Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan

denominasi Kristen

Uni Soviet (bahasa Rusia: Сове́тский Сою́з, Sovyétskiĭ Soyúz) atau USSR (Union of Soviet Socialist Republics) atau Uni Republik Sosialis Soviet, disingkat URSS (bahasa Rusia: Сою́з Сове́тских Социалисти́ческих Респу́блик, Soyúz Sovyétskikh Sotsialistícheskikh Respúblik; disingkat СССР dalam alfabet Kiril, SSSR dalam alfabet Latin), adalah negara sosialis yang pernah ada antara tahun 1922–1991 di Eurasia. Uni Soviet pecah menjadi 15 negara.

Uni Republik Sosialis Soviet

Сою́з Сове́тских Социалисти́ческих Респу́блик
Soyúz Sovyétskikh Sotsialistícheskikh Respúblik
Nama lain Uni Soviet
1922–1991
SemboyanПролетарии всех стран, соединяйтесь!
(Proletarii vsekh stran, soyedinyaytes'!)
Bahasa Indonesia: Pekerja di dunia, bersatulah!
Uni Soviet setelah Perang Patriotik Raya
Uni Soviet setelah Perang Patriotik Raya
StatusNegara Sosialis Federasi
Ibu kota
Moskwa
Bahasa yang umum digunakanRusia, bahasa lain
DemonimSoviet
Pemerintahan
Sekretaris Jenderal 
• 1917–1924
Vladimir Ilyich Lenin (pertama)
• 1991
Vladimir Ivashko (terakhir)
Kepala Negara 
• 1922–1938
Mikhail Kalinin (pertama)
• 1988–1991
Mikhail Gorbachev (terakhir)
Kepala Pemerintahan 
• 1922–1924
Vladimir Lenin (pertama)
• 1991
Ivan Silayev (terakhir)
LegislatifMajelis Agung
Dewan Kesatuan
Dewan Kebangsaan
Sejarah 
• Didirikan
30 Desember 1922
• Dibubarkan
26 Desember 1991
Luas
199122.402.200 km2 (8.649.500 sq mi)
Penduduk
• 1991
293047571
Mata uangRubel Soviet (руб) (SUR)
(SUR)
Zona waktu
(UTC+2 sampai +13)
Kode telepon7
Ranah Internet.su2
Didahului oleh
Digantikan oleh
RSFS Rusia
RSFS Transkaukasia
RSS Ukraina
RSS Byelorusia
Rusia
Georgia
Ukraina
Moldova
Belarus
Armenia
Azerbaijan
Kazakhstan
Uzbekistan
Turkmenistan
Kirgizstan
Tajikistan
Estonia3
Latvia3
Lituania3
1Pada tanggal 21 Desember 1991, sebelas republik (dengan republik keduabelas, Georgia, hadir sebagai pengamat) mendeklarasikan pembentukan Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS) di Almaty, Kazakhstan, yang mengakhiri keberadaan Uni Soviet.

2Diterapkan pada tanggal 19 September 1990 dan masih digunakan sampai sekarang.

3Estonia, Latvia, dan Lituania menganggap mereka tidak pernah masuk ke dalam Uni Soviet.
Rusia menganggap Estonia, Latvia, dan Lituania sebagai republik konstituten legal dari Uni Soviet dan penerus negara-negara Baltik modern.
Amerika Serikat dan banyak negara lainnya tidak mengakui pencaplokan Estonia, Latvia, dan Lituania ke dalam Uni Soviet sebagai tindakan yang sah.
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini


Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang dipegang oleh Partai Komunis hingga 1990.[4] Walaupun Uni Soviet sebenarnya adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu kota di Moskow, nyatanya Uni Soviet menjelma menjadi negara yang pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem ekonomi terencana.

Revolusi Februari yang bergolak di Rusia pada tahun 1917 menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Rusia. Penerusnya, Pemerintahan Sementara Rusia, hanya bertahan hingga digulingkan melalui Revolusi Oktober pada tahun yang sama. Setelah kaum Bolshevik menang dalam perang saudara pascarevolusi, Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS Ukraina, dan RSS Byelorusia.

Pasca-kematian pemimpin Soviet yang pertama, Vladimir Lenin, pada tahun 1924, Josef Stalin menjadi penggantinya setelah memenangkan perebutan kekuasaan[5] dan memimpin negara tersebut melewati proses industrialisasi besar-besaran dengan sistem ekonomi terencana dan penindasan politik.[5][6] Dalam suasana Perang Dunia II, pada bulan Juni 1941, Nazi Jerman dan sekutunya menyerang Uni Soviet melalui Operasi Barbarossa walaupun sebelumnya kedua negara telah menandatangani Pakta Molotov–Ribbentrop yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang. Setelah empat tahun berperang secara besar-besaran, Uni Soviet muncul sebagai salah satu dari dua negara adidaya pemenang perang selain Amerika Serikat.

Uni Soviet dan negara-negara satelitnya di Eropa Timur terlibat dalam Perang Dingin, yaitu perebutan pengaruh ideologi dan politik global yang berkepanjangan melawan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Blok Barat. Pada akhirnya, Uni Soviet mengalami kekalahan dalam hal ekonomi serta politik dalam dan luar negeri.[7][8] Pada akhir tahun 1980-an, pemimpin Soviet yang terakhir, Mikhail Gorbachev, mencoba merestrukturisasi negara yang dipimpinnya melalui kebijakan glasnost dan perestroika, tetapi justru memicu perpecahan di Uni Soviet yang akhirnya secara resmi bubar pada tanggal 26 Desember 1991 setelah gagalnya percobaan kudeta pada bulan Agustus sebelumnya.[9] Hak dan kewajiban negara ini kemudian dilanjutkan oleh Federasi Rusia.[10]

Pada masanya, Uni Soviet memiliki tiga perwakilan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Uni Soviet, Ukraina, dan Byelorusia.

Sejarah

Bagian dari seri tentang
Adventisme
 
Sejarah dan Latarbelakang

Kekristenan
Reformasi Protestan
Anabaptis
Gerakan Miller

Tokoh-tokoh Pendiri

Ellen G. White
Joseph Bates · Uriah Smith
J. N. Andrews · James White

Institusi dan Lembaga

Sekolah, Universitas·
Rumah Sakit, Klinik, Panti Asuhan·
Daftar Gereja Advent di Indonesia

Teologi dan Ajaran

Hari Sabat

Skisma dan Sekte sempalan


Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan
Persekutuan Advent Hari Ketujuh Davidian
Advent Christian Church
Church of God General Conference
Ranting Daud


Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan terjadi karena perbedaan pandangan dalam masalah mengudusan hari Sabat dan wajib militer pada Perang Dunia I. Selama Perang Dunia I, Gereja Advent di Jeman dibagi dalam Konferens Utara, Konferens Selatan, Konferens Timur, dan Konferens Barat, tetapi semuanya dibawah bimbingan dan kendali Dewan Pimpinan Divisi Eropa. Kantor Pusat Divisi Eropa berkedudukan di Hamburg, Jerman. Masalah utama adalah kebanyakan Dewan Pimpinan Divisi Eropa tinggal di luar Jerman dan karena perang perjalanan dan komunikasi sulit dilakukan.[11]

Saat pecahnya perang dan mobilisasi tentara di Jerman, pemimpin Gereja Advent di Jerman memutuskan, "anggota-anggota Gereja Advent bisa memasuki militer sebagai pasukan tempur dan dapat mengabaikan pemeliharaan Sabat tradisional." [12] Hal ini menyebabkan kebingungan dalam jemaat Advent, karena mereka selalu memasuki militer sebagai nonkombatan. Beberapa Pimpinan Gereja dan anggota awam percaya bahwa secara aktif mengambil bagian dalam perang melanggar yang Hukum Keempat dan Hukum Keenam dalam Firman Tuhan.[13] Hukum Keempat adalah " Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" Sementara memasuki militer, memelihara Hukum Keempat tidak dapat lagi dilaksanakan, karena perang tidak mengenal waktu dan hari berbakti. Hukum Keenam adalah "Jangan membunuh." Jika anggota Gereja menerima tugas sebagai pasukan tempur dalam perang hampir mustahil untuk tidak membunuh seseorang.

Dalam Perang Saudara Amerika pada 1864, Gereja Advent menyatakan:

Barisan Kristen yang menyebut dirinya sebagai Gereja Advent, mengambil Alkitab sebagai peraturan imannya dan dalam kehidupannya, secara bulat mengajarkan perlawanan terhadap jiwa dan kebiasaan perang; oleh karena itu, kami dengan setia menolak membawa senjata. [14]

Tetapi dalam Perang Dunia I, Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengambil keputusan bertentangan dengan kebijaksanaan Gereja Advent Sedunia dengan mengambil keputusan mengizinkan anggota-anggota jemaat menjadi pasukan tempur gantinya sebagai nonkombatan.Hal ini menyebabkan Gereja Advent di Jerman terpecah dan sebagian anggota gereja memisahkan diri dari Gereja Advent. Gerakan kecil ini kemudian menyebut dirinya sebagai Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan. Mereka percaya mereka adalah umat yang sisa "orang beriman pada undang-undang Tuhan, dan memegang ajatan asli gereja sampai waktu itu." [15] Mereka tetap tidak mau memanggul senjata hingga Perang Dunia I usai.

Setelah Perang Dunia I, Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengaku kekeliruan mereka saat menyatakan bahwa bergabung dalam militer dalam posisi pasukan tempur tidak bertentangan dengan hukum Tuhan. Pada Rapat Gereja Advent Divisi Eropa di Gland, Switzerland, pada tanggal 2 Januari, 1923 untuk menunjukkan dukungan mereka pada posisi nonkombatan Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengatakan bahwa:

"Keputusan mereka selaras dengan ajaran dan doktrin Gereja Advent Sedunia perihal pasukan nonkombatan. Tetapi pernyataan ini disalah mengerti oleh tambahan kalimat:"Kami mengijinkan tiap-tiap anggota gereja secara bebas untuk melayani negerinya, setiap saat dan dimana saja, sesuai dengan keputusan pribadi dan kesadaran masing-masing." [16]

Pimpinan Gereja Advent di Jerman mengaku keliru dalam mengambil keputusan dalam Perang Dunia I. Mereka menyadari kesalahan yang mereka lakukan tetapi bersikukuh bahwa keputusan itu selaras dengan Ajaran dan Doktrin Advent Sedunia. Mereka percaya anggota gereja mempunyai hak untuk memilih jalan mereka sendiri. Hal ini berarti pemimpin Gereja Advent di Jerman percaya bahwa anggota-anggota jemaat sebaiknya tinggal dalam tugas nonkombatan, tetapi mereka membiarkan anggota mereka bisa diputuskan sendiri entah atau untuk tidak menjadi anggota tempur. Pernyataan ini menyebabkan masalah di kemudian hari.

Setelah Rapat ini, L.R. Conradi, Pimpinan Gereja Divisi Eropa mencoba membenarkan tindakan pemimpin Gereja Advent Jerman dengan menerangkan bahwa Pimpinan Pusat sudah "memberi Kantor regional Jerman izin tak tertulis." [17] Izin tak tertulis ini mengizinkan pimpinan Gereja Advent di Jerman untuk bekerja pada hari Sabat dan memanggul senjata. Penjelasan ini membuat hubungan Gerakan Pembaharuan ini dan Gereja Advent semakin memburuk. Segera sesudah Perang Dunia I, Dewan Pimpinan Pusat sedunia menyuruh perutusan yang dipimpin oleh A.G. Daniells mencoba dan memulihkan antara Gereja Advent dan Gerakan Pembaruan. A.G. Daniells menyebutkan bahwa "pemimpin gereja Advent di Jerman sudah salah, tetapi dia juga mencela Gerakan Pembaharuan karena memisahkan diri dari Gereja dan menggunakan taktik menyesatkan untuk memajukan pandangan mereka." [18] Pada akhirnya, anggota-anggota Gerakan Pembaharuan dikeluarkan dari Gereja Advent.[19] Pimpinan-pimpinan Gerakan Pembaharuan memutuskan membuat gereja mereka sendiri di mana mereka "menolak semua militerisme dan benar-benar ingin ketaatan Sabat yang kaku" [20] dan mereka "terus menganut ajaran asli dan praktik Gereja Advent." [21] Gerakan Pembaharuan ini kemudian juga menolak posisi nonkombatan selama masa perang. Mereka juga percaya Gereja Advent saat ini tidak lagi mengikuti ajaran asli Gereja.

Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan secara resmi berpisah dari Gereja Advent di Gotha, Germany, tanggal 14-20 Juli, 1925

Kantor Pusat Gerakan Pembaharuan ini pertama berkedudukan di Isernhagen, Germany kemudian dipindahkan ke Basel, Switzerland. Setelah Perang Dunia II, pindah lagi ke Sacramento, California. Gerakan ini menjadi badan hukum bentuk gereja pada tahun1949, saat ini kantor pusat berkedudukan di Roanoke, Virginia. Gerakan Pembaharuan memiliki anggota yang tersebar di lebih dari 100 negara. Kantor Pusat mengkoordinasi pekerjaan keagamaan diseluruh dunia, termasuk Uni-Konferens, Ladang Konferens dan Ladang Misi.

Rapat Umum Sedunia ke-20 diselenggarakan di Jeju, South Korea, tanggal 19 September hingga 7 Oktober, 2007. Rapat ini adalah rapat yang pertama dilakukan di benua Asia. Rapat Umum Sedunia sebelumnya dilaksanakan di Brasil (1955, 1959, 1967, 1971, 1975, 1987, 1999, 2003), Kanada (1983), Jerman (1925, 1928, 1931, 1963, 1991), Hungaria (1934), Belanda (1948, 1951), Romania (1995), and the Amerika Serikat (1979).

Gerakan Pembaharuan ini kemudian perpecah. Pada akhir tahun 1940-an gerakan ini terpecah dalam dua kubu, tetapi kemudian bersatu kembali hingga tanggal 6 Juni 1952. Salah satu kubu dalam pimpinan Carlos Kozel kemudian memutuskan untuk berpisah dengan gerakan ini. Kelompok pecahan ini menamakan diri Paguyuban Misionaris Internasional dari Gerakan Advent Hari Ketujuh Pembaharuan, dan kantor pusat berkedududkan di Jerman hingga tahun 2002 kemudian kantor pusat dipindahkan ke Los Angeles, California.

Pimpinan Gereja Advent di Jerman dan Austria pada tahun 2005 menyesalkan kegagalan yang terjadi pada saat Perang Dunia II.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Hough, Jerry F. “The ‘Dark Forces," the Totalitarian Model, and Soviet History.” The Russian Review, vol. 46, no. 4, 1987, pp. 397–403
  2. ^ Bergman, Jay. “Was the Soviet Union Totalitarian? The View of Soviet Dissidents and the Reformers of the Gorbachev Era.” Studies in East European Thought, vol. 50, no. 4, 1998, pp. 247–281.
  3. ^ "Law of the USSR of March 14, 1990 N 1360-I 'On the establishment of the office of the President of the USSR and the making of changes and additions to the Constitution (Basic Law) of the USSR'". Garant.ru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 October 2017. Diakses tanggal 12 July 2010. 
  4. ^ Bridget O'Laughlin (1975) Marxist Approaches in Anthropology Annual Review of Anthropology Vol. 4: hlm. 341–370 (Oktober 1975)
    William Roseberry (1997) Marx and Anthropology Annual Review of Anthropology, Vol. 26: hlm. 25–46 (Oktober 1997)
  5. ^ a b Robert Service. Stalin: A Biography. 2004. ISBN 978-0-330-41913-0
  6. ^ Crile, George (2003). Charlie Wilson's War: The Extraordinary Story of the Largest Covert Operation in History. Atlantic Monthly Press. ISBN 0-87113-854-9. 
  7. ^ Holloway, David (1996). Stalin and the Bomb. Yale University Press. hlm. 18. ISBN 978-0-300-06664-7. 
  8. ^ Turner 1987, hlm. 23
  9. ^ Byrd, Peter (2003). "Cold War (seluruh bab)". Dalam McLean, Iain; McMillan, Alistair. The Concise Oxford Dictionary of Politics. Oxford University Press. ISBN 0-19-280276-3. Diakses tanggal 16 Juni 2008. 
  10. ^ "Russia is now a party to any Treaties to which the former Soviet Union was a party, and enjoys the same rights and obligations as the former Soviet Union, except insofar as adjustments are necessarily required, e.g. to take account of the change in territorial extent. […] The Russian federation continues the legal personality of the former Soviet Union and is thus not a successor State in the sense just mentioned. The other former Soviet Republics are successor States." United Kingdom Materials on International Law 1993, BYIL 1993, hlm. 579 (636).
  11. ^ Seventh-Day Adventist Encyclopedia M-Z, ed. Don F. Neufeld, (Maryland: Review and Herald, 1996), hal 592.
  12. ^ Schwarz,and Greenleaf, Light Bearers, hal 620.
  13. ^ King, The Nazi State and the New Religions, hal 110.
  14. ^ F.M. Wilcox, Seventh-day Adventists in Time of War, hal 58. "Origin of the Seventh Day Adventist Reform Movement,"<http://www.sdarm.org/origin.htm Diarsipkan 2010-08-15 di Wayback Machine.> (6 February 2002).
  15. ^ "Origin of the Seventh Day Adventist Reform Movement," < http://www.sdarm.org/origin.htm Diarsipkan 2010-08-15 di Wayback Machine. >(6 February 2002).
  16. ^ Erwin Sicher, "Seventh-day Adventist Publications and The Nazi Temptation," Spectrum 8 (March 1977), hal 12.
  17. ^ Schwarz,and Greenleaf, Light Bearers, hal 620.
  18. ^ ibid
  19. ^ ibid
  20. ^ King, The Nazi State and the New Religions, hal 110.
  21. ^ "Origin of the Seventh Day Adventist Reform Movement," < http://www.sdarm.org/origin.htm Diarsipkan 2010-08-15 di Wayback Machine. > (6 February 2002).

Pranala luar