatan Cikadu sebanyak 36.212 jiwa. Kecamatan lainnya yang jumlah penduduknya antara 40.000 - 50.000 jiwa adalah Kecamatan Sindangbarang, Takokak, dan Sukanagara.

Penduduk

Dengan kepadatan penduduk tidak merata:

  1. 63,90 % di wilayah utara dengan luas wilayah 30,78 %
  2. 19,19 % di wilayah tengah dengan luas wilayah 28,25 %
  3. 17,12 % di wilayah selatan dengan luas wilayah 40,70 %

Agama

Penduduk Kabupaten Cianjur dikenal sebagai masyarakat yang religius dengan mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yang mencapai 99,36%, sedangkan penduduk beragama lainnya mencapai 0,64%. Berikut rincian jumlah penduduk Kabupaten Cinajur berdasarkan agama yang dianut tahun 2021, sebagai berikut:[3]

  1. Penduduk beragama Islam = 2.372.459 orang (99,36%)
  2. Penduduk beragama Kristen = 13.160 orang (0,55%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur, kemudian Ciranjang dan Karangtengah.
  3. Penduduk beragama Buddha = 1.958 orang (0,08%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur.
  4. Pemeluk agama Hindu, Konghucu, dan kepercayaan = 164 orang (0,01%), umumnya berada di ibu kota kabupaten yakni kecamatan Cianjur.

Ekonomi

Lapangan pekerjaan penduduk Kabupaten Cianjur di sektor pertanian yaitu sekitar 62.99 %. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yaitu sekitar 42,80 %. Sektor lainnya yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan dan jasa yaitu sekitar 14,60%. dan pengiriman pembantu 30%

Beras Pandan Wangi

Cianjur memiliki beras yang khas, terkenal dengan daerah yang subur untuk ditanami beras. Ciri khas beras dari Cianjur adalah karena kualitasnya. Kualitas beras Cianjur adalah pada ukuran yang cukup besar dan juga kekhasan akan aromanya yaitu wangi. Beras Cianjur yang sangat terkenal adalah beras Pandan Wangi.

Pandan Wangi merupakan satu-satunya beras wangi beraroma pandan yaitu beras yang merupakan satu-satunya beras terbaik yang tidak ditemukan di daerah lain dan menjadi khas Cianjur. Rasanya enak (pulen) dan harganya pun relatif lebih tinggi dari beras biasa. Di Cianjur sendiri, pesawahan yang menghasilkan beras asli Cianjur ini hanya di sekitar Kecamatan Warungkondang, Cianjur, Cugenang, Cianjur, dan sebagian Kecamatan Cianjur. Luasnya sekitar 10,392 Ha atau 10,30% dari luas lahan persawahan di Kabupaten Cianjur. Produksi rata-rata per hektare 6,3 ton dan produksi per-tahun 65,089 ton. Kecamatan Pacet dan Cipanas menghasilkan sayur-sayuran antara lain Wortel, daun bawang, Brocoli, Buncis, Kol, Terung, Aneka Cabe, Kailan, Bit, Paprika merah & hijau, Jagung manis, Tomat, Poling, Jamur, Selada, Timun Jepang dan lain lain.

Roti

Sejak zaman Belanda tahun 1920 an yang lalu, terdapat pengusaha di Cianjur yang memproduksi Roti. Roti yang diproduksi zaman dahulu terkenal dengan Roti manis khas. dimana bentuknya bulat yang ditaburi gula manis. Roti ini disukai oleh warga Belanda pada zaman tersebut, sehingga satu tempat di jalan raya kota Cianjur ini menjadi tempat berkumpulnya orang Belanda. Proses produksinya sampai saat ini masih sama, yaitu menggunakan pembakaran konvensional yaitu menggunakan Ruang Bakar dari Batu Bata. sehingga Roti yang dibuat memiliki aroma yang berbeda dari Roti yang dibuat pakai Oven.

Pembuatan Roti ini masih dipasarkan sampai sekarang, terutama roti tawarnya dan ciri khasnya yaitu Roti Manis. Toko Roti sejak zaman Belanda ini, masih ada sampai sekarang yaitu dengan nama "TKC". dahulunya bernama Tan Keng Cu. namun sejak mendekati tahun 2000 berubah menjadi TKC dikarenakan ada pembatasan penggunaan nama Chinese sejak zaman tersebut.

Pengembangan Roti Tawar ini mulai merambah tidak hanya roti tawar basah saja tetapi menjadi Roti Kering. Karena rasanya yang Khas, Roti ini menjadi salah satu produk yang dicari di Cianjur. Roti kering ini berjenis Rotika, yaitu Roti Tawar yang diberikan pemanis dan keju diatasnya sehingga menjadi Roti Kering khas dari Cianjur yang bernama Rotika. Sejak dimulainya pembuatan Roti di Cianjur ini, sampai merambah kota-kota lain di Indonesia diantaranya adalah Bogor, Sukabumi dan Bandung.

Tingkat partisipasi usia sekolah

  1. Angka Partisipasi Kasar SD/MI Tahun 2000 mencapai 84,52 %
  2. Angka Pastisipasi Kasar SMP mencapai 38,50 %
  3. Angka Partisipasi Kasar SMA mencapai 11,98 %
  4. Angka Partisipasi Kasar KULIAH mencapai 20,18 %

Indikasi peningkatan derajat kesehatan masyarakat

  1. Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini mencapai 373 per 100.000 kelahiran, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 420 per 100.000 kelahiran.
  2. Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 62,00 per 1.000 kelahiran hidup, turun dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 65,38 per 1.000 kelahiran hidup.
  3. Angka Harapan Hidu (AHH) mencapai rata-rata 66,45 tahun, naik dari keadaan tahun-tahun sebelumnya sebesar 62 tahun.[14]

Transportasi

 
Suasana Cianjur

Ibukota Kabupaten Cianjur dilintasi jalan nasional (Jakarta-Bogor-Bandung) serta Jalur KA Manggarai-Padalarang.

Perjalanan ke Cianjur biasanya ditempuh melalui jalan darat, jika dari Jakarta bisa melewati jalur Puncak, jalur Sukabumi, jalan alternatif melalui Jonggol atau melalui Jalan Tol Purbaleunyi.

Transportasi Lain

Stasiun

Kabupaten Cianjur memiliki 5 stasiun KA Siliwangi yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Cianjur juga memiliki 5 stasiun yang sudah berhenti beroperasi dikarenakan Vandalisme, yaitu:

Pariwisata

Objek wisata

  • Situs Megalitikum Situs Gunung Padang
  • Gunung Gede
  • Gunung Pangrango
  • Istana Presiden Cipanas
  • Telaga Biru
  • Curug CIbeureum
  • Curug Ciismun
  • Alun-alun Suryakencana
  • Tirta Jangari
  • Waduk Cirata
  • Pantai Jayanti
  • Pantai Apra
  • Curug Citambur
  • Taman Bunga Nusantara
  • Kota Bunga
  • Kebun Raya Cibodas
  • Situs Megalitikum Gunung Kasur
  • Danau Leuwi Soro
  • Kebun Teh Panyairan
  • Kebun Teh Gedeh

Ayam Pelung

Ayam pelung merupakan ayam peliharaan asal Cianjur, sejenis ayam asli Indonesia dengan tiga sifat genetik. Pertama suara berkokok yang panjang mengalun. Kedua pertumbuhannya cepat. Ketiga postur badan yang besar. Bobot ayam pelung jantan dewasa bisa mencapai 5 – 6 kg dengan tinggi antara 40 sampai 50 cm. Nama ayam pelung berasal dari bahasa sunda Mawelung atau Melung yang artinya melengkung, karena dalam berkokok menghasilkan bunyi melengkung juga karena ayam pelung memiliki leher yang panjang dalam mengahiri suara / kokokannya dengan posisi melengkung. Ayam pelung merupakan salah satu jenis ayam lokal indonesia yang mempunyai karakteristik khas, yang secara umum ciri ciri ayam pelung dapat digambarkan sebagai berikut:

  1. Badan: Besar dan kokoh (jauh lebih berat / besar dibanding ayam lokal biasa)
  2. Cakar: Panjang dan besar, berwarna hitam, hijau, kuning atau putih
  3. Pial: Besar, bulat dan memerah
  4. Jengger: Besar, tebal dan tegak, sebagian miring, berwarna merah dan berbentuk tunggal
  5. Warna bulu: Tidak memiliki pola khas, tetapi umumnya campuran merah dan hitam ; kuning dan putih ; dan atau campuran warna hijau mengkilat
  6. Suara: Berkokok berirama, lebih merdu dan lebih panjang dibanding ayam jenis lainnya.

Referensi

  1. ^ "Profil Bupati". cianjurkab.go.id. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  2. ^ "Profil Wakil Bupati". cianjurkab.go.id. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  3. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 24 Januari 2022. 
  4. ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2021. 
  5. ^ Suryaningrat, Bayu. Sajarah Cianjur sareng Raden Aria Wira Tanu. Rukun Warga Cianjur, Jakarta. 
  6. ^ Saubani, Andri; Iman, Riga Nurul (14 Desember 2018). "Ribuan Warga Padati Alun-Alun Syukuri OTT Bupati Cianjur". Republika. Diakses tanggal 14 Januari 2019. 
  7. ^ Solehudin, Mochammad (14 Desember 2018). "Wabup Herman Suherman Resmi Jadi Plt Bupati Cianjur". detikcom. Diakses tanggal 14 Januari 2019. [pranala nonaktif permanen]
  8. ^ "Kabupaten Cianjur Dalam Angka 2012". Badan Pusat Statistik Kabupaten Cianjur. 05-02-2013. Diakses tanggal 15-02-2023. 
  9. ^ Perolehan Kursi DPRD Kabupaten Cianjur 2014-2019
  10. ^ "Gerindra pimpin perolehan suara pileg di Cianjur". Antara News. 08-05-2019. Diakses tanggal 10-08-2019. 
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  12. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  13. ^ Kode Pos Kabupaten Cianjur
  14. ^ Pemkab Cianjur